Page 1 of 3 123 LastLast
Results 1 to 20 of 50

Thread: Harga expor/impor kopi

  1. #1
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910

    Harga expor/impor kopi

    Belakangan ini gw diajak kawan utk memulai bisnisan kopi di eropa. Ide dari dia dan kawannya di indonesia yg kebetulan kerja di pabrik kopi (gw diajak karena ud punya ijin usaha). Jadi anak ini ditawarin kawannya utk memasarkan kopi produksi mereka dgn merk kopi CULTURA jenis kopi arabika.

    Tentu saja kita semangat. Apalagi setelah kita cari2 di mbah google harga lokal utk arabika cukup murah sekitar 20 - 30 ribu per kilo. Wow. Yah kita perkirakan harga expor nya 50 - 100 ribu lah. Dan setelah kita liat2 lagi, harga pasaran kopi arabika di belanda mencapai 100 - 200 ribuan rupiah per kg... Kebayang langsung.. ching ching!!

    Akhirnya kita terima sample dan pricelist nya.. Dan.. betapa kecewanya, ternyata mereka pasang harga 300 ribu per kilo?! Harga pasaran di sini paling tinggi 200 ribuan, gimana gw bisa jual kalo harga aslinya 300 ribu? Jelas kita protes. Dan alasannya tentu klasik. Ini arabika murni 100%, bukan kopi biasa, bla bla bla.. Dan kata kawan gw itu emang ternyata kopinya enak! Beda! But... ada satu masalah di sini... who cares?!!

    Minum kopi adalah kebiasaan orang2 eropa. Dari sini kami bersemangat. Tapi apakah orang eropa mementingkan rasa kopi diatas dari harga kopi? Kalo saja mereka OK2 saja dgn kopi yg ada sekarang dgn harga yg sekarang, kenapa mereka cari yg enak dgn harga lebih mahal? Tentu saja mereka suka kopi yg terenak, tapi kenapa musti mahal? Apakah kost/biaya pembuatan kopi yg enak dgn kopi yg standar biasa2 saja itu lebih tinggi, sehingga harus lebih mahal?

    Gw sendiri belum coba tuh kopi. Mgk kalo enak luar biasa, boleh jg coba pasar eropa. Tapi tidak dgn harga sekian.

    Nah rekan2 mgk ada yg lebih tau standar harga expor utk kopi arabika? Gw tanya2 tempat lain, macam kopi aroma yg terkenal, ada yg bilang cuman 100 rb per kilo.. waduh.. dibikin bingung..

  2. #2
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    mungkin bisa tanya youngblue yg buka usaha sejenis
    meskipun dia bukanya lokal di indo, kali aja kan tau harga ex/im untuk kopinya sendiri
    Popo Nest

  3. #3
    mungkin bisa tanya youngblue yg buka usaha sejenis
    meskipun dia bukanya lokal di indo, kali aja kan tau harga ex/im untuk kopinya sendiri
    lae perlu kopi berapa container ? mau yg grade A pun jadi asal bukan kopi luwak premium .... kalau harga segitu mah langsung deal nggak usah nawar-nawar awak kirimin langsung , kalau kopi luwak arabica grade A pastilah kisara segitu harganya.
    kalau mau di kirim ke eropa bagusan di kirim dalam bentuk green bean (biji kering non sangrai), lalu bikin panggangan kopi sendiri di belanda sana.
    Tahun lalu ada sepupuku yg dari belanda , dia tinggal di zaandam aku bawa in biji kopi siap giling , tapi waktu di bikin di sana katanya rasanya nggak seenak waktu aku bikinkan di medan, mungkin karena bau saat perjalanan atau cuaca di belanda yg mengurangi kualitas kopinya.

  4. #4
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Wah.. ketemu nih. Nanti saya hubungi kawan saya lagi. Di mana saya bisa kontak anda?

    oh.. itu istilahnya grade A ya.. nanti coba tak cari lagi harga di sini.

    Tadinya mau pindah aja ke kopi luwak, tapi ternyata lebih susah lagi. Karena orang eropa jijik sama asalnya, dan ga mungkin lah tiap hari minum kopi 50 - 200 rebu secangkir. Lagipula jaminan apa saya bisa berikan kalo ini asli luwak. So.. lupakan kopi luwak utk sementara, karena mgk ada kawan saya mau coba luwak di cina.

    kalau harga segitu mah langsung deal nggak usah nawar-nawar awak kirimin langsung
    Eh lae.. maksudnya harga yg mana nih? kurang jelas nih..

    Tahun lalu ada sepupuku yg dari belanda , dia tinggal di zaandam aku bawa in biji kopi siap giling , tapi waktu di bikin di sana katanya rasanya nggak seenak waktu aku bikinkan di medan, mungkin karena bau saat perjalanan atau cuaca di belanda yg mengurangi kualitas kopinya.
    Ohw.. tapi kawan saya dapet sampel rasanya masih enak tuh lae? Dia dikasih yg ud bubuk dan biji kopi yg ud dibakar.

    Kayaknya eropa ini kalo bisa bersaing harga, walaupun rasanya standar lebih gampang masuknya dibandingkan mempromosikan rasa no.1 yg perlu modal banyak sampel tentunya.

    lae perlu kopi berapa container ?
    Hehehe.. belum bisa bicara container dong lae... Masih perlu sampel nih. Kalo serius ada nanti insyaallah kalo balik jakarta, saya hubungi.

    Selain itu masalah saya itu saya bukan ahli kopi. Jadi ga tau jg yg enak spt apa. Nanti tak coba dulu yg ada di kawan ini.

    Ma kasih lae.

  5. #5
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Eh lae, kopi nya ud pake merk ato blon?

  6. #6
    belum ada merek lae , awak ngutip dari petani langsung .... lae sebut tengkulak ,maklar,atau bandar terserah lae aja asal jangan di bilang rentenir ...kikikikiki , yg penting awak dapat uang lelah dari selisih harganya ....hahahahahaha

  7. #7
    ★★★★★ itsreza's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    10,216
    harga kopi bisa dilihat di bursa komoditas. buat ekspor langsung kadang pakai harga tengah/
    tergantung kesepakatan. dengan adanya permendag baru tentang ekspor kopi taun kemarin,
    petani/distributor bisa ekspor langsung tanpa bayar kontribusi ke aeki, jadi bisa dapat lebih
    mudah dan murah. yang terpenting bisa mendapatkan penghubung.

  8. #8
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    jangan lupa bang sama adikmu ini...
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  9. #9
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Oh ini orang medan juga emang?

    Quote Originally Posted by youngblue View Post
    belum ada merek lae , awak ngutip dari petani langsung .... lae sebut tengkulak ,maklar,atau bandar terserah lae aja asal jangan di bilang rentenir ...kikikikiki , yg penting awak dapat uang lelah dari selisih harganya ....hahahahahaha
    Ya ud, contact nya dong lae. email kek, telpon, ato whatsapp gitu. Lewat pm aje..

  10. #10
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by itsreza View Post
    harga kopi bisa dilihat di bursa komoditas. buat ekspor langsung kadang pakai harga tengah/
    tergantung kesepakatan. dengan adanya permendag baru tentang ekspor kopi taun kemarin,
    petani/distributor bisa ekspor langsung tanpa bayar kontribusi ke aeki, jadi bisa dapat lebih
    mudah dan murah. yang terpenting bisa mendapatkan penghubung.
    Wuih.. tapi yg koneksi kawan gw itu ngasih harga diatas harga rata2 eropa loh.. Kok bisa ya?
    Ada yg tau merk kopi culutura? Ud pake kemasan sederhana gituh.. duh..

  11. #11
    ★★★★★ itsreza's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    10,216
    buat acuan harga coba cek bursa komoditas atau ico.org, harganya udah harga gabungan indeks
    sebetulnya ada breakdown harga lagi untuk kualitas biji kopi.

    kalau kasih harga diatas rata-rata mungkin karena udah diolah, roasted dan buat merk sendiri,
    dia memperhitungkan marketing mix. beda dengan eksportir umum yang kirim biji kopi. buat
    nanti diolah lagi di negara importir, pengolahan ini kan yang bikin mahal dan dipercaya konsumen
    di eropa, udah diolah nanti diimpor balik ke indonesia

    Jika pemilik merk kasih harga tersendiri, ambil komisi marketing aja, produk tetap milik mereka,
    Risiko ditanggung pemilik merk atau dibagi, mereka kan butuh ekspansi pasar. Mereka belum kerjain
    PR sebagai pemilik merk, search di google, merk Cultura Coffee aja ga muncul, gimana mau "dijual"

  12. #12
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by itsreza View Post
    buat acuan harga coba cek bursa komoditas atau ico.org, harganya udah harga gabungan indeks
    sebetulnya ada breakdown harga lagi untuk kualitas biji kopi.

    kalau kasih harga diatas rata-rata mungkin karena udah diolah, roasted dan buat merk sendiri,
    dia memperhitungkan marketing mix. beda dengan eksportir umum yang kirim biji kopi.
    Ya itu dia.. makanya kaget jg dapet sampel pake merk. KOk berani2 mau saingan merk ke eropa.

    buat nanti diolah lagi di negara importir, pengolahan ini kan yang bikin mahal dan dipercaya konsumen
    di eropa, udah diolah nanti diimpor balik ke indonesia
    Heh? indonesia impor kopi? macam nescafe gitu mosok ga diolah di indonesia?

    Jika pemilik merk kasih harga tersendiri, ambil komisi marketing aja, produk tetap milik mereka,
    Risiko ditanggung pemilik merk atau dibagi, mereka kan butuh ekspansi pasar. Mereka belum kerjain
    PR sebagai pemilik merk, search di google, merk Cultura Coffee aja ga muncul, gimana mau "dijual"
    Susah.. susah.. kecuali merk indonesia yg ud terkenal macam aroma atau torabika, itu pun pasarnya juga orang indonesia yg di sini.

    Emang bikin biji kopi dan manggang ongkosnya mahal ya? Bedanya jauh gitu sama yg masih mentah.

  13. #13
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    alat buat manggang kopinya yg mahal...
    Popo Nest

  14. #14
    Emang bikin biji kopi dan manggang ongkosnya mahal ya? Bedanya jauh gitu sama yg masih mentah.
    bukan gitu lae kalau green bean itu makin lama di simpan makin bagus kualitasnya , jadi ada semacam fermentasi gitu lah seperti saat buat minuman anggur.
    kalau kopi luak itu setara dengan green bean yg di simpan sekitar 2 tahun , tapi karena prosesnya di perut luwak makanya bisa cepat jadinya.
    kalau kopi sudah dalam bentuk di panggang cuma tahan sekitar 2-3 bulan , itupun dengan syarat harus di taruh di tempat yg kedap udara.
    kalau kopi sudah menjadi bubuk paling hanya bisa bertahan 3 hari , setelah itu rasa dan aromanya sudah berubah.
    kalau alat panggang mah tergantung dari kapasitasnya , kalau buat industri paling murah sekitar 7 juta tapi itu sudah sekala industri ya , kalau awak pernah percobaan pakai alat pembuat popcorn di bypass temperatur switchnya bisa jadi juga sich cuma nggak maksimal , kalau sekarang yg awak pakai dengan wajan yg tutipnya di kasik putran buat aduk-aduk biji kopi , di tutupnya awak kasih motor bekas rotator antena , hasilnya lumayan juga tergantung latihan kita akan menghasilkan kematangan kopi , kalau sudah banyak berlatih nanti pasti bisa membedakan mana kopi kurang matang dan mana yg terlalu gosong , sebab sangrai kopi seperti sangrai kacang nanti setelah di angkat dari tempat sangrai masih proses pematangan lagi ...hehehehehehe.jadi kalau belum terlatih bisa terlalu gosong , kalau terlalu gosong ya efeknya rasa kopinya seperti arang ....kikikikiki

    ---------- Post Merged at 10:37 AM ----------

    alat buat manggang kopinya yg mahal...
    kalau sekala kecil pakai alat buat bikin popcorn saja , harganya kisaran 100rb saja kikikikikikiki

  15. #15
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    kan kalo cafe butuhnya pasti banyak
    apalagi pas laku....

    g ngebayanginnya yg super gede gitu kaya buat pengaduk semen
    Popo Nest

  16. #16
    Barista AsLan's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    9,288
    Salah satu yg bikin kopi jadi mahal adalah kemampuan si pebisnis dalam mengontrol kualitas barangnya, dia punya hubungan yg bagus dengan petani.

    Trus juga kemampuannya dalam menyimpan sampai memanggang biji kopi dengan sempurna.

    Buat awal2 coba ekspor kopi Aroma dulu aja, dalam bentuk biji yg sudah dipanggang.

    Kalo mau dalam bentuk green bean mah musti bikin pabrik...

  17. #17
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by youngblue View Post
    bukan gitu lae kalau green bean itu makin lama di simpan makin bagus kualitasnya , jadi ada semacam fermentasi gitu lah seperti saat buat minuman anggur.
    kalau kopi luak itu setara dengan green bean yg di simpan sekitar 2 tahun , tapi karena prosesnya di perut luwak makanya bisa cepat jadinya.
    kalau kopi sudah dalam bentuk di panggang cuma tahan sekitar 2-3 bulan , itupun dengan syarat harus di taruh di tempat yg kedap udara.
    kalau kopi sudah menjadi bubuk paling hanya bisa bertahan 3 hari , setelah itu rasa dan aromanya sudah berubah.

    kalau alat panggang mah tergantung dari kapasitasnya , kalau buat industri paling murah sekitar 7 juta tapi itu sudah sekala industri ya , kalau awak pernah percobaan pakai alat pembuat popcorn di bypass temperatur switchnya bisa jadi juga sich cuma nggak maksimal , kalau sekarang yg awak pakai dengan wajan yg tutipnya di kasik putran buat aduk-aduk biji kopi , di tutupnya awak kasih motor bekas rotator antena , hasilnya lumayan juga tergantung latihan kita akan menghasilkan kematangan kopi , kalau sudah banyak berlatih nanti pasti bisa membedakan mana kopi kurang matang dan mana yg terlalu gosong , sebab sangrai kopi seperti sangrai kacang nanti setelah di angkat dari tempat sangrai masih proses pematangan lagi ...hehehehehehe.jadi kalau belum terlatih bisa terlalu gosong , kalau terlalu gosong ya efeknya rasa kopinya seperti arang ....kikikikiki
    Wah.. master kopi nih.. Terima kasih pak!

  18. #18
    nggak permlu bikin pabrik lah kalau cuma utk konsumsi cafe sendiri , rata-rata 1 cangkir kopi hanya membutuhkan 35 gram bubuk kopi , kalau sehari 2000 cangkir cuma berapa kilo kopi yg di perlukan.
    Satu mesin sangrai kapasitas kecil utk industri itu dapat mengsangrai 50kg kopi sekali proses , sekali proses memerlukan waktu 1 jam , yach.... Kek nya ndak perlu bikin pabrik lah kalau mau sangrai sendiri dari Green bean.

  19. #19
    ★★★★★ itsreza's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    10,216
    om yongblu memang master kopi. tadi pagi udah ketik reply, tapi belum submit
    pertanyaan ndableg terjawab semua, mantap

  20. #20
    om yongblu memang master kopi. tadi pagi udah ketik reply, tapi belum submit
    pertanyaan ndableg terjawab semua, mantap
    enggak juga ah ... cuma bisa-bisa an aja di kopi . sebagai penikmat kopi kan harus belajar bagaimana mengelola kopi yg baik dan benar , inipun baru coba-coba saja.
    kalau untuk green bean mungkin banyak orang kesulitan mendapatkannya , tapi kalau tahu lubang pencarian bisa dapat dengan harga lebih murah dari harga biji sangrai.
    kalau mau cari di bandung ada salah satu toko yg jualan biji kopi yg sudah di panggang , kalau green beannya harganya mirip-mirip kopi yg sudah di panggang dan itupun harus beli minimal 5kg , bisalah kalau untuk konsumsi sebuah cafe lah kalau di minum sendiri ampun-ampunan dech ngehabisinnya.
    kalau awak paling bisa dapat green bean kopi lintong,gayo,sidikalang,mandailing ,.. kalau permintaan aneh-anah macam kopi toraja,kopi jawa terus terang awak angkat tangan.
    kalau untuk produksi kopi di medan sekarang ini kopi arabica sudah mulai sedikit di produksi oleh petani , petani di sumatra utara dan aceh sudah mulai beralih ke kopi robusta , varitas ini di sini sering di sebut "kopi ateng" , karena tanaman kopinya pendek, umurnya pendek , tahan terhadap cuaca dan hama tanaman dan produksi buahnya lebih banyak dibanding kopi arabica.
    harga jual di petanipun cuma selisih 4 ribu rupiah perkilonya itu sudah selisih paling tinggi,kadang cuma selisih 2 ribu rupiah saja.

Page 1 of 3 123 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •