Page 1 of 4 123 ... LastLast
Results 1 to 20 of 61

Thread: Mata pencaharian di kampung

Hybrid View

Previous Post Previous Post   Next Post Next Post
  1. #1
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417

    Mata pencaharian di kampung

    Don't get me wrong, I love my job but sometimes I just want to do absolutely nothing. Paling buka-buka KM, cari video yang lucu-lucu di Youtube. Atau mungkin sebenarnya I don't really love my job, I'm just used to doing it, it's my routine. The money is good but I am bored.

    Ingin ke Indonesia dan tinggal di kampung. Buka sekolah lengkap dengan workshopnya dengan modal tabungan dan dana pensiun. Anak-anak yang ndak mampu bisa sekolah gratis. Tapi apakah bisa bertahan? Sampai kapan? Bagaimana ketika anak-anak itu lulus sekolah? Kerja di mana mereka? Kalau semua ke kota maka kampung akan kembali sepi.

    Apakah bisa menetap dan bekerja membangun kampung? Di kampung orang bekerja apa saja? Ada yang bisa cerita-cerita?

  2. #2
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Wow... you're in third-life crisis there, Mbok (not mid life )...

    Anyway, fokus ke kampung... crisis-nya di thread tersendiri aja...

    Saya buka peternakan sapi perah di Cimande, alhamdulillah hasilnya lumayan. Cita-cita saya itu buat tambahan kuliah anak-anak dan tempat leyeh-leyeh pas pensiun nanti. Selain itu saya buka kebun sayur di Garut.

    Secara umum kampung adalah tempat yang ditinggalkan, Mbok. Tidak banyak yang bisa dilakukan tanpa datangnya investasi dari kota. So if you're considering coming down there, you'll be welcomed. Tapi a bit of advise, it is not easy. Jangan dibayangkan orang kampung sebagai manusia lugu jujur seperti kisah kabayan. Some of them are 'well developed' and I learned it the hard way.

    If it is peace you're looking for, Mbok... you can find it only within yourself... kampung can refresh... yes, but not an escape pod.
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  3. #3
    Saya sarankan peternakan.
    Sepertinya peternakan masih belum digarap serius di Indonesia.
    Kalo pertanian (perkebunan) sih rasanya sudah.

    ---------- Post Merged at 01:00 PM ----------

    Secara umum kampung adalah tempat yang ditinggalkan, Mbok. Tidak banyak yang bisa dilakukan tanpa datangnya investasi dari kota. So if you're considering coming down there, you'll be welcomed. Tapi a bit of advise, it is not easy. Jangan dibayangkan orang kampung sebagai manusia lugu jujur seperti kisah kabayan. Some of them are 'well developed' and I learned it the hard way.
    Coba di share cara mengatasinya Mbah Alip.
    Sepertinya ini juga alasan terbesar saya hingga
    belum juga invest di desa asal saya.

  4. #4
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    mau banget balik ke daerah. (ga harus kampung sendiri. pokoknya ga di kota gede)
    tiap saya tugas keliling, selalu cari info gimana kondisi kalau tinggal di sana. pas ke manado tanya soal kerukunan beragama, trus diceritakan soal masyarakat da potensi daerahnya sama kepala bapeda sana. kayaknya seru juga. pas ke palangkaraya juga gitu jadi ngiri deh sama mereka. ke kantor cuma 5 menit. tanah masih segede lapangan sepak bola per orang itu di kota lho.
    juga di daerah2 lain.

    cuma harus memperhatikan juga. ga semua daerah aman. ada daerah yang biaya hidup tinggi. ada yang social cost besar, ada yang masyarakat nya yang fleksibel dst.
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  5. #5
    Chief Cook GiKu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    10,315
    Quote Originally Posted by cha_n View Post

    cuma harus memperhatikan juga. ga semua daerah aman. ada daerah yang biaya hidup tinggi. ada yang social cost besar, ada yang masyarakat nya yang fleksibel dst.
    di kampung bapak gw, kalo hajatan bener2 menguras celengan

  6. #6
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by Alip View Post
    Wow... you're in third-life crisis there, Mbok (not mid life )...

    Anyway, fokus ke kampung... crisis-nya di thread tersendiri aja...

    Saya buka peternakan sapi perah di Cimande, alhamdulillah hasilnya lumayan. Cita-cita saya itu buat tambahan kuliah anak-anak dan tempat leyeh-leyeh pas pensiun nanti. Selain itu saya buka kebun sayur di Garut.

    Secara umum kampung adalah tempat yang ditinggalkan, Mbok. Tidak banyak yang bisa dilakukan tanpa datangnya investasi dari kota. So if you're considering coming down there, you'll be welcomed. Tapi a bit of advise, it is not easy. Jangan dibayangkan orang kampung sebagai manusia lugu jujur seperti kisah kabayan. Some of them are 'well developed' and I learned it the hard way.

    If it is peace you're looking for, Mbok... you can find it only within yourself... kampung can refresh... yes, but not an escape pod.
    I am in peace, Oom. Wiken leyeh-leyeh di rumah, main dengan doggies, nonton film kartun, that's my escape pod. Tapi entah kenapa tadi rasanya bosan banget, pikiran jadi melayang-layang, wondering where I was heading to.

    Kenapa peternakan sapi? Ndak takut dengan wabah sapi gila? Siapa yang mengelola peternakan tsb? Kenapa di Cimande dan Garut? Apakah karena Oom atau nyonya orang sana?

    Bagaimana supaya orang kota atau seorang asing bisa diterima orang-orang di kampung?


    Quote Originally Posted by danalingga View Post
    Saya sarankan peternakan.
    Sepertinya peternakan masih belum digarap serius di Indonesia.
    Kalo pertanian (perkebunan) sih rasanya sudah.

    ---------- Post Merged at 01:00 PM ----------

    Coba di share cara mengatasinya Mbah Alip.
    Sepertinya ini juga alasan terbesar saya hingga
    belum juga invest di desa asal saya.
    Wah.. Dana mau invest juga ya. Rencananya mau invest apa? Cerita-cerita dong..

    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    mau banget balik ke daerah. (ga harus kampung sendiri. pokoknya ga di kota gede)
    tiap saya tugas keliling, selalu cari info gimana kondisi kalau tinggal di sana. pas ke manado tanya soal kerukunan beragama, trus diceritakan soal masyarakat da potensi daerahnya sama kepala bapeda sana. kayaknya seru juga. pas ke palangkaraya juga gitu jadi ngiri deh sama mereka. ke kantor cuma 5 menit. tanah masih segede lapangan sepak bola per orang itu di kota lho.
    juga di daerah2 lain.

    cuma harus memperhatikan juga. ga semua daerah aman. ada daerah yang biaya hidup tinggi. ada yang social cost besar, ada yang masyarakat nya yang fleksibel dst.
    Terus-terang mbok agak takut membayangkan ke kampung with a white man standing next to me. I don't know what to expect tapi mbok juga ndak mau menua dan membusuk di kota, hanya menunggu malaikat maut, ndak memberi manfaat apa-apa bagi orang lain.

    Pernah ingin ke Bukittinggi karena sudah beberapa kali ke sana dan rasanya damai banget. Kalau Chan ingin di mana?

    Quote Originally Posted by GiKu View Post
    di kampung bapak gw, kalo hajatan bener2 menguras celengan
    Wedding catering?

  7. #7
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    Tapi entah kenapa pernah ingin ke Bukittinggi karena sudah beberapa kali ke sana dan rasanya damai banget. Kalau Chan ingin dimana
    pingin di blitar. kampung mas david.
    di jawa itu biaya hidup murahhhhh banget dibanding sumatra (kampung papaku)
    usaha bertani atau koi (blitar terkenal sentra budidaya koi)

    peternakan sapi itu oke kalau ada orang yang bisa dipercaya.
    ortu saya pernah coba di sumatra kampung mama. ya gitulah dibilang sapinya sakit ini itu. modal habis ga jelas.
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  8. #8
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    I am in peace, Oom. Wiken leyeh-leyeh di rumah, main dengan doggies, nonton film kartun, that's my escape pod. Tapi entah kenapa tadi rasanya bosan banget, pikiran jadi melayang-layang, wondering where I was heading to.
    Glad that you're still one piece, Mbok... yet, it is apparent that you're going to need another adventure in your life. Ibarat baju, yang sekarang udah kekecilan.

    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    Kenapa peternakan sapi? Ndak takut dengan wabah sapi gila? Siapa yang mengelola peternakan tsb? Kenapa di Cimande dan Garut? Apakah karena Oom atau nyonya orang sana?
    Cimande dan Garut karena memang disitulah sentra dari produk-produknya. Bukan sentra utama, tapi mulai banyak tumbuh, ibarat saham, saya riding the raising bull. Selain itu kedua lokasi itu masih terjangkau dari Bogor tempat saya tinggal, jadi kalau mau periksa setiap minggu masih bisa. Sekalian ngajak anak-anak libur, mereka betah nginep di kandang sapi atau di samping Green House.

    Sapi karena sektor ini masih belum berkembang baik. Dulu sih ketika presiden kita sendiri adalah peternak, banyak peternak rakyat yang cukup makmur, tapi sekarang agak sulit kalau dengan modal kecil. Apalagi sekarang mafia susu betul-betul sudah membahayakan. Dalam kasus saya, hasil susu sebagian besar saya jadikan produk olahan dan dipasarkan langsung, demi mencegah kontak dengan koperasi susu yang nyebelin.

    Begitu pula Garut. Saya tanam sayur kelas elit seperti paprika, timun Jepang, dan sejenisnya di kaki Gunung Papandayan. Harapannya harga mereka tidak terlalu volatile seperti kentang, wortel, dan teman-teman sayuran yang termasuk komoditi (itu loh, yang kalau di radio "harga cabe keriting di pasar Turi, dua ratus perak")

    Semua digarap oleh teman-teman dari IPB dulu. Lumayanlah jejaring lama masih berlaku. Ada manajer yang tinggal di tempat, juga mess untuk pekerja. Buat saya sendiri ada bungalow kecil untuk leyeh-leyeh. Semua dikelola sesuai dengan keilmuan yang didapat di kuliahan, misalnya data genetik sapi, jadwal kunjungan keswan, dan macam-macam. Malah dokter hewan dari dinas setempat (cewek single) sedang menimbang-nimbang untuk tinggal di tempat saya saja, daripada kost di dekat kantornya. Yang di Garut juga lengkap dengan daftar dan jadwal perlakuan. Ada penasihat yang tinggal di sana, pensiunan dari Balai Penelitian Tanaman di Cimanggu.

    Untuk mencegah penyakit, peternakan dan green house saya tempatkan jauh dari lingkungan masyarakat. Jadi tidak ada perbauran ternak atau sayuran.

    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    Bagaimana supaya orang kota atau seorang asing bisa diterima orang-orang di kampung?
    Itulah gunanya teman-teman IPB tadi. Mereka semua rata-rata pernah tinggal di lokasi-lokasi tersebut, baik ketika KKN, PKL, ataupun kerja sebagai penyuluh. Jadi kehadiran mereka yang menjadi saluran komunikasi saya ke masyarakat. Yah, ada sedikit biaya sih, misalnya dari kas peternakan saya pakai sedikit untuk penerangan jalan. Selain itu tentu saja, saya menggunakan tenaga lokal anak-anak muda sana.

    ...cara lain sih, ya pakai tukang pukul seperti di sinetron-sinetron

    But truly,
    Saya sendiri tidak tertarik untuk pindah ke desa setelah pensiun. Saya akan pensiun di tempat saya tinggal terakhir saja. Soalnya lama kelamaan saya mempercayai kata-katanya Emha Ainun, "kampung halaman adalah tempat singgah, tapi tidak untuk tinggal"... kita sudah mendirikan rumah di tempat lain, tempat yang dulunya kampung halaman bukan lagi tempat untuk kita. Home is where your heart belong.
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  9. #9
    Chief Cook GiKu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    10,315
    kampung ndeso
    gak pake catering
    semua dibantu tetangga, tapi kalo hajatan gak cukup 1 hari
    dan kalo ngundang bisa beberapa kampung

  10. #10
    Quote Originally Posted by GiKu View Post
    kampung ndesogak pake cateringsemua dibantu tetangga, tapi kalo hajatan gak cukup 1 haridan kalo ngundang bisa beberapa kampung
    bener..kawinan tujuh hari tujuh malem. hari ni dirumah cewek besok dirumah cowok. ada banyak nyawer2..ya pengantin nyanyi ya besan nyanyi..kado..amplop kudu berkali2 belum lagi abis pesta ada acara lelang kue..masak bolu+ayam goreng tok harganya paling murah 500rb. ckckck. kalah tu makanan restoran.

    ---------- Post Merged at 09:54 PM ----------

    Quote Originally Posted by GiKu View Post
    kampung ndesogak pake cateringsemua dibantu tetangga, tapi kalo hajatan gak cukup 1 haridan kalo ngundang bisa beberapa kampung
    bener..kawinan tujuh hari tujuh malem. hari ni dirumah cewek besok dirumah cowok. ada banyak nyawer2..ya pengantin nyanyi ya besan nyanyi..kado..amplop kudu berkali2 belum lagi abis pesta ada acara lelang kue..masak bolu+ayam goreng tok harganya paling murah 500rb. ckckck. kalah tu makanan restoran.

  11. #11
    Wah.. Dana mau invest juga ya. Rencananya mau invest apa? Cerita-cerita dong..
    Ternak sapi mbok.

  12. #12
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Hmm.. Baik.. Mbok mau cari ilham, semedi dulu.

  13. #13
    peternakan sapi itu oke kalau ada orang yang bisa dipercaya.
    ortu saya pernah coba di sumatra kampung mama. ya gitulah dibilang sapinya sakit ini itu. modal habis ga jelas.
    Nah, ini kejadian juga di tempat saya. Mungkin nanti ternaknya pas sekalian kalo dah pulang ke desa aja kali yak.

  14. #14
    ★★★★★ itsreza's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    10,216
    di kampung usaha tanpa ga diawasi sendiri atau punya orang
    kepercayaan ga mudah, apalagi bukan warga asli tempat itu.
    punya kolam ikan, ikan cepet abis, mati, langsung digoreng
    pelihara ayam dan bebek, keliatan teler, langsung dipotong
    tanam umbi-umbian, sebelum panen udah dicabutin, pohon
    pisang, baru muncul jantungnya, udah disayur. pohon bambu,
    dipotong para tetangga buat pagar. belum lagi ditambah biaya
    sosial yang tinggi

  15. #15
    pelanggan setia serendipity's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    4,775
    Di kampung itu sebenernya banyak yg bisa di olah kok mbok. Apalagi kampung mbok di sumatra, tanah disana subur dan bagus

    Tapi kembali lagi usaha disana gak mudah, karna ternyata orang disana udah banyak yg perhitungan soal tenaga dan gak sepolos yg kita bayangkan

    Kalo mau usaha disana perhatikan SWOT, jadi ketika kita memulai dan menemukan masalah gak kaget dan bisa mengatasinya

    Dulu sih saya pernah bikin resto kecil kecilan ama temen, cuma gak bisa memuaskan hasilnya.. karna modalnya minim banget, pegawainya juga cuma dua orang.. selebihnya kita yg ikut serta jadi pembantu

    Di kampung sebenernya masih banyak yg bisa di gali, pernah mama ke kampung dan mengolah singkong.. ternyata orang sana gak tau singkong itu enak dimakan. Yah believe it or not, masih ada yg menganggap remeh singkong itu enak. Padahal sik di jakarta singkong bisa diolah sehingga harganya mahal

    Jadi menurutku kalo mbok mau buka skolah, ambil dananya dari hasil menjual ubi, singkong, buah-buahan.. pasti menghasilkan.
    You were born with the ability to change someone's life - don't ever waste it.

  16. #16
    Baca komen seren jadi kepikiran.
    Mungkin membuat usaha pengolahan
    yg bahan bakunya dari desa boleh juga tuh.

  17. #17
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    mbok kan punya link di manca negara, pulang kampung menggarap potensi kampungnya....misal songket didesain jadi lebih modis, jual deh ke luar negeri

  18. #18
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    orang kampung orang polos? Suatu kesalahan besar berpikir seperti itu

    mereka jauh lebih perhitungan sampe ke seratus perakpun mereka perhitungkan hidup dan mati

    orang kota mau buka usaha di kampung? Siap-siap saja bakal diperas dari segala arah penjuru mata angin
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  19. #19
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    saya dulu sering juga kepikiran seperti mbok
    banyak "grand" ideas, mo ini mo itu kalo balik ke kampung, yang intinya giving back to the community.
    niatnya sih bagus. tapi jangan kecewa ntar sama realitanya, dan harus bisa lapang menerima kekecewaan kalo ternyata realita tidak sesuai dengan rencana2 'grand' tadinya. jadi harus bisa fleksibel untuk terus tweak formulanya, dan adaptasi. first of all, mentalitas dan cara berpikir akan sangat berbeda. sometimes it's not about right or wrong, tapi beda aja, antara 'orang kota' dan 'orang kampung'. dan saya sangat setuju dengan yuki, jangan menganggap orang kampung itu polos2 dan bisa diini itu.

    kalo mbok serius tertarik dengan ini, kupikir ada bagusnya membaca2 buku mengenai social studies, khususnya tentang berbagai macam organisasi non-profit, model2nya, dan struktur2nya. melakukan hal seperti ini kupikir sedikit sebanyak seperti entrepreneurship, but with a twist. so it's always good belajar dari yang sudah ada, yang terkadang akan memberikan ide


    on another note,
    bbrp waktu yang lalu saya sempat baca berita dari AP news mengenai peternakan sapi di indonesia, sepertinya masih blom begitu mateng. mungkin bisa ikut membantu

    http://bigstory.ap.org/article/indon...ficiency-drive

  20. #20
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Terus-terang mbok agak takut membayangkan ke kampung with a white man standing next to me. I don't know what to expect tapi mbok juga ndak mau menua dan membusuk di kota, hanya menunggu malaikat maut, ndak memberi manfaat apa-apa bagi orang lain.

    Pernah ingin ke Bukittinggi karena sudah beberapa kali ke sana dan rasanya damai banget. Kalau Chan ingin di mana?
    kebetulan tante gw tinggal dikampung, semua tanah
    warisan HPT keluarga dikelola oleh beliau bersama su
    aminya, nyokap gw tinggal dapat jatah sekian setiap
    kali habis panen

    sejak menikah 20 tahun silam, Tante gw dengan Sua
    minya berkomitmen untuk bertani, berkebun dan beter
    nak. Saat ini yang menjadi fokus beliau dan suaminya
    adalah beternak sayur-mayur dan palawija. Seiring de
    ngan membaiknya transportasi di kampung gw, kini be
    liau mensuplai sayuran di beberapa rumah makan dise
    kitar Maninjau, Lawang, Sungai Landir, Matur.

    dalam bisnis ini, Tante gw ngga mengandalkan dari ke
    bon sendiri, tapi juga membeli dari tetangga-tetangga
    sekampung, dan mengambil komisi 3-5 hasilnya sih
    lumayan....

    untuk kondisi Mbo Jamu, gw yakin akan lebih menarik,
    apalagi kalau disertai idealisme membangun perekono
    mian kampung vs para tengkulak

Page 1 of 4 123 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •