Waktu terus berlalu, melesat kencang bagaikan peluru, namun tidak dengan bayangmu, semua masih nampak baru, seperti saat kita pertama kali bertemu di semester satu. Saat dimana aku mulai naksir kamu habis-habisan, dan menjadi kekasihmu adalah mimpi besarku.
Dari dulu hingga sekarang, lamunan tentangmu selalu saja indah, tak pernah samar, apalagi tercemar. Tak sadar itu sudah tahunan, dan aku masih menyimpan berjuta harapan, walau kau tak juga beri kesempatan. Namun aku masih menunggu, meskipun kau tak pernah hirau.
Aku memang bukan laki-laki romantis yang pandai merangkai puisi. Selain dirimu, rasanya tak ada lagi yang pantas di dalam hati. Getar asmara itu masih saja melekat erat tak mau lepas, seperti sudah dilem besi.
Aku tak akan mencari celah di antara kalian. Tapi jika nanti kau tak lagi dengannya, secepatnya saja hubungi aku. Namun bila saat ini kau masih setia padanya, tolong segera ambil namamu dari kisah hidupku. Setuju?
02.04.2012