Sabtu, 03 Juli 2010
Evolusi Dalam Al Qur’an
Teori penciptaan yang diajukan oleh Harun Yahya memang terdengar innocent, seolah selaras dengan kandungan Al qur’an. Apalagi ayat yang dijadikan sandaran adalah ayat “Kun fayakun” yang memang terkesan menegaskan kekuasaan mutlak Allah dalam hal apapun.
Tetapi kalau ditelisik lebih dalam teori ini ternyata rapuh karena tidak mengandung rasionalitas yang ilmiah. Tidak ada alasan lain yang diajukan ketika menemui buntunya penjelasan kecuali kembali kepada ayat diatas. Orang-orang dibawa kepada pendapat: Allah menciptakan kita dengan penciptaan secara tiba-tiba. Tanpa diberi kesempatan untuk memahami proses dari itu semua. Bukankah Allah swt memerintahkan kita untuk mentadabburi alam sehingga kita bisa memahami rahasia kebesaran yang tersembunyi dibalik semuanya.
Lantas bagaimana dengan ayat-ayat dibawah ini yang menjelaskan proses penciptaan?
Tidak ada perdebatan antara kita( evolousionis muslim) dengan kalian (penolak teori evolusi) tentang kemutlakan kekuasaan Allah. Memang al qur’an tidak secara detail menceritakan proses penciptaan makhluk. Namun, Dalam al Qur an sendiri banyak ayat-ayat yang ternyata memiliki makna yang similar dengan teori evolusi. Tentang penciptaan makhluk hidup Allah swt berfirman :
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? ( Al anbiya 30)
والله خلق كل دابة من ماء فمنهم من يمشي علي بطنه ومنهم من يمشي علي رجلين ومنهم من يمشي علي أربع يخلق الله ما يشاء ان الله علي كل شيء قدير ( النور 45)
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (An Nur 45)
a. Serangan terhadap ideologi-ideologi sesat
Sebenarnya yang coba untuk diruntuhkan Harun Yahya dan teman-teman adalah ideologi-ideologi filsafat yang telah terbukti salah. Marxisme, atheisme, materialisme, komunisme, fasisme, dan ideologi lainnya yang memang bertentangan dengan Al Qur’an. Mereka mencoba mencari akar dari itu semua, kemudian menyimpulkan bahwa semuanya berasal dari teori evolusi. Tidak bisa disalahkan seutuhnya karena kaitannya sangat erat. Namun untuk bersikap ekslusif terhadap teori ilmiah ini tentu saja berbahaya. Islam tidak pernah mengklaim kebenaran mutlak suatu teori ilmiah meskipun akhir-akhir ini banyak hal ilmiah yang ditemukan dari ayat-ayat alqur’an. Sedangkan yang mereka lakukan akan sangat berbahaya apabila ditemukan fakta tentang evolusi.
Seperti yang sudah terjadi pada agama kristen, permasalahan teori heliosentris pada akhirnya menimbulkan kekacauan besar dalam agama kristen sehingga menimbulkan kelompok-kelompok baru yang bertentangan dengan otoritas gereja katolik, bahkan kejadian ini memberikan ruang kepada para penganut atheis untuk bersuara menentang kemutlakan kekuasaan Tuhan dalam wadah wadah baru seperrti sekularism, liberalism, rasionalism, materialism, dan banyak lagi. Dalam hal ini, orang-orang yang tidak setuju dengan teori evolusi (terutama gerakan Harun Yahya) terlalu berani mengatasnamakan Tuhan untuk memvonis kafir orang yang masih berpendapat evolusi adalah kebenaran yang tertunda.
b. Kedangkalan Referensi dan Ketiadaan Solusi
Dalam disiplin teori ilmiah, apabila kita tidak sepakat dengan suatu teori maka kita harus mempunyai teori tandingan yang menjadi solusi. Agar permasalahan menemui titik terang.Akan sangat riskan menyalahkan salah suatu teori sementara kita tidak mempunyai solusi terhadap permasalahan. Hal ini hanya akan menimbulkan kerancuan dan kebingungan di kalangan khalayak.
c. Bahaya dari vonis kafir
Saat ini umat islam terpecah belah menjadi banyak golongan. dan yang memilukan tentu saja ada sebagian kelompok berani memvonis kafir kelompok yang lain karena alasan tertentu. Ini harus ditelaah labih jauh karena bagaimanapun kita adalah muslim. Apalagi dalam kasus ini kita memasuki ranah science yang merupakan ilmu pasti. berrbahaya bila mengatasnamakan islam untuk sesuatu yang belum jelas benar tidaknya, dan jangan sampai kejadian yang menimpa dunia kristen terulang untuk kedua kalinya