Originally Posted by
ishaputra
Contoh aplikasi hermeneutik terhadap hadis: Ada satu hadis sahih yang berbunyi "a’ful liha", yang artinya "panjangkan jenggot kalian". Bagaimana anda menyikapi hadis tersebut?
Hadis itu bersifat perintah lho, dan diucapkan oleh rosul, sahih pula. Tapi, dengan pendekatan hermeneutis kita akan paham bahwa rosul, bagaimanapun, adalah anak dari zamannya. Perintah beliau itu memiliki konteks kultur tertentu, dalam hal ini kultur Arab. Dan tentu perintah itu tidak perlu kita ikuti.
Bisa dijabarkan proses hermeneutika (tafsiran) terhadap hadits :
أَحْفُوا الشَوَارِبَ وَ أَوْفُوا اللِّحَى
Ahfu asy-syawariba wa awfu al-liha
Potong pendeklah kumis kalian dan biarkanlah janggut kalian (HR. Muslim)
Sehingga kemudian anda berkesimpulan :
Originally Posted by
ishaputra
Dan tentu perintah itu tidak perlu kita ikuti