Paling payah nih... hutang cuma buat rumah, nggak punya asuransi... uang cuma untuk ditabung... habisnya hasil indoktrinasi tabanas dari jaman SD dulu....
Paling payah nih... hutang cuma buat rumah, nggak punya asuransi... uang cuma untuk ditabung... habisnya hasil indoktrinasi tabanas dari jaman SD dulu....
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
untuk tabungan pendidikan anak >6 tahun aku pake emas.
asuransi syariah unit link untuk proteksi,ada investasi juga sih tapi ga gitu ngarep lebih menekankan proteksi kalau asuransi.
tabungan biasa untuk cash flow usaha ama kebutuhan sehari2.
kalau ada duit mending aku beli aset buat usaha.
hutang saat ini baru rencana buat apartemen (ntar disewakan)
ga berani reksadana. belom cukup ilmu.
satu lagi tabung duit di tempat fitness. keluar nya emang bukan duit tapi insyaallah sehat. sehat itu mahal soalnya.
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
aliran pikiranku juga konservatif seperti ini
tapi setau saya, idealnya memang memanfaatkan credit line untuk memutarkannya. dan kalo dipikir2, memang make sense praktek itu terutama kalo dilihat dari perspektif finance, walo saya sendiri juga tidak begitu nyaman dengan praktek itu
tapi tentu saja seseorang juga harus bisa memanage resiko supaya tidak berlebihan mengambil resiko
for the longest time saya juga hasil doktrin juga in a way saya juga masih begitu
btw, brapa persen sih tingkat inflasi di indo per tahun? dan brapa persen interest rate-nya?
saya ada sebagian tabungan yang juga udah didesak2 oleh fund manager (oleh perusahaan) untuk diolah. cuman memandang ekonomi skarang, masih blom tau sih mau diapain ga ideal sih. dengan bunga yang ga seberapa skarang, memang abisnya di inflasi kayanya ya sedangkan sebagian tabungan yang laen yang ga keberatan untuk "dimainin", saya pake buat maen saham ato ngambil dividen aja, cuman amatiran
gw cuma ngandalin tabungan rencana pendidikan
buat anak yang dijamin oleh asuransi. disamping
itu juga ngambil asuransi dengan unit-link.
gw sih ngga mikirin nilai uangnya dengan memban
dingkan inflasi vs tingkat suku bunga atau bagi
hasil, yang penting dengan gw rajin menabung,
gw memiliki cadangan uang tunai yang cukup, ka
lau satu saat gw harus membutuhkan uang besar.
ada bagusnya kalau kita menghitung tingkat inflasi sendiri, tidak mengandalkan hitungan pemerintah.
caranya gampang, catet harga hari ini semua kebutuhan kita sehari2, misalnya harga beras, harga sabun, bensin, uang sekolah anak dll
lalu tiap tahun atau tiap lebaran tulis ulang semua faktor diatas lalu lihat seberapa besar kenaikan harga2 yg terjadi.
kalo nilai inflasi, BPS tiap bulan ngerilis nilai inflasi 66 kota di Indonesia kok, cek aja di situsnya
next year™
iya maksud gw daripada ngandelin kayak gitu mending itung sendiri aja, bebas dari tekanan politik.
lagipula bisa saja barang yg biasa kita pakai itu perubahan harganya berbeda dari barang2 indeks di bps, misalnya tiap minggu kita makan di sebuah restaurant keluarga, beli baju merk2 tertentu, beli parfum tertentu, nonton di bioskop tertentu dsb
kenaikan harga2 tersebut akan berbeda dari nilai inflasi keluaran BPS.
inflasi di indonesia kalau berdasarkan bps kalau ga salah 10 cmiiw.
yang jelas bunga bank jauhhhh banget ga bakal ngelawan. maka itu aku usahakan ga tabung uang di bank. kecuali buat cashflow harian atau usaha. rugi banget. kalau mentok ga ada ide ya beli emas.
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
harga gula tahun lalu Rp 10.500 sekarang Rp 13.900, naiknya 32%.
apa cuma karena mau lebaran ya ?
kalo harga emas, Juli 2010 Rp 355rb sekarang Rp 540rb, naiknya 52% selama 2 tahun atau 26%/tahun
yang bikin nilai Inflasi BPS cuma 10% itu karena pemerintah menekan harga BBM, selama beberapa tahun tetap Rp 4500, juga menekan harga beras dengan mengorbankan petani beras, serta beberapa bahan pokok lainnya.
Intinya, megang rupiah banyak2 itu sangat salah, uang itu untuk perputaran saja, bukan untuk disimpan.
kira-kira begini bund...
misalkan kita mengambil Asuransi dengan besar po
lis setiap bulan adalah 500rb, maka sekitar 350rb
dibayarkan untuk premi asuransi, dan 150rb nya un
tuk investasi, yang dikonversi dengan nilai unit-link,
misalnya nilai unit-link saat ini adalah 12.500, maka
kita mendapatkan 12 unit-link.
investasi ini diolah oleh fund manager yang ditun
juk oleh perusahaan asuransi tersebut, dan bila ker
ja fund-manajer bagus, nilai unit-link akan mening
kat. Dengan mengambil investasi mid-low risk, bia
sanya return of investmen sudah di atas 10%, ka
takan 12% pertahun, maka itu sudah diatas nilai
inflasi, dan dengan 150rb investasi setiap bulan, pa
da bulan ke 120 (10 tahun = 18jt investasi total),
kita mendapatkan sekitar 34 jt.
lepas tahun ke sepuluh, kita bisa stop membayar
polis yang 500rb (350+150), karena nilai investa
si yang sudah 34jt tersebut dapat berkembang
menutupi biaya premi bulanan (350rb) dan masih
akan terus berkembang.
kalau asuransi yang gw ikutin, recordnya selama
15 tahun ini di Indonesia memiliki tingkat keuntung
an rata-rata 15%.
jadi katakanlah, kita mengambil asuransi untuk anak
sejak usia 5th dan ternyata saat berusia 25 tahun
si anak tidak pernah sakit berat sehingga tidak per
nah memakai fasilitas asuransinya, kalau dalam ***
ransi konvensional maka uang yang disetor akan ha
ngus, sedangkan dengan unit-link, nilai polis yang
dibayarkan 500x120 bulan = 60jt, akan kembali pa
da tahun ke 15, dan bila didiamkan katakanlah sam
pai si anak menikah di usia 25 tahun, nilai investasi
itu bernilai 115jt... bisa diambil sebagian katakanlah
50jt, untuk modal menikah + lain-lain si anak, dan
ia masih terus mendapat jaminan asuransi sampai
berusia 99th.
Last edited by Ronggolawe; 05-08-2012 at 12:15 PM.
aslan memang menunjukkan tingkat inflasi, tapi berbeda dengan cara pemerintah
menghitung karena pemerintah menggunakan indeks harga dan tahun dasar.
makanya nilai infkasinya berbeda, perhitungan inflasi aslan pasti jauh lebih besar.
ke pertanyaan ndugu, uang tabungan untuk apa? kalau saya selain untuk bayar
tagihan dan pengeluaran lainnya, dibiarkan saja terakumulasi untuk dana darurat.
investasi sih ga dihitung sebagai tabungan.
ya intinya kalo kita berpatokan pada inflasi itungan pemerintah pasti berakhir runyam,
kita merasa selama ini kita surplus dan rajin menabung, dapet bunga setara inflasi, tapi nyatanya makin lama koq makin miskin
mana ada orang nabung makin miskin, Lan....
loe punya uang 240jt saat ini hasil nabung 1jt se
bulan selama 20 tahun, maka loe termasuk orang
yang kaya, bukan orang miskin.
20 tahun yg lalu menabung 1jt sebulan itu sangat besar.
Kalo dengan hitungan jaman 20 tahun yg lalu, mungkin karyawan biasa paling bisa nabung 200rb/bulan, setelah 20 tahun tabungannya jadi 24jt.
Punya tabungan 24jt memang gak bisa disebut miskin, selama belum kena kebutuhan mendadak seperti masuk RS.
menabung itu bukan sekedar punya duit simpanan,
tapi melatih disiplin pengeluaran dan menjauhi peri
laku konsumtif... itu syarat loe akan jadi orang kaya.