Page 2 of 9 FirstFirst 1234 ... LastLast
Results 21 to 40 of 175

Thread: Cerita Silat

  1. #21
    pelanggan tetap Parameswara Li's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    天京
    Posts
    1,093

    Cool

    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Kwee Ceng aku baca yang versi Koo Ping Ho.
    Kwee Ceng versi Khoo Ping Hoo ? Maksudnya bagaimana ?

    Lucu juga kalo diingat2 baru kelas 3 SD sudah baca begituan.
    Banyak kok anak SD yang sudah baca Wuxia. Apalagi kalau memang didukung oleh lingkungan. Jadi bukan hal yang aneh juga.


  2. #22
    Barista AsLan's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    9,288
    Cerita Kwee Cheng, Yo Ko udah gw apal luar kepala, kalo disuru cerita dari awal sampe akhir juga bisa

  3. #23
    pelanggan tetap Shaka_RDR's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Posts
    1,330
    waaaaaaaaaaaa... thanks a lot sifu uploaderrrrr.......

    *kowtow*

  4. #24
    Quote Originally Posted by Shaka_RDR View Post
    Pendekar budiman? Ntar gw cari ah.
    Btw itu anak sama pek fifi? Bukan sama si cu jit jit?
    Gw penasaran sama sim long karena namanya disebutin oleh lian xing di goa gui bu geh

    ---------- Post Merged at 10:33 AM ----------

    soal penyelesaian, gu long emang parah!
    Pendekar panji sakti aja cukup bikin ilfil endingnya, tapi yg bener2 bikin ilfil adalah : naga kemala putih (lanjutan dari harimau kemala putih).
    Nyesel gw bacanya "

    Klo bukan karena an wan sam kong muncul, trus siau hi ji + hoa bu koat disebut, ga bakalan gw baca tuh buku.
    Pendekar Budiman =Pisau terbang Li=Siau Li Fei Dao

    Mengenai masalah A Fei/Kiam khek A Hui memang tidak dijelaskan secara eksplisit jika dia adalah anak haram dari Sim Long+Pek Fifi, tp cukup banyak koq petunjuk yang mengarah ke arah sana.

    Sama halnya dengan hubungan antara Maling Harum marga Coh dengan Pendekar Panji Sakti. Tidak ada yang kata2 GL yang jelas2 menyebutkan hubungan mereka berdua.^^

    Naga Kumala Putih? Sampah! Biarkan saja Harimau Kumala Putih endingnya menggantung dari pada baca itu NKP, toh bukan asli karya GL ^^

    Yang demen baca karya GL, cobain baca Pendekar Riang/Happy Hero/Huan le ying xiong dah. Menurut saya pribadi, inilah puncak karya GL

    Menambahi pertanyaan Kandalf mengenai LYS dan WDL.

    Jika anda terbiasa dengan cersil bombastis macam karya JY/GL dimana karakter utamanya kadang super sakti, hampir tiada tandingan, maka dijamin anda akan bosan membaca karya LYS.

    Pada karya LYS, tidak ada jagoan super sakti. Sesakti2 nya Leng bwee Hong, Kim Si Ih, ataupun Beng Hoa, paling banter jg cm bisa melawan 2 musuh,. Lebih dari itu, mereka keteteran jg.

    Pace ceritanya luambaaat, akan tetapi detil, termasuk juga penggabungan dengan event2 sejarahnya, LYS top markotop. Selain itu LYS juga raja tega, banyak jagoannya yang berakhir dengan tragedi

    WDL? Lebih realistis lagi!! Adakah dalam cersil JY, orang beradu ginkang musti bersusah-susah cari jalan memutar, karena terhadang tembok yang terlalu tinggi? Adakah dalam cerita GL, jagoan bersusah susah memunguti kembali senjata rahasia yang disambitkan ke musuh? ^^
    Last edited by Delacroix; 16-07-2012 at 01:17 AM.

  5. #25
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    gmana dengan Tony Wong????

  6. #26
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Tonywong komikus.
    Kadang cerita asli seperti Long Hu Men
    kadang cerita adaptasi seperti cerita2 Chin Yung.

    Dia pun sekarang sudah tidak menggambar sendiri. Anak buahnya banyak seperti Ip Ming Fat atau Andy Seto.
    Koreksi bila aku salah.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  7. #27
    Barista kupo's Avatar
    Join Date
    Dec 2012
    Location
    Jog Ja karta
    Posts
    3,849
    Quote Originally Posted by Parameswara Li View Post
    Banyak kok anak SD yang sudah baca Wuxia. Apalagi kalau memang didukung oleh lingkungan. Jadi bukan hal yang aneh juga.

    aku dulu mulai baca cersil juga masih kelas 2 SD, pertama baca karya JY - Kisah Pendekar Negeri Tayli - 70 an buku, abis itu jadi suka baca cersil.. hehehe

    ---------- Post Merged at 02:14 PM ----------

    Profil Pengarang Cersil Chin Yung dan Khu Lung (diambil dari website kangzusi)

    Spoiler for Chin Yung:
    Chin Yung, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924. Ketimbang menjadi diplomat selesai pelajarannya Chin Yung memilih mengejar karir di bidang jurnalistik. Bosan hanya menulis berita, Chin Yung mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya menulis novel. Menulis novel inilah rupanya kekuatan utama dari Chin Yung.
    Novel pertama Chin Yung ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci (Shu Jian En Chou Lu). Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Chin Yung kemudian mendirikan suratkabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di surat kabarnya tersebut.

    Secara resmi terdapat 13 novel (12 novel panjang dan 1 novel pendek) dan 2 cerita pendek yang ditulis Chin Yung dalam selang waktu 17 tahun, dari tahun 1955 sampai 1972.
    Judul buku dan dibuat ditahun

    1. Pedang dan Kitab Suci Shu Jian En Chou Lu 1955
    2. Pedang Ular Emas Bi Xue Jian 1956
    3. Legenda Pendekar Rajawali She Diao Ying Xiong Zhuan 1957
    4. Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Shen Diao Xia Lu 1959
    5. Rase Terbang dari Pegunungan Salju Xue Shan Fei Hu 1959
    6. Si Rase Terbang Fei Hu Wai Zhuan 1960
    7. Pedang Langit & Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji 1961
    8. Sepasang Golok Mustika Yuan Yang Dao 1961
    9. Kuda Putih Menghimbau Angin Barat Bai Ma Xiao Xi Feng 1961
    10. Pedang Hati Suci Lian Cheng Que 1963
    11. Pendekar-Pendekar dari Negeri Tayli Tian Long Ba Bu 1963
    12. Medali Wasiat Xia Ke Xing 1965
    13. Hina Kelana Xiao Ao Jiang Hu 1967
    14. Kaki Tiga Menjangan Lu Ding Ji 1969
    15. Pedang Puteri Yue Yue Nu Jian 1970

    Tahun 1972 Chin Yung menyelesaikan penulisan novelnya yang terakhir, Kaki Tiga Menjangan (Lu Ding Ji), yang telah dimulainya sejak 1969 dan berikrar untuk tidak menulis novel lagi. Sampai hari ini ikrarnya masih tetap dipegang, namun nama besarnya terus hidup.


    Spoiler for Khu Lung:
    Gu Long, yang memiliki nama asli Xiong Yaohu (1937-1985), merupakan penulis cerita silat terpopuler di Taiwan. Keluarganya berasal dari propinsi Jiangxi, China, dan Gu Long lahir di Hong Kong pada tahun 1937. Pada saat berumur 13 tahun, ia pindah ke Taiwan bersama kedua orangtuanya, yang bercerai tidak lama setelah itu.

    Pada masa awal hidupnya di Taiwan, Gu Long tinggal di sebuah kota tua bernama Ruifang di pinggir kota Taipei, dan mengambil studi di jurusan Inggris sebuah akademi terkemuka Tamkang English Junior College (sekarang bernama Universitas Tamkang). Tidak seperti kebanyakan orang yang berusaha keras menyelesaikan studinya agar dapat bekerja di kota besar, Gu Long tidak menyelesaikan studinya dan malah kembali ke kota kecilnya untuk menjalani kehidupan tenang dan mewujudkan impian hidupnya: mengarang buku.

    Gu Long mulai menulis novel di usia 11 tahun dan memperoleh royalti tulisannya yang pertama di usia 19 tahun. Tema utama novel dan prosanya pada awalnya adalah cinta, namun namanya baru melambung dan dikenal orang saat teman-temannya mendorongnya untuk menulis novel cerita silat. Pada awal tahun 60-an Gu Long, di usianya yang ke-23, berkonsentrasi penuh menulis cerita silat. Kisah cinta dalam novel-novel silatnya begitu realistis, mungkin karena pengalamannya sekian tahun menulis kisah cinta, dan gaya penulisannya begitu unik dan orisinil.

    Karir Menulis
    Karya Gu Long muncul pada waktu yang tepat saat novel cerita silat sedang digemari baik di Taiwan maupun di Hong Kong. Karir menulisnya yang berlangsung lebih dari 20 tahun secara kronologis dapat dibagi ke dalam 3 periode utama. Karya-karyanya yang ditulis pada periode pertama, seperti Cangqiong Shen Jian dan Piao Xiang Jian Yu, tidak berbeda dengan karya-karya novelis-novelis umum lainnya.

    Pada periode yang kedua barulah Gu Long mengekspresikan gayanya yang khas dan unik serta pemikirannya yang dalam. Karyanya seperti Da Qi Yingxiong Zhuan dan Juedai Xuang Jian (Pendekar Binal/The Remarkable Twins) telah mampu menempatkan dirinya sejajar dengan tiga novelis utama Taiwan, Zhu Qingyun, Wo Longsheng, dan Si Maling; mereka berempat disebut dengan “The Four Masters of Taiwan”. Setelah itu muncullah karya-karyanya yang paling terkenal, seperti Chu Liu Xiang (Pendekar Pencabut Nyawa) dan Duoqing Jianke Wuqing Jian (Pendekar Budiman/Romantic Swordsman). Cerita Chu Liu Xiang yang menggabungkan cerita silat, detektif, dan tema cinta, begitu mempesona dan diakui sebagai kisah Sherlock Holmes-nya Asia.

    Meski Gu Long tidak pernah berhenti menemukan ide-ide baru untuk menghibur para pembacanya, cerita-cerita yang dibuatnya di periode yang terakhir dalam perjalanan karirnya tidak disambut sebaik buku-buku yang ia tulis sebelumnya. Setelah tahun 1975 karyanya menjadi semakin buruk, dan gayanya telah banyak ditiru oleh para penulis pendatang baru. Saat gayanya memudar, kejayaan novel-novel cerita silat pun turut surut bersamanya.

    Sebuah Pribadi yang Kontroversial
    Gu Long merupakan seorang yang berkepribadian unik dan kontroversial. Ia hanya mau berbicara dengan mereka yang dikenalnya dengan baik. Ia selalu memulai penulisannya dengan memotong kukunya terlebih dahulu (temannya menjelaskan bahwa sesungguhnya Gu Long menggunakan waktu tersebut untuk menyusun dalam benaknya alur cerita yang akan ditulisnya). Ia kadang duduk dan berbaring di atas sebuah papan tulis, karena percaya dengan melakukan itu inspirasi akan mengalir memasukinya.

    Gu Long sangat suka minum alkohol dan merupakan seorang perokok berat. Ia dapat menghabiskan rata-rata 2 bungkus rokok dalam semalam penyusunan novelnya. Ia juga memiliki reputasi yang buruk di mata penerbit-penerbit, karena ia meminta pembayaran royalti yang tinggi di muka kepada penerbitnya, namun kemudian gagal menyelesaikan novelnya sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Akan tetapi penerbit-penerbitnya tersebut menerima saja dari waktu ke waktu, karena mereka takut kehilangan Angsa Emas mereka tersebut.

    Kisah Cinta
    Kesempurnaan hidup di mata Gu Long terdiri dari pena, alkohol, dan wanita cantik. Ia menikah 2 kali dan keduanya berakhir dengan perceraian. Dari ke-2 pernikahannya itu ia dikaruniai 3 orang putra dan sebuah luka batin yang mendalam. Kegagalannya dalam membina keluarga mungkin dapat dikatakan karena sifatnya yang suka berfoya-foya.

    Namun meski gagal dalam 2 pernikahannya tersebut, Gu Long tidak pernah kekurangan wanita cantik dalam hidupnya. Dunia literatur pada waktu itu begitu penasaran mengapa seorang Gu Long yang tampangnya biasa-biasa saja dapat memikat begitu banyak wanita cantik. Sebagian mengatakan bahwa itu dikarenakan kekayaannya, namun Ding Qing murid dari Gu Long, yang mengenalnya dengan baik, mengatakan bahwa karisma Gu Long ada dalam kesepiannya – dan itulah yang telah memikat begitu banyak wanita cantik.

    Wanita-wanita yang mengenal Gu Long mengerti bahwa ia adalah seorang laki-laki kesepian yang mengejar hal-hal yang baru karena hatinya yang penuh dengan kesepian. Karenanya, Gu Long telah mencintai banyak wanita, namun tidak ada satu hubungan pun di antaranya yang berlangsung lama.

    Meski Gu Long tidak dapat hidup tanpa teman wanita, ia seringkali mengabaikan wanita yang dicintainya untuk bisa bersama-sama dengan teman-temannya. Sikapnya ini, yang menganggap teman wanita mudah dicari namun sahabat baik sulit untuk ditemukan, telah menimbulkan kebencian di hati teman-teman wanitanya, begitu juga sikapnya yang menganggap hidup ini dengan tidak serius. Akibatnya ke-2 wanita yang menceraikannya dan wanita-wanita lain yang pernah dekat dengannya semua berakhir dengan tidak pernah dapat mengampuni sikapnya itu.

    Gu Long sebenarnya ingin mengubah cara hidupnya, namun ia tidak mampu. Ia tidak ingin orang lain seperti dirinya. Ia sadar betapa banyak hutang cinta yang dimilikinya.

    Kehidupannya yang Singkat
    Gu Long menjadi termasyur di usia muda, namun ia juga meninggal di usianya yang masih muda, pada umur 48 tahun, tanggal 21 September 1985. Ia mati karena alkohol. Alkohol telah menjadi sahabatnya melewati masa susah dan senangnya, namun juga telah menjadi penyebab kerusakan hatinya (Gu Long mengidap sakit pengerasan di hatinya/hepatocirrhosis).

    Pada tanggal 21 September 1985 Gu Long jatuh koma, dan kata-kata terakhirnya adalah: “Mengapa tidak ada salah seorang teman-teman wanitaku yang datang mengunjungi aku?” Malam itu pukul 6:06pm, di rumah sakit Tri-service Taipei, Gu Long mengakhiri penjalanan hidupnya, meninggalkan lingkaran karya tulisnya dan dunia ini untuk selamanya.

    Para penggemar karya-karyanya terkejut dengan berita tersebut. Teman-teman baiknya menitikkan air mata di depan batu nisannya, tidak mempercayai kepergian Gu Long yang begitu cepat tersebut. Namun, hampir tidak ada seorang pun sanak-saudara, termasuk wanita-wanita yang pernah pernah satu waktu dekat dengannya, hadir pada acara penguburannya.

    Para profesional menulis untuk mengungkapkan penyesalan mereka akan perginya Gu Long: Ngai Hong berkata, orang menggunakan Jin Yong sebagai panutan sebelum munculnya novel-novel Gu Long. Hanya Gu Long yang dapat mendobrak keteladanan Jin Yong tersebut dan menciptakan sebuah gaya yang baru. Insan televisi dan dunia film berkomentar bahwa karya Gu Long merupakan sebuah terobosan dalam sejarah novel-novel cerita silat.

    Gu Long tidaklah mati, karena karya-karyanya akan tetap bersama dengan kita, teristimewa kreativitasnya yang telah memberi kita cara berpikir yang baru.
    Last edited by kupo; 19-12-2012 at 03:20 PM.

  8. #28
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Tahun 1972 Chin Yung menyelesaikan penulisan novelnya yang terakhir, Kaki Tiga Menjangan (Lu Ding Ji), yang telah dimulainya sejak 1969 dan berikrar untuk tidak menulis novel lagi. Sampai hari ini ikrarnya masih tetap dipegang, namun nama besarnya terus hidup.
    Tidak menulis novel tetapi merevisi berkali-kali... hihihihihihi...
    Tapi novel terakhirnya Chin Yung, Lu Dung Ji (Kaki Tiga Menjangan) memang mantap ya? Benar-benar antitesis dari novel pertamanya, Pedang dan Kitab Suci.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  9. #29
    Barista kupo's Avatar
    Join Date
    Dec 2012
    Location
    Jog Ja karta
    Posts
    3,849
    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Tidak menulis novel tetapi merevisi berkali-kali... hihihihihihi...
    Tapi novel terakhirnya Chin Yung, Lu Dung Ji (Kaki Tiga Menjangan) memang mantap ya? Benar-benar antitesis dari novel pertamanya, Pedang dan Kitab Suci.
    iya betul.. hihihi..

    kasian Toan Ki, di revisi terakhir (kalo ga salah) Ong Giok yan nya balik lagi ngurusi buyung hok yg gila... aku ngenes bacanya

    kaki tiga menjangan dari sisi karya sastra emang unik, cuma gemes bacanya hahaha..
    ada yg punya ebooknya yg terjemahannya rapi? aku punya tapi bagian tengah dan belakangnya terjemahannya ngaco, beda sama bagian depannya... jadi ga sreg bacanya
    Last edited by kupo; 21-12-2012 at 11:24 AM.

  10. #30
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    KangZusi itu kalau gak salah hasil pemindaian. Tapi seingatku ada yang hilang.
    Tapi kalau nanya kayak ginian jangan sampai di milis cersil atau tjersil di yahoogroups yah. Soalnya ada penerbitnya di situ. Bisa diamuk2.

    Heh? Di revisi terakhir Ong Giok Yan kembali mengurusi Buyung Hok?
    Bukan si siapa itu, wanita pelayan...

    Duh.. ngenes banget.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  11. #31
    Barista kupo's Avatar
    Join Date
    Dec 2012
    Location
    Jog Ja karta
    Posts
    3,849
    iya betul.. aku dapatnya dari sana.. kalo ga salah terjemahannya emang ga selesai, terus digantiin orang lain mulai bagian tengah, jadi kacau dan ada bagaian yang ga komplit.. bro baca dimana? kalo ada penerbitnya, kebetulan aku mau tanya beli versi cetaknya dimana

    iya ngenes ...

    Spoiler for revisi 3rd edition:

    As for the love life of Duan Yu, nothing too interesting. The Xixia princess saw that Duan Yu was looking quite sad and offered a caring companion for him in the form of the palace maid. The 4 sword girls were a gift too, but those girls married the sons of the 3 Ministers. It was only said in the end that Mu Wanqing later on became the Imperial Consort, Zhong Ling became Consort Xian and the palace maid Consort Shu. One of them was the mother of Duan Zhengxing (the father of Duan Zhixing/reverend Yideng), but it was unclear which one. As for Wang Yuyan, she could not learn the method to preserve her youth. Because the only persons who knew the skill were all dead (Tonglao, Wuya Zi and Li Qiushui). She just went back to her mad cousin.
    Last edited by kupo; 19-12-2012 at 05:12 PM.

  12. #32
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Quote Originally Posted by Parameswara Li View Post
    Kwee Ceng versi Khoo Ping Hoo ? Maksudnya bagaimana ?



    Banyak kok anak SD yang sudah baca Wuxia. Apalagi kalau memang didukung oleh lingkungan. Jadi bukan hal yang aneh juga.

    Ya yang ditulis Koo Ping Hoo. Mungkin sama mungkin beda dengan yang ditulis orang lain aku nggak tau. Tapi rasanya sih sebelas dua belas kalo liat berbagai versi filmnya.

    Kukira anak SD sukanya main PS ato baca komik

  13. #33
    Barista kupo's Avatar
    Join Date
    Dec 2012
    Location
    Jog Ja karta
    Posts
    3,849
    oo baru tahu kalau koho ping hoo bikin cerita yg mirip sama sia tiauw eng hiong..
    jagoannya namanya kwe ceng juga bro?

    kalo soal film, aku 95% yakin karya kho ping ho belom ada yg dibikin film , walaupun ada sinetron silat yg ceritanya mirip2 tapi setahuku ga disbutkan kalau itu cerita karangan Kho Ping Ho

    kalau menurut aku sih karangannya kho ping hoo yang paling bagus itu serial bukek siansu dan serial pedang kayu harum.. itu juga yg seri2 akhir ceritanya udah mulai ga bagus
    Last edited by kupo; 19-12-2012 at 06:25 PM.

  14. #34
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Koo Ping Hoo kayaknya menyadur deh, bukan ngarang sendiri. Jadi jalan cerita sama tapi pake kata2nya dia. Cerita Kwee Cheng itu aslinya karangan siapa? Kukira semacam folklore gitu.

    Karangan Koo Ping Hoo yang paling memorable di aku sih yang Pendekat Mata Keranjang. Soalnya judul itu yang pertama kali dibaca.

  15. #35
    Barista kupo's Avatar
    Join Date
    Dec 2012
    Location
    Jog Ja karta
    Posts
    3,849
    ooo... ok

    Kwee ceng dan Oey Yong itu jagoan di cerita Kisah Memanah rajawali bagian pertama dari trilogy Rajawali.

    lengkap nya
    1 Kisah Memanah Rajawali - Sia Tiauw Eng Hiong
    2 Sepasang Pendekar Rajawali - Sin Tiauw Hiap Lu
    3 Kisah Membunuh Naga - To Liong To

    cerita diatas ada hubungannya dengan cerita para pendekar negeri tayli, semuanya karangan Chin Yung (profil pengarang nya aku post diatas )

    cerita diatas itu bacaan wajib buat penggemar cerita silat

    kalau sudah baca cerita karangan pengarang asli Tiongkok ( Chin Yung - Khu Lung ) dll, baca karangan Kho Ping Hoo yang orang sini jadi terasa kurang menggigit ( walaupun karangan beliau juga bagus )

    Pendekar Mata keranjang karya Asmaraman S. Kho Ping Ho yang bro baca itu bagian dari seri Pedang kayu harum.


    Spoiler for serial pedang kayu harum:

    1. Pedang Kayu Harum
    2. Petualang Asmara
    3. Dewi maut
    4. Pendekar Lembah Naga
    5. Pendekar Sadis
    6. Harta karun Jengis Khan
    7. Siluman gua Tengkorak
    8. Asmara Berdarah
    9. Pendekar Mata Keranjang
    10. Si Kumbang Merah
    11. Jodoh mata keranjang
    12. Pendekar Kelana



    kalau bro belum baca, bisa dicoba, tapi hati2 kalau ga bisa berhenti


    Spoiler for profil Asmaraman S. Kho Ping Ho:

    Kho Ping Hoo atau Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo
    Dia legenda pengarang cerita silat. Kho Ping Hoo, lelaki peranakan Cina kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 17 Agustus 1926, yang kendati tak bisa membaca aksara Cina tapi imajinasi dan bakat menulisnya luar biasa. Selama 30 tahun lebih berkarya, dia telah menulis sekitar 400 judul serial berlatar Cina, dan 50 judul serial berlatar Jawa.
    Bahkan setelah dia meninggal dunia akibat serangan jantung pada 22 Juli 1994 dan dimakamkan di Solo, namanya tetap melegenda. Karya-karyanya masih dinikmati oleh banyak kalangan penggemarnya. Bahkan tak jarang penggemarnya tak bosan membaca ulang karya-karyanya. Kho Ping Hoo bernama lengkap Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo.
    Dia juga banyak mengajarkan filosofi tentang kehidupan, yang memang disisipkan dalam setiap karyanya. Salah satu tentang yang benar adalah benar, dan yang salah tetap salah, meski yang melakukannya kerabat sendiri. Kho Ping Hoo berasal dari keluarga miskin. Dia hanya dapat menyelesaikan pendidikan kelas 1 Hollandsche Inlandsche School (HIS). Namun, ia seorang otodidak yang amat gemar membaca sebagai awal kemahirannya menulis.
    Ia mulai menulis tahun 1952. Tahun 1958, cerita pendeknya dimuat oleh majalah Star Weekly. Inilah karya pertamanya yang dimuat majalah terkenal ketika itu. Sejak itu, semangatnya makin membara untuk mengembangkan bakat menulisnya. Banyaknya cerpenis yang sudah mapan, mendorongnya memilih peluang yang lebih terbuka dalam jalur cerita silat. Apalagi, silat bukanlah hal yang asing baginya. Sejak kecil, ayahnya telah mengajarkan seni beladiri itu kepadanya, sampai 1959 baru ia berusaha "menciptakan" cersil. Cersilnya bukan saja populer sebagai cerita bersambung di majalah, melainkan ia sendiri pun menerbitkan dalam bentuk buku saku. Penerbit Gema di Solo adalah usaha yang dibangunnya. Selama 30 tahun, ia menulis 120 buah karya. Menurut pengakuannya, di antara karya-karyanya ada sebuah yang beijudul Bunga Teratai Emas yang merupakan karya terjemahan, sedangkan yang lain adalah ciptaannya.

    Karya cerita silat pertamanya adalah Pedang Pusaka Naga Putih, dimuat secara bersambung di majalah Teratai. Majalah itu ia dirikan bersama beberapa pengarang lainnya. Saat itu, selain menulis, ia masih bekerja sebagai juru tulis dan kerja serabutan lainnya, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
    Namun, setelah cerbung silatnya menjadi populer, ia pun meninggalkan pekerjaanya sebagai juru tulis dan kerja serabutan itu, dan fokus menulis. Hebatnya, ia menerbitkan sendiri cerita silatnya dalam bentuk serial buku saku, yang ternyata sangat laris. Cerita silatnya pun makin bervariasi. Tak hanya cerita berlatar Cina, tetapi juga cerita berlatar Jawa, di masa majapahit atau sesudahnya. Bahkan, selain secara gemilang memasukkan makna-makna filosofis, dia pun menanamkan ideologi nasionalisme dalam cerita silatnya.
    Karya-karya Kho Ping Hoo, umumnya boleh dikatakan terbagi atas cersil, "novel sejarah" Jawa, novel spionase dan novel percintaan. "Novel sejarah" Jawanya konon dibandingkan dengan karya penulis pribumi ditulisnya lebih dini, mutunya pun cukup tinggi. Novelnya yang berjudul Darah Mengalir di Borobudur paling menyenangkan untuk selera semua orang. Novel ini menampilkan dua tokoh yang mengesankan: Raden Pancapanadan Indrayana. Teater di Jawa sudah mengubah novel ini menjadi sendratari dan dipentaskan berulang kali. DiJawa, ada grup pertunjukan yang disebut "Siswo Budoyo" yang dipimpin oleh Cokrojiyo, yang gemar mengubah bermacam-macam novel sejarah Kho Ping Hoo menjadi sandiwara radio. Di samping Darah Mengalir di Borobudur, novel sejarah Badai di Laut Selatan mendapat sambutan juga.
    Meskipun Kho Ping Hoo pernah menulis "novel sejarah" Jawa dan telah mendapat penghargaan yang tinggi atas usahanya, tetapi Jumlah karya yang terbesar dan yang membuat Kho terkenal adalah cersil.

    Latar belakang cersil Kho Ping Hoo ada yang di Tiongkok, dan ada juga yang di Indonesia. Lantaran Kho Ping Hoo tidak mempunyai dasar bahasa Tionghoa, maka ia tidak mampu menyalin cersil Tionghoa. Namun, dengan membaca cersil-cersilnya, orang mendapat kesan, Kho menguasai benar kisah cersil Tionghoa. la juga tahu tentang sejarah dan kebudayaan Tionghoa, walaupun kadangkala ia keliru tentang tahun-tahun dinasti Tiongkok.
    Jika diamati dengan saksama, seseorang yang pernah membaca cersil dan menonton beberapa film kungfu yang berdasarkan karya Ni Kuang dan Gu Long, kelihatanjalan ceritanya banyak persamaan, penyelesaiannya pun sangat miirip. Jadi, ketika Kho Ping Hoo menulis cersil pasti dipengaruhi kedua orang penulis tersebut.
    Kho Ping Hoo dalam cersilnya sering membicarakan perkawinan campur Tionghoa-Indonesia, meskipun ini dianjurkan tetapi mesti didasarkan percintaan. Kho mengharapkan para pembaca bisa menerima manfaat yang terkandung di dalam cersilnya. Menggunakan cersil untuk memberi "kuliah" ini mirip dengan novel peranakan yang terbit pada awal abad kedua-puluh. Cara ini jarang ditemui pada cersil-cersil terjemahan. Mungkin ada hubungan dengan situasi Indonesia ketika itu. Pada akhir 1980, di Indonesia baru saja terjadi peristiwa rasialis. Kho Ping Hoo pernah menganjurkan perkawinan campur Tionghoa-Indonesia untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah rasial.

    Tujuannya menulis cerita silat, adalah untuk mengeluarkan isi hatinya dan menyampaikan saran-sarannya. la tidak berani mengeritik langsung pejabat pemerintah dan pegawai negeri yang korup. Akan tetapi dalam cersil-cersilnya, ia dapat mengatakan apa yang ia ingin sampaikan, tanpa mempertimbangkan hal-hal yang lain.

    sumber dari website kangzusi
    Last edited by kupo; 19-12-2012 at 06:34 PM.

  16. #36
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Jadi pengen belajar membaca huruf Han nih...
    Pengen baca revisi-revisi terakhir-nya Jinyong.

    Aku penasaran dengan karya2 Liang Yusheng. Bagus gak?
    Last edited by kandalf; 19-12-2012 at 10:39 PM.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  17. #37
    pelanggan tetap Parameswara Li's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    天京
    Posts
    1,093

    Cool

    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Koo Ping Hoo kayaknya menyadur deh, bukan ngarang sendiri. Jadi jalan cerita sama tapi pake kata2nya dia. Cerita Kwee Cheng itu aslinya karangan siapa? Kukira semacam folklore gitu.
    Penyadur itu membaca karya aslinya, kemudian menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri. Seberapa besar defiasinya memang tidak ada standar pasti. Tapi kalau untuk cerita silat, kebanyakan sih cuma menerjemahkan secara bebas saja, sehingga mungkin perbedaan kalimat-kalimat dari karya aslinya cuma 1%-2% saja .

    Kho Ping Hoo [Xǔ Pínghé 許平和] jelas tidak mungkin menyadur karena beliau buta huruf Han. Apalagi dia tidak bisa berbahasa Mandarin, paling banter hanya Bahasa Hokkian saja. Ini hal yang sangat wajar untuk kaum peranakan Zhongguo di Jawa. Berbeda sekali dengan kaum totok, misalnya Gan KL.

  18. #38
    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Jadi pengen belajar membaca huruf Han nih...
    Pengen baca revisi-revisi terakhir-nya Jinyong.

    Aku penasaran dengan karya2 Liang Yusheng. Bagus gak?
    Klo lweekangnya sudah mantab, silahken dicoba serial thian shan. Tp klo baru "keluar pintu"sebaiknya diurungkan dulu, salah2 bisa cau hwe jip mo

    Cb baca BUTONG IT KIAM dulu sebagai pemanasan masuk ke universenya LYS yang lambat alurnya, ga bombastis tarungnya serta kadang tega pengarangnya

    Buat KUPO:

    Klo mo cari Lu Ding Ji, cari yg namanya Yan Widjaya or Andi Wijayadi milis Mtjersil, mereka yg punya gawe menerbitkan ulang KAKI TIGA MENJANGAN dengan terjemahan yang bagus . Untuk ebook yang beredar sekarang sumbernya dari terbitan SAN yang bagian pertamanya di terjemahin oleh OKT, Oey Kim Tiang loocianpwe hanya saja tidak selesai sehingga bagian 2-3 nya diterjemahin asal2an oleh Aicu (entah siapa ) makanya bagian 2-3 dari ebook yang beredar jadi berantakan.
    Last edited by Delacroix; 19-12-2012 at 11:01 PM.

  19. #39
    Barista kupo's Avatar
    Join Date
    Dec 2012
    Location
    Jog Ja karta
    Posts
    3,849
    ^ betul bro, kalau sudah biasa dengan JY dan GL, baca Thian san perlu persiapan khusus... hihihi
    aku udah tamatin semua karya JY dan GL... n mulai coba baca liang Ie shen .. hasilnya 2 kali ini coba baca serial thiansan, tapi baru baca dikit, udah keburu ga tahan .. mungkin karena waktuku buat baca udah ga sebanyak dulu, jadi kalau terlalu lambat ceritanya jadi ga tahan..

    thanks buat info Lu Ding Ji nya, nanti aku coba cari dah di milis.., selama ini aku cuma baca ebook nya .. di bagian seru2nya malah ga karuan terjemahannya .. bacanya jadi ga semangat
    Last edited by kupo; 20-12-2012 at 07:54 PM.

  20. #40
    Gue pernah nemu forum silat dimana ada juga cerita silat baru (yang dibuat fan kalo nggak salah).
    Dan cerita silat baru itu seru juga, cuman karena kesibukan dalam dunia nyata, akhirnya gue lupa websitenya.

    Kalo e book khopingho gue lengkap nih.

Page 2 of 9 FirstFirst 1234 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •