Kopi aroma Bandung itu kopi yang disimpan 7 taon dulu baru dijadiin kopi. Gw pernah ngerasain kopinya. Sumpah, cita rasa pahitnya melekat lama.
Nih artikel pabriknya.
Widya Pratama pemilik perusahaan Kopi Aroma di Bandung menunjukan tiga sepeda ontel yang dipajang di ruang penggilingan kopi. “Ayah saya membangun perusahaan ini antara lain dengan sepeda2 itu. Saya pajang di sini agar saya selalu ingat dari mana saya berasal”. Kopinya sudah banyak diliput berbagai media, tapi dalam kesempatan ini ia memaparkan falsafah bisnis yang sudah digeluti hampir sepanjang usianya. Di Jalan Banceuy 51 Bandung tempat Toko Kopi Aroma Widya bukan saja bercerita tentang dunia kopi, ia juga berbagi prinsip kejujuran yang senantiasa menjadi pegangan hidupnya.
Ia memang bukan tipikal pengusaha agresif yang kemaruk untung besar seraya menghalalkan segala cara apapun untuk kelangsungan bisnisnya. Widya adalah refleksi pengusaha yang menjalankan mantra bisnis “fair trade” jargon yang seringkali dijadikan lips service perusahaan kopi multinasional, tapi dilain pihak menekan para petani lokal karena mereka mendiktekan harga. Falsafah bisnisnya yang menjunjung tinggi integritas, kejujuran, keadilan, kesederhanaan, selain semangatnya terhadap kopi Indonesia mungkin tidak akan laku untuk dijadikan studi kasus di sekolah binis, tapi itulah kesederhanaan Widya yang kopinya bukan saja harum di dalam negeri pun sudah banyak dikenal di berbagai negara.
Sebagai anak tunggal Widya mewarisi bisnis kopi yang ditinggalkan oleh ayahnya yang sudah beroperasi sejak tahun 1930an di tempat yang sama. Peralatan tokonya seperti mesin grinder dan alat roasting kopi masih menggunakan mesin warisan jaman Belanda. Bukan hanya itu, bangunan yang digunakan oleh Kopi Aroma pun merupakan salah satu warisan langgam arsitektur Art Deco yang dilindungi pemerintah setempat. Karena tidak boleh dimodifikasi, fasad bangunan ini masih tetap sama bentuknya sejak tahun 30an dengan cat putih yang sudah semakin lapuk termakan usia.
Setiap hari tokonya ramai dikunjungi oleh para pelanggannya yang membeli kopi karena hobi seperti saya, atau juga karena alasan kesehatan. Sebagaimana diketahui walaupun masih sering menjadi perdebatan, kopi dipercaya bisa membantu meningkatkan kesehatan melalui kandungan zat anti oksidan-nya yang terdapat dalam minuman ini. Terdapat dua jenis kopi yang dijual di sini, robusta dan arabika yang masing2nya punya keistimewaan tersendiri. Harga jualnya cuma 12.500 untuk 1/4 kg dan Widya tidak menyarankan untuk membeli dalam jumlah yang banyak, tapi cukup untuk konsumsi seminggu demi mempertahankan aroma kopinya yang harum.
Kopi Aroma memproduksi campuran kopi (blend) dari berbagai petani kopi yang terdapat di wilayah Indonesia. Kopi yang baru datang kemudian dijemur seharian lalu dimasukan ke dalam karung goni. menurut Widya, karung goni sangat baik untuk menyimpan kopi karena punya ventilasi dibandingkan dengan karung plastik. Kopi tersebut kemudian disimpan hingga 5-8 tahun sebelum diproses lebih lanjut dalam sebuah gudang khusus layaknya wine cellar untuk menyimpan minuman anggur berkualitas.
Karena disimpan dan diolah sedemikian rupa, kopi vintage dari toko ini punya banyak penggemar setia. Pelanggannya bukan saja orang Indonesia, tapi juga dari berbagai negara yang kepincut harumnya Koffie Aroma yang harganya jauh lebih murah dari kopi import, tapi tidak kalah dari segi cita rasa.
Sebenarnya selain berbisnis kopi Widya adalah seorang Dosen di fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung yang mengajar mata kuliah Operation Management dan Entreuprenership. Di sela-sela kesibukannya yang padat, Widya juga aktif di berbagai kegiatan sosial seperti membantu anak2 yatim piatu di sebuah organisasi di kota Bandung. “Buat apa sih kekayaan di dunia ini Dik ? kita kan tidak membawa harta kalau mati, bukan? Saya dan keluarga ingin makan dari hasil rejeki yang didapatkan secara benar ?” katanya yang mengaku cuma sesekali ke gereja karena lebih senang praktek langsung mengamalkan prinsip hidup yang dijalaninya. Dikarunia tiga orang anak perempuan dan tengah menyiapakan salah satunya untuk meneruskan bisnis kopinya.
Kalau di Amerika, mungkin pabrik kopi Aroma milik Widya Pratama itu sudah masuk ke daftar Social Domini Index, sekumpulan perusahaan yang bukan saja doing good, tapi doing right serta senantiasa mempraktekan kearifan bisnis yang berintegritas tinggi.
http://mypotret.wordpress.com/2009/0...arifan-bisnis/
Dan buat beli itu kopi ngantri bos, langsung dari gudang pabriknya.