Page 5 of 5 FirstFirst ... 345
Results 81 to 94 of 94

Thread: #IndonesiaTanpaJIL

  1. #81
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    @purba:

    mungkin kamsudnya ishaputra tuh gini pur
    secara ilmiah (baca kajian akademis)
    quran, al-kitab, rig veda, bagawat gita dll yng dianggap setara
    adalah bebas untuk dikaji n didesakralisasikan, itu sah saja
    masalahnya tinggal, kajian itu untuk tujuan apa?



    ttg JIL
    emang ada bbrp kelompok yng resisten atau parno dng kelompok JIL
    tapi tdk sedikit jg yng cuek n enjoy aja dng eksistensi JIL
    krn ada yng memandang bhw, kelompok semacam JIL itu
    bukan hal baru. Jaman baheula jg udah ada yng sejenis
    yakni mu'tazilah, cmiiw
    nah itulah yang menjadi masalah kop pasing.. mereka (JIL) mengaku Islam namun pada saat mereka mentafsirkan Al-Quran secara tidak langsung mereka mengakui Al-Quran itu tidak sakral, AL-Quran itu hanyalah buku yang bebas di interpretasikan denagn metode apapun, jadi secara tidak langsung mereka mengatakan Al-Quran bukanlah firman Allah azza wa jalla..... Wallohu'alam....

    yup benar mu'tazilah itu ada dari dulu, dan dari dulu mereka mendapat tentangan yang keras dari ulama sunnah... Wallohu'alam.

  2. #82
    pelanggan tetap purba's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    1,672
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    @purba:

    mungkin kamsudnya ishaputra tuh gini pur
    secara ilmiah (baca kajian akademis)
    quran, al-kitab, rig veda, bagawat gita dll yng dianggap setara
    adalah bebas untuk dikaji n didesakralisasikan, itu sah saja
    masalahnya tinggal, kajian itu untuk tujuan apa?
    Berarti ketika JIL sedang menelaah Quran secara ilmiah, mereka bukan muslim?

    Predikat muslim mengikat seseorang utk memperlakukan Quran sbg teks luar biasa karena Quran merupakan bagian keimanan dari seorang muslim. Mungkin analoginya kurang lebih begini. Muhammad adalah ayah dari Fatimah. Apakah mungkin Fatimah melayani Muhammad sbg suaminya? (diperjelas: hubungan syeiks) busyet dah... s.e.x aja disensor

    Dari sudut pandang nonmuslim, boleh saja JIL mendekonstruksi aqidah Islam agar sesuai dengan keinginan mereka. Tetapi dari sudut pandang muslim itu sendiri, apakah mungkin?

    Buat ane apa yg dilakukan JIL agak aneh. Mereka membela diri dgn mengatakan bahwa mereka mendekonstruksi hubungan sesama manusia, bukan hubungan dgn tuhan. Tetapi memperlakukan Quran sebagai teks biasa sudah menunjukkan bahwa mereka juga mendekonstruksi hubungan dgn tuhan.


  3. #83
    Quote Originally Posted by purba View Post
    Berarti ketika JIL sedang menelaah Quran secara ilmiah, mereka bukan muslim?
    apa hubungannya antara obyek kajian dengan kepercayaan pengkajinya?
    klo seorang yng ente label orientalis aja boleh suka2 mengkaji kitab suci agama
    mengapa muslim atau kristiani atau buddhis misalnya, ketika mengkaji kitab sucinya secara ilmiah
    ostosmastis kehilangan kepercayaannya?, apa dasar ente mendiskriminasi mereka dng orientalis?

    Predikat muslim mengikat seseorang utk memperlakukan Quran sbg teks luar biasa karena Quran merupakan bagian keimanan dari seorang muslim. Mungkin analoginya kurang lebih begini. Muhammad adalah ayah dari Fatimah. Apakah mungkin Fatimah melayani Muhammad sbg suaminya? (diperjelas: hubungan syeiks) busyet dah... s.e.x aja disensor
    iki maksudnya apa?
    bikin analogi kok tendensius, kesannya sekedar pengen olok2
    klo gitu apa bedanya ente dng ishaputra?
    persoalan spt apa yng pas dianalogikan dng anak perempuan ente
    melayani ente layaknya suami misalnya.


    Dari sudut pandang nonmuslim, boleh saja JIL mendekonstruksi aqidah Islam agar sesuai dengan keinginan mereka. Tetapi dari sudut pandang muslim itu sendiri, apakah mungkin?
    kenapa enggak?
    emangnya cuman kelompok JIL yng spt itu?
    coba baca sejarah pemikir2 islam lebih banyak lagi

    Buat ane apa yg dilakukan JIL agak aneh. Mereka membela diri dgn mengatakan bahwa mereka mendekonstruksi hubungan sesama manusia, bukan hubungan dgn tuhan. Tetapi memperlakukan Quran sebagai teks biasa sudah menunjukkan bahwa mereka juga mendekonstruksi hubungan dgn tuhan.

    maksud ente buat yng ngaku ateis aja dah merasa aneh, apalagi buat muslim gitu?
    emangnya pemikiran setiap muslim harus = yng ente kira?
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  4. #84
    pelanggan tetap purba's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    1,672
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    apa hubungannya antara obyek kajian dengan kepercayaan pengkajinya?
    klo seorang yng ente label orientalis aja boleh suka2 mengkaji kitab suci agama
    mengapa muslim atau kristiani atau buddhis misalnya, ketika mengkaji kitab sucinya secara ilmiah
    ostosmastis kehilangan kepercayaannya?, apa dasar ente mendiskriminasi mereka dng orientalis?
    Tidak usah diperluas ke umat kristen, buddha, dll, fokus saja dulu ke muslim. Ente kan muslim? Apa posisi Quran bagi ente? Firman tuhan (Allah swt) kan? Dengan begitu, apakah posisi Quran sama dengan koran Pos Kota misalnya? Tentu beda. Ente tidak akan pernah menyalahkan satu pernyataan pun dalam Quran, tapi ente bisa dengan mudah menyalahkan suatu pernyataan dalam koran Pos Kota.

    Seandainya ente menyalahkan satu pernyataan saja dlm Quran, berarti ente tidak lagi beriman bahwa Quran adalah firman tuhan, karena yg namanya firman tuhan, tentu tidak akan pernah salah. Jadi tidak ada yg namanya kajian ilmiah dari seorang muslim pada Quran. Segala sesuatu yg dikaji secara ilmiah, maka suatu ketika harus bersedia utk disalahkan. Bagaimana dgn Quran? Bagi seorang muslim, Quran tidak akan pernah salah.

    Lain halnya dgn nonmuslim. Mereka tidak terikat dgn keimanan bahwa Quran sbg firman tuhan. Dengan begitu tidak ada kendala utk mengaji Quran secara ilmiah. Artinya posisi Quran sepadan dgn koran Pos Kota. Dlm pengertian, suatu ketika Quran pun dapat disalahkan seperti halnya koran Pos Kota. Tidak ada kontradiksi metodologi ketika nonmuslim mengaji Quran secara ilmiah.

    iki maksudnya apa?
    bikin analogi kok tendensius, kesannya sekedar pengen olok2
    klo gitu apa bedanya ente dng ishaputra?
    persoalan spt apa yng pas dianalogikan dng anak perempuan ente
    melayani ente layaknya suami misalnya.
    Ane ambil Muhammad dan Fatimah supaya jelas saja. Bisa saja analoginya antara ane dan anak perempuan ane, tapi itu tidak akan menarik perhatian. Itu juga bukan olok-olok. Beda dgn ishaputra. Dia meremehkan orang-orang INSIST dgn mempertanyakan latar belakang mereka sbg pengaji agama. Bukan begitu caranya diskusi yg intelek. Padahal ada juga muslim yg disegani kalangan JIL yg berlatar belakang sarjana teknik (ane lupa nama muslim tsb).

    Muslim dan Quran seperti Fatimah dan Muhammad, suatu relasi yg mutlak, tidak bisa relatif. Muslim adalah mereka yg mengimani Quran sbg firman tuhan. Ketika mereka memperlakukan Quran seperti koran Pos Kota, maka mereka bukan muslim. Demikian juga dgn Fatimah adalah anak Muhammad. Ketika Fatimah melayani Muhammad sbg suami, maka Fatimah bukan anak Muhammad.

    kenapa enggak?
    emangnya cuman kelompok JIL yng spt itu?
    coba baca sejarah pemikir2 islam lebih banyak lagi
    Lha topik ini kan lagi ngebahas JIL, ya fokus saja pada JIL. Jika ada pemikir-pemikir muslim di masa lalu yg seperti JIL, ya penilaian ane sama saja bahwa pemikir-pemikir tsb memiliki metodologi kontradiktif.

    Sejauh ini ane menilai INSIST konsisten dlm mengaji agama. Dalam metodologi mereka, Quran punya posisi spesial, tidak sama dgn koran Pos Kota. Mengapa ane bilang mereka konsisten? Karena sejauh yg ane tahu para founding father Islam tidak ada yg memperlakukan Quran sbg teks biasa.

    JIL harus menunjukkan bahwa ada founding father yg sempat memperlakukan Quran sbg teks biasa, maka metodologi mereka pun tidak lagi kontradiktif dan bahkan mendapatkan legitimasi sejarah.

    Analoginya begini. Para founding father mendirikan Indonesia dgn dasar Pancasila. Jika sekarang ada yg mau mengubahnya menjadi bukan Pancasila, maka negaranya sudah bukan Indonesia lagi.

    maksud ente buat yng ngaku ateis aja dah merasa aneh, apalagi buat muslim gitu?
    emangnya pemikiran setiap muslim harus = yng ente kira?
    Lha kalo beda, apa pikiran ente?

  5. #85
    Quote Originally Posted by purba
    Seandainya ente menyalahkan satu pernyataan saja dlm Quran, berarti ente tidak lagi beriman bahwa Quran adalah firman tuhan, karena yg namanya firman tuhan, tentu tidak akan pernah salah. Jadi tidak ada yg namanya kajian ilmiah dari seorang muslim pada Quran. Segala sesuatu yg dikaji secara ilmiah, maka suatu ketika harus bersedia utk disalahkan. Bagaimana dgn Quran? Bagi seorang muslim, Quran tidak akan pernah salah.
    Betul,
    secara literal/tekstual emang muslim beranggapan spt itu
    tapi secara maknawi/tafsir, itulah ranah relatifnya.

    Lain halnya dgn nonmuslim. Mereka tidak terikat dgn keimanan bahwa Quran sbg firman tuhan. Dengan begitu tidak ada kendala utk mengaji Quran secara ilmiah. Artinya posisi Quran sepadan dgn koran Pos Kota. Dlm pengertian, suatu ketika Quran pun dapat disalahkan seperti halnya koran Pos Kota. Tidak ada kontradiksi metodologi ketika nonmuslim mengaji Quran secara ilmiah.
    Setuju
    tapi ketika memasuki ranah transliterasi (penafsiran)
    apakah ente yakin bhw penafsiran non-muslim pasti terbebas dari kekeliruan?

    Ane ambil Muhammad dan Fatimah supaya jelas saja. Bisa saja analoginya antara ane dan anak perempuan ane, tapi itu tidak akan menarik perhatian. Itu juga bukan olok-olok. Beda dgn ishaputra. Dia meremehkan orang-orang INSIST dgn mempertanyakan latar belakang mereka sbg pengaji agama. Bukan begitu caranya diskusi yg intelek. Padahal ada juga muslim yg disegani kalangan JIL yg berlatar belakang sarjana teknik (ane lupa nama muslim tsb).
    Imadudin Abdul Rahim?
    Muslim dan Quran seperti Fatimah dan Muhammad, suatu relasi yg mutlak, tidak bisa relatif. Muslim adalah mereka yg mengimani Quran sbg firman tuhan. Ketika mereka memperlakukan Quran seperti koran Pos Kota, maka mereka bukan muslim. Demikian juga dgn Fatimah adalah anak Muhammad. Ketika Fatimah melayani Muhammad sbg suami, maka Fatimah bukan anak Muhammad.
    ooow, gitu toh kamsudnya
    oke, accepted

    maksud ente buat yng ngaku ateis aja dah merasa aneh, apalagi buat muslim gitu?
    emangnya pemikiran setiap muslim harus = yng ente kira?
    Lha kalo beda, apa pikiran ente?
    maksud gw gini pur
    JIL maseh bermaen ditataran penafsiran
    yng oleh kelompok yng tdk sepaham dngnya dianggap terlalu ekstrim (baca nyeleneh)
    masalahnya, apa iya JIL sudah sampai pada taraf mendeclare bhw quran itu bukan
    firman tuhan misalnya?, ini yng gw blom mudeng (baca katrok)
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  6. #86
    pelanggan tetap purba's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    1,672
    Quote Originally Posted by pasingsingan View Post
    tapi ketika memasuki ranah transliterasi (penafsiran)
    apakah ente yakin bhw penafsiran non-muslim pasti terbebas dari kekeliruan?
    Kajian nonmuslim thd Quran bisa lebih luas dari sekedar tafsiran saja. Nonmuslim bisa mengaji Quran sbg teks biasa dan bisa mengonfrontasikan Quran dgn teks-teks sejarah lainnya. Di situ ada kemungkinan Quran salah. Ketika itu terjadi (Quran salah), nonmuslim tidak terbebani dgn keimanan Quran sbg firman tuhan yg selalu benar.

    Sementara yg namanya kajian mungkin saja mengandung kesalahan dan itu hal biasa, namanya juga kerjaan manusia.

    maksud gw gini pur
    JIL maseh bermaen ditataran penafsiran
    yng oleh kelompok yng tdk sepaham dngnya dianggap terlalu ekstrim (baca nyeleneh)
    masalahnya, apa iya JIL sudah sampai pada taraf mendeclare bhw quran itu bukan
    firman tuhan misalnya?, ini yng gw blom mudeng (baca katrok)
    Sbg contoh masalah warisan. Apakah ayat2 Quran ttg warisan mutlak atau partikular? JIL memilih partikular, artinya ayat2 tsb sekarang tidak relevan lagi. Tuhan menurunkan ayat yg usang? Tuhankah itu? Di sini JIL perlu merekonstruksi pemahaman ttg tuhan sedemikian rupa sehingga ayat2 ttg warisan tsb dapat dibuang. JIL memang masih mengimani tuhan, tetapi apakah itu tuhan yg sama dgn yg diimani oleh para founding fathers Islam? Islam tradisional melihat Quran sebagai pembentuk peradaban. Dan, ane kira, itu juga yg dimaksud oleh para founding fathersnya. Sementara JIL merekonstruksi Islam sedemikian rupa sehingga Quran dapat disesuaikan dgn peradaban.

  7. #87
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    wah2 hebat.. kok saya melihat dari diskusi antara kop pasing dan kop purba sangat menarik, dan dari hasil diskusi dua sesepuh ini saya melihat ternyata kop Purba ternyata secara "pola pikir" lebih Islami dibandingkan kop pasing.... semoga dengan ilmu yang kop Purba miliki sekarang ini, kop akan diberikan Hidayah oleh Allah azza wa jalla.... Amin...

    yak silakeun dilanjutkan diskusinya....

  8. #88
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    krn dasarnya purba bicara sbg atheis yg menurutnya aneh, JIL yg m'aku theis kog memandang kitab dari Tuhan gak full

  9. #89
    Quote Originally Posted by hajime_saitoh View Post
    wah2 hebat.. kok saya melihat dari diskusi antara kop pasing dan kop purba sangat menarik, dan dari hasil diskusi dua sesepuh ini saya melihat ternyata kop Purba ternyata secara "pola pikir" lebih Islami dibandingkan kop pasing.... semoga dengan ilmu yang kop Purba miliki sekarang ini, kop akan diberikan Hidayah oleh Allah azza wa jalla.... Amin...

    yak silakeun dilanjutkan diskusinya....
    Jangan keburu mengambil kesimpulan. Mereka berdua sedang bersandiwara dan memainkan peran masing2 dengan baik.

  10. #90
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    Quote Originally Posted by danalingga View Post
    Jangan keburu mengambil kesimpulan. Mereka berdua sedang bersandiwara dan memainkan peran masing2 dengan baik.
    upppppssss. ternyata cuman sinetron kejar tayang to mbah.....

  11. #91
    ini kamsudnya apa yak
    bukannya komentarin subyek diskusi
    eh, malah komentarin yng diskusi

    hajime
    dana
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  12. #92
    pelanggan tetap purba's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    1,672
    Si ishaputra kan nantangin para anti-JIL di KM buat memberikan argumen yg memadai kalo gak setuju dgn JIL. Ane sendiri sih gak masalah dgn JIL. Tapi yg anti-JIL di KM kok gak bekutik ditantang oleh ishaputra, ya ane bantuin dah... Tapi si ishaputra kok gak nanggepin... Eh malah engkong Pasing yg nongol...

  13. #93
    Barista BundaNa's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Na...Na...Na
    Posts
    12,679
    bukan ga bekutik, tapi sama isha mah mending ga usah serius, krn dia sih anti-islam

  14. #94
    Quote Originally Posted by purba View Post
    Si ishaputra kan nantangin para anti-JIL di KM buat memberikan argumen yg memadai kalo gak setuju dgn JIL. Ane sendiri sih gak masalah dgn JIL. Tapi yg anti-JIL di KM kok gak bekutik ditantang oleh ishaputra, ya ane bantuin dah... Tapi si ishaputra kok gak nanggepin... Eh malah engkong Pasing yg nongol...
    ahaha ....
    lo bisa aja pur
    klo isha kan emang sohib lame kite pur
    dah sama2 ngarti jurus andalannya lah

    gw jg gak musolah dng JIL atawe JAL
    kadang suka iseng baca2 artikel mereka n coba pahami dasar pemikirannya
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

Page 5 of 5 FirstFirst ... 345

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •