PT Liga Indonesia (LI) menolak untuk diaudit oleh auditor independen yang ditunjuk oleh PSSI. Bendahara Umum PSSI Zulkifli Nurdin mengatakan, PT LI dan Badan Liga Indonesia (BLI) yang mengelolanya telah mengirim surat resmi yang menyatakan bahwa PT LI dan BLI sedang berada dalam tahap akhir proses audit oleh auditor lain.
Penolakan itu berawal dari surat Sekjen PSSI Tri Goestoro pada akhir September kepada Direktur PT Liga Indonesia Joko Driyono. Namun, surat dibalas oleh Ketua BLI Andi Darussalam Tabussala.
"Isinya adalah pada saat ini BLI sedang dalam proses audit tahap akhir. Kami enggak tahu oleh kantor akuntan siapa. Kedua, disampaikan bahwa pengurus BLI akan serahkan hasilnya kepada pengurus PSSI 2007-2011, yaitu kepada pengurus lama," ungkapnya dalam keterangan pers di kantor PSSI, Kamis (24/11/2011).
Menurut Zulkifli, pengurus baru PSSI, yang baru terpilih melalui kongres 9 Juli, sebenarnya yang berhak untuk melakukan audit terhadap PT LI sebagai salah satu asetnya. Pasalnya, 90 persen saham PT LI dimiliki oleh PSSI.
"Kami juga sudah bertemu langsung dengan mereka. Beliau tetap akan sampaikan pertanggungjawaban ini kepada pengurus lama sehingga permohonan audit kami untuk menunjuk Deloitte masuk ke sana tidak bisa. Jadi agak lucu, pemegang saham mau melihat tetapi tidak bisa," tambahnya.
Zulkifli menyesalkan penolakan dari BLI dan PT LI yang lebih memilih bertanggung jawab kepada mantan pengurus daripada ke lembaga yang berwenang. Padahal, pengurus PSSI baru bersemangat untuk melakukan perbaikan di tubuh federasi sepak bola ini, termasuk di bidang keuangan. Lagi pula, penerimaan PSSI tiap tahunnya mayoritas berasal dari PT LI.
Menurut Zulkifli, 75 persen transaksi keuangan di federasi sepak bola ini terjadi di PT LI. "Sisanya kan cuma bantuan. Sponsor-sponsor juga kan masuk ke BLI," ungkapnya.
PSSI pun akhirnya meminta Deloitte untuk melakukan kajian terhadap pengendalian internal di tubuh PSSI selama semester akhir 2011 sejak bulan Juli. Hasilnya, auditor berstandar internasional yang juga berpengalaman mengaudit klub-klub liga di Eropa ini masih memberikan nilai merah terhadap rapor keuangan PSSI.
Utang pengurus lama PSSI ditagis
Belum lagi kebingungan PSSI berakhir, pengurus baru kembali dipusingkan permintaan konfirmasi yang diminta oleh auditor PT LI dan BLI. Mereka mempertanyakan catatan dari PT LI yang menyebutkan bahwa PSSI memiliki utang sebesar Rp 50,1 miliar per 31 Agustus 2011. Zulkifli mengaku langsung mencari salinan dokumen di internal PSSI.
"Saya lihat catatan laporan per Agustus di sini. Ternyata bahwa PSSI memang berutang kepada BLI. Nmaun, menurut catatan kami, per 31 Agustus itu, utang kepada BLI hanya Rp 682,5 juta. Jadi bisa digambarkan bagaimana bedanya bisa signifikan. Ada perbedaan catatan, tetapi kok bedanya bisa sampai Rp 49 miliar," katanya.
Menurut Zulkifli, utang ini merupakan utang pengurus lama.