Page 4 of 4 FirstFirst ... 234
Results 61 to 69 of 69

Thread: Mekkah future

  1. #61
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Quote Originally Posted by Yuki View Post
    belanja apaan di sana?

    baju? Saya jarang beli baju
    jam tangan? Mendingan beli di negeri sendiri
    ponsel/tablet? Ngapain nanti settingannya bahasa di sono, lol, bukan masalah besar ini mah
    Mak ku udah sempat pengen beli emas arab buat kenang2an katanya. Padahal di arab nggak ada tambang emas.

    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    Hard Evidence nya ya Al Quran.... done..

    pilgrimage nya ya Arafah, Mina dan Jabal Rahmah

    Ngapain iri, kebudayaan lain punya hard evidence
    yang berbeda.... ngga harus sama toh standar nya

    Kok sampe dimari topiknya ya? Awalnya saya mau bilang supaya kita bisa belajar dari peninggalan masa lalu dan itu bisa lewat cara apa saja, saling komplemen. Tapi ya sudahlah timbang pusing

    Nah soal yang thecursed bilang, pengkultusan itu jadi balik ke orangnya. Di Indonesia aja kuburan entah siapa dikultuskan.

    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    [MENTION=200]TheCursed[/MENTION] :

    jadi ibadah haji atau umrah itu mengalami pergeseran makna yak?

    dari ritual suci menjadi semacam wisata religi gitu?


    btw
    kenapa tdk ada ulama berpengaruh yng berani keluarin fatwa (baca ijtihad)
    spt misal, haji itu dapat dilaksanakan kapan saja (baca sepanjang tahun)
    sehingga hal2 semacam berikut dapat diminimalisir

    - perluasan masjidil haram tiada henti
    - batasan quota jamaah
    - living cost reduction
    Yang bisa sepanjang tahun ya umrah om. Perluasan sebetulnya ndak apa asalkan ndak jadi mewah, ndak menambah franchise2 di sekitarnya, dan mestinya tetap bisa mereservasi peninggalan masa lalu lah. COntohnya udah banyak di eropa bagaimana bangunan2 tua bisa berdiri harmonis dgn bangunan modern. Dasarnya pengen lupa sejarah aja kali.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  2. #62
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    jah... eropa lagi contohnya, ngiri amat kayanya
    Padahal Eropa justru ngiri banget ama Mekkah yang
    dikunjungin puluhan juta "wisatawan" sepanjang ta
    hunnya


    Kota Madinah di zaman Rasullullah itu luasnya cuma
    beberapa hektar, sekarang sudah hilang semua, ja
    dilah Masjid Nabawi yang diperluas besar-besaran
    dimasa Raja Fahd...

    Kota Mekah di zaman Rasullullah paling banter 2 ka
    li Masjidil Haram... kalau ngga dibatasi jalur Sa'i su
    dah habis tuh Kota Mekah jadi Masjidil Haram semua.

    ---------- Post Merged at 10:13 PM ----------

    jah... eropa lagi contohnya, ngiri amat kayanya
    Padahal Eropa justru ngiri banget ama Mekkah yang
    dikunjungin puluhan juta "wisatawan" sepanjang ta
    hunnya


    Kota Madinah di zaman Rasullullah itu luasnya cuma
    beberapa hektar, sekarang sudah hilang semua, ja
    dilah Masjid Nabawi yang diperluas besar-besaran
    dimasa Raja Fahd...

    Kota Mekah di zaman Rasullullah paling banter 2 ka
    li Masjidil Haram... kalau ngga dibatasi jalur Sa'i su
    dah habis tuh Kota Mekah jadi Masjidil Haram semua.
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  3. #63
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Eropa sebagai contoh karena faktanya begitu. Saya melihat sendiri bagaimana mereka mereservasi peninggalan masa lalu dan tetap harmonis dgn bangunan modern. Mau contohin Indonesia, ya gimana. Situs Trowulan aja mau dihajar sama pengembang kok.

    Nah sekarang ngiri sama Mekah tuh faktanya yg kaya gimana ya?


    Ini ada tulisan dari orang pernah shalat di Mekah sebagai gambaran.

    Quote Originally Posted by Tomi Lebang
    ABRAJ Al-BAIT

    Di ambang maghrib di Kota Makkah, Januari 2015. Ruang sholat tempat saya berdiri ini ada di ketinggian menara jam Makkah di Arab Saudi, gedung yang meninju langit hingga 662 meter. Letaknya di salah satu lantai teratas Abraj Al-Bait atau The Makkah Royal Clock Tower.

    Satu ruang sholat yang unik. Ia di ketinggian ratusan meter, menampung seribuan jamaah, ruangannya terbagi dua untuk pria dan wanita. Dari ruang ini, Kakbah terlihat nun di kejauhan bawah, bak kotak hitam korek api. Kakbah tampak sebagaimana adanya, pusat pusaran manusia yang tengah bertawaf di komplek Masjidil Haram yang tengah diperluas. Terlihat pula seratusan menara konstruksi (tower crane) yang mengelilingi masjid, dari jauh seperti paku-paku kecil merah dan kuning.

    Ruang sholat ini unik, bukan karena ia berada jauh di ketinggian di atas Kakbah, tapi ia juga tak berdiri sendiri. Ia dianggap bagian dari Masjidil Haram. Sholat di sini, imamnya ya Syekh Sudais atau imam lain Masjidil Haram. Suara imam di setiap waktu sholat dilantangkan dengan jernih lewat pengeras suara di dinding ruangan, dan Kakbah terlihat jelas sebagai patokan bersujud. Jamaah umumnya adalah para penghuni hotel-hotel di The Makkah Royal Clock Tower, seperti saya yang menginap di salah satu hotel di sini, The Fairmont -- juga penghuni hotel lain seperti The Pullman Zam-Zam Hotel.

    Bulan-bulan ini, perluasan Masjidil Haram tengah digencarkan untuk menampung 10 juta jamaah. Hanya sepertiga bagian masjid yang terbuka untuk umat muslim yang datang, dan di waktu-waktu padat hanya ada tiga pintu yang terbuka (dari 49 pintu masjid): satu pintu utama dan dua pintu biasa. Jika jamaah sudah sedemikian padat di dalam masjid, di setiap maghrib atau menjelang Jumat, segenap pintu itu pun ditutup. Jamaah memenuhi area pelataran berlapis pualam putih untuk sholat. Sedemikian padatnya, para penghuni hotel di Abraj Al-Bait yang terlambat, bahkan tak bisa sampai ke pelataran.

    Untunglah, ada ruang sholat di ketinggian ini, yang ramai di setiap waktu sholat, terutama jamaah Sholat Jumat – seperti hari ini.

    Dan itulah masalahnya: rasa risi berdiri nun di ketinggian gedung megah jauh di atas Kakbah. Makmum kepada imam yang suaranya sungguh jernih memikat, tapi berada jauh di bawah permukaan. Rasanya, keagungan dalam kesederhanaan yang diajarkan para nabi, tiada berbekas di menara ini. Abraj Al-Bait adalah perpaduan segenap gempita duniawi: megah, mewah, mahal, tinggi, besar, berkilau, kapitalis.... bla-bla-bla.

    Di lantai dasarnya ada mal dengan butik-butik mewah, ada kafe Starbucks, toko telepon genggam, juga restoran-restoran. Orang-orang berlalu-lalang dengan barang belanjaan, tersaruk-saruk, seolah-olah lupa jika hanya 50 meter di seberang gedung, adalah masjid yang di dalamnya berdiri Kakbah yang dibangun Nabi Ibrahim as dan menjadi kiblat umat muslim sedunia. Dan untuk itulah sesungguhnya mereka ada di sini.

    Abraj Al-Bait atau The Makkah Royal Clock Tower dibangun enam tahun lalu oleh kontraktor Bin Ladin Group. Tingginya 662 meter, di puncaknya -- tepat di atas saya ini -- terdapat jam besar dengan ukuran enam kali lebih besar dari Big Ben di gedung parlemen Inggris di London. Tinggi kotak jamnya 94 meter dengan diameter 46 meter. Bayangkanlah panjang jarum menitnya 22 meter dan jarum jam 17 meter. Ia diterangi dua juta lampu LED, juga ada 16 lampu besar yang menerangi udara. Lampu-lampu akan berkelap-kelip sebanyak lima kali sehari di setiap waktu sholat wajib dan terlihat dari jarak 28 kilometer. Di atas menara, ada pelantang suara yang meneruskan kumandang adzan dari Masjidil Haram yang terdengar hingga radius tujuh kilometer.

    Apa boleh buat, Abraj Al-Bait kini menjadi landmark Kota Makkah, bersanding dengan kesederhanaan bangunan Kakbah. Kritikan kepada pemerintah kerajaan Saudi tak terkira jumlahnya, datang dari seantero dunia, tentang Makkah yang kini berubah jauh dari semangat kesederhanaan Rasulullah SAW. Seorang nabi yang digambarkan berdada bidang dengan perut yang rata -- sesederhana-sederhananya gambaran manusia.

    Begitulah. Pada sebuah Jumat awal tahun ini, seusai menunaikan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Makkah, seusai mengemas koper untuk pulang, saya terpaksa sholat Jumat di ruang sholat yang megah di ketinggian Abraj Al-Bait. Pintu masjid telah ditutup, pelataran sesak, dan tinggallah saya – mungkin juga jamaah lainnya – yang berdiri dengan risi di sini, seraya memandangi Kakbah yang dikitari laksaan manusia.

    Selamat menunaikan Sholat Jumat....

    -- Tebet, hari kedua Ramadhan, 19 Juni 2015


    Solat di masjid blok A tanah abang yang megah itu aja rasanya aneh. Palagi di ketinggian banget. Sholat paling "adem" ya jidat nempel di "tanah".

    ---------- Post Merged at 07:17 PM ----------



    So terjawab bleg, mekah future ya las vegas
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  4. #64
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Yg gw takutkan sih, dibom sama isis.

    Ok lah, positive thinking aja. Mungkin memang tujuannya pemerintah kerajaan saudi menghadirkan starbucks, dunkin donuts, mc D, dll (entah sapa yg punya) di mekkah, adalah demi kenyamanan pelaku haji/umroh.

  5. #65
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Kalau ISIS salah satu stakeholders-nya ya aman lah.

    Waktu mbok di sana rasanya koq ndak ada megah-megahnya ya. An exaggeration, semua terkesan dipaksakan. Menyedihkan, karena simbol (Ka'bah) yang literally hanya berupa kubus hitam yang sangat sederhana sudah dieksploitasi oleh para penunggu di sekitarnya. It did not impress me at all.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  6. #66
    pelanggan tetap
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    1,352
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Sholat paling "adem" ya jidat nempel di "tanah".
    makanya bawa lempengan batu kecil di saku dong buat alas sujud hihihihihi...

  7. #67
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    [MENTION=200]TheCursed[/MENTION] :

    jadi ibadah haji atau umrah itu mengalami pergeseran makna yak?

    dari ritual suci menjadi semacam wisata religi gitu?
    Gini aja deh. Dari pengalaman gue sama krew kloter, kita sampe bikin joke: "Eh, naik haji, mah, nggak usah nunggu insap. Orang koruptor aja naik haji."
    Atau "Yang Haram, mah, tanahnya. Orangnya, tetep."

    Belum lagi kalo kita inget jaman2 dulu, di mana kalo ada selebritis atau penggede yang punya masalah hukum atau sosial... tiba2 ngilang. Terus kalo di cari, bilangnya umroh...

    BTW, clear yah, bahwa benda itu ternyata hotel mewah.

    Yah, terserah deh. Emang udah tanda akhir zaman, kali. Nggak bisa di hindari.

    btw
    kenapa tdk ada ulama berpengaruh yng berani keluarin fatwa (baca ijtihad)
    spt misal, haji itu dapat dilaksanakan kapan saja (baca sepanjang tahun)
    sehingga hal2 semacam berikut dapat diminimalisir

    - perluasan masjidil haram tiada henti
    - batasan quota jamaah
    - living cost reduction
    Waktu yanbg sempit itu bagian dari 'exam'-nya ibadah Haji.
    Memisahkan antara yang beneran niat ama yang nggak.
    Yang beneran niat, tau waktunya sempit, akan siap2 dari jauuuuuuuuuu....h - jauh hari.
    Last edited by TheCursed; 20-06-2015 at 10:10 AM.
    A proud SpaceBattler now.

  8. #68
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    pikiran pertama yang melewati kepalaku waktu ngeliat foto di atas, kok ini kaya las vegas

    saya di kubu tusc nih, sangat disayangkan kalo peninggalan2 historis begini ilang. mungkin kalo mo bikin fasilitas ato bangunan apa, setidaknya karakteristik bangunannya didesign dengan lebih mendekati apa yang ada ya, ato complementary dengan apa yang udah ada. bukan sejomplang itu. yang udah ada pun bisa diperbaiki lagi.

    but that's me. saya suka melihat bangunan2 lama. sangat disayangkan tempat historis tidak dipreservasi.

  9. #69
    Quote Originally Posted by TheCursed
    Quote Originally Posted by Pasingsingan
    btw
    kenapa tdk ada ulama berpengaruh yng berani keluarin fatwa (baca ijtihad)
    spt misal, haji itu dapat dilaksanakan kapan saja (baca sepanjang tahun)
    sehingga hal2 semacam berikut dapat diminimalisir

    - perluasan masjidil haram tiada henti
    - batasan quota jamaah
    - living cost reduction
    Waktu yanbg sempit itu bagian dari 'exam'-nya ibadah Haji.
    Memisahkan antara yang beneran niat ama yang nggak.
    Yang beneran niat, tau waktunya sempit, akan siap2 dari jauuuuuuuuuu....h - jauh hari.
    betul, dah banyak yng bersabar dan siap jauh2 tahun
    bahkan klo daftar sekarang konon 15-20 th mendatang baru bisa berangkat
    itulah masalahnya!, karena …. skali lagi, kapasitas tempat dan waktunya terbatas
    oleh karenanya diberlakukan sistim kuota pertahun
    entahlah, apakah quota ini hanya berlaku untuk Indonesia saja atau
    negara2 lain juga?

    makanya diperlukan ijtihad kontemporer sbg solusi untuk mengatasi:
    - melubernya jamaah disatu tempat dan waktu yng sama, sehingga rawan kecelakaan
    - sistem quota yang menimbulkan antrian brangkat terlalu lama
    - perluasan area masjid yng tiada henti
    Last edited by pasingsingan; 05-07-2015 at 11:42 PM.
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

Page 4 of 4 FirstFirst ... 234

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •