Page 2 of 2 FirstFirst 12
Results 21 to 30 of 30

Thread: Om Liem meninggal dunia di usia 95 tahun

  1. #21
    Barista AsLan's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    9,288
    Dia tu bekas pedagang senjata ya ? makanya deket sama Soeharto.

    Ini tulisan Anton DH Nugrahanto dari Kompasiana :

    Pada minggu 10 Juni 2012 jam 15.50 sore, Liem Sioe Liong wafat di Singapura setelah mengalami sakit yang berkepanjangan. Liem wafat tak lama setelah tanggal ulang tahun orang yang paling penting dalam hidupnya –Suharto, pada tanggal 8 Juni. Ini merupakan rangkaian kebetulan sama dengan hidup Liem yang juga merupakan rangkaian pertemuan-pertemuan yang kemudian membesarkan namanya juga menyurutkan namanya.

    Sebenarnya masa lalu Liem Sioe Liong agak sulit didapat, tidak banyak biografi yang mengulas Liem Sioe Liong secara mendetil, nama Liem hanya disebut-sebut ringkas dan sekilas di banyak buku biografi orang penting Indonesia yang berpengaruh di masa Orde Baru.


    Liem Sioe Liong (1915-2012) -Sumber Photo : Viva News.
    Barulah pada tahun 1983 ada secuil informasi yang ilmiah tentang Liem Sioe Liong yang dirilis oleh Far Eastern Economic Review yang merilis khusus bisnis Liem Sioe Liong dan sedikit kehidupan pribadinya pada bulan April 1983, tapi pada tahun 2005 saat ulang tahun Liem ke 90, dibuat film dokumenter berdasarkan kisah Liem dengan sangat bagus, film ini diputar di depan tamu undangan yang menghadiri perayaan Ulang Tahun Liem saat itu di Hotel Shangri-la Singapura.

    Liem adalah Orde Baru itu sendiri, ia merupakan mata uang tak terpisahkan -. Bangkit dan Kehancuran Orde Baru adalah cerita kebangkitan dan kemunduran Liem Sioe Liong. Sulit bercerita tentang Orde Baru tanpa menyebutkan nama Suharto dan Liem Sioe Liong. Ekonomi Orde Baru dibangun berdasarkan Kapitalisme-Kroni yang juga melandasi ‘Kapitalisme semu’ (ersatz capitalism) dari bangunan konglomerasi inilah kemudian aliran dana berkembang biak bahkan kanal-kanal dana yang dibangun di masa Orde Baru, membuncah dan tumbuh pada perusahaan-perusahaan baru sekarang ini, perusahaan yang membesar setelah hantaman krisis 1998.

    Liem Sioe Liong lahir di Fuqing, Tiongkok 10 September 1915, masa kecil dan muda Liem tidak begitu diketahui, apakah ia berdagang sebelumnya di Tiongkok sana, ataukah ia sekolah. Tapi cerita tentang Liem menjadi berarti ketika Jepang memasuki daratan Tiongkok dan menghancurkan kota-kota serta menjarah seluruh isi kota dengan pemerkosaan dan penindasan, saat itu Jepang yang bersekutu dengan Jerman melakukan pakta perjanjian bahwa Jerman akan menguasai seluruh wilayah Eropa dan Asia Barat sementara Jepang seluruh Asia Timur –mereka berdua akan bertemu di India sebagai daerah penyangga-. Rencana itulah yang membuat Jepang masuk ke Tiongkok sebagai taruhan pertama dalam menguasai Asia Timur. Saat Jepang masuk yang pertama kali diburu Jepang adalah para pemudanya, mereka dipaksa masuk ke dalam barisan militer Jepang atau kalau menolak dibunuh. Yang berani melawan masuk ke dalam Partai Komunis pimpinan Mao dan masuk ke hutan-hutan melakukan perang gerilya, sementara yang menolak perang lari ke pelabuhan dan melaut ke Nanyang (wilayah laut Selatan) –dimana Indonesia sebagai salah satu tujuannya-. Disinilah kemudian Liem Sioe Liong memilih, ia lari ke Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda. Disana ia memiliki seorang paman yang memiliki usaha Pengolahan minyak kacang, kebetulan kakak Liem Sioe Liong, yang bernama Liem Sioe Hie sudah berada di Jawa sebelumnya. Ia menyusul kakaknya.

    Berhari-hari Liem menumpang kapal layar yang amat beresiko terhantam gelombang besar di tengah lautan ganas, banyak cerita yang didengar Liem tentang orang-orang Cina yang kemudian diceburkan ke laut oleh makelar tenaga kerja, ini juga yang membikin dia takut dan ada juga kapal pecah dihantam gelombang. Namun nasib baik masih memihak Liem Sioe Liong, kapal yang ia tumpangi berlabuh mulus di Pelabuhan Surabaya. Saat akan menuruni kapal beberapa petugas Imigrasi Hindia Belanda memeriksa orang-orang dari Cina yang baru datang, mereka bertanya keras-keras dan menanyakan siapa yang menjamin. Liem tak melihat sama sekali kakak-nya, selama empat hari ia tertahan di Pelabuhan Surabaya. Namun kemudian kakaknya A Hie menerima telegram bahwa adiknya A liong tertahan di Pelabuhan Surabaya, dengan cepat A Hie ke pelabuhan Surabaya dan mencari adiknya, setelah bertemu mereka berdua menangis berpelukan, mereka berdua pun mencari warung di dekat pelabuhan dan saling bertukar cerita. A Hie menceritakan salah seorang paman mereka yang sukses membuat pabrik minyak kacang dan mengajak A Liong ke Kudus.

    Di Kudus A Liong bekerja di pabrik kecil milik pamannya mengelola minyak kacang, lalu kemudian ia berpindah dan bekerja sebagai pengelola tahu dan kerupuk, usahanya berkembang baik, ia belajar bagaimana berdagang sekaligus memproduksi sesuatu. –Suatu hari A Liong terpesona oleh kecantikan anak tetangga pamannya Lie Las Nio yang kerap disapa Lilani, A Liong melihat wajah cantik lilani adalah masa depannya, kemudian bermalam-malam ia tak bisa tidur dan kemudian di satu pagi ia membulatkan tekad melamar nikah Lilani.

    Saat itu dijaman Hindia Belanda ada perbedaan pandangan antara Cina Totok dan Cina Peranakan, Cina Totok adalah orang yang langsung datang dari Cina Daratan sementara Cina Peranakan adalah orang-orang Cina yang sudah lama tinggal di Nusantara mereka menikah dengan perempuan-perempuan pribumi dan melahirkan banyak anak yang disebut sebagai ‘Peranakan’. Kaum Cina Peranakan biasanya lebih terdidik bahkan amat memahami budaya setempat, di Jawa misalnya kaum Cina Peranakan kebanyakan hanya bisa bahasa Jawa tidak bisa lagi bahasa asli Cina. Mereka juga bangga apabila dipersamakan statusnya dengan orang Belanda, yang dinamakan statusnya dengan orang Belanda biasanya menempatkan nama barat di urutan pertaman namanya kemudian nama marga dan nama panggilan. Ada juga ketakutan bagi orang Cina Peranakan untuk menikahkan anaknya kepada orang Cina Totok karena sering dibawa pulang kembali ke Cina Daratan, hal inilah juga yang menjadi pertimbangan bagi orang tua Lilani untuk secara halus menolak permintaan Liem Sioe Liong melamar anaknya. Tapi Liem Sioe Liong berkeras hati memperistri Lilani, kekerasan hati Liem itu rupanya meluluhkan hati ayah kandung Lilani dan memperbolehkan anaknya menikah dengan Liem. Pesta berhari-hari dilakukan untuk merayakan pernikahan Liem dengan Lilani.

    Setelah menikah usaha Liem menjadi amat maju, ia mulai coba bermain di perdagangan cengkeh dan tembakau, perdagangan inilah yang kemudian mempertemukan antara nasib dan hoki-nya.

    Tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia –sebelumnya petinggi Pemerintahan Hindia Belanda dengan pengecut lari ke Australia meninggalkan Indonesia tanpa sedikitpun pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan masyarakat terhenti sejenak, di berbagai kota terdapat penjarahan-penjarahan karena kekosongan kekuasaan. Di kota-kota baik kota kecil dan besar terdapat penjarahan yang kemudian membuat kegiatan perekonomian menjadi bangkrut, di masa ini nasib menguji Liem. Ia bersama empat kawannya naik mobil ke satu daerah di dekat Semarang, mobil yang ditumpanginya masuk jurang seluruh penumpang tewas hanya dia yang selamat, selama dua hari dia tak sadarkan diri.

    Selamatnya Liem dalam kecelakaan itu membuat Liem merasa ada tugas besar yang harus ia jalani dan tugas itu adalah keberhasilannya dalam berusaha, Liem merasa dirinya selalu dinaungi nasib baik.

    Di masa pendudukan militer Jepang, pedagang Cina banyak mengalami kerugian, karena memang sejak awal mereka konflik dengan pedagang Jepang yang juga banyak membangun toko-toko di Jawa, kelak diketahui bahwa banyak pedagang Jepang adalah intel yang bertugas mencatat kehidupan sehari-hari serta menginventaris semua data persoalan pemerintahan Hindia Belanda. Persaingan antara pedagang Cina dan Jepang amat keras, pernah di satu waktu orang Cina membeli barang di Toko Jepang, rumah orang Cina itu sendiri kemudian dilempari kotoran oleh orang Cina yang lainnya, pada masa itu kebencian orang Cina kepada Jepang amat tinggi, apalagi saat Jepang menginvasi Shanghai sekitaran tahun 1937 yang membawa korban dan kesengsaraan luar biasa di daratan Cina.

    Liem Sioe Liong mengalami kesulitan di jaman Jepang, transportasi tidak berjalan baik, ia juga tidak mendapatkan pesanan barang dagangan dari luar negeri pelabuhan Malaka sudah diblokir kapal-kapal perang Jepang setelah Jepang menghantam Singapura, otomatis selama masa pendudukan Jepang ia mengalami kebangkrutan, ia sendiri menunggu nasib baiknya dengan sabar sambil bertahan hidup.

    Keberuntungan Liem bangkit lagi saat ia mendengar di radio, Bung Karno dan Bung Hatta di Djakarta membacakan kemerdekaan Indonesia. Saat itu Jepang sudah dibom atom oleh Amerika Serikat, kepergian Jepang tinggal tunggu waktu lagi. Saat itu banyak laskar-laskar tentara berdiri karena Sukarno belum berani mengumumkan pembentukan Tentara Resmi, Bung Karno takut adanya tudingan bahwa bila tentara dibentuk maka akan terjadi suatu bias informasi bahwa Sukarno menyiapkan tentara sisa-sisa pendukung Djepang, atas saran Sjahrir kehendak membentuk tentara resmi ditunda dulu seraya melihat perkembangan. –Barulah di bulan Oktober 1945, tentara resmi terbentuk dan diberi nama Tentara Nasional Indonesia.

    Pada masa Revolusi Bersenjata 1945-1949, warga keturunan Cina banyak mengalami kesulitan bahkan tak jarang mereka menjadi korban pembantaian gara-gara prasangka rasial, tapi bagaimanapun dua pihak yang berseteru baik pihak Republik maupun lawannya pihak Belanda membutuhkan orang-orang keturunan Cina sebagai pembentukan lapisan ekonomi. Perkebunan-perkebunan tetap dipegang kendali orang Cina karena merekalah yang terdidik dalam berbisnis, di sisi lain para pejuang Republik juga amat bergantung pada arus komoditi yang dikelola orang Cina. Dalam buku ‘Elite Bisnis Cina di Indonesia dan Masa Transisi Kemerdekaan 1940-1950’ karya Twang Peck Yang, digambarkan bahwa ada kepercayaan yang lebih kepada Cina Totok dari kaum Revolusioner Republik ketimbang Cina Peranakan, ini juga merupakan revolusi sosial di jaman Hindia Belanda, Cina Peranakan mendapatkan tempat yang lebih tinggi dalam konfigurasi bangunan masyarakat saat itu. Liem Sioe Liong yang juga Cina Totok jelas mendapatkan keuntungan dalam persepsi seperti ini.

    Ia berusaha mengimpor obat-obatan, segala keperluan persenjataan dan bentuk perdagangan barter lainnya untuk diberikan kepada pejuang Republik. Dari sinilah ia mengenal banyak perwira tentara, bahkan di dalam salah satu memoar Letjen Kemal Idris, ‘Bertarung dalam Revolusi’ dengan bangga Kemal Idris bercerita tentang Liem Sioe Liong yang berkata “Saya mengenal dengan Pak Kemal lebih lama daripada Pak Harto’ perkenalan itu pada saat Mayor Kemal memimpin Pasukan Siliwangi yang mengejar pasukan FDR/PKI saat peristiwa Madiun 1948.

    Di tahun 1950 Liem melakukan perdagangan yang kemudian memenuhi kebutuhan perbekalan Kodam Diponegoro, di tahun-tahun inilah kemudian Liem amat akrab dengan Suharto yang saat itu diangkat menjadi Panglima Diponegoro menggantikan posisi Ahmad Yani yang ditarik ke Djakarta untuk menjadi KSAD menggantikan posisi AH Nasution.

    Apakah kasus hukuman Suharto oleh Yani dan Nasution soal penyelundupan gula dan segala soal yang berkaitan dengan barter illegal tahun 1956-1959 melibatkan Liem Sioe Liong dimana kasusnya menjadi soal serius bagi Nasution yang membentuk Inspektorat Internal Angkatan Darat , sampai sekarang pun belum ada jabaran yang ilmiah mengenai hal ini, hanya saja memang karir bisnis Liem di tahun 1950-an biasa-biasa saja tidak semelejit pengusaha yang lain seperti Dasa’at yang amat dekat dengan Bung Karno.

    Seperti pengusaha umumnya, Liem lihai mendekati banyak orang yang memiliki akses kepada kekuasaan apalagi saat itu pengusaha keturunan Cina mendapat rintangan yang serius dalam berusaha di Indonesia. Saat itu sedang ramai jenis usaha jual-beli beslit, karena kebijakan Assa’at yang menghalangi pengusaha keturunan Cina menguasai sektor ekonomi, Assa’at mengeluarkan apa yang disebut ‘Program ekonomi Benteng’. Namun agenda ekonomi yang bernada rasial itu malah jadi permainan dagang jual beli beslit yang kerap disebut sebagai Ali-Baba. Pada tahun 1957 ia berhasil menguasai saham Bank Central Asia, dari BCA inilah kemudian ia membentuk kanal-kanal modal ke berbagai unit usaha antara lain ke PT Mega, dimana salah satu mertua Bung Karno, ayah kandung ibu Fatmawati yang bernama Hassan Din dilibatkan.

    Nama PT Mega sendiri diambil dari nama Megawati, puteri sulung Bung Karno. Usaha-usaha yang ia lakukan selama masa pemerintahan Sukarno yang penuh dengan gairah revolusioner, persiapan perang melawan Belanda di Irian Barat dan gegap gempitanya Sukarno menantang Malaysia membuat iklim bisnis tidak stabil. Bintang terang Liem baru datang tahun 1966, kebetulan kenalan lamanya di TT IV Diponegoro, Mayjen Suharto berhasil memenangkan kekuasaan di Djakarta.
    - - - Updated - - -

    lanjutannya : http://sosok.kompasiana.com/2012/06/11/in-memoriam-liem-sioe-liong/

  2. #22
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    Bagian mana ya yg menyebutkan dia pernah jadi buruh anhkut?

  3. #23
    pelanggan tetap
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    670
    gw kadang rancu sama liem sioe liong sama william soerjadjaja, yang dulu punya astra dan ditendang dari astra karena hegemoni anak2 suharto dan pernah nasihatin bokap gw hehehe

  4. #24
    pelanggan tetap Parameswara Li's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    天京
    Posts
    1,093
    Quote Originally Posted by Joyko View Post
    gw kadang rancu sama liem sioe liong sama william soerjadjaja, yang dulu punya astra dan ditendang dari astra karena hegemoni anak2 suharto dan pernah nasihatin bokap gw hehehe
    Itu sih beda banget. Yang satu totok, yang satu lagi peranakan.

  5. #25
    pelanggan setia Matsugawa Dana's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Location
    " Anata No Kokoro No Naka Ni Iru yo "
    Posts
    2,359
    Turut Berdukacita yg sedalam dalamnya buat Om Liem.semoga semua amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan YME.
    Jual CD Soundtrack Anime dan Tokusatsu.Bagi yang berminat,bisa hubungi gue di :

    085703046062 (Only for SMS) , (022) 7306150 (Only for Calling)

    Gue tunggu ya.Bye.

  6. #26
    Barista AsLan's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    9,288
    Soeharto: Alo Bro... Piye kabare ? akhirnya kita ketemu lagi...


  7. #27
    pelanggan tetap Parameswara Li's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    天京
    Posts
    1,093
    Quote Originally Posted by AsLan View Post
    Soeharto: Alo Bro... Piye kabare ? akhirnya kita ketemu lagi...

    Mestinya ini foto dicropping dulu biar pas.

  8. #28
    Barista AsLan's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    9,288
    yang belakang itu kan masih dalam antrian, belum nyampe

  9. #29
    juragan kopi noodles maniac's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Noodle Cafe
    Posts
    15,927
    Bambang T.A. masih begenk belom kecantol Mayangsari
    Jika menurutmu hidup ini tidak menarik, maka buatlah hidupmu semenarik mungkin - Shinsaku Takasugi

    Impossible is nothing!

  10. #30
    Barista deddy's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Mahakam
    Posts
    2,250
    Quote Originally Posted by noodles maniac View Post
    Bambang T.A. masih begenk belom kecantol Mayangsari
    iya msh takut dipendelengi mbah harto.......
    GARUDA DI DADAKU

Page 2 of 2 FirstFirst 12

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •