Pertama, selamat ya Rio. Saya tahu jalanmu panjang dan berliku untuk sampai di titik ini. Tapi ini hanyalah awal dari sebuah perjalanan baru.

Saya sudah lama mengikuti sepak terjang Rio Haryanto di GP2. Kalau dia sempat naik podium, rasanya senang sekali. Padahal kenal juga enggak. Cuma ada ikatan sama-sama orang Indonesia, itu aja. Dan itu pun sudah cukup untuk saya terus memonitor perkembangannya. Termasuk keinginannya untuk naik level setelah berprestasi cukup baik di GP2 musim kemaren. Keinginan ini disambut baik oleh beberapa tim F1. Namun Manor lah yang paling sering dikait-kaitkan dengan Rio secara serius.

Perjuangan berat dimulai dengan mencari sponsor, karena dana untuk naik kelas membengkak jadi tiga kali lipat. Nyari sponsor dalam negeri untuk dana sekian juta dolar itu udah kebayang susahnya. Halangan terutama halangan politik, padahal pihak Rio telah bertemu mulai dari Ahok sampe Presiden. Masih juga susah mendapat sponsorship dari BUMN selain Pertamina. Padahal BUMN ada seabrek, kalau Presiden sudah ngomong begitu dan menterinya turun tangan langsung masa sih nggak ada hasil sama sekali. Ya...mungkin Menteri Rini pikir tak penting yang gini ini, lebih penting proyek kereta cepat.

Pakai dana pemerintah DKI tidak bisa karena terbentur aturan, pake dana pusat terbentur DPR. Saya nggak tau persis juga sih aturan mana yang akan dilanggar, atau argumennya semata dana yang ada lebih baik untuk pembangunan atau rakyat kecil. Saya pribadi lebih rela dana pemerintah untuk Rio balapan daripada bayarin gaji anggota DPR yang kerjanya nggak jelas juga apa isinya selain teriak-teriak di media memakai data asal-asalan cuma supaya tetap eksis. Upsss... tentu tak semua begitu, tapi yang oknum jumlahnya sudah kebanyakan. Belum lagi oknum anggota dewan yang tak pernah terekspos namanya di berita mana pun. Kerja juga enggak, eksis juga enggak. Gaji jalan terus. Itu tuh kayak suami mantan artis cilik yang cantik banget.

Sebenarnya bisa dihitung, ketika Manor terus menunda mengumumkan pembalap mereka, bahwa mereka menunggu Rio yang sedang berjuang mencari sponsor. Kalo enggak, ngapain terus menunda sementara tim-tim lain jauh-jauh hari telah mengumumkan line up mereka. Dealine sudah lewat beberapa kali, sampai perwakilannya sowan ke Jakarta untuk mendapatkan jaminan pemerintah. Di lain pihak, Rio dikabarkan tahajud terus.

Hari ini akhirnya kabar baik itu datang. Duh semoga bukan hoax ya. Tutup kupingmu dari omongan negatif. Selamanya selalu akan ada yang tidak suka terhadap orang-orang yang berprestasi. Namun saya tahu Rio akan maksimal di balapan. Caranya berusaha meretas jalan menuju F1 sudah membuktikannya. Kalau soal hasil nantinya, itu urusan Tuhan. Bagi manusia, dan saya yakin Rio paham ini karena dia menjalankannya, urusan manusia itu di prosesnya. Dan selama berproses, hasil apa pun tak ada yang namanya sia-sia.