@kunce: maap salah ketik maksudnya Airi
@Wak gittho: masalahnya aya merasa gak punya hobi, jadi berasa berat sebelah Yah kalau mau obyektif sebenernya bisa diliat kira2 hobbynya makan anggaran gak? Kalau kagak, sementara dibiarkan aja dulu lahhh
iya ya bun... Berat sebelah ya? Mungkin kali ya...
Kemaren pulang dari magelang, suami lagi asyik telepon, habis telepon, dia sumringah banget...katanya habis diwawancarai ama suara merdeka mengenai goodreads...
*jadi ingat koran 2005 kalau gak salah, suami juga masuk koran gara2 pintu.com atau apaaa....gitu...
aya kenapa ga ikut diwawancara juga tentang kegiatan di KM?
aya_muaya->salah satu user dengan pertumbuhan jumlah posting tercepat
sekalian ngangkat nama KM
betul, itu kewajiban baik istri maupun suami.
kalau gitu ..
jika anda ga apa-apa dia menyerahkan semuanya, berarti dia memilih anda sebegai boss keuangan. Tugas anda jadi boss baik.
kalau suami saya dan saya:
setiap bulan sewa rumah, gas, listrik, asuransi kami bayar dulu, lalu kami ambil uang untuk belanja seharian. Kalau tinggal sisa uang, kami bagi uang itu.
Berarti suami saya dapat uang untuk beli baju, barang hobi, hadiah dan apa saja dan saya dapat uang untuk beli baju, barang hobi, hadiah dan apa saja. Dia bisa memilih sendiri gimana dia mengeluarkan uangnya, sama dengan saya.
Kami selalu puas, kalau hampir ga ada uang untuk hobi, ya pokoknya sewa rumah, gas, listrik, asuransi sudah dibayar. Belanja seharian lebih penting juga.
Kalau ada uang untuk hobi, kami bebas memilih gimana kami ingin mengeluarkan uang itu. Bisa memilih sendiri itu yang paling memuaskan, apakah uangnya banyak atau sedikit saja, ya itu kurang penting.
mau bikin signature baru tapi kehilangan teksnya
bunnddaaaaa..... Kalau gitu acaranya...gak bakal ada sisa... Minuuussss...... :p
wkakakak....
kalo aku jadi istrinya ga bakal mau kayak gitu, enak aja. kita ditingal dinas luar, ngurus rumah sendiri, ditinggal ngajar, ditinggal kegiatan, duit masuk ke dompet suami semua? no no no...
harus bagi dua, setengah buat dompet suami (hobi suami) satu buat dompet istri (uang gaji bagi istri, buat istri terserah)
kalo gaji tunjangan itu buat kebutuhan sehari2. emangnya istri ga butuh penyaluran hobi juga?
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
untung cha_n bukan istrinya agitho....
hohohoho... iya
dan kondisiku rada terbalik. untuk sekarang, yang banyak kerjaan di luar adalah saya, minggu ini aja itungannya 5 hari dinas luar, untungnya 2 kegiatan, jadi aku masih bisa pulang dulu *sigh*
jadi aku tahu diri jugalah, duit bersama aja, ga pake duit suami/duit istri, tujuan kita berumah tangga buat kebaikan bersama, kebutuhan sama2, hobi juga selama sama2 wajar, dan ga mengganggu rutinitas kebutuhan pokok, oke aja
seperti kata bu Kilat gitu, keluarkan dulu untuk kebutuhan pokok, termasuk tabungan buat anak, baru kemudian sisanya (kalau ada) adalah uang rekreasi, masing2 punya keinginan yang beda (bisa jadi) untuk meyenangkan diri sendiri, nah bisa dipakai uang itu
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
kalau pakai acaranya si agitho, bisa2 eike bisa beli bb tapi gak bisa beli susu... Wkwkw...
sebenernya berlebihan sih metodenya wak githo...kalau udah berumah tangga, musti sharing apalagi masalah ekonomi..apalagi masalah hobi tidak terlalu krusial dan mendesak
tapi mungkin bisa jadi krusial bagi orang lain buw...
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Ya namanya manusia perlu menyalurkan minat, bakat dan hobi asal proporsional saja
sih ndak apa2. La, kalo hobinya itu mengacaukan anggaran RT, gimana ? Atau keseringan
nongkrong di markas gerombolan sehobinya ampe larut malam dan lebih nampak
berbahagia + rileks + menikmati ketika berada dnegan gerombolan si berat-nya ketimbang
dgn anak-istrinya?
Banyak pernikahan keropos pelan2 gara2 salah satu atau keduanya terlalu berkutat
pada urusannya masing-masing.
Gimana istri gak merasa dianggap prt belaka kalo suaminya sibuk dgn dunianya sendiri atau
suami kesepian gara2 istrinya sibuk jalan ke mal saban saat ?
Menekuni hobi dengan suntuk kan bukan cuma urusan duit tapi waktu yang akan
dikuras
´There are two ways to conquer and enslave a nation. One is by the sword. The other is by debt´
-John Adams-
nah yang inih setujuh...jadi balance lah, jangan berlebihan...kalau hobi sudah mengancam komunikasi dan ekonomi suami istri...musti dipikir ulang, kamu nikah sama hobimu atau istrimu?
Semua Istri kan begitu... Jadi ya jangan sampai tahu dunk Istrinya...
ya boleh... tapi ya itu jangan sampai mengganggu anggaran belanja keluarga, kan suami menyalurkan hobinya juga tidak mengganggu anggaran keluarga..kalo gaji tunjangan itu buat kebutuhan sehari2. emangnya istri ga butuh penyaluran hobi juga?
Barangsawijine purwo marang kawitan, Bandar sejatining wujud. Yuk lakone.. BUTHO CAKIL sido NGEMUTTT PEN.....THUNG!!