Page 2 of 3 FirstFirst 123 LastLast
Results 21 to 40 of 60

Thread: 5 tahun pertama

  1. #21
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    khitbah itu semacam tunangan.
    nadzor itu secara bahasa memandang/melihat. di sini lebih ke arah ketemu
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  2. #22
    pelanggan setia aya_muaya's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    semarang
    Posts
    5,882
    perkawinan ane jalan di angka 4, selama ini sih ngerasa berat sebelah, ane yang selalu me- tapi gak pernah mendapat balasan yang sama... Ok, entah mengapa kalau disuruh ikhlas, gak mengharap balasan, tulus, kok omongkosong. Kalau dalam rumah tangga sih ya harus saling, saling toleransi, saling mengerti, mau saling menyamankan pasangan, bukannya mau enak sendiri atau cuek gak mau tau..

    Intinya, perkawinan bakal langgeng kalau keduanya saling... Bukan salah satu saja.. Sama sama mengerti perannya dan saling bekerja sama...

    *ngimpi ngimpi... Ufh...
    Percayai apa yang ingin kau percayai
    Dan hiduplah seperti apa yang kau inginkan….

  3. #23
    Perubahan adalah suatu keniscayaan , disadari atau tidak. Bahkan bagi pasangan yg tidak dianugerahi momongan sekalipun , meskipun tetep berdua tapi pisik dan pengalaman jelas berubah.

    Sebetulnya sederhana saja , semua bertumpu pada masalah "problem solving" , pada kemampuan pasangan menyelesaikan masalah.
    Sering tidak disadari bahwa "masalah itu" didalamnya pasti mengandung subyectivitas !
    Kalau kita tidak menyadari ini maka yg terjadi alih alih kita menyelesaikan masalah , tetapi kita justru adu argumen , bertengkar mempertahankan pendapat masing masing "tentang " masalah itu , bukan pada bgmn "solve the problem" nya!
    Kadang untuk mendapatkan "maslahnya apa/yg mana " yg sebenarnya , bukan hal yg gampang.
    Rasanya kesabaran dan saling mau mendengar itu hal yg sangat diperlukan.
    Oh ya , satu hal yg penting ,..... bila "dead lock" , jangan segan untuk "time out/jeda iklan" dulu , jangan paksakan untuk menyelesaikan apalagi dg "power" dan intimidasi/ngambeg bin marah !

    He he he he , dari berbagai cara yg sehat , jeda iklan yg paling ampuh adalah di ranjang percayalah!!
    ADEM_AYEM_TENTREM

  4. #24
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    om kalo udah di time out ranjang lebih dr setaun n masalahnya ga tuntas, gimane?

  5. #25
    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    om kalo udah di time out ranjang lebih dr setaun n masalahnya ga tuntas, gimane?
    Kembali lagi jangan jangan kitanya kagak "sepakat" sebetulnya apa masalahnya itu.
    Yg ada adalah "menurut pendapat ku dan menurut pendapat nya".
    Atau kadang kadang masalahnya sangat sederhana tetapi memang kagak bisa diselesaikan.
    Contoh pada diri saya sendiri , pasangan cenderung dalam selera makan maunya pedas n asem , sayanya kagak suka pedas dan cenderung seneng yg manis.
    Maka pada masalah sejenis ini --unsolved problem-- ya sudah , jangan paksakan untuk menyamakan selera , klo pesan ato buat gado gado satu tanpa cabe , baru buat lagi pakai cabe 5 !
    Dalam hal ini para suami harus sadar sesadar sadarnya bahw "kaum ibulah" pembentuk selera anak anak kita , toh selera kita juga dibentuk oleh ibu kita.

    Demikian juga sebetulnya --beberapa dan kadang seabreg-- kita diahadapkan pada masalah "selera" , hal hal yg terbentuk ketika kita belum jadi pasangan ! sesuatu yg ada pada diri kita karena bahkan sejak bayi ketika kita belum bisa bilang tidak , tertanam pada diri kita bukan melalui pemahaman akal tetapi melalui kebiasaan , learning by doing ! Hal hal yg begini sangat susah berubah.
    Maka setiap pasangan harus menyadari hal hal yg demiukian bukanlah suatu area "subyect to be discussed".
    Hal hal demikian sebaiknya diposisikan sbgai perbendaharaan keluarga , property yg dijaga dan dihormati bersama.
    Nah celakanya kalau ada salah satu pasangan yg merasa bahwa "perbendaraan keluarga" ini kok naga naganya "diisi" sebagian beusar dari pasangannya lha enakan dia dong , "punya gue" ditaruk dimana ?
    Kalau perasaan itu mulai menggelitik "ego" kita , coba sedikit keluar dari ke akuan kita , dengan bertanya , jangan jangan pasanganku juga merasa demikian, toh kita tidak saling tahu apa saja perbendaharaan yg secara tidak sadar dia bawa dari kehidupan pra perkawinan ?
    Maka kuncinya adalah "dialog dialog dan dialog" , dan sekali lagi , diplomasi ranjang adalah media pasutri yg ampuh dan halal ! sekali gus sehat !
    ADEM_AYEM_TENTREM

  6. #26
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    om, seandainya suami kita lebih mendengarkan ibunya dibanding kita sebagai istrinya, sampe baju pun lebih suka ditata ibunya dibanding istrinya, juga makanan maunya dimasakkan ibunya. Dan ibunya pun intervensi padahal kita sebagai istri beberapa kali mengajukan keberatan atas situasi itu. tapi bertahun2 tidak didengarkan baik oleh suami maupun ibu mertua.

    gimana ya om?

    *jadi konsultan gratisan sementara ya om

  7. #27
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    asik ada konsultan yang adem ayem tentrem
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  8. #28
    Quote Originally Posted by BundaNa View Post
    om, seandainya suami kita lebih mendengarkan ibunya dibanding kita sebagai istrinya, sampe baju pun lebih suka ditata ibunya dibanding istrinya, juga makanan maunya dimasakkan ibunya. Dan ibunya pun intervensi padahal kita sebagai istri beberapa kali mengajukan keberatan atas situasi itu. tapi bertahun2 tidak didengarkan baik oleh suami maupun ibu mertua.

    gimana ya om?

    *jadi konsultan gratisan sementara ya om
    Whelhadalahhhh,......................... lha kok kriwikan jadi grojogan !
    Itulah seperti yg saya bilang Bun. rupanya perbendahraan kluarga anda lebih banyak diisi sama pasangan ya dan "pengisian" ini bukan sekedar hanya refensi atau "selera" masa lalu yg masih terbawa , tetapi rupanya selalu di update ya !
    Tolong di telaah --saya belum berani bilang ini intervensi mertua-- apakah "bantuan" dari ibu mertua ini dirasa sebagai gangguan lebih karena anda merasa "haq" anda sebagai istri untuk "mengatur" suami merasa "tereleminir" oleh tindakn sang ibu mertua ? Atau jangan jangan justru itu meringankan "beban" anda. Bukankan kadang kadang seorang ibu rumah tangga seing pusing atau sering menghadapi maslah masak apa hari ini yaaaa , agar anaknya mertua dan anak sendiri mau makan dengan berselera ? Bukakankah dengan tingginya atensi atau rajinnya sang ibu mertu "ngebantu" energi anda bisa dialihkan ke hal lain. Demikian juga soal selera pakaian , jangan terlalu risau , lha dia kan memang sekian puluh tahun dijejali dengan selera ortunya , ya extend beberapa thn lagi ndak apa apa lah. Kesempatan anda mratiin wardrobe anda dengan full selera anda !
    Coba berpikir bahwa ini adalah bukan sebuah masalah atau bukan suatu masalah yg perlu dipermasalahkan !
    Ingat Bun , anda sendiri juga punya posisi yg sama thdp putra anda lho , seperti saya bilang kaum bapak harus sadar pembentuk"selera" anak adalah sang biang !.

    Satu hal lagi Bund. Apakah anda tidak berpikir bahwa jangan jangan sang ibu itu sedang dalam masa yg "galau". Anda bisa bayangkan berapa besar pengorbanan yg sudah sekian lama dia curahkan untuk memelihara dengan segala pahit getirnya putra laki lakinya , yg mungkin saja merupakan kebanggaannya sebagai ibu sekaligus wanita . Kemudian ada wanita lain --anda-- sebagai "pendatang baru" terima jadi begitu saja ! Sementara "laki laki lain" --sang suami-- , mulai juga kurang memberikan attensi yg memadai secara alami. Mungkin kalau anda bisa melihat sisi ini , jangan jangan anda jatuh took pity on her Bun !
    Mungkin dengan melihat berbagai sisi tadi napa justru nggak sama sama berusaha membahagiakan laki laki yg sama sama kalian cintai --yaitu sang suami -- dengan tidak terlalu menjadikan hal tadi "masalah" !
    Jangan jangan suami anda sendiri sebetulnya juga kurang happy dengan situasi ini. Dia dalam posisi yg terjepit antara dua wanita yg sama sama dia sangat cintai !

    Bisa di evaluasi pakai "pillow talkkkkkkkk" wanita kan jagonya ngebongkar yg ada dalam "perut suami" !
    Wayaooooooo,......................
    ADEM_AYEM_TENTREM

  9. #29
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    sekali lagi om dadap, itu bukan masalah gw ampun deh, yg punya masalah semoga baca ini

  10. #30
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    om dadap s. emang mantap...

    coba bundana, dipaparkan lagi masalahnya apa
    *kabur... takut digetok bundana*
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  11. #31
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    ntar deh chan, gw copas aja dr sumbernya

  12. #32
    pelanggan setia aya_muaya's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    semarang
    Posts
    5,882
    um dadap kok ane gak ngerti ya...
    Kalau sebab awalnya di ranjang, terus gemana nyeleseinnya jika gak cerai coba?
    Percayai apa yang ingin kau percayai
    Dan hiduplah seperti apa yang kau inginkan….

  13. #33
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    iya tuh om dadap, gimana tuh? kalo masalahnya ranjang, gimane? *moderator mode on

  14. #34
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    masalah ranjang konsultasinya ke on clinic atau ke dr. boyke kali ya?
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  15. #35
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    sapa tau om dadap lebih tokcer, chan

  16. #36
    gogon's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    earth
    Posts
    4,845
    jadi, masalahnya.. si suami itu "anak mama" , atau semata masalah ranjang nih?

  17. #37
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    barangkali masih minta nasehat mama waktu sudah
    di ranjang


  18. #38
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544

    setahu aku kalau emang masalahnya 100% urusan ranjang, bener2 impoten atau sejenisnya, amat sangat dibolehkan cerai, kalau salah satunya memang ga ridho, karena bagaimanapun itu urusan nafkah batin.
    cmiiw

    tapi itu udah ada anak, masa iya impoten sih
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  19. #39
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    waduh, bergeser ke ranjang...

    ya masalah awalnya mungkin ranjang, cuma sekedar memenuhi kewajiban, ga ada kemesraan...lama2 jadi merembet kemana2, urusan ibu yg dominan lah, terlalu pasif lah...

    *sejujurnya kalau ini suami gwe, udah lama kali gwe konsul ke konsultan pernikahan

  20. #40
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    oo kalau itu sih bukan karena penyakit dong.
    ini masalah psikis ya?
    berarti bener nih, musti ke konsultan, ke dr boyke atau naek L tobing gitu, seksolog kalau ga salah istilahnya

    sama kayak bundana, kalau aku sih rugi amat melewatkan "permainan halal" begini, kalau emang udah sampe begitu mending cepet2 konsultasi
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

Page 2 of 3 FirstFirst 123 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •