Soft rape masa artinya pelaku mendatangi korban berkali2? prasaan itu artinya dilakukan lebih ke tekanan mental dari pada fisik deh, bukan frekuensi berkunjung. *so literally yah
Saya ngeliatnya sih gini: RW lalai pada kunjungan pertama karena (dengan polosnya?/berani?) datang sendirian ke kos lelaki tua yang dikiranya lelaki baik2, padahal dia adalah serigala berbulu domba. Itu aja. Kunjungan selanjutnya sudah settingan dari SS setelah dapat kesempatan intimidasi mental di pertemuan pertama. Menurut kronologis cerita, saat itu belum terjadi persetubuhan baru bujuk rayu. Jadi saya cukup yakin begitu SS test case dan dia yakin bisa dapet, selanjutnya that was just so easy to get through.
fixed
Eh apa pula ini, awalnya semangat asah mental kok jadi keok begini dalam satu post yang sama?
*gebah seren supaya balik arah
Dude...kau tinggal di mana? Kalo di budaya western saya paham sekali itu biasa, tapi tidak di Indonesia. Secara hukum kata kuncinya sudah jelas sekali: peredaran terbatas. Secara budaya dan adat istiadat, menawari gadis muda minuman beralkohol tidak sama dengan menawari mereka minum jus buah. Karena alkohol ada unsur bikin orang teler, apalagi bagi yang nggak biasa seperti perempuan Indonesia pada umumnya.
Poin yang sudah jelas bagi saya adalah:
- pemberian alkohol sebagai tanda niatan yang kurang baik
- SS gak mau tanggung jawab awalnya. sudah jelas salahnya di situ, baik ini kasus perkosaan atau suka sama suka. kalo dia tanggap, nggak akan sampe dilaporkan dan jadi bahan tontonan orang.
yang masi debatable:
- suka sama suka ato rape?
tidak bisa meyimpulkan seratus persen yang mana, tapi kemungkinan suka sama suka jauh lebih kecil dari kemungkinan rape, terutama soft rape.
saya mempertimbangkan juga poin mbok jamu, bahwa RW play victim. Bisa jadee...tapi menurut saya itu baru bener2 justified kalo keduanya di posisi bargaining power yang sama.