Di Jakarta sejak ada pandemi Covid19, terhitung Maret 2020 sekolah dan kampus langsung menerapkan sistem belajar jarak jauh alias daring. Istilah school from home atau learn from home langsung viral layaknya hobi sepeda yang lagi ngehits sekarang
Orang tua khususnya emak-emak ibu rumah tangga pun stress dibuatnya. Biasanya di rumah hanya mengurusi dapur dan beresin rumah saja, harus ditambahi pekerjaan dengan mendampingi anak-anak mereka untuk belajar jarak jauh. Gak heran emak-emak itu pun berubah seketika dari seorang ibu peri yang baik hati menjadi naga api ganas super saiya level 13
Sudah harus bayar SPP ke sekolah, emak-emak pulak yang harus ngajari sendiri anak-anaknya. Kebayang kalo punya anak 3 semuanya sekolah dan masing-masing harus punya hp atau laptop? Boro-boro ada subsidi kuota. Tambah muntab lah emak-emak se Indonesia Raya
Masalah gak selesai sampai di situ, sekolah pun ternyata belum seluruhnya siap dengan sistem belajar daring begini. Para guru hanya sekedar ngasih tugas, tugas dan tugas. Bayangkan jika ada 10 mata pelajaran dalam seminggu maka sudah ada 10 tugas yang menumpuk harus dikerjakan. Sekolah juga masih ada yang gaptek dalam membuat materi untuk pembelajaran daring. Ya wajar saja, selama ini toh kegiatan belajar mengajar memang selalu dilakukan secara konvensional dengan tatap muka antara guru dengan para siswa. Sama sekali gak kepikiran bakal ada pandemi begini yang mengharuskan para siswa belajar jarak jauh dari rumah secara daring.
Entah sampai kapan pandemi ini berlangsung, dan entah sampai kapan para siswa harus belajar dengan naga api ganas di rumah