Quote Originally Posted by cha_n View Post
tapi kalau yang ngomong gitu emang ahlinya, contoh dosennya rumus, wamen yang meninggal kemaren, gw sih percaya.
kita emang udah keluar juga dari OPEC, itu salah satu indikasi emang minyak kita udah makin dikit, ngapain maksa pake BBM. mending segera cari alternatif
belum tentu juga, Bund...
almarhum wamen ini gw lihat sangat idealis, bahkan
cenderung akademik... sehingga gw meragukan ka
lau dia kenyang pengalaman asam-garam dunia per
minyakan.

gw sih hidup dari minyak bumi, kalau gw ngga "mur
tad" dari arahan orang tua gw, gw bakalan jadi ge
nerasi ketiga dari perusahaan penghasil minyak ter
besar di Indonesia...

Kakek gw adalah driver, saat Richard "Dick" Hopper
keliling-keliling meninjau kembali lapangan Minyak
Minas yang ditemukannya... dari cerita beliau, gw
mendengar kisah-kisah petualangan pemburu mi
nyak bumi sejati ala Harry Stemper di Armageddon.

Bapak gw sendiri adalah Pumper selama 20 tahun
dari 34 tahun masa kerjanya... dan dia tahu persis
Lapangan Zamrud Pedada punya produksi rata-rata
sekian barell selama kurun waktu 5 tahun terakhir
sebelum pengembalian konsesi kepada Pertamina,
yang ketika dikelola PT Bumi Siak Pusako, langsung
anjlok kurang dari setengahnya... bukan karena mi
nyaknya sudah habis, tapi etos kerja operator yang
baru tidak cukup untuk mengangkat minyak dalam
jumlah yang relatif sama.

oh ya... selama 10 tahun terakhir sebelum pensiun,
bapak gw juga menjadi mentor bagi belasan fresh
graduate almamaternya Rumus

ohya... teman-teman sepermainan gw dari kampung
gw, banyak yang bekerja disektor perminyakan, bia
sanya perusahaan Asing yang beroperasi di Indone
sia..... dan salah satu fakta menarik adalah, peta-
peta geologis hasil pemetaan ternyata banyak dipal
sukan untuk menutupi eksistensi cadangan-cadang
an minyak yang cukup besar.

persoalan mendasar dalam produksi minyak bumi da
lam negeri adalah 1) Pertamina yang tidak pernah
menjadi World-Class Company dan 2) Iklim investasi
perminyakan yang masih rendah.