Cerpen detektif Pertama
(yang selalu gagal dikirim kemana-mana)
tapi boleh nak tengok silahkan di kritisi
Mentari LUxemburg yang hilang
Kepolisian unit Star Peregrin menuruni sebuah Limousine warna perak muda didepan Istana Perione, Luxemburg—Eropa Barat. Rencananya sampai sepekan kedepan mereka akan bermalam di negara bekas jajahan Perancis dan Jerman tersebut. Jauh-jauh dari London, mereka datang atas undangan Pangeran muda, Danewellis Sullivan. Teman lama dari Star Peregrin yang sebentar lagi akan dinobatkan sebagai Raja muda Perione, Luxemburg.
” Bosan!, masa seharian ini aku harus pake gaun” Terlihat dari belakang sesosok gadis menyeret gaun putih kebiru-biruan dengan menenteng sepatu hak tingginya. Hiasan dirambutnyapun berantakan. Sepertinya, itu terjadi saat dia tertidur dimobil dalam perjalanan dari bandara ke Istana Perione . Dia berbicara dengan Kapten Star Peregrin, Rose Colterant.
”Tahan saja” ucap Rose cuek, ahli analisis taktik di regu Star Peregrin ini, terus melangkah kepelataran istana. ”Sudahlah, Rel. Sekali-kali jadi cewek” Sahut Kyle, sang ahli Investigasi Star Peregrin . Fiarel malah tambah cemberut.
”Hah?, Gak ada mirip-miripnya seperti cewek malahan seperti badut” Celetukan Mike membuat Fiarel melempar sepatu hak tingginya sukses di jidat Mike. Fiarel nyengir, melihat reaksi Mike Colterant, sang ahli Penjinak Bom dan Kode Rahasia ini tak berdaya menahan laju high heel milik Fiarel. Makanya ahli penembak jitu, jangan disepelekan, tepat sasaran—Fiarel menahan tawanya. Mikepun langsung kabur, memusut-musut jidatnya.
”Oh iya, Rose—kenapa Dane tidak menjamu kita?—calon istri jauh-jauh datang tidak dihargai, hehehe” Lanjut Mike yang mengira Rose akan tertawa. Tapi malahan ia mendapat gertakan dari mata tajam Rose. Mike langsung memamerkan gigi putihnya.
xxx
Tak kurang dari 10 menit. Regu Star Peregrin, dibawah Kapten Rose Colterant, satuan khusus polisi bersifat kemiliteran dalam Amerika Serikat ini diundang dalam peresmian penobatan Raja Luxsemburg, sahabat karib mereka saat sama-sama bersekolah di Amerika Serikat. Mereka sudah digiring oleh perempuan muda kesebuah ruangan yang luas. Mereka duduk rapi di ruang tamu dengan arsitektur Perancis klasik.
Perempuan muda tadi kini turun dengan seorang wanita separuh baya. Namun guratan diwajahnya tidak membuat kecantikannya luntur. Sepertinya ia adalah Ratu Luxemburg, Laura Lafarguewellis—Ibunda Dane.
”Selamat datang, Star Peregrin!, saya senang sekali mendengar kalian akan datang kemari” Sang Ratu tersenyum ramah, membungkukkan sedikit badannya dan mengangkat gaun kawatnya perlahan, tanda hormat. Tak diduga, Ratu itu berbicara dengan bahasa campuran. France dan Inggris. Tentu saja, Bahasa Britsh, Inggris kerajaan. Bukan Inggris Amerika, yang amburadul seperti bahasa di Star Peregrin.
”Terima kasih, my Queen” Rose dan teman-temannya langsung berdiri. Melakukan yang sama dengan apa yang dilakukan seorang tamu kepada pemilik rumah dengan tanda menghormati, merekapun membungkuk.
***
Pembicaraan langsung terasa longgar. Kudapan manispun tersedia, menemani sore yang dingin dalam istana Perione. Sampai suatu kejadian yang menghentakkan mereka di ruang tamu. Asal suara terdengar dari serambi depan, setelah hantaman pintu mobil yang ditutup secara tiba-tiba. Muncullah sosok laki-laki berteriak marah-marah.
”Sampai mati, aku tak akan rela menyerahkan Mahkota itu padamu!. Kalau pun kau yang mendapatkannya, jaminan aku yang akan merebutnya darimu dengan paksa”
”Edgar, apa maksudmu?, bukannya kita sudah bicarakan ini, Edgar...” Sosok Danewellis terdiam— terpaku perlahan, saat melihat tamu-tamu yang ada diruang tamu. Edgar, pria yang dipanggilnya itu langsung saja berjalan menaiki tangga. Tanpa memberi salam kepada baginda ataupun sekedar menyapa tamu yang ada bersama mereka. Dane yang menyadarinya, langsung membungkukkan badannya.
”My queen, Intel Star Peregrin (Dane menoleh kearah Rose) You are Beautiful my Lady (Dane tersenyum manis), Permisi saya keatas sebentar, mari Star Peregrin silahkan menikmati jamuan ini, saya ada urusan sebentar diatas,” Katanya menundukan kepala lagi, sebelum itu dia bahagia. Gadis yang disayanginya, telah datang diacara khususnya. Besok, saat penobatannya sebagai Raja Luxemburg, dia akan resmi melamar Rose untuk yang kedua kali. Tak apa jikalau ia menolaknya lagi. Dilain tempat— Rose, tak bisa menutupi rasa malunya saat disapa my lady oleh Danewellis. Baginda serta teman-teman Star Peregrin pun tersenyum, sedikit mencuri pandang memperhatikan Rose yang salah tingkah.
***