Page 2 of 4 FirstFirst 1234 LastLast
Results 21 to 40 of 76

Thread: Bung Karno dan Musik Ngak Ngik Ngok ...

  1. #21
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Quote Originally Posted by choodee View Post
    Klo ortunya bolehin jg why not. Kan sepanjang ga ada yg merasa dirugikan dan melupakan kewajiban pribadi (bolos skul atau kerja).

    Ini semua kembali ke pribadi sendiri kok, makanya gw bilang tulisan di atas itu terlalu menggeneralisir. Asal dr budaya barat itu sendiri adalah negara2 yg maju, tanya kenapa. Cuman mgkn di sini banyak yg cuman ambil sisi hura2nya aja, tapi ga ngeliat sisi kerja keras dr budaya ngak ngek ngok itu.

    Dan gw sendiri ga yakin kalo soekarno di masa sekarang masi bisa sestrict dulu melarang budaya barat masuk.
    hahaha.. nambah lagi yang salah memahami buda
    ya barat... berlebihan pula

  2. #22
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    kok disebut ngak ngik ngok? Kaya bunyi napas orang yg TBC

    kalo nenek saya dulu bilangnya brang breng brong
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  3. #23
    pelanggan setia choodee's Avatar
    Join Date
    Sep 2011
    Posts
    2,988
    Memang budaya barat apa? Yg dr barat toh, sori gw gak taw, kalaupun yg gw anggap bukan budaya barat ya gpp, gw menganggap yg gw anggap selama ini dr barat itu ga semuanya jelek, tergantung diliat dr sudut pandang mana.

    Btw gw berlebihan di mana? Gw gak mendewakan suatu budaya, gw cuman bilang ada sisi positif di masing2 budaya, budaya timur juga iya.

  4. #24
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    Ngak Ngik Ngok. Heh.

    Soekarno bisa mati berdiri, kalo sekarang dia masih hidup, abis dengerin yang modelnya Nine Inch Nails, Rage Against The Machine, Dead Kennedys dan Deftones.
    Satu sisi, ini dari 'barat', tapi full gitar distorsi, dan full musik 'perlawanan' juga. Terutama Buat RaTM dengan 'Guerrila Radio'-nya.

    - - - Updated - - -

    Quote Originally Posted by choodee View Post
    ... sisi positif di masing2 budaya, budaya timur juga iya.
    Dan ini bisa di baca terbalik. Semua budaya, punya sisi negatif. Budaya barat, budaya timur juga.
    A proud SpaceBattler now.

  5. #25
    pelanggan setia choodee's Avatar
    Join Date
    Sep 2011
    Posts
    2,988
    Ya emang pasti punya sisi negatif, kan maksud gw jangan diliat sisi negatifnya aja, positifnya juga

  6. #26
    pelanggan tetap purba's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    1,672
    Kalo melihat tulisan yg diquote oleh TS, itu sudah biasa buat kita bangsa Indonesia, selalu mencari kambing congek utk disalahkan atas kegagalan kita sendiri. Seperti menyalahkan Amerika dan Israel atas kegagalan yg menimpa kelompok tertentu. Basi!!

    Indonesia akhirnya berdiri menjadi sebuah negara adalah hasil globalisasi yg waktu itu diperankan oleh imperialisme dan kolonialisme. Globalisasi bukan sekarang saja, tetapi sudah ada sejak dulu. Hanya saja dengan kekuatan dan kecepatan yg berbeda. Dulu globalisasi merambah ke segala penjuru bumi hanya secepat laju kapal layar di laut. Tetapi sekarang globalisasi merambah secepat cahaya dan dapat menembus tembok setebal apapun. Dalam globalisasi berlaku hukum evolusi "survival of the fittest".


  7. #27
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Pulang ke rumah, di mesjid ada pengajian ba'da Isya yang isinya mengkritik konsernya backstreet boys, intinya, anak-anak muda yang hadir di sana dianggap kaum hedonis yang gak punya kekuatan moril dan keteguhan jiwa... mungkin sama dengan konsep musik Ngak Ngik Ngok nya Sukarno...

    Saya sih terkantuk-kantuk saja pulang ke rumah. Ada satu hal yang saya tahu yang tidak diketahui oleh si ustadz,

    Diantara anak-anak muda yang malam kemarin berjingkrakan di lantai festival diiringi oleh bboys terdapat tiga orang anak muda yang saya kenal setahun ini di kantor. Penyandang S2 dari Amerika dan Eropa. Pekerja keras, luar biasa cerdas, pandai bergaul, dan punya visi tentang masa depan mereka. Semua menolak menggunakan styrofoam, selalu memilah sampah untuk di daur ulang, dan rajin beribadah sesuai agama mereka masing-masing...
    Yang paling tua baru 23 tahun...

    Jum'at kemarin mereka pamit mau nonton bboys, jadi kabur dari kantor agak siang.
    Mereka harap-harap cemas sih, tapi sambil ngakak saya usir mereka pergi. "Go and enjoy your youthfulness... let the old dinosaurs such as myself cover for you down here."

    Paginya salah satu diantara mereka kirim sms, rupanya baru selesai sholat subuh. "The show was wonderful. Thank you, Mas. I'll be in office this saturday to settle things out."

    Jawab saya, "All done. Enjoy your weekend. Let be corporate slave again only on Monday, ok?."

    bboys anyone?
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  8. #28
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    Quote Originally Posted by choodee View Post
    Klo ortunya bolehin jg why not. Kan sepanjang ga ada yg merasa dirugikan dan melupakan kewajiban pribadi (bolos skul atau kerja).

    Ini semua kembali ke pribadi sendiri kok, makanya gw bilang tulisan di atas itu terlalu menggeneralisir. Asal dr budaya barat itu sendiri adalah negara2 yg maju, tanya kenapa. Cuman mgkn di sini banyak yg cuman ambil sisi hura2nya aja, tapi ga ngeliat sisi kerja keras dr budaya ngak ngek ngok itu.

    Dan gw sendiri ga yakin kalo soekarno di masa sekarang masi bisa sestrict dulu melarang budaya barat masuk.
    kalau ada ortu yang mau buang2 duitnya buat hal2 macam gitu, ya terserah, gw kan ngomong buat diri gw sendiri, terserah kalau ada yang mau ngebolehin anaknya narkoba, ngendarain motor sebelum usianya, hura2 buang duit dengan miras, clubbing, bela2in nonton konser lady gaga blablaba
    but that's not me for sure

    barat maju? kita liat saja, apa iya dengan budaya mereka itu beneran maju sekarang ini?

    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Tengok cina saja lah. Negara hasil anti ngik ngok.
    Paling tidak bisa jadi negara penyuntik dana nya amerika eropa.
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  9. #29
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    Quote Originally Posted by Alip View Post
    Pulang ke rumah, di mesjid ada pengajian ba'da Isya yang isinya mengkritik konsernya backstreet boys, intinya, anak-anak muda yang hadir di sana dianggap kaum hedonis yang gak punya kekuatan moril dan keteguhan jiwa... mungkin sama dengan konsep musik Ngak Ngik Ngok nya Sukarno...
    aku pribadi ga 100% sejalan dengan pandangan bung karno, bagiku dia masih terlalu ekstrim, walau ada juga hal2 yang pantas untuk diwaspadai dan beberapa hal benar, walau yang lainnya perlu diluruskan.

    cara pandang dan sikap seseorang tentu saja ga serta merta disebabkan satu hal, tapi di sisi lain, satu hal bisa mengarahkan pandangan banyak orang
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  10. #30
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    Quote Originally Posted by purba View Post
    Kalo melihat tulisan yg diquote oleh TS, itu sudah biasa buat kita bangsa Indonesia, selalu mencari kambing congek utk disalahkan atas kegagalan kita sendiri. Seperti menyalahkan Amerika dan Israel atas kegagalan yg menimpa kelompok tertentu. Basi!!
    ah itu mah menurut lu aja pur

    Quote Originally Posted by purba View Post
    Indonesia akhirnya berdiri menjadi sebuah negara adalah hasil globalisasi yg waktu itu diperankan oleh imperialisme dan kolonialisme. Globalisasi bukan sekarang saja, tetapi sudah ada sejak dulu. Hanya saja dengan kekuatan dan kecepatan yg berbeda. Dulu globalisasi merambah ke segala penjuru bumi hanya secepat laju kapal layar di laut. Tetapi sekarang globalisasi merambah secepat cahaya dan dapat menembus tembok setebal apapun. Dalam globalisasi berlaku hukum evolusi "survival of the fittest".
    nah itu baru gw cukup sepakat
    globalisasi ga bisa ditahan, tapi kita bisa mewaspadainya, dalam arti kita harus berhati2, musti pintar2 memilih, karena pilihan saat ini begitu banyak, ambil yang baik, yang ngga ya tinggalkan. jangan sampe konyol semua ditelan mentah2
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  11. #31
    pelanggan tetap purba's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    1,672
    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    Tohari: Ternyata musik jenis ini bisa menjadi pembuka bagi masuknya gaya hidup sangat pragmatis, cair dan hedonis, dan buntutnya adalah konsumtif. Itulah yang ingin dicegah Bung Karno. Dengan ngak-ngik-ngok yang mendayu-dayu para pemuda mudah terlena dan mudah tercerabut dari nilai-nilai idealisme. Apalagi bila musik itu disertai gaya pergaulan longgar serta dibumbui alkohol dan narkoba. Maka hasilnya bisa dilihat dengan jelas di sekeliling kita sekarang ini.
    Lihat tulisan yg digarisbawahi di atas. Itu jelas mengambil musik ngak ngik ngok sbg kambing hitam atas sikap konsumtif yg diperlihatkan oleh anak2 muda sekarang. Memangnya apa yg dimaksud dgn idealisme oleh Tohari? Idealisme adalah anti ngak ngik ngok? Gak jelas...

    Kalo melihat sejarah The Beatles, apalagi The Rolling Stones, itu justru anak2 muda yg menolak kemapanan. Menurut ane, itulah idealisme. Mengenai musiknya sendiri, itu berasal dari Blues dan Jazz, musiknya wong cilik Negro. Sangat berbeda dgn musiknya kaum feodal yg mengiringi Soekarno berdansa.

    Kalo anak2 muda sekarang bergaya hidup hedonis, lha lihat saja orang2 tuanya, gaya hidupnya feodal. Justru hedonisme lahir dari feodalisme.

  12. #32
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Kalo melihat sejarah The Beatles, apalagi The Rolling Stones, itu justru anak2 muda yg menolak kemapanan. Menurut ane, itulah idealisme. Mengenai musiknya sendiri, itu berasal dari Blues dan Jazz, musiknya wong cilik Negro. Sangat berbeda dgn musiknya kaum feodal yg mengiringi Soekarno berdansa.
    apa sih yang ngga bisa dimanfaatin oleh cengkram
    an Kapitalisme, Pur?
    Jangankan Beatles, atau Rolling Stones dan gerak
    an Hippies yang menentang kemapanan di kandang
    kapitalisme... Che Guevara yang bergerilya menen
    tang kapitalisme dari hutan-hutan di negara Latin,
    ternyata masih bisa dimanfaatin oleh Kapitalisme,
    dengan dijual sebagai icon perlawanan.

  13. #33
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Quote Originally Posted by purba View Post
    Lihat tulisan yg digarisbawahi di atas. Itu jelas mengambil musik ngak ngik ngok sbg kambing hitam atas sikap konsumtif yg diperlihatkan oleh anak2 muda sekarang. Memangnya apa yg dimaksud dgn idealisme oleh Tohari? Idealisme adalah anti ngak ngik ngok? Gak jelas...
    Saya sendiri lebih melihat ini sebagai generation gap ketimbang idealisme. Generasi muda hidup di jaman yang berbeda dengan generasi sebelumnya, dan beberapa orang tua hanya mampu melabeli perbedaan itu sebagai dekadensi moral ... Hanya karena mereka dulu naik sepeda ke kantor, bukan berarti kita yang sekarang naik mobil sudah kehilangan kekuatan mereka dulu...

    Sukarno melarang ngak-ngik-ngok, melarang pemuda berambut gondrong...
    Harmoko dan Sudomo melarang lagu cengeng...
    Habibie nggak suka sama lagu rap...

    Saya gak suka sama hp dan komputer canggih...

    Mengingat kasus saya ternyata cuma ketidakmampuan saya untuk belajar mengoperasikan alat-alat canggih itu, maka saya simpulkan bahwa ketidaksukaan bapak-bapak di atas cuma simbol dari kegagalan mereka mengikuti jaman yang sudah berubah dan bapak-bapak yang berkuasa itu sebaiknya belajar untuk tidak menggunakan kekuasaan untuk melegitimasi kesukaan/ketidaksukaan pribadi mereka ...

    Dunia yang luas ini pada akhirnya cuma akan jadi satu kampung kecil... budaya akan bertemu dan berbaur. Dalam prosesnya pasti akan terjadi pilah memilah, cocok atau tidak cocok. Dalam skala kecil ini sudah terjadi di Indonesia. Apakah orang Solo harus menolak orang Batak masuk ke kota mereka hanya karena orang Batak itu suaranya lebih lantang dan sangat bertentangan dengan idealisme orang Solo yang kalau bersuara harus tidak kedengaran?
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  14. #34
    Sejak tahu bahwa Soekarno membawa Indonesia ke krisis
    maka saya menganggap Soekarnoe sama dengan presiden2
    yang lain. Sama2 banyak NATO (ngomong doank, tindakannya entahlah).

  15. #35
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    gwe nunggu analisis rumus, bener kagak tuh yang diulas TS truly tulisan Ahmad Tohari (eh ini yang ngarang Ronggeng Dukuh Paruk ya?)

    Tapi kalau gwe liatnya gini, ada ketakutan memang dimana ketika budaya Barat yang menerjang masuk ke Indonesia membuat masyarakat muda Indonesia menjadi konsumtif. Dan nyatanya memang itu yang terjadi bukan ya?

    Budaya yang masuk sih ibaratnya orang jualan, taunya heboh sampe sould out di Indonesia ya si pemodal bakalan terus membanjiri produknya kemari. Yang perlu selektif dan mawas diri ya konsumennya dan penjaga konsemennya, yaitu pemerintah dan rakyat Indonesia.

    Sejauh mana pemerintah mau concern akan imbas jualan pemodal Barat ini untuk kelangsungan hidup orang muda yang selanjutnya berimbas pada kemajuan negara ini sendiri?

    Sejauh mana ortu menjaga anak2nya agak gak terlalu konsumtif, apa2 yang import itu bagus dibanding yang lokal? Kalau ga pake branded ga kece...kalau gak punya HP canggih ga modern...sejauh mana ortu bisa menanamkan ke anak2nya, yang penting berusaha dan jujur juga berdiri sendiri? Sehingga tidak tergantung atas penilaian, iklan dan banjirnya jualan import?

    Sejauh mana generasi kecil itu diurusi sekolahnya untuk menomorsatukan usaha, bukan hasil? Yang penting belajarnya, bukan kudu nilai sempurna tapi boleh nyontek?

    Jadi ga perlu mempersalahkan yang mau jualan ke Indonesia, tetapi juga ga perlu lah bilang Impor itu bagus.

    Ga perlu bilang rakyat sendiri stupid, nyatanya memang jualannya orang BUle bikin orang Indonesia konsumtip

  16. #36
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    Tapi kalau gwe liatnya gini, ada ketakutan memang dimana ketika budaya Barat yang menerjang masuk ke Indonesia membuat masyarakat muda Indonesia menjadi konsumtif. Dan nyatanya memang itu yang terjadi bukan ya?

    ... nyatanya memang jualannya orang Bule bikin orang Indonesia konsumtip
    Antara iya dan nggak sih, Bunda... yang ditakutkan oleh Sukarno dan penulis ini (entah Tohari atau bukan) adalah generasi muda Indonesia kehilangan ke-Indonesia-an mereka, yang diterjemahkan sebagai manusia bermoral tinggi, pekerja keras, dan sebagainya yang bagus-bagus itu... yang diwariskan oleh para nenek moyang kita yang berbudaya luhur.

    Saya tidak setuju dengan mereka karena menurut saya kualitas manusia yang bagus itu sifatnya universal. Ada orang bijaksana di setiap budaya.

    ***

    Lalu mengenai budaya konsumtif, bukan jualan Bule yang bikin anak-anak kita konsumtif, tapi memang dunia industri sudah seperti itu. Kalau bukan oleh produsen bule, maka kita akan dikuasai oleh produsen lokal dengan perilaku pemasaran yang sama saja (kecuali -tentu saja- kalau Bunda setuju bahwa konsumtif itu boleh selama yang digarap adalah produk dalam negri).

    Kemajuan teknologi dan persaingan ketat antar produsen menyebabkan setiap tahun ada sekian banyak varian baru dari suatu produk dilempar ke pasar. Dunia periklanan-pun mengalami kemajuan yang luar biasa pesat, ada banyak cara mempengaruhi konsumen, bahkan sering tanpa disadari oleh si konsumen itu sendiri. Lalu media komunikasi sekarang sudah menjamah ke ranah pribadi, berapa banyak sms iklan yang masuk ke hp kita setiap hari?

    Jadi kita memang hidup di dunia yang tingkat industrinya sudah jauh lebih berkembang dibandingkan saat Sukarno dibuang ke Digul. Dulu kita bisa melihat hanya beberapa poster pasta gigi nempel di tembok di pinggir jalan, mereknya pun cuma itu ke itu lagi. Sekarang? Nggak anak muda nggak orang dewasa setiap hari dibombardir dengan sampah informasi dan jualan produk. Lalu apakah ini mendorong perilaku konsumtif?

    Lucunya, jawaban saya adalah tidak. Namanya industri jualan, ya seperti itu. Selama yang mereka lempar ke pasar adalah produk yang bermanfaat, diiklankan dengan cara yang bertanggung jawab, maka sah-sah saja. Bahwa jumlah yang jualan banyak sekali, itu memang sedang jamannya.

    Jadi seperti kata Bunda sendiri,
    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    Sejauh mana ortu menjaga anak2nya agak gak terlalu konsumtif, apa2 yang import itu bagus dibanding yang lokal? Kalau ga pake branded ga kece...kalau gak punya HP canggih ga modern...sejauh mana ortu bisa menanamkan ke anak2nya, yang penting berusaha dan jujur juga berdiri sendiri? Sehingga tidak tergantung atas penilaian, iklan dan banjirnya jualan import?
    semua dikembalikan kepada kemampuan generasi tua untuk menanamkan nilai kemandirian, kepribadian, dan karakter pada generasi penerus mereka. Dalam skala kecil ini adalah tugas keluarga, dalam skala besar, ini adalah tugas pemerintah.

    Bagi saya lawan dari sikap konsumtif bukanlah sikap irit, tapi sikap dewasa. Karena sikap konsumtif sesungguhnya hanyalah pengejawantahan dari sikap kekanak-kanakan. Dan bukan kita saja yang sedang prihatin bahwa generasi muda kita konsumtif, negara-negara bule sana juga sedang punya keprihatinan yang sama. Kalau suatu negara sedang dilanda wabah konsumtif di kalangan generasi muda, kita sedang melihat kegagalan generasi tua negeri itu dalam tugas mendewasakan anak-anak mereka.
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  17. #37
    Barista DH1M4Z's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    kutaradja
    Posts
    818
    Jaman terus semakin maju dan akan terus muncul penemuan-penemuan yang bertujuan untuk mendukung dan membantu aktivitas manusia. Dengan adanya kemajuan jaman sangat susah bagi budaya untuk tetap stagnan.
    Misalnya : untuk acara resepsi / pesta sekarang sudah cenderung model prasmanan daripada dihidang karena alasan kepraktisan demikian pula hiburan sudah banyak yang memakai organ tunggal daripada harus menyiapkan seperangkat musik gamelan (di jawa). Dulu ada kesenian keliling semacam wayang orang ataupun ketoprak namun sekarang kesenian keliling tersebut hampir tidak nampak lagi. Orang cenderung lebih suka nonton tv dengan alasan kepraktisan. Memang kemajuan jaman sangat memanjakan individu manusia sehingga muncul budaya instan dan individual. Dulu dikala belum ada listrik dan kotak ajaib yang bernama tv, tiap bulan purnama tiap keluarga akan ramai kumpul di halaman saling menyapa, berinteraksi sambil menyaksikan anak-anak bermain petak umpet, jamuran , betengan, cangklok, dan permainan tradisional lainnya. Kalau kita tanya orang tua kita pasti tau / kenal nama nama orang satu desa ataupun komplek.
    Sekarang tiap malam orang lebih nyaman tinggal di rumah menimmati segala macam hiburan dari kotak ajaib tadi, berinteraksi seperlunya bahkan tetangga satu RT pun banyak yang tidak kenal. Kegiatan yang bisa mendukung interaksi semacam ronda malam pun kalau perlu diwakilkan ke sopir atau satpam rumah. Ada sebagian yang tidak rela hal-hal semacam ini tercabut dari kehidupan sehari-hari. Tapi apa mau dikata? Sihir kemajuan teknologi mempengaruhi siapa saja tanpa disadari. Infiltrasi budaya pop mulai masuk perlahan lahan tanpa bisa dibendung karena budaya pop memang 'sangat mengerti' apa yang dimaui oleh sebagian besar orang. Dulu di tempat-tempat umum sambil menunggu bus, kereta , antrian orang biasa saling menyapa untuk teman bicara. Sekarang kita temui orang-orang 'autis' dengan gadget mereka.

    Akhirnya adalah hal biasa kalau kemudian timbul resistensi atas perubahan budaya tersebut. Bagi generasi lama memandang generasi sekarang adalah generasi manja, tidak tahan banting, tidak suka bekerja keras dan sederet tuduhan lainnya yang memang masih bisa diperdebatkan. Mencangkul di sawah sehari penuh dibandingkan 'nyekrip' (membuat bahasa pemrograman) sehari penuh, berjalan kaki atau bersepeda berpuluh-puluh km dengan naik mobil atau pesawat beratus atau beribu km. Uang jajan 100 rupiah dengan uang jajan 10.000 rupiah (sekarang). Main gundu atau main video game, dsb.

    Resistensi akan selalu ada. Sekarang pilihan ada di kita mengikuti arus, menolak arus atau membuat filter mana yang mau diikuti mana yang tidak.
    Meski tlah jauh....

  18. #38
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    Quote Originally Posted by choodee View Post
    Ya emang pasti punya sisi negatif, kan maksud gw jangan diliat sisi negatifnya aja, positifnya juga
    Maksud gue, gue sepakat ama loe, Chod. Cuma cara pandang kita aja yang beda, loe perhatiin bagusnya, gue perhatiin jeleknya.
    A proud SpaceBattler now.

  19. #39
    Pakar Memematika Ray Surya's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    4,449
    kalo gw mikirnya gini:
    ngak ngek ngok dianggap merusak tapi ada orang yg gak rusak, nah, orang yg kebal / mampu tidak rusak itu gw sebut oknum.

    gw analogikan, teroris sebar gas X di mall, 2000 orang mati tapi ada 50 orang yang hidup, nah, bukan berarti gas X itu aman buat kesehatan. yg hidup itu gw sebut oknum... mereka punya kekebalan.
    R*y Sury* Ditunjuk Presiden SBY Jadi Menpora

  20. #40
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    Quote Originally Posted by Ray Surya View Post
    kalo gw mikirnya gini:
    ngak ngek ngok dianggap merusak tapi ada orang yg gak rusak, nah, orang yg kebal / mampu tidak rusak itu gw sebut oknum.

    gw analogikan, teroris sebar gas X di mall, 2000 orang mati tapi ada 50 orang yang hidup, nah, bukan berarti gas X itu aman buat kesehatan. yg hidup itu gw sebut oknum... mereka punya kekebalan.
    Gue malah ngeliatnya: Sukarno BT, karena generasi angkatan 60-an nganggap bocah2 kutu asal Liverpool lebih ganteng dari dirinya.
    A proud SpaceBattler now.

Page 2 of 4 FirstFirst 1234 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •