Page 1 of 3 123 LastLast
Results 1 to 20 of 48

Thread: Superioritas keumatan pada cara pikir Baasyir

  1. #1

    Superioritas keumatan pada cara pikir Baasyir

    "Saya tidak terima kalau dihukum kecuali dengan hukum Islam," kata Baasyir sebelum menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2011).

    http://www.detiknews.com/read/2011/0...an-hukum-islam


    ****

    Geli saya membaca berita di atas. Abu Bakar Baasyir menolak untuk dihukum, kecuali dengan hukum Islam. Hah?

    Oke, tapi, bagaimana jika situasi adalah sebaliknya?

    Misalkan ada non-Muslim tinggal di negara Islam tetapi tidak setuju dengan hukum Islam. Suatu ketika, dia didakwa bersalah dan menolak untuk dihukum berdasarkan hukum Islam. Bisakah?

    Misalkan saya tinggal di suatu negara Islam, dan menghina nabi Muhammad. Menurut hukum Islam, menghina nabi bisa dihukum mati. Sementara saya menganut paham liberalisme di mana “menghina nabi” dipandang semata sebagai kebebasan berekspresi, dan oleh karena itu saya menolak untuk dihukum mati. Bisakah?

    Jawaban Baayir pasti: “Oh, jelas tidak bisa! Anda tetap harus dihukum mati!”

    Corak pikir Baasyir ini adalah corak pikir yang superioristis. Merasa agama dan umatnya mulia, tinggi, benar, dan suci, dan oleh karena itu harus diistimewakan di dunia ini. Yang lain itu dipandang “manusia kelas dua”. Bahkan orang Islam yang tidak sepemahaman dengan Baasyir pun, kerap kali dikafir-kafirkan.

    Saya ada ilustrasi cerita yang menggambarkan bagaimana pemikiran Baasyir ini:

    Si Badu dan si Fulan tinggal dalam satu rumah. Si Badu adalah tipe orang yang merasa superior, dan kerap kali memandang rendah si Fulan. Si Badu selalu merasa benar, dan selalu memandang Fulan adalah salah.

    Suatu ketika, si Badu sedang mengepel lantai dan Fulan baru saja pulang. Tanpa sengaja, Fulan menyenggol ember pel si Badu, dan airnya pun tumpah.

    Jelas saja si Badu marah: “Dasar bodoh, kalo jalan matanya dipake dong!”

    Lain hari, situasinya berubah. Kini si Fulan yang sedang mengepel lantai, dan Badu baru saja pulang. Tanpa sengaja, Badu menyenggol ember pel dan airnya pun tumpah. Apakah si Badu akan menyadari bahwa semestinya “matanya dipake” kalau berjalan? Ya tidak. Si Badu tetap saja menyalahkan si Fulan.

    “Dasar bodoh, kalo naro ember pel jangan di tengah jalan!”

    ****** ****** ********** **** ****** **** *******; ****** **** ******** *** **** ****** *** ********** ********** ******* ***** []

    -----------
    edited by Asum
    Reason : generalisasi masalah

    Mohon baca Tatib DLA&K terutama point 4, karena tulisan anda bisa masuk dalam pengertian tsb

    Terima kasih
    Last edited by Asum; 13-03-2011 at 08:36 PM.

  2. #2
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Di malaysia non muslim boleh kok minum2 atau judi. Kalo masalah menghina, misalnya gw bilang nyokap lu pelacur, di negara2 barat sebenernya ada hukuman bagi mereka. Kalo masalah menghina, ga usah pake ada hukumnya, paling elu dah habis digebukin orang.

  3. #3
    Quote Originally Posted by ishaputra
    Itulah cermin pemikiran umat Muslim pada umumnya; merasa diri superior dan oleh karena itu seringkali menerapkan standar ganda.
    hehehe
    Panyakit lamamu blom sembuh juga yak is?
    selalu prejudis n tendensius dlm memandang persoalan umat lain

    Enak aja maen generalisir umat muslim pada umumnya
    umum yng bagaimana maksudnya?
    umum Indonesia, umum arab atau umum dunia?

    Sebagai ilustrasi
    meskipun saya mendapatkan artikel spt disini
    saya tidak berani dng serta merta mengatakan bahwa kaum Buddhist umumnya
    berkelakuan spt saudaranya yng di Srilanka tuh?
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  4. #4
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    Enak aja maen generalisir umat muslim pada umumnya
    umum yng bagaimana maksudnya?
    umum Indonesia, umum arab atau umum dunia?
    Saya tidak bermaksud menuduh bahwa sebagian besar Muslim adalah “tipe Baasyir” secara spesifik. Tapi “cara pikir” fanatis yang –dalam hal ini—dipercontohkan oleh Baasyir, adalah cara pikir yang SERING saya jumpai sejauh pengalaman saya berinteraksi dengan Muslim. Silakan lakukan survey sederhana atas pokok-pokok yang saya contohkan di bawah.

    Apa yang dimaksud “cara pikir” yang fanatis dan superioristis itu? Ya, seperti yang telah saya bilang di atas: Merasa diri superior (paling benar) dan kerap kali menerapkan standar ganda dalam memandang suatu persoalan. “Penyakit” tersebut menghinggapi bahkan pada mereka yang (dalam ukuran saya) moderat (lunak).

    Misalkan begini:

    Contoh pertama,

    Banyak dari umat Muslim menganggap bahwa kritisisme terhadap agama Islam adalah suatu “penodaan agama”. Atau sekurangnya sesuatu yang kurang etis dilontarkan, karena bisa menyakitkan hati umat Muslim.

    Tapi jika sebaliknya, yaitu kritisisme terhadap AGAMA LAIN (terutama Kristen), dipandang sebagai “dakwah kebenaran” dan oleh karena itu sah-sah saja ulama Islam melontarkan hal tersebut.

    Contoh kedua,

    Penzoliman warga Palestina oleh Israel dikutuk habis-habisan oleh setiap Muslim yang saya kenal. Opini kebanyakan (tidak semua loh) Muslim terkait peristiwa tersebut cenderung memandang bahwa persoalan itu adalah persoalan agama (anda bisa lakukan SURVEY atau wawancara kecil-kecilan terhadap rekan-rekan Muslim anda dan perhatikan jawabannya).

    Tetapi ketika penzoliman dilakukan oleh sesama Muslim sendiri dalam berbagai peristiwa di dunia atau di timur tengah khususnya, mereka berkelit: “Ah, itu kan urusan internal negara mereka”.

    Contoh ketiga,

    HAM ditolak dan dicap sebagai “konsep barat”. Tetapi ketika umat Muslim dizolimi oleh Amerika atau Yahudi, berkelit dengan memandang bahwa penzoliman itu MELANGGAR HAM. (Jadi, HAM dipake kalo keadaan kepepet).

    Saya sampe bingung: Sebenarnya umat Muslim itu menerima konsep HAM atau tidak sih?

    (Kalau yang liberal sih jelas menerima. Tapi yang tipikal fundamentalis dan tipikal “Muslim awam” [yang kebanyakan tipe “massa mengambang”] ini yang seringkali double standart. HAM diterima kalau dirasa menguntungkan [bisa dipake sebagai dalil untuk mengkritik barat], tapi ditolak jika dirasa merugikan).

    Ketika ada pertanyaan: “Apakah ajaran Islam kompatibel dengan HAM?”, jawabannya sangat beragam dan tergantung dalam situasi apa.

    Dalam sebuah khutbah Jum’at, pasti akrab ditelinga kita retorika semacam ini:

    “Jauh sebelum orang barat kenal HAM, ajaran Islam telah lebih dulu mengenal HAM.”

    It’s oke, fine. Tapi, kalau Islam memang lebih dulu mengenal HAM, kenapa ada hadis yang mengatakan bahwa orang murtad harus dibunuh? (Ini contoh saja). “HAM” macam apa yang diamini Islam itu? Atau, jangan-jangan si khotib saja tidak mengerti soal HAM sehingga bisa berkata seperti itu?

    Heran saya.

    Sejauh pengamatan saya, banyak rekan-rekan Muslim saya bicara HAM tapi tidak mengerti apa itu konsep HAM. Saya tanya Deklarasi Universal HAM saja tidak mengerti dan banyak yang belum membacanya.

    Contoh keempat,

    Banyak rekan Muslim saya berpandangan bahwa toleransi antar umat beragama memang diperlukan. Mereka setuju itu.

    Tapi ketika ditanya: “Bagaimana dengan orang yang atheis?” Mereka jawab: “Untuk atheis tidak bisa.”

    Jadi, toleransinya pilih-pilih.

    Sekali lagi: Silakan anda lakukan "survey sederhana" atas point-point yang saya percontohkan.

  5. #5
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by ishaputra View Post
    Saya tidak bermaksud menuduh bahwa sebagian besar Muslim adalah “tipe Baasyir” secara spesifik. Tapi “cara pikir” fanatis yang –dalam hal ini—dipercontohkan oleh Baasyir, adalah cara pikir yang SERING saya jumpai sejauh pengalaman saya berinteraksi dengan Muslim. Silakan lakukan survey sederhana atas pokok-pokok yang saya contohkan di bawah.

    Apa yang dimaksud “cara pikir” yang fanatis dan superioristis itu? Ya, seperti yang telah saya bilang di atas: Merasa diri superior (paling benar) dan kerap kali menerapkan standar ganda dalam memandang suatu persoalan. “Penyakit” tersebut menghinggapi bahkan pada mereka yang (dalam ukuran saya) moderat (lunak).
    Saya pikir ini merupakan generasilasi masalah. Trus terang, saya tidak sepaham dengan Baasyir dan jelas membantas argumen Baasyir tsb walau saya tau alasan beliau berpendapat demikian. Juga paham sebagian sekte Islam yang menganggap bahwa wilayah Indonesia adalah negeri kafir karena tidak menerapkan hukum2 islam <<< juga saya tidak setuju. Dan masih banyak lagi yang sepaham dengan saya.

    Maka apakah pantas anda mengatakan bahwa umumnya umat islam berfikiran seperti Baasyir ? Umat Islam yang mana ? seluruh dunia ?

    Jika anda sempitkan kepada umat Islam Indonesia pun, maka tetap ini keliru. Justru yang terbanyak adalah umat islam Indonesia tidak sepaham dengan pemikiran Baasyir karena "dianggap" radikal.

    Pembicaraan soal penerapan hukum Islam saja, justru mendapat penolakan keras dari umat Islam sendiri. Hanya kelompok2 tertentu (semisal HT) yang mencoba melakukan sosialisasi, agar umat islam bisa menerima hal tsb. Artinya, sampai sekarang, umat Islam masih berpikiran sederhana, dan tidak seperti pemikiran Baasyir.

    Jadi, jika anda mengandalkan "survey" sepihak yang gak jelas kredibilitasnya <<< tidak bisa dijadikan bahan generalisasi dapat menyinggung dan menghina pemeluk agama Islam yang tidak sepaham denga ustadz Baasyir.

    Mohon hindari argumen yang berkesan "sbg menghujat, menghina, mencemooh serta melecehkan pribadi lawan debat/dialognya." Jika tidak diindahkan, akan akan mendapat infraction dari saya.

    Dan untuk sementara, saya hanya akan memberikan poin negatif untuk postingan anda ini.

    terima kasih
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  6. #6
    Quote Originally Posted by ishaputra
    Saya tidak bermaksud menuduh bahwa sebagian besar Muslim adalah “tipe Baasyir” secara spesifik. Tapi “cara pikir” fanatis yang –dalam hal ini—dipercontohkan oleh Baasyir, adalah cara pikir yang SERING saya jumpai sejauh pengalaman saya berinteraksi dengan Muslim. Silakan lakukan survey sederhana atas pokok-pokok yang saya contohkan di bawah.
    Cara pikir spt itu saya kira tdk hanya diidap oleh Baasyir yng muslim
    dalam individu/kelompok penganut agama/keyakinan lain, tentulah ada jg yng spt itu
    gak fair klo kecenderungan pola pikir spt itu kemudian anda timpakan kpd muslim
    secara "umumnya"

    Apa yang dimaksud “cara pikir” yang fanatis dan superioristis itu? Ya, seperti yang telah saya bilang di atas: Merasa diri superior (paling benar) dan kerap kali menerapkan standar ganda dalam memandang suatu persoalan. “Penyakit” tersebut menghinggapi bahkan pada mereka yang (dalam ukuran saya) moderat (lunak).
    Samimawon
    kecenderungan merasa superior atau paling benar, juga bkn monopoli seorang muslim belaka
    anda sendiri sebagai pemeluk ajaran Buddha umpamanya, adalah hal yng wajar jika andapun
    mengidap kecenderungan serupa, jika tidak, mustahil anda berani klaim bhw ajaran Buddha
    adalah lebih baik dari ajaran keyakinan lainnya, iya to?
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  7. #7
    Cara berpkir Baasyir -- bagian yang merasa paling benar/ benar sendiri -- saya rasa memang bagian pemikiran umat beragama (teruatama agama samawi). Tidak hanya Islam. Bukankah selama ini penganut agama merasa agamanya lah yang benar sedangkan agama lain tidak benar?

    Itu normal saja saya kira. Yang saya tidak setujui dari Baasyir adalah ajaran kebenciannya. Baasyir (setahu saya nih, CMIIW) mengajarkan kebencian membabi-buta kepada selain Islam -- bahkan kepada selain muslim yang memahami Islam berbeda dengan pemahamannya.

  8. #8
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by danalingga View Post
    Yang saya tidak setujui dari Baasyir adalah ajaran kebenciannya. Baasyir (setahu saya nih, CMIIW) mengajarkan kebencian membabi-buta kepada selain Islam -- bahkan kepada selain muslim yang memahami Islam berbeda dengan pemahamannya.
    Mungkin mas dana punya referensi sikap ustadz Baasyir tsb yang mendukung pernyataan tsb ?


    Silahkan diu sharing mas.


    Terima kasih
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  9. #9
    Orang seperti Baasir itu mestinya di berantas cepat2........dari pada jadi virus, orang susah nyari rejeki dia malah bikin yang aneh2.....
    Beruntunglah kita yang merasa tidak mempunyai apa-apa, karena kita tidak akan kehilangan apa-apa.........Eling lan Waspodo

  10. #10
    Tapi ngomong2 soal Baasyir, emang dia terbukti tuntas dan sah terlibat terorisme ?
    Wong dulu sempat dipenjara kemudian dibebaskan karena tak terbukti, kan?

    Menurut saya, kalau dia merasa superior atas agamanya
    sepanjang dia tidak bikin kericuhan, biar saja

    Sebenarnya, saya agak kasian sama neh uztad
    udah sepuh, tapi kayaknya jadi target favoritnya aparat..
    ´There are two ways to conquer and enslave a nation. One is by the sword. The other is by debt´
    -John Adams-

  11. #11
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by satmata View Post
    Orang seperti Baasir itu mestinya di berantas cepat2........dari pada jadi virus, orang susah nyari rejeki dia malah bikin yang aneh2.....
    Apa sebabnya anda berkata demikian ?

    Apakah anda punya bukti nyata sikap ustadz Baasyir sesuai dakwaan anda ?
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  12. #12
    Barista AsLan's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    9,288
    Saya rasa menyebarkan kebencian adalah kejahatan yg lebih berbahaya daripada ledakan sebuah bom.
    Kebencian bisa menguasai manusia dan menular kemana2, akhirnya menimbulkan kerusakan yg yg lebih besar daripada kerusakan fisik, yaitu kerusakan jiwa manusia.

    Banyak orang beragama yg tak berhasil menemukan cinta kasih, tapi lebih suka mencari kebanggaan golongan, ingin menjadi superior di dunia. Penyakit seperti ini bisa menghinggapi agama apapun.

    Jadi dunia ini memang ada hitam atau putih, tapi tidak bisa dikatakan oh agama ini putih agama itu hitam.
    Hitam dan putih menyebar pada semua manusia, entah agama apapun dan yg tak beragama sekalipun.

  13. #13
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    numpang OOT...horeeeeeeeeeeeeeeeeee gandul udah keluar tajinya

  14. #14
    Quote Originally Posted by Asum View Post
    Apa sebabnya anda berkata demikian ?

    Apakah anda punya bukti nyata sikap ustadz Baasyir sesuai dakwaan anda ?
    Kalo mau pake aturan sendiri ya harus bikin negara sendiri, tapi jangan memprovok orang lain untuk ikut dia, karena diapun bukan jaminan kebenaran yang benar....." Dia hanya mau dihukum berdasarkan hukum islam" .............kenapa nggak pindah negara saja ??? kan lebih baik, dari pada membuat kisruh semuanya.....

    Saya simple2 aja mas, udah ada aturan, tinggal melaksanakan katanya nggak cocok, terus yang cocok kayak gimana...? kenapa orang selalu menyalahkan mobilnya kalo ada kecelakaan ?? bukan sopirnya atau penggunanya ???
    Beruntunglah kita yang merasa tidak mempunyai apa-apa, karena kita tidak akan kehilangan apa-apa.........Eling lan Waspodo

  15. #15
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by satmata View Post
    Kalo mau pake aturan sendiri ya harus bikin negara sendiri, tapi jangan memprovok orang lain untuk ikut dia, karena diapun bukan jaminan kebenaran yang benar....." Dia hanya mau dihukum berdasarkan hukum islam" .............kenapa nggak pindah negara saja ??? kan lebih baik, dari pada membuat kisruh semuanya.....

    Saya simple2 aja mas, udah ada aturan, tinggal melaksanakan katanya nggak cocok, terus yang cocok kayak gimana...? kenapa orang selalu menyalahkan mobilnya kalo ada kecelakaan ?? bukan sopirnya atau penggunanya ???
    Apakah karena Baasyir memiliki pendapat tsb di atas maka anda katakan
    Orang seperti Baasir itu mestinya di berantas cepat2........dari pada jadi virus, orang susah nyari rejeki dia malah bikin yang aneh2.....
    Padahal mudah saja kita jawab sebagaimana jawaban TS dan anda di atas bahwa harus tunduk pada hukum yang berlaku dimana kita berada.

    Simple, dan pemikiran Baasyir tsb hanya angan2/cita-cita/harapan sesuai firman Allah SWT dalam QS5:45~47
    وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

    ”Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Al Maidah: 44)

    Juga firman-Nya,

    وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
    ”Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Al Maidah: 45)

    Serta firman-Nya,

    وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
    ”Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (Al Maidah: 47)
    kenapa hal tsb harus menjadikan kita mencela/mencaci/memusuhi secara berlebihan ?

    Dan bisa saja Baasyir akan mengingatkan anda dengan ayat berikut :

    وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً
    Apabila dikatakan kepada mereka : "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (An-Nisaa':61)
    marilah kita bersikap bijak dalam memahami persoalan tsb di atas, dan jangan cepat terburu menghukumi sesuatu tentang hal yang kita tidak tau secara pasti beritanya.
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  16. #16
    soal kesalahan baasyir, jika memang terbukti secara sah dan meyakinkan diperadilan
    ya terapkan aja hukum yng berlaku dimana baasyir bermukim.

    gak beda dng amrozi, imam samudra dlsb
    yng telah memperoleh hukuman atas perbuatannya
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  17. #17
    pelanggan tetap Asum's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    1,217
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    soal kesalahan baasyir, jika memang terbukti secara sah dan meyakinkan diperadilan
    ya terapkan aja hukum yng berlaku dimana baasyir bermukim.

    gak beda dng amrozi, imam samudra dlsb
    yng telah memperoleh hukuman atas perbuatannya
    Cocok, itulah jawaban bijak dan obyektif tanpa perlu embel2 kebencian
    أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ
    ”Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengerti ? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya” (Sunan Abu Dawud no.336)

  18. #18
    Tadi sih pas lihat berita di TV, Pak Baasyir ini sudah mengakui kaloo pelatihan di Aceh itu dia ikut serta. Dan menurutnya pelatihan itu sudah sesuai syariat Islam. Doh.

  19. #19
    ”Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Al Maidah: 44)
    Jadi AYAT INI biang keladinya. Lantas, mau kita apakan ayat ini?
    Apakah karena seseorang meyakini ayat tersebut, lantas itu MENJADI ALASAN untuk melakukan perbuatan-perbuatan melanggar HAM?

    Kalau anda meyakini ayat tersebut, maka itu adalah masalah anda. Tetap saja anda tidak bisa melakukan perbuatan yang melanggar HAM.

  20. #20
    maksudnya mao diapakan tuh gemana is?
    cobalah diberi penjelasan yng lebih spesifik lagi

    apakah elo yakin (baca berani memastikan) klo seseorang meyakini ayat tsb
    kemudian dng serta merta melakukan pelanggaran HAM?

    lebih jauh lagi
    istilah "kafir" tuh dlm alam pikir/pemahamanmu spt apa seh?
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

Page 1 of 3 123 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •