Quote Originally Posted by teeya View Post
Yg ngebully temen main di rmh noddles. Dan kmrn mrk udah main bareng lg... *Elapelap
Sarannya dokter [MENTION=1387]sheva[/MENTION] emang bener tuh, jadi ortu emang harus bisa jadi temen deket yang terpercaya. Bagus banget kalo bisa dimulai dari sekarang, kasih perhatian yang cukup, dapetin kepercayaan si anak, dengerin cerita-cerita keseharian dan fantasi-fantasinya dan dibarengi dengan proses format ke otak si anak agar mereka bisa menjadi anak yang bisa membedakan "do" and "don't", menjadi anak yang baik, sopan dan santun. At least it works for my nephews and nieces. Begitu ada (siapapun gak tua dan muda) yang ada yang ngomong ato berkelauan kosor, jorok, gak sopan dan membahayakan. Mereka akan tau itu salah, bilang ke kami dan mengoreksinya

Quote Originally Posted by teeya View Post
Skrg aku mlh bingung mo ngomong sm emaknya. Lah anaknya dah main brg. Jd bingung cara ngomongnya. Td Adnan disamper lg. Dipersuasi utk main aja tanpa mandi dl. Adnannya kesel disuruh gitu, dan dia keliatan lega aku suruh mandi di dpn mereka.

Begitu mereka pulang, Adnan tetep nonton tivi. Smp akhirnya mereka jemput, Adnan baru mandi dgn wajah kesel. Aku bilang sm Adnan, kl dia gak mau main, bilang aja aku gak mau main. Nah km mau main gak? Dia blg mau. Ya sud aku gak komen lg.
Real case nih..

Ponakan gw kelas 1 SD. Dia punya temen barengan naik ojek sama-sama kelas 1 di sekolah yang sama. Keduanya sama-sama cewek. Temen dia ini sering banget meminta uang jajan kepada ponakan gw itu. Asumsi kami si anak itu emang sengaja diberikan uang jajan yang minim, agar tidak jajan sembarangan. Salah satu bentuk didikan ke ponakan gw adalah untuk saling berbagi, sehingga ponakan gw sering banget berbagi kepada temennya itu. Sampai pada suatu waktu, si temen ini berani secara lancang dengan mengambil uang saku langsung dari sakunya ponakan gw. Sekali, dua kali ponakan gw ini gak cerita dan sampai akhirnya dia akhirnya cerita kepada uminya dan kami bahwa temennya kerap melakukan mengambil uang sakunya itu. Reaksi awal uminya tentu saja marah, spontan. Kemudian si uminya dengan tutur bahasa yang halus -plus senyuman- memberi tahu kepada ponakan gw bahwa apa yang dilakukan oleh temennya itu adalah salah. Dia harus berani berkata "tidak" dan menolak. Kami percaya bahwa ponakan gw itu akan ngomong, menasihati dan mencegah temennya untuk melakukan hal yang sama, tapi hasilnya? belum tentu berhasil tho? maka kami menyarankan untuk memindahkan uang sakunya jangan ditaruh di saku, agar temennya itu gak merogoh secara lancang lagi. Temennya gak kalah cerdik, laiknya seorang polisi kata ponakan gw dia sempet menginterogasi soal uang saku. Untuk yang satu ini, plan A : dengan sangat terpaksa kami harus mengajarkan kebohongan kepada ponakan gw itu bahwa jika ketemu dengan anak itu bilang saja uang sakunya sudah habis, atau plan B : uang sakunya mending dihabisin saja sendiri sebelum ktemu dengan si anak itu

Quote Originally Posted by teeya View Post
Adnan emang kurang percaya dirinya. [MENTION=1387]sheva[/MENTION] Gmn ya ngebangun kepercayaan diri pd anak?
Pujian, tapi harus dalam takaran yang tepat, gak lebay. Soalnya pujian yang terlalu lebay akan bikin si anak seolah-olah hebat banget dan jadinya anak dominan

Errrr btw [MENTION=754]teeya[/MENTION] ini eks member ekilat juga ya? kok tau [MENTION=58]gandrung[/MENTION] ?

Quote Originally Posted by BundaNa View Post
ngomong sama emaknya yang ngebully sia2 ya? pernah saya ngelaporin ke gurunya, eh gurunya langsung menegur ortunya, karena emang ini anak yang doyan ngebully temennya udah over dosis buat ukuran anak umur 7 tahun. Eh emaknya ga terima, malahs ibuk nyari tahu siapa yang ngelaporin anaknya, ga mikir gimana caranya membenahi anaknya biar ga jadi tukang bully
Nih ini nih, bukan bermaksud menggeneralisir, tapi realitanya gw sering banget nemuin emak-emak macem begini. Kalo anaknya 'dominan' atas anak-anak yang lain, itu adalah suatu kebanggaan. padahal dominan di sini belom tentu dalam arti positif