Ini orang kok ya kalau ngomong asal nyablak ya ?
Waktu gempa dan tsunami Mentawai, ngomongnya : " Siapa suruh tinggal di tepi
pantai.."
Dia juga paling ngotot soal gedung trilyunan anggota dewan biar -ngakunya-
kinerja mereka lebih baik.
Omongan teranyarnya soal gedung ketika diprotes sana-sini adalah : " Rakyat biasa
jangan membahas pembangunan gedung baru. Hanya orang-orang elite, orang2
pintar yang bisa diajak membicarakan masalah ini. Rakyat biasa dari hari ke hari,
yang penting perutnya berisi, kerja, ada rumah, ada pendidikan, selesai. Jangan
diajak urus yang begini. Urusan begini, ajak orang2 pintar bicara, ajak kampus
bicara.." (editorial Kompas 4/4/11)
Terhadap LSM yang mengeritik gedung tersebut : " DPR ini representasi rakyat, tapi
LSM itu perwakilan mana ? Dipilih oleh rakyat ? Masak kita hasil pemilu dikalahkan
oleh ormas-ormas ? " (editorial yang sama)
Jadi logika Marzuki nan pintar ini :
1. Rakyat bukan orang pintar
2. Urusan gedung bukan urusan rakyat
3. LSM bukan suara rakyat
4. Dirinya adalah elite = pintar = tahu soal gedung
5. Tidak ada hubungan gedung dengan kesejahteraan rakyat
Kenapa sih orang ini paling ngotot bangun gedong ? Apa sebenarnya otaknya
emang mengalami degradasi karena ruang kerjanya yang terasa sempit ?
Rasanya masih banyak omongan kumur-kumurnya yang asbun, tapi saya lupa
apa saja.