Sebenernya ini gak sengaja nemu istilah penyakit ini. Gara2 merhatiin Naomi dan teman-temannya setiap keluar dari kelas bubaran sekolah. Yang kelas 1 dan 2 biasanya pulangnya samaan. Mereka rata2 bertubuh mungil dengan beban tas yang alamak beratnya, dan rata2 pake tas punggung. Dengan bawa buku paket 3-4 buah yang besar2 dan tebal, 7 buku tulis ( soalnya pake buku PR dan buku soal sendiri), LKS, alat tulis, crayon atau pensil warna, ditambah juz amma dan mukena buat anak cewek, kotak bekal dan tempat minum, bisa dibayangkan betapa beratnya punggung anak2 yang rata2 beratnya 20kiloan badannya.
Dari jauh juga melihat Naomi dengan badan lebih condong ke depan, menahan beban di punggungnya, trus kasian. Begitu deket saya, tasnya langsung diserahkan kepada saya, alasannya...BERAT
Eh besoknya ada ulasan SKOLIOSIS di Trans7. Membahas juga anak2 dengan memakai tas punggung dengan berat bebannya ada kemungkinan bisa menyebabkan SKOLIOSIS. Sebagai emak yang anak mungilnya juga menanggung berat beban tas punggung, saya pun penasaran mengikuti ulasan itu (yang sayangnya ditonton dtengah2 acara), jadi gak tuntas nontonnya.
Senapsaran, saya pun gugling.
Eh nemu2...malah makin serem ngebayanginnya....
Skoliosis berasal dari bahasa Yunani yaitu “Crookednes” atau kebengkokan. Skoliosis mempengaruhi ikatan sendi dan otot yang mengenai tulang belakang, yang menyebabkan tulang belakang, tulang rusuk dan tulang panggul bengkok.
Jadi dengan keterangan tersebut, Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya. Kurva yang terbentuk mungkin cembung ke kanan (lebih sering pada kurva level dada) atau ke kiri (lebih umum pada kurva punggung bawah). Tulang belakang mungkin berputar sekitar sumbunya, merusak bentuk tulang iga. Skoliosis sering diasosiasikan dengan kifosis dan punggung melengkung.
gambarnya kayak begini:
Penyebab terjadinya skoliosis itu ada 3 hal:
Congenital (bawaan)
Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu. Ini biasanya sebabkan oleh kegagalan pembentukan vertebra parsial. yang paling lazim dari kategori ini adalah hemivertebra. Malformasi vertebra juga bisa disebabkan oleh kegagalan segmentasi, yang paling jelas adalah batang unilateral yang tidak bersegmen.
Neuromuskuler
Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan / kelumpuhan akibat beberapa penyakit berikut :
a) Cerebral Palsy
b) Distrofi otot
c) Polio
d) Osteoporosis juvenile
Idiopatik
Penyebabnya tidak diketahui. Dapat diperoleh melalui beberapa ciri genetik. Bentuk skoliosis ini tampak pada tulang belakang yang sebelunya tumbuh lurus selama bertahun-tahun.
Skoliosis idiopatik dapat melumpuhkan anak-anak (paling banyak menyerang bayi laki-laki antara lahir sampai usia 3 tahun), anak muda (menyerang kedua jenis kelamin antara 4-10 tahun), atau orang dewasa (biasanya menyerang anak perempuan usia 10 sampai usia subur).
Skoliosis idiopatik bertambah parah selama pertumbuhan. Kelaianan ini biasanya asimptomatik pada usia remaja, tetapi kurvatura berat dapat menimbulkan gangguan fungsi paru atau nyeri pinggang bagian bawah pada tahun-tahun selanjutnya.
Secara Anatomis, penderita skoliosis menderita berbagai kelainan, seperti :
* Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.
* Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya.
* Mengalami nyeri punggung
* Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
ada dua jenis skoliosis, yaitu struktural dan bukan structural
Skoliosis structural: Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat diperbaiki ) dan dengan rotasi dari tulang punggung Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra, processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva.
Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu:
a. Skosiliosis Idiopatik: bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
1) Infantile : dari lahir-3 tahun
2) Anak-anak : 3 tahun – 10 tahun
3) Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun (usia yangpaling umum)
b.Skoliosis Kongenital: skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih badan vertebra
c. Skoliosis Neuromuskuler: anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung menyebabkan deformitas
Skoliosis nonstruktural (Postural)
Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung. Pada skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.
Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis:
a. Functional
Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal, namun suatu lekukan abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain didalam tubuh. Ini dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau oleh kekejangan-kekejangan di punggung
b.Neuromuscular
Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang-tulang dari spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal untuk membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya. Tipe scoliosis ini berkembang pada orang-orang dengan kelainn-kelainan lain termasuk kerusakan-kerusakan kelahiran, penyakit otot (muscular dystrophy), cerebral palsy, atau penyakit Marfan. Jika lekukan hadir waktu dilahirkan, ia disebut congenital. Tipe scoliosis ini seringkali adalah jauh lebih parah dan memerlukan perawatan yang lebih agresif daripada bentuk-bentuk lain dari scoliosis
c. Degenerative
Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahan-perubahan pada spine yang disebabkan oleh arthritis. Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-jaringan lunak lain yang normal dari spine digabungkan dengan spur-spur tulang yang abnormal dapat menjurus pada suatu lekukan dari spine yang abnormal
d.Lain-Lain
Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis, termasuk tumor-tumor spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak yang dapat terjadi pada spine dan menyebabkan nyeri/sakit. Nyeri menyebabkan orang-orang untuk bersandar pada sisi yang berlawanan untuk mengurangi jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor. Ini dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.
Lalu apa kolerasinya antara tas punggung dan Skoliosis?
Saat kita membawa tas berat di satu sisi pundak dalam waktu lama, lengkung alamiah leher, yang membagi rata tekanan di tulang belakang, mulai terganggu sehingga memicu nyeri di punggung, pundak, dan kepala.
Menurut hasil riset yang dilakukan Dr Mary Ellen Franklin, terapis fisik dan fisiologi olahraga dari Medical College of Georgia, menyatakan bahwa nyeri punggung sering dialami anak-anak yang masih dalam pertumbuhan di usia 11-16 tahun.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tas ransel pada punggung anak, dr Mary melakukan studi kasus pada murid-murid berusia 10-13 tahun.
Hasil penelitiannya, semakin berat beban tas ransel yang berada di punggung si anak, semakin sulit mereka menggerakkan tubuh untuk naik ke alat timbangan. Dan ketika mereka turun dari alat timbangan, ada kecenderungan beban cukup berat bertumpu di bagian punggung mereka.
Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya cedera pada punggung anak. Karena ketika menggendong tas ransel dengan beban lebih dari 15% berat tubuh si anak, rangka tubuh mereka akan spontan condong ke depan sehingga menekan tulang belakang secara tidak normal.
Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan kepala anak maju atau menunduk. Dan saat anak menegakkan kepalanya ketika berjalan, tulang lehernya akan lebih menegang dan tertekan.
Akibatnya, selain mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang, posisi ini lama kelamaan juga menimbulkan rasa nyeri pada leher.
Penggunaan tas ransel dengan beban yang berat juga bisa mengakibatkan skoliosis.
Dalam pemeriksaan menggunakan MRI untuk melihat gambaran tulang belakang pada beberapa anak, diketahui bagian tulang belakang anak berubah seiring dengan meningkatnya beban yang dibawa tas punggung. Beban yang terlalu berat menyebabkan tekanan pada bagian dis yang berfungsi sebagai bantalan di antara tulang belakang.
Tulang punggung terdiri dari 33 ruas tulang belakang dan di antara tulang belakang terdapat cakram yang bertindak sebagai penyangga goncangan yang alami. Bila beban kelewat berat, akibatnya bisa mendorong tubuh anak ke belakang. Untuk mengimbanginya, anak menumpu ke depan pinggul atau melengkungkan punggungnya.
Agar anak-anak tidak terjangkit penyakit ini maka penegahannya bisa dilakukan dengan jalan berenang, karena berenang menggerakkan seluruh organ tubuh. Atau dengan cara melakukan peregangan atau stretching dengan arah melawan gerak lengkungan.
Tapi cara penangannya masih pake therapy atau penyangga punggung untuk menormalkan kembali letak tulang.
Sejujurnya gara2 baca2 dan berita Skoliosis, malah bikin parno...tapi kalo gak tas punggung, gimana cara bawa beban segitu banyak ya?![]()