TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI masih menelusuri identitas pelaku penyerangan dua pos pengamanan mudik di Solo, denganmempelajari kelompok-kelompok di Solo, yang pernah menyerang anggota Polri. "Kami pelajari kelompok yang pernah dan diduga menyerang petugas," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, ketika ditemui di Rupatama Markas Besar Polri, Minggu, 19 Agustus 2012.
Boy sendiri belum mau menyimpulkan serangan itu didalangi kelompok teroris. Dia hanya menyatakan, polisi sedang mempelajari kemungkinan rangkaian dua serangan itu dengan serangan kelompok tertentu pada anggota polisi. "Bisa saja modusnya karena sakit hati, tapi ini masih dugaan, kita harus menyelidiki lebih cermat," kata Boy.
Serangan pada dua pos pengamanan di Solo, tidak bisa dikategorikan ancaman biasa. Pada penyerangan pertama, 17 Agustus 2012, orang tidak dikenal memberondong pos pengamanan di Gemblekan, dengan senjata api FN, yang meninggalkan tujuh selongsong peluru dan menyebabkan dua polisi terluka.
Pada serangan kedua, 18 Agustus 2012, di Gladak, pos polisi dilempar dengan granat nanas. Meski tidak menyebabkan korban dan kerusakan material, serangan itu sempat menyebabkan kepanikan dan keresahan. "Harap masyarakat tenang, kami sudah meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini," kata Boy.
Identitas pelaku yang tercatat hanya pakaian dan arah pelarian. Dalam dua penyerangan itu, pelaku penyerangan mengendarai sepeda motor dan melancarkan aksi dengan cepat. Saksi hanya melihat pelaku dua orang berboncengan, mengenakan jaket hitam serta helm biru gelap.
Pada penyerangan kedua, pelaku diduga berasal dari arah Jalan Jenderal Sudirman, Gladak lalu melarikan diri ke arah timur, ke Jalan Mayor Sumaryo. Polisi tidak bisa mengejar, karena saat dilempar granat semua tiarap hingga terjadi ledakan. "Kami masih cari alasan penyerangan, pribadi atau bukan, yang pasti ada niat menyakiti petugas yang sedang berjaga," kata Boy.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...pok-Sakit-Hati