yup kayaknya resmi nih 2 kuda pacu
pks udah gabung ke gerindra, dan kayaknya golkar ke pdi-p.
demokrat jadi penonton
kacian DI, gita dll yg ikut konvensi demokrat, udah keluar duit buat kampanye legislatif eh manyun kayak bang aji
---------- Post Merged at 09:24 AM ----------
jawa pos masih belum nyerah
saus :http://www.jawapos.com/baca/artikel/1071/Dahlan-dan-Mahfud-Cawapres-Paling-Potensial
Dua kandidat capres yang hampir pasti maju pada pilpres 9 Juli nanti, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sama-sama belum menetapkan kandidat cawapres yang mendampinginya. Survei Founding Fathers House (FFH) terbaru mengungkapkan, Dahlan Iskan dan Mahfud M.D. merupakan dua kandidat cawapres paling potensial jika dipasangkan dengan capres PDIP maupun Gerindra tersebut.
Ketika disimulasikan untuk pilpres mendatang, ada empat pasangan capres-cawapres yang bertarung. Duet Jokowi-Dahlan Iskan mendapat dukungan paling banyak dari publik. Yaitu, 41,83 persen. Tingkat elektabilitas tersebut mengungguli kemungkinan duet Jokowi dengan sejumlah kandidat lain.
Di bawah Jokowi-Dahlan, terdapat Jokowi-Jusuf Kalla dan Jokowi-Mahfud M.D. Masing-masing mendapat dukungan 40,73 persen dan 40,55 persen. Kemudian, berturut-turut menyusul Jokowi-Hidayat Nur Wahid (37,43 persen), Jokowi-Hatta Rajasa (35,04 persen), Jokowi-Pramono Edhie Wibowo (31,92 persen), Jokowi-Suryadharma Ali (31,83 persen), dan Jokowi-Ryamizard Ryacudu (30,09 persen).
”Melihat komposisi itu, Jokowi harus pintar dan benar saat memilih wakilnya. Kemungkinan kalah masih terbuka,” ingat peneliti senior FFH Dian Permata saat memaparkan hasil survei lembaganya di kantor FFH, Jl Prapanca Raya, Jakarta, Kamis (15/5). Kekalahan, lanjut dia, sangat terbuka ketika di satu sisi Jokowi salah memilih wakil, dan di sisi lain, lawannya justru tepat dan benar memilih wakilnya.
Kemudian, saat Prabowo disimulasikan dengan didampingi sejumlah nama tokoh, nama Dahlan dan Mahfud M.D. juga tetap berada di papan atas. Namun, kali ini giliran Mahfud M.D. yang memimpin. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu saat disandingkan dengan Prabowo mendapat dukungan 30,18 persen.
Menempel di posisi berikutnya, Prabowo-Dahlan Iskan dengan 29,81 persen. Kemudian, berturut-turut Prabowo-JK (28,07 persen), Prabowo-Hidayat Nur Wahid (25,68 persen), Prabowo-Hatta Rajasa (23,11 persen), Prabowo-Pramono Edhie Wibowo (21,00 persen), dan terakhir Prabowo-Suryadharma Ali (18,99 persen).
”Dahlan, Mahfud, dan JK sangat tinggi jika disimulasikan dengan keempat capres, baik saat disandingkan ARB (Aburizal Bakrie, Red), Jokowi, Prabowo, maupun Pramono Edhie,” kata Dian. Ketiganya, tambah dia, juga saling mengalahkan jika dipasangkan dengan simulasi terhadap keempat capres yang ada.
Simulasi untuk pendamping capres Partai Golkar ARB, Mahfud M.D. kembali tampil teratas. Urutannya adalah ARB-Mahfud M.D. (18,44 persen), ARB-Dahlan Iskan (16,78 persen), ARB-Hidayat Nur Wahid (14,58 persen), ARB-Hatta Rajasa (12,29 persen), dan ARB-Suryadharma Ali (10,27 persen).
Simulasi terakhir terkait kemungkinan majunya ipar ketua umum DPP Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, sebagai capres poros koalisi keempat. Pramono Edhie -JK di tempat teratas dengan 14,77 persen. Kemudian, Pramono Edhie-Mahfud M.D. (13,11 persen), Pramono Edhie-Suryadharma Ali (8,16 persen), Pramono Edhie-Hatta Rajasa (7,52 persen), dan terakhir Pramono Edhie -Hidayat Nur Wahid (6,97 persen).
”Fakta ini harus diperhatikan dan jadi pertimbangan para capres,” tandas Dian kembali.
Survei FFH tersebut dilaksanakan pada 11 April hingga 14 Mei di 34 provinsi. Dengan jumlah responden 1.090 orang, survei memiliki margin of error plus minus 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, Ketua KPK Abraham Samad benar-benar membuka peluang bagi para calon presiden untuk melamarnya menjadi cawapres. Belakangan ini namanya disebut-sebut sebagai kandidat capres Jokowi.
Meski beberapa waktu lalu para pimpinan komisi antirasuah berharap agar dia tetap di KPK, pria asal Makassar itu terus memberikan sinyal. Malah, dia menyebut sudah mendapat restu lembaga yang dipimpinnya. Kemarin dia mengklaim tidak ada penolakan dari internal KPK. Jadi, kalau kabar santer bahwa dia akan dilamar Jokowi menjadi wakil, Samad dipastikan siap. Tidak hanya soal restu yang didapat. Dalam ucapannya seolah-olah komisioner lain juga memberinya wejangan.
”Saya sudah tanya pimpinan KPK yang lain, nggak ada masalah. Misalnya, pimpinan KPK itu di mana pun, di mana pun orang-orang KPK berada, yang penting dia bisa membawa misi pemberantasan korupsi,” ujar Samad.
Dia kembali mengungkapkan keterbatasannya sebagai manusia. Kalau takdir sudah menggariskannya untuk menjadi wakil presiden, dia tentu tak bisa menolak. Begitu juga sebaliknya, seorang Abraham Samad tidak bisa mengatur takdir dirinya sendiri.
Lebih lanjut dia mencontohkan beberapa alumnus KPK yang tetap berjuang memberantas korupsi meski tidak lagi bermarkas di Jalan Rasuna Said Kavling C1. Misalnya, M. Jasin, mantan wakil ketua yang kini berkiprah di Irjen Kementerian Agama. Lantas, Haryono Umar, mantan wakil ketua yang menjadi Irjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Begitu juga mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki yang pernah menjadi wakil kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Menurut dia, setelah tidak lagi di KPK, mereka tetap memiliki fungsi strategis dalam pemberantasan korupsi. ’’Di mana pun kita berada, misi yang harus kita bawa dan tidak pernah akan hilang dari diri kita sudah menyatu,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Zulkarnaen meminta Samad memegang komitmen untuk menjadi pimpinan KPK. Alasannya, kasus yang dihadapi saat ini begitu banyak. Di samping itu, pada akhir tahun ini Busyro Muqoddas tidak bisa lagi bersama KPK karena masa tugasnya sudah berakhir.