aku setuju dengan ini
begini mas Aslan, Tuhanku berkata padaku melalui AL-Kitab yang ku pegang...Saya harap orang beragama disini jangan keburu curiga atau merasa tersindir karena Filsafat adalah proses mencari kebenaran, filsafat tidak mengklaim dirinya adalah kebenaran.
Jadi semua pikiran disini adalah proses yg boleh ditambahi, dikurangi atau dikoreksi.
"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong."
Nah kan... Tuhanku memerintahkan padaku untuk takut dengan Neraka..
Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!
Namanya juga tuhan, maha ini, maha itu. Dia mau berbuat apa, ya suka2 dia.
Bagi tuhan, manusia adalah robot yg dikasih prosesor dan program. Sayangnya, program yg dibuat tuhan masih memiliki bug (maklum tuhan kerja sendirian), sehingga robot tsb tidak sepenuhnya di bawah kendali program tsb. Bug tsb adalah freewill atau kebebasan manusia utk memilih apa yg dihadapinya. Tuhan sadar ada bug tsb tetapi program sudah terlanjur di-launching di pasar dan bajakannya banyak di jual di glodok dan mangga dua. Sebagai gantinya tuhan membuat arahan-arahan dalam bentuk kitab yg harus dibaca dan dipelajari oleh robot tersebut agar tidak salah jalan akibat bug tsb. Sampe sini ok? Kemudian karena tuhan berencana mau ekspor robot2 tsb ke dunia berikutnya yg juga akan dibuatnya, maka bug tsb diperlakukan juga oleh tuhan sebagai alat seleksi utk robot yg bagus dan yg jelek. Yg bagus akan langsung diekspor ke negeri surga nanti, sedangkan yg jelek akan didaur ulang direbus di neraka.
klo menurut gw, idealnya, manusia ya nyembah Tuhan karena Tuhan memang yang pantas disembah, dan manusia adalah ciptaanNya. statusnya udah kayak gitu. sama kayak misal, punya nyokap pemabok pun, anak harus tetep hormat sama nyokapnya. anak kalo nggak hormat sama nyokapnya ya salah, walaupun anak itu sendiri nggak merasa minta untuk dilahirkan. (ini analoginya cocoknya buat manusia yang merasa kalo Tuhan emang semena-mena tanpa ada alasan yang bagus)
jadi seandainya Tuhan nggak baik sama kita pun, mestinya kita tetep nyembah. tapi ya yang namanya manusia, pastilah ada sombong2nya dan memberontak2nya.. jadinya banyak yang nggak nyembah karena nggak merasa Tuhan baik sama dia atau sama dunia.
bahkan Tuhan baik pun, masih banyak yang nggak nyembah. kayaknya Tuhan emang tau sifat manusia, makanya sampe bikin sistem pahala dan dosa. udah pake sistem pahala dan dosa aja masih banyak yang nggak nyembah.
tapi gw pribadi sih yakin, kalo Tuhan ngasih gw masalah yang bener2 kayak ta*, tetep ada alasan bagusnya. Misal, supaya kita bisa bersabar, dan bersabar itu bagus untuk jiwa manusia. (ya mungkin bukan itu alesannya, tapi nanti ada alesan lain )
Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!
iPhone 3G sama batu juga sama..
sama2 nggak bisa MMS, video recording, videocall, nggak punya memory card yang bisa diganti2.
Pernah nonton CSI ?
Dari tempat kejadian perkara, seorang penyelidik bisa menyelidiki bagaimana kejadian yg sebenarnya terjadi.
Dari manusia dan alam semesta, kita bisa memikir2kan bagaimana sebenarnya sifat sang pencipta.
Kalo memeikirkan sifat Tuhan, cukup melalui kalimatNya di Kitab Suci dan ajaran utusanNya um.. kalo lewat film itu seh hanya khayalan manusia..
Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!
Bukan gitu. Pernyataan ente kontradiksi. Ente gak mau menganalogikan tuhan dengan manusia, tetapi ente tetap ngomong tuhan memerintahkan manusia. Kalo ente konsisten gak mau menganalogikan tuhan dengan manusia, maka ente gak bisa mengatakan apapun ttg tuhan. Tuhan2 dlm agama semit adalah tuhan2 personal, tuhan2 yg diceritakan seperti manusia, tuhan yg bisa membenci, yg berkuasa, yg mengasihi, yg menyayangi, yg memerintahkan, yg melarang, yg berkata2, dll.
well, kalo di agama kristen, dibilang "Tuhan menciptakan manusia berdasarkan gambaran diri-Nya" kan?
kalo di islam yaa... asmaul huzna ada yang sifatnya dimiliki manusia (walaupun nggak ada seujung kukunya) (misal, maha penghukum,, ya semua manusia bisa ngehukum orang,, paling banter sampe hukuman mati. tapi nggak ada manusia yang bisa menghukum orang dalam keabadian di dalem api yang panasnya jauh lebih panas dari api manapun di bumi ini), ada yang jauh dari manusia (misal, maha kekal)..
jadi nggak bisa dibilang Tuhan mirip manusia. ibaratnya kayak iPhone sama batu tadi.. walaupun ada "persamaan"nya, sama2 nggak bisa MMS atau videocall, cuma orang bodoh yang bilang iPhone itu mirip batu
Apa bedanya dgn "purba analog dengan babi"? Sama-sama bisa bilang *ngok ngok*, sama-sama kencing lewat kemaluan, sama-sama makan lewat mulut, sama-sama berak lewat anus, sama-sama melihat pake mata. Purba mau dianalogikan dgn babi?
Kalo aku, apapun alasannya gak mau dianalogikan dengan babi.
Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!
Ga gitu.. masalahnya manusia mencoba utk memahami tuhannya dgn cara menganalogikan memiliki sifat2 spt manusia. Sama aja kek cerita2 fabel lambang kebijaksanaan adalah burung hantu, lambang kecerdikan itu kancil, ato anjing yg setia. Emang manusia selalu mencoba memanusiakan hal2 yg bukan manusia supaya bisa memahami. Manusia kan belajar agama dari kecil, maka perlu diberikan jembatan keledai utk membantunya mengerti konsep tuhan.
Filsafat punya sejarah memikirkan sifat2 Tuhan loh...
Socrates pernah memikirkan bahwa secara logika Tuhan itu pasti Esa, Tuhan pasti suci.
Itu sebabnya Socrates menentang kepercayaan dewa dewi Yunani.
Ente gak paham apa yg ane bilang (atau pura2 gak mau paham?).
Nih ane tegesin terakhir kali. Ente bilang gak mau menganalogikan tuhan dgn manusia, tetapi ente tetep bilang tuhan memerintahkan manusia. Nah kalimat 'tuhan memerintahkan manusia' menunjukkan ente sudah menganalogikan tuhan dengan manusia. Itulah kontradiksinya.
Sekarang ane ganti tuhan menjadi babi:
Ente bilang gak mau menganalogikan babi dgn manusia, tetapi ente tetep bilang babi memerintahkan manusia. Nah kalimat 'babi memerintahkan manusia' menunjukkan ente sudah menganalogikan babi dengan manusia.
Paham gak?
Sebenarnya gak sama antara fabel dan cerita ttg tuhan. Fabel adalah dunia hewan yg diceritakan seperti manusia. Ada alternatif lain, hewan juga bisa diceritakan tanpa seperti manusia, misalnya dlm biologi. Sedangkan tuhan, bahkan dalam teologi pun, tetap saja diceritakan seperti manusia, tidak ada alternatif lain.
Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!