Saus kacang: http://gosipgarut-online.com/aceng-f...h-darinya.html
Aceng Fikri Akui SMS yang Dikirimkan ke Fany Adalah Darinya
Bupati Garut Aceng HM Fikri angkat bicara. Menyoal meruyaknya pemberitaan mengenai dirinya yang melakukan pernikahan sekaligus penceraian lewat pesan singkat (SMS) terhadap Fany Octora (18), Jum’at sore (23/11) mengadakan keterangan pers dengan sejumlah wartawan di rumah dinasnya Gedung Pendopo Jalan Kian Santang, Garut. Dari sekian banyak pernyataannya yang mengupas mengapa kasus perceraian lewat SMS itu sampai ke tengah publik, yang paling menarik yakni soal pengakuan kemunculan SMS bernada kasar yang diterima Fanny.
Bupati Aceng mengakui bila SMS yang beredar di masyarakat itu memang kiriman darinya. Dia menilai kekasaran bahasa yang diungkapkan dalam SMS tersebut masih laik muncul dari dirinya sekalipun seorang Bupati Garut, karena muncul dari ketersinggungan dirinya terpancing sikap pihak Fany."Masih layak. Soalnya saya terpancing" kilahnya.
Ketika disinggung soal pernikahannya dengan Fany Octora, Aceng berkali-kali menghindar. Begitupun ketika diperlihatkan kopi surat pernyataan pernikahan Aceng HM Fikri dengan Fany Octora yang ditandatangani Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Balubur Limbangan KH Abdurrazaq tertanggal 14 Juli 2012, dia hanya menyebutkan bahwa persoalan tersebut merupakan persoalan keluarga.
"Itu hanya sebuah masalah dan kesepakatan keluarga saya sama keluarga di Limbangan, dan sudah diselesaikan lima bulan lalu," ujar Aceng tanpa menjelaskan lebih jauh soal tersebut.
Namun Aceng menuding menyeruaknya kabar pernikahan dirinya dengan santri Al Fadlilah Balubur Limbangan itu lebih kepada adanya pihak tertentu yang ingin menjatuhkan dirinya secara politis. Dugaan lainnya, bisa jadi kasus tersebut muncul karena ada pihak tertentu mengincar kekayaan materi darinya.
"Ini ada dua kemungkinan, karena ada pihak yang ingin menjatuhkan saya secara politik, atau semata mengincar materi," tandas Aceng Fikri dalam acara yang dihadiri Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Garut Suherman, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Garut Asep Suparman, dan Kepala Bagian Informatika Sekretariat Daerah Garut Undang Suryana. (Inilah/FJ)
---------- Post Merged at 02:44 PM ----------
Saus kacang: http://www.inilahkoran.com/read/detail/1930520/tindakan-bupati-garut-dinilai-lecehkan-perempuan
INILAH.COM, Garut - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kabupaten Garut menyesalkan terjadinya kasus perkawinan di bawah umur yang berakhir tragis menimpa Fany Octora, warga Kampung Cukanggaleuh Desa Dunguswiru Kecamatan Balubur Limbangan, baru-baru ini. KPI menilai perlakuan Bupati Garut Aceng HM Fikri terhadap Fany merupakan sebuah tindakan pelecehan yang hanya meninggalkan trauma pada diri Fany.
"Saya sebagai perempuan, merasa prihatin dengan adanya peristiwa ini. Karena, ini termasuk pelecehan terhadap perempuan. Dan yang sangat disayangkan, pelaku pelecehan itu adalah orang yang tahu agama, dan aturan, bahkan orang nomor 1 di Garut," kata aktivis KPI Kabupaten Garut, Risnawati kepada INILAH, Minggu (25/11/2012).
Terlepas dari itu, Risnawati menegaskan, pihaknya saat ini terus berupaya mendampingi korban (Fany) agar tidak larut dalam peristiwa menimpanya. "Mudah-mudahan peristiwa ini juga bisa membuka mata masyarakat Garut, khususnya kaum perempuan, untuk lebih selektif lagi dalam memilih pemimpin," kata Rinawati yang juga tergabung dalam Paguyuban Perempuan Garut (GPP) itu.
Dia berharap, persoalan Aceng-Fany dapat segera selesai. "Semoga yang bersangkutan juga bisa menyelesaikannya dengan bijaksana," ujarnya.
Seperti diberitakan, saat dinikahi Aceng HM Fikri pada 14 Juli 2012, Fany belum genap berumur 18 tahun. Parahnya, hanya empat hari berselang usai nikahinya, Fany diceraikan Aceng HM Fikri. Itu pun hanya melalui pesan singkat (SMS).
Lebih celaka lagi, sejumlah SMS lain bernada umpatan dan kecamatan diterima Fany dari Aceng. Janji Aceng menggelar resepsi pernikahan, menguruskan legalitas pernikahan ke Kantor Urusan Agama, serta memberangkatkan umroh atau melanjutkan pendidikan pun tak terealisasi.
Permintaan Fany agar Aceng meminta maaf terhadap dirinya, keluarganya, dan pesantren tempatnya tumbuh besar, tak pernah dipenuhi. Permintaan tersebut sempat disampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan Garut, Sutarman, yang diutus Aceng menemui keluarga Fany, sebelum mereka kemudian memberikan keterangan kepada pers di Pesantren al Fadlilah.
Aceng sendiri selalu berkelit bila ditanya wartawan terkait pernikahannya itu. Dia hanya menyebutkan persoalan itu merupakan masalah keluarga yang sudah diselesaikan. Namun dia mengaku telah mengirimkan SMS bernada kasar yang kini beredar dari hand phone ke hand phone di tengah masyarakat.[ang]