“Kalau mau kaya raya, jual lah racun Kalajengking,” begitulah saran Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam pidato kenegaraannya saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2018 Senin (30/4) pekan lalu. Publik pun tersentak heboh setelah pidato Presiden tersebut, pro dan kotra seketika muncul baik di dunia maya dan dunia nyata, dan bahkan tak sedikit mendapat tanggapan dari para petinggi negara. Pidato ini mengingatkan kita akan kesalahan pidato kenegaraan sebelumnya, ketika Jokowi salah menyebut kota kelahiran Bung Karno.

“Apa komoditas yang paling mahal di dunia? Emas? Bukan. Ada fakta menarik dari info yang saya baca, komoditas paling mahal adalah racun kalajengking harganya USD10,5 juta atau Rp145 miliar per liter,” ujar Jokowi yang disambut seloroh tawa Bupati dan Wali Kota seluruh Indonesia.

Benarkah demikian? Salah satu pedagang kalajengking, Bryan Arifianto mengatakan kepada Tirto, bahwa apa yang dikatakan Jokowi sebagian benar, sebab, katanya, “cuma jenis tertentu saja yang benar-benar mahal.”

Dikutip dari National Geographic Kalajengking adalah anggota kelas Arachnida dan berhubungan erat dengan laba-laba, tungau dan kutu. Mereka biasanya hidup di padang pasir, tapi mereka juga tinggal di hutan seperti di Brazil, British Columbia, North Carolina, dan bahkan pegunungan Himalaya.



Ada hampir 2.000 spesies kalajengking, tetapi hanya 30 sampai 40 species yang memiliki racun yang cukup kuat untuk membunuh orang. Banyak jenis racun secara efektif dirancang untuk gaya hidup. Kalajengking umumnya memakan serangga, tetapi ketika makanan langka, kalajengking mempunyai kebolehan menakjubkan untuk memperlambat metabolisme. Ini memungkinkan beberapa spesies menggunakan sedikit oksigen dan hidup sebagai serangga tunggal.

Dengan menurunkan metabolisme, kalajengking memiliki kemampuan bertahan hidup dan keterampilan seperti ini memungkinkan kalajengking untuk tinggal di beberapa lingkungan berat. Tapi ada satu hal yang membuat kalajengking sulit hidup. Mereka yang hidup dengan menggali tanah, bila tanah gembur tidak tersedia, kalajengking mungkin tidak mampu bertahan.

Sekitar delapan tahun yang lalu, situs BBC pernah memuat tulisan dengan judul “Scorpion sting heart bypass aid”. Di situ tertulis bahwa racun kalajengking dari Amerika Tengah terbukti efektif dalam mencegah komplikasi. Peneliti dari University of Leeds menemukan bahwa racun margatoxin yang terdapat pada kalajengking jenis kulit kayu, memiliki kekuatan minimal 100 kali lebih kuat dibanding senyawa lain untuk mencegah kegagalan cangkok vena.

Hasil penelitian terkait manfaat racun kalajengking ini sudah diterbitkan secara daring dalam jurnal Cardiovascular Research. Ketua Peneliti, Profesor Beech, menjelaskan cara kerja racun kalajengking di tubuh pasien gagal jantung. Racun akan menekan respons alami pembuluh darah terhadap cedera, sehingga menjaga pembuluh darah tetap bersih. Mereka terkejut melihat efektivitas racun kalajengking ini. Dan hanya butuh sedikit molekul untuk mendapatkan efeknya.



MPR: Jokowi Semestinya Serius Supaya Rakyat Tak Salah Kaprah

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid turut berkomentar soal pernyataan Presiden Jokowi tentang racun Kalajengking. Menurutnya karena banyak masyarakat yang kerap berbisnis dengan memanfaatkan Kalajengking.

“Ya itu satu isu yang dipicu oleh pidato pak Jokowi ya, tapi kan banyak kemudian yang menyiapkan ada sate kalajengking, ada juga yang minyak kalajengking, untuk mengobati panu kudis dan kurap. Harganya satu botol 25 ribu,” katanya di Gedung DPR, Jumat (4/5).

Namun, semestinya pernyataan Jokowi dilakukan dengan serius. Sebab hal itu bisa memicu semangat kepala daerah untuk memberdayakan Kalajengking. Menurutnya, jika itu diinstruksikan secara serius bisa bermanfaat untuk kekayaan dan pendapatan daerah.

“Pidato pak Jokowi itu diartikan sebagai beliau membuka wawasan kepala kepala daerah untuk menghadirkan alternatif untuk bisa memunculkan kemampuan dalam menghadirkan mungkin kekayaan untuk bisa mencukupi pendapat asli daerahnya mungkin dengan kalajengking,” ucap Hidayat.

“Tapi sayangnya pak Jokowi kemarin tidak memperintahkan, kalau itu serius kan harusnya memerintahkan saya perintahkan kepala kepala daerah memungkinkan untuk berternak kalajengking baru itu menjadi program daerah kan itu juga bisa bagus, tapi sayangnya beliau hanya kemarin berwacana,” imbuhnya.



DPR: Ngapain Selama ini Bangun Infrastruktur, Kenapa Tidak dari Awal Bisnis Kalajengking!

Sebelumnya Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat mencari racun kalajengking jika mau kaya. Menurut Fadli, ucapan Jokowi itu menyedihkan dan menyamakannya dengan sampah.

“Saya pikir pernyataan presiden ini sangat menyedihkan ya. Karena pernyataan ini seperti garbage in, garbage out. Kalau masuk sampah, keluar sampah,” kata Fadli di Gedung DPR, Kamis (3/5).

Fadli menilai, ucapan Jokowi itu sebagai pernyataan yang kurang bertanggung jawab. Padahal, menurut dia, selama ini Jokowi lebih menggembar-gemborkan pembangunan infrastruktur. “Lantas selama ini ngapain kita melakukan pembangunan infrastruktur, mau divestasi Freeport yang itu merupakan tambang emas. Kenapa tidak dari awal saja kemudian suruh orang beternak kalajengking,” kata Fadli.

Dia pun mempertanyakan maksud Jokowi soal racun kalajengking namun belum pernah melaksanakannya. “Kenapa juga Presiden enggak melakukan itu duluan supaya memberi contoh dan teladan beternak kalajengking,” ucap dia.Kemudian, Fadli menganggap ucapan Jokowi itu sesuatu yang melampaui imajinasi. Dia bahkan meminta pernyataan Jokowi itu diusut.

Pidato Jokowi ternyata juga mendapat tanggapan dari mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung. Menurutnya kalajengking sangat sulit untuk diternak. Sebab, kalanjengking binatang yang hidup beradaptasi langsung dengan alam.

“Iya kalau si kalajengking mau diternak enggak maslah kan? Masalahnya kalanjengking enggak mau diternak. Kalanjengking adalah binatang yang bisa hidup berdaptasi langsung dengan alam,” kata Rocky, Rabu (2/5).

Rocky juga mempertanyakan, pihak Istana yang membuat teks pidato mantan Gubernur DKI Jakarta itu. “Tanya siapa yang bikin teks itu? Kan ide itu bisa datang dari lingkungan Istana. Mungkin lingkungannya enggak paham tuh anatomi kalanjengking atau jenis racun pada kalanjengking,” pungkas dia.



PDIP: Jangan Nyinyir, Jokowi Mencontohkan Sumber Ekonomi Kerakyatan!

Menanggapi berbagai macam komentar negatif, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghormati komentar di masyarakat yang terkesan nyinyir tersebut. Namun, Hasto menilai bahwa apa yang disampaikan Jokowi adalah contoh tentang sumber daya ekonomi kerakyatan yang bisa dikelola. “Ada ternak ayam buras, ternak lele dan berbagai hal yang ditawarkan pemerintah,” ujar Hasto saat dikonfirmasi, Kamis (3/5).

Dalam hal ini, lanjut Hasto, Jokowi memahami persoalan-persoalan mendasar terhadap sesuatu yang bisa dikerjakan oleh rakyat.
Saat disinggung soal racun kalajengking yang berbahaya jika dikembangkan menjadi bisnis, Hasto menilai local wisdom di Indonesia sudah pernah ada.

“Kalau kita nonton wayang ada minyak kalajengking, buat obat-obatan itu bagus juga. Saya juga pernah pakai minyak kalajengking,” katanya.

Meski disebut Jokowi harga racunnya yang bisa meraup keuntungan, Hasto menganggap hal itu bagian dari pengembangan bisnis yang bisa diteliti lebih lanjut. “Kan diversifikasi terhadap produk itu banyak, tentunya yang disampaikan Pak Jokowi juga disertai komitmen pemerintah untuk mengembangkan penelitian dari situ,” pungkasnya.

cekidot
sumber : kaskus + youtube



- - - Updated - - -

setelah ikan tongkol, kodok dan kecebong sekarang giliran kalajengking

presiden kita ini benar2 luar biasa