Last edited by ndableg; 13-05-2011 at 01:14 AM. Reason: diprotes aslan
Kalau mau membuat jalur rel kereta api yg baru tentu bukan memotong jalur aspal melainkan beli tanah dari warga.
Nah, kesulitan pemerintah saat ini karena warga negara RI bisa punya sertifikat hak milik, maka pemerintah harus bernegosiasi harga untuk pembebasan tanah.
Biasanya warga yg tahu tanahnya akan dipakai untuk fasilitas umum akan meminta harga setinggi2nya dan membuat negosiasi menjadi alot dan berlarut2.
Kalau ada warga yg mau menjual tanahnya dengan harga murah, biasanya keburu disambar oleh spekulan, lalu spekulan2 ini yang kemudian menekan pemerintah agar membeli dengan harga mahal.
Belum lagi urusan korupsi dan mark up dalam proses pembebasan tanah, akhirnya pemerintah menjadi semakin tak berdaya.
Kalau di China, rakyat tidak boleh punya hak milik tanah, semua sewa pada pemerintah, setiap saat pemerintah butuh membangun fasilitas umum sewa tidak lagi diperpanjang, tapi untungnnya pemerintah China cukup fair dalam memberikan ganti rugi.
Ini sebabnya China mudah dan cepat sekali membuat fasilitas umum.
nb: gambar diatas saya tolong dihapus saja, message nya sudah dipahami tak perlu dipajang lama2.
setau saya rel kereta di indonesia yang double track masih jarang. kebanyakan masih single track. mangkanya lambat, karena mesti antri untuk ambil jalur. seingat saya double track selatan jawa udah dibangun mungkin lebih dari 6 atau 7 tahun yang lalu, tapi ndak tau apa sekarang sudah rampung apa belum.
klo kereta api swasta bisa ga rel nya nyewa punya kai, stasiun bikin sendiri / sewa.
kereta, gerbong dan pelayanannya yang dikerjakan sendiri diluar kai
dari beberapa stasiun kereta api yang pernah dilewati atau disinggahi,
gw merasa kok stasiun bandung paling bersih dan rapi ya,
saingannya ama stasiun yogya emang.
kalau futu dari depan mah, ratarata keliatan bersih
-----------------------
pas peresmian railway di solo,
kereta api wisata difungsikan lagi melalui tengah kota Solo.
Spoiler for ediaaan pas peresmian kemrruuyuuukk orangnya:
- just call me kokom -
Shinken & Fude… Jalan pedang dan jalan kuas, antara keharmonisan dan kekerasan kehidupan yang melebur untuk meraih kemurnian yang sempurna…
I get to actually experience what it would be like to be a psycho, which is not a fun one. For me, it suits me. It suits my personality.
bener um, sangat disayangkan
sebagai pengguna kereta setiap hari, harusnya kami2 ini dikasih reward. Angker (anak kereta) itu
1. menyukseskan program pemerintah yang berhubungan dengan perubahan iklim
2. menyukseskan program pemerintah membatasi biaya bbm bersubsidi
3. go green
4. mengurangi beban jalan raya (dengan menggunakan transportasi massal)
5. dll
Rewardnya ga usah macem2, cukup KA diperhatikan dan dijadikan salah satu solusi penting mengatasi masalah transportasi, jangan malah dianaktirikan kayak sekarang.
Kereta api diperbanyak, jalur diperbaiki-ditambah.
Membuat double track itu jauh lebih murah dari pada buat tol, soalnya jalur kereta lama kan udah ada ga usah ada pembebasan lahan lagi
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
ni masalahnya nanti Juni/ Juli ekspress pakuan mau diapus segala lagi? gimana mau diperbanyak atau dipermudah?
udah tau yang biasa/ ekonomi aja sering lelet, da gitu sering telat (pakuan juga), malah nambah masalah baru buat yang kerja atau ngejar waktu.
pernah baca dimana lupa...
intinya pemerintah indonesia lebih tepat nya sekelompok orang dipemerintahan
sudah deal dengan jepang (honda / yahama / suzuki / dll) masalah export/import kendaraan
dengan catatan indonesia tidak mengembangkan layanan transportasi massal.
coba aja bayangin berapa banyak unit mobil dan motor yang dijual diindonesia.
kenapa rakyat membeli? karena tidak ada transportasi massal yang memadai, belum mampu ada kredit. udah mampu bisa beli lebih dari 1.
coba kalau tranportasi massal memadai, orang orang lebih memilih mengalokasikan dana untuk keperluan lain (beli rumah) daripada beli kendaraan pribadi.
sebenarnya klo dilogika indonesia mampu untuk bikin transportasi massal yang bagus, sdm juga banyak sekarang S1 sudah banyak.
Gimana mau bikin jalur kalau yang naik kereta banyak yang gak mau bayar tiket. Apalagi kalau yang naik bonek, udah ada yang gak bayar, bikin kerusakan pula. Kalau ditagih, PT KAI malah dibilang lebay.
Belum lagi orang iseng melempar batu ke kaca.
Ngomong2, aku pernah bayar denda karena gak beli tiket lho..
*bangga*
Dan itu memang sengaja gak beli karena penasaran, kok tiketnya gak diperiksa. Jadi abis itu pas pulang dari UI Depok, ke arah Gondangdia, sengaja langsung naik tanpa bayar dan.. yup. tertangkap.
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
kenapa dihapus?
aku baru denger nih. kalo aku sebagai anker merasa sedikit lebih beruntung, jalurku relatif lebih deket dari pada yang ke bogor (tn.abang-serpong) dan keretanya juga cukup banyak. Penuh banget kalo yang ekonomi, tapi yang ekspress dan ac ekonomi ga terlalu empet2an (dibanding naik KA yang arah bogor, ac-nya aja penuh banget)
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Perbaikan juga butuh duit. Makanya tuh, yang naik2 di atas kereta disirami cat aja. Kalau dibalas pakai lemparan batu, biarkan aja.
Trus yang jualan di kereta, belikan rompi khusus. Gak pakai rompi, wajib punya tiket.
Keamanan jalur juga jadi masalah.
Dari masalah lempar batu sampai pencurian rel.
Mungkin seharusnya kereta antar kota dipisah manajemennya dengan kereta dalam kota. Jadi KAI mungkin seharusnya gak megang kereta dalam kota.
Eh kalau sekarang masih satu manajemen, kan?
khusus KRL manajemennya beda kayaknya
btw, emang iya kereta bogor-jkt pasti penuh, ga peduli rush hour ato ngga. Kalo naik dari arah bogor, bisa lega baru setelah lewat stasiun manggarai