Aku merasakan nafas kami semakin berkejaran. Detak jantungku tidak beraturan dan terasa akan pecah. Tapi laki-laki itu bukan seorang b4jingan. Dia tahu dimana dia harus meletakkan tangannya dan kapan dia harus berhenti. Wajah kami bersemu merah dan dari jarak sedekat ini, aku dapat menelusuri wajahnya dengan bulu mataku. Harum tubuhnya mengental, bercampur dengan wewangian tanaman yang masih basah oleh embun, pagi itu. Junot, untuk pertama kalinya aku berpikir bagaimana melalui malam didalam pelukanmu. Untuk pertama kalinya aku sadar kepada siapa aku berhasrat. Aku ingin merasakan cinta. Ini bukanlah ciuman pertamaku. Tapi geloranya membuat denyut nadi terasa membakar kulit. Junot, aku ingin tua dan mati dalam pelukanmu. Mencintaimu, adalah menjadikanmu satu-satunya wajah yang akan aku kenang kala ajal datang menjemputku.


~ Daisyflo, a novel. Episode Tara.