Apa yang dilakukan Ulil itu biasa-biasa aja kok dalam ranah keilmuan. Kritik dan dekonstruksi agama, hal yang biasa saja. Masalahnya adalah:
Masyarakat kita tidak terbiasa melihat agama dihakimi dengan standart-standart ilmiah. Admit it!! Padahal, di kalangan akademisi terutama di barat mah biasa.
Di kalangan Kristen ada Ioanes Rakhmat. Dia seorang mantan pendeta GKI yang "murtad". Dia pernah mengkoreksi anggapan rekannya, Abd. Moqsith Ghazali, dalam sebuah diskusi di mana Pak Ioanes jadi pembicara. Abd. Moqsith, sebagai moderator, memperkenalkan Ioanes sebagai "seorang teolog". Ioanes mengkoreksinya, "saya bukan teolog, tapi kritikus teologi". "Kritikus teologi", sambungnya, "bertugas mendekonstruksi teologi".
Di kalangan Kristen, banyak yang memusuhi Ioanes. Tapi umumnya tidak ada yang sampai mengancam fisik. Padahal, Ioanes begitu gamblang mendekonstruksi teologi Kristen. Karena bukunya,
"Membedah Soteriologi Salib", Ioanes berurusan dengan petinggi GKI yang berujung pada pengunduran dirinya sebagai Pendeta.
Ioanes JAUH lebih gahar dalam mendekonstruksi dan mengkritisi agamanya (bekas agamanya), ketimbang siapapun yang dicap "tokoh JIL". Dibandingkan Ioanes, Ulil Abshar itu masih terlalu halus.
Blognya Ioanes Rakhmat bisa dibaca di sini:
http://ioanesrakhmat.blogspot.com/