Page 3 of 4 FirstFirst 1234 LastLast
Results 41 to 60 of 78

Thread: [Tokoh] Sapardi Djoko Damono

  1. #41
    LANSKAP (Hal.9)

    sepasang burung, jalur-jalur kawat, langit semakin tua
    waktu hari hampir lengkap, menunggu senja
    putih, kita putih memandangnya setia
    sampai habis semua senja

    1967
    you can also find me here

  2. #42
    HUJAN TURUN SEPANJANG JALAN (Hal. 10)

    hujan turun sepanjang jalan
    hujan rinai waktu musim berdesik-desik pelan
    kembali bernama sunyi
    kita pandang: pohon-pohon di luar basah kembali

    tak ada yang menolaknya. kita pun mengerti, tiba-tiba
    atas pesan yang rahasia
    tatkala angin basah tak ada bermuat debu
    tatkala tak ada yang merasa diburu-buru

    1967
    you can also find me here

  3. #43
    maaf agak OOT dikit,
    tadi sudah saya upload filenya eceran yang dari album musikalisasi Hujan Bulan Juni
    kalau yang dulu diposting di library musik kan versi se-albumnya.
    buat yang mau donlot dari hape dipersilahkan.
    jangan lupa ilangin tanda bintangnya.

    Spoiler for musikalisasi puisi:


    there are only 10 types of people in the world: those who understand binary and those who don't

  4. #44
    pelanggan setia et dah's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Land Between Solar Systems
    Posts
    3,911
    horeee makasi ya

  5. #45
    KITA SAKSIKAN (Hal.11)

    kita saksikan burung-burung lintas di udara
    kita saksikan awan-awan kecil di langit utara
    waktu cuaca pun senyap seketika
    sudah sejak lama, sejak lamankita tak mengenalnya

    di antara hari buruk dan dunia maya
    kita pun kembali mengenalnya
    kumandang kekal, percakapan tanpa kata-kata
    saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia.


    1967
    you can also find me here

  6. #46
    DALAM SAKIT (Hal.12)

    waktu lonceng berbunyi
    percakapan merendah, kita kembali menanti-nanti
    kau berbisik: siapa lagi akan tiba
    siapa lagi menjemputmu berangkat berduka

    di ruangan ini kita gaib dalam gema. Di luar malam hari
    mengendap, kekal dalam rahasia
    kita pun setia memulai percakapan kembali
    seakan abadi, menanti-nanti lonceng berbunyi

    1967
    you can also find me here

  7. #47
    pelanggan setia et dah's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Land Between Solar Systems
    Posts
    3,911
    tahun 60-70 puisinya bernuansa gloomy banget ya

    sering galau kali ini si bapak

  8. #48
    karena besok mau jalan-jalan seharian, takut gak bisa onlen--gak punya mobile, cuma motor #apaan sih--maka jatah buat besok sekalian ma hari ini:

    SONET: HEI! JANGAN KAUPATAHKAN (Hal.13)

    Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu
    ia sedang mengembang; bergoyang-goyang dahan-dahannya
    yang tua
    yang telah mengenal baik, kau tahu,
    segala perubahan cuaca.

    Bayangkan: akar-akar yang sabar menyusup dan menjalar
    hujan pun turun setiap bumi hampir hangus terbakar
    dan mekarlah bunga itu perlahan-lahan
    dengan gaib, dari rahim Alam.

    Jangan; saksikan saja dengan teliti
    bagaimana Matahari memulasnya warna-warni, sambil
    diam-diam
    membunuhnya dengan hati-hati sekali
    dalam Kasih-sayang, dalam rindu-dendam Alam;
    lihat: ia pun terkulai pelahan-lahan
    dengan indah sekali, tanpa satu keluhan.

    1967
    you can also find me here

  9. #49
    tahun 60-an kan Indonesia kelam banget Etty--ingat gerakan G30S?

    dan puisi ini mengingatkan saya pada puisi Karangan Bunga-nya Taufik Ismail

    ZIARAH (Hal.14-15)

    Kita berjingkat lewat
    jalan kecil ini
    dengan kaki telanjang; kita berziarah
    ke kubur orang-orang yang telah melahirkan kita
    Jangan sampai terjaga mereka!
    Kita tak membawa apa-apa. Kita
    tak membawa kemenyan ataupun bunga
    kecuali seberkas rencana-rencana kecil
    (yang senantiasa tertunda-tunda) untuk
    kita sombongkan kepada mereka.
    Apakah akan kita jumpai wajah-wajah bengis,
    atau tulang-belulang, atau sisa-sisa jasad mereka
    di sana? Tidak, mereka hanya kenangan.
    Hanya batang-batang cemara yang menusuk langit
    yang akar-akarnya pada bumi keras.
    Sebenarnya kita belum pernah mengenal mereka;
    ibu-bapa kita yang mendongeng
    tentang tokoh-tokoh itu, nenek-moyang kita itu
    tanpa menyebut-nyebut nama.
    Mereka hanyalah mimpi-mimpi kita,
    kenangan yang membuat kita merasa
    pernah ada.
    Kita berziarah; berjingkatlah sesampai
    di ujung jalan kecil ini:
    sebuah lapangan terbuka
    batang-batang cemara
    angin.
    Tak ada bau kemenyan tak ada bunga-bunga;
    mereka telah tidur sejak abad pertama,
    semenjak Hari Pertama itu.
    Tak ada tulang-belulang tak ada sisa-sisa
    jasad mereka
    Ibu-bapa kita sungguh bijaksana, terjebak
    kita dalam dongengan nina-bobok.
    Di tangan kita berkas-berkas rencana,
    di atas kepala
    sang Surya.

    1967


    you can also find me here

  10. #50
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Ini kamu ketik satu2 apa copas sih?

    @et dah,
    tapi galaunya SDD, GM, ama SHG itu nulisnya kok ga lebai ya
    kadang menebak galaunya aja malah bikin jadi galau mikirinnya

  11. #51
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Quote Originally Posted by E = mc˛ View Post
    tahun 60-an kan Indonesia kelam banget Etty--ingat gerakan G30S?

    dan puisi ini mengingatkan saya pada puisi Karangan Bunga-nya Taufik Ismail

    ZIARAH (Hal.14-15)

    Kita berjingkat lewat
    jalan kecil ini
    dengan kaki telanjang; kita berziarah
    ke kubur orang-orang yang telah melahirkan kita
    Jangan sampai terjaga mereka!
    Kita tak membawa apa-apa. Kita
    tak membawa kemenyan ataupun bunga
    kecuali seberkas rencana-rencana kecil
    (yang senantiasa tertunda-tunda) untuk
    kita sombongkan kepada mereka.
    Apakah akan kita jumpai wajah-wajah bengis,
    atau tulang-belulang, atau sisa-sisa jasad mereka
    di sana? Tidak, mereka hanya kenangan.
    Hanya batang-batang cemara yang menusuk langit
    yang akar-akarnya pada bumi keras.
    Sebenarnya kita belum pernah mengenal mereka;
    ibu-bapa kita yang mendongeng
    tentang tokoh-tokoh itu, nenek-moyang kita itu
    tanpa menyebut-nyebut nama.
    Mereka hanyalah mimpi-mimpi kita,
    kenangan yang membuat kita merasa
    pernah ada.
    Kita berziarah; berjingkatlah sesampai
    di ujung jalan kecil ini:
    sebuah lapangan terbuka
    batang-batang cemara
    angin.
    Tak ada bau kemenyan tak ada bunga-bunga;
    mereka telah tidur sejak abad pertama,
    semenjak Hari Pertama itu.
    Tak ada tulang-belulang tak ada sisa-sisa
    jasad mereka
    Ibu-bapa kita sungguh bijaksana, terjebak
    kita dalam dongengan nina-bobok.
    Di tangan kita berkas-berkas rencana,
    di atas kepala
    sang Surya.

    1967


    Cerita Gerakan G30S konon GM juga membuat puisi tentang itu,
    Saya juga pernah bikin puisi dengan basic cerita ayah untuk ikut sebuah antologi puisi,
    Ayah lahir sepantaran usianya dengan GM dan SDD
    jadi boleh dibilang waktu peristiwa G30S/PKI mereka berada di masa yang sama. usia yang hanya beda tipis.

    Seorang kawan yang pernah baca puisi GM berkata cerita dalam puisiku mirip puisi GM,
    hanya saja itu puisiku versi singkatnya. puisi GM lebih panjang lagi.
    Sampai sekarang saya belum pernah baca puisi GM yang bertopik mengenai PKI,
    kecuali puisi yang dimuat dalam SajakSajak Lengkap Goenawan Mohammad 1961-2001 (karena kebetulan ada bukunya).
    Sampai sekarang pun penasaran dengan versinya GM.

  12. #52
    @Eca: saya gak serajin itu
    you can also find me here

  13. #53
    Barista Nharura's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    Di Hatimu
    Posts
    5,072
    Quote Originally Posted by et dah View Post
    tahun 60-70 puisinya bernuansa gloomy banget ya

    sering galau kali ini si bapak
    Beliau gak galau.. kata2 yang sering keluar di puisi beliau indahh... meski kadang terasa menyakitkan,, tapi dibungkus dengan halus, dan indah... hem.. gimana ya menggambarkannya... ,, membaca setiap bait puisi beliau,, serasa "ingin mengikuti" setiap langkah baitnya menuju ke tempat tujuan... Perfecto^^

    Jadi ingat kisah masa kecil beliau,, krena menghabiskan waktu ujian dengan menulis2 puisi2, akhirnya beliau gak naik kelas... namun beliau gak pernah menyerah untu menulis puisi... sekarng berbuah manis khan..^_* hehe...

    Biasanya seseorang disaat mengalami kesulitan,, bisa lebih kreatif dari manusia yang tak merasa sedih,, Jika tak ada rasa sedih,, seorang Supardi djoko damono tak akan menuliskan puisi indah,, hujan bulan juni, dan seorang Glen tak akan menciptakan lagu "january" yang populer tahun 90-an,, begitu juga dengan Nicholas spark,, jika ia tidak mengalami kecelakaan, dan terkurung berbulan-bulan di rumahnya, maka buku a walk to remember yang fenomenal tak akan tercipta,, bahkan seorang JK rowling,, jika tidak mengalami kemiskinan,, dan didera kesulitan hidup,, dia mungkin tak akan bisa membuat dunia,, mencintai Harry Potter..^_*

    So.. Puisi2 yang sedih,, bukan berarti Tak baik untuk di nikmati,, Bukankah rasa sedih.. mengajarkan kita,, untuk menghargai kebahagiaan^_^
    Penulis Sastra, Penyayang Hewan, PNS biasa

    "Sedekah Aja "

    Sastra - > Dear Diary Inspirasi

    Kucing - > Semua Tentang Kucing

    PNS - > Sukses Mengabdi Pada Negara

  14. #54
    pelanggan setia et dah's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Land Between Solar Systems
    Posts
    3,911
    Quote Originally Posted by Nharura View Post
    Bukankah rasa sedih.. mengajarkan kita,, untuk menghargai kebahagiaan^_^

    ie banget nih

  15. #55
    DALAM DOA: II (Hal. 16)


    kupandang ke sana: Isyarat-isyarat dalam cahaya
    kupandang semesta
    ketika Engkau seketika memijar dalam Kata
    terbantun menjelma gema. Malam sibuk di luar suara

    kemudian daun bertahan pada tangkainya
    ketika hujan tiba. Kudengar bumi sediakala
    tiada apa pun di antara Kita: dingin
    semakin membara sewaktu berhembus angin

    (1968)
    you can also find me here

  16. #56
    DALAM DOA: II (Hal.17)

    saat tiada pun tiada
    aku berjalan (tiada-
    gerakan, serasa
    isyarat) Kita pun bertemu

    sepasang Tiada
    tersuling (tiada-
    gerakan, serasa
    nikmat): Sepi meninggi

    (1968)
    you can also find me here

  17. #57
    DALAM DOA: III (Hal. 18)

    jejak-jejak Bunga selalu: betapa tergoda
    kita untuk berburu, terjun
    di antara raung warna
    sebelum musim meninggalkan daun-daun

    akan tersesat di mana kita
    (terbujuk jejak-jejak Bunga) nantinya; atau
    terjebak juga bayang-bayang Cahaya
    dalam nafsu yang kita risau

    1968
    you can also find me here

  18. #58
    ngomong2, puisi tentang Doa yang paling makjleb itu yg Doa'-nya Chairil Anwar... bener2 menyentuh pisan

    Doa

    Tuhanku

    Dalam termenung

    Aku masih menyebut nama-Mu

    Biar susah sungguh

    Mengingat Kau penuh seluruh

    Caya-Mu panas suci

    Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

    Tuhanku

    Aku hilang bentuk

    Remuk

    Tuhanku

    Aku mengembara di negeri asing

    Tuhanku

    Di Pintu-Mu aku mengetuk

    Aku tidak bisa berpaling
    you can also find me here

  19. #59
    pelanggan setia et dah's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Land Between Solar Systems
    Posts
    3,911
    itu yang jadi lirik lagu bimbo bukan mus?

  20. #60
    lagu Bimbo yg mana Etty? lum denger...
    you can also find me here

Page 3 of 4 FirstFirst 1234 LastLast

Tags for this Thread

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •