Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 20 of 25

Thread: Tiga Mahasiswa UII Tewas Usai Ikuti Pendidikan Dasar Mapala

  1. #1
    ★★★★★ itsreza's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    10,216

    Tiga Mahasiswa UII Tewas Usai Ikuti Pendidikan Dasar Mapala

    Tiga Mahasiswa UII Tewas Usai Ikuti Pendidikan Dasar Mapala

    TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga mahasiswa Program Studi Teknik Industri Angkatan 2015 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Syaits Asyam yang meninggal dunia usai mengikuti Pendidikan Dasar The Great Camping (TGC) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi UII di lereng selatan Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah menyatakan melihat sejumlah luka pada tubuh almarhum. Syaits meninggal dunia pada 21 Januari 2017 pukul 14.45 WIB saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

    “Saya shock. Tadinya (anak saya) ganteng, tapi saat ketemu kotor dan penuh luka,” kata ibu Syaits, Sri Handayani, 46 tahun, saat ditemui di kediamannya di Jetis, Caturharjo, Sleman, Senin, 23 Januari 2017.

    Luka-luka luar pada tubuh yang dilihat antara lain pada punggung kedua tangan, kuku kaki sebelah kanan ada yang lepas. Syaits pun kesulitan bernafas saat tiba di Bethesda maupun saat ditemui ibunya. Berdasarkan hasil otopsi RS Sardjito yang dimintakan ayah Syaits, Abdullah Arby, ditemukan luka pada paru-paru sebelah kanan yang diduga membuat Syaits kesulitan bernafas.

    Sri mendapatkan telepon dari teman kuliah Syaits yang bernama Tegar pada 21 Januari 2017 pukul 10.30 WIB. Dia tiba di rumah sakit pada pukul 11.30 WIB. Melihat kondisi Syaits yang sudah kepayahan, dokter yang merawatnya menyarankan Sri untuk mengambil kertas dan pena untuk mencatat setiap pesan yang disampaikan Syaits.

    Beberapa hal yang sempat dicatat Sri dari hasil dialog dengan Syaits, antara lain korban mengaku dipukul dengan rotan pada bagian punggung sebanyak 10 kali, disuruh mengangkat air dengan leher sehingga kesakitan, serta kakinya diinjak oleh seniornya. “Dia juga menyebut nama senior yang melakukannya,” kata Sri.

    Padahal, berdasarkan cerita seorang teman Syaits yang juga peserta diksar saat melayat pada 22 Januari 2017 kepada ayah Syaits, bahwa korban sempat menyatakan mengundurkan diri sebagai peserta diksar karena merasa tidak kuat dengan aktivitas fisik yang dialami.

    “Setelah mengundurkan diri, Syaits malah dipisahkan dari peserta lain,” kata Sri yang menyatakan tidak mengetahui apa yang selanjutnya menimpa anaknya.

    Syaits pun dibawa ke Bethesda dari lokasi kejadian oleh anggota Mapala Unisi yang tidak menjadi panitia diksar. Berdasarkan keterangan anggota Mapala tersebut, Syaits sempat diare.

    “Kami menyesalkan tidak ada yang menyatakan bertanggung jawab pada kasus ini. Tidak ada yang menjelaskan kronologi yang menimpa Syaits,” kata paman Syaits atau kakak Sri, Lilik Margono (51 tahun).

    Lantaran itu pula, keluarga menyerahkan kasus tersebut kepada polisi untuk diproses secara hukum yang saat ini tengah ditangani Polres Karanganyar. Dia berharap, kejadian tersebut tidak berulang kembali.

    Sementara itu, Rektor UII Harsoyo mengakui Syaits meninggal dunia usai mengikuti diksar mapala. Sebelumnya, peserta diksar lainnya, mahasiswa Teknik Elektro Angkatan 2015 UII Muhammad Fadli juga meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Karanganyar pada 20 Januari 2017. Jenazahnya sudah diserahkan kepada keluarganya di Batam. Sebelumnya, total jumlah peserta diksar ada 37 orang. Langkah yang dilakukan UII saat ini adalah membentuk tim investigasi internal yang antara lain terdiri dari pimpinan UII, psikolog, juga dokter forensik.

    “Tapi proses klarifikasi terhadap panitia diksar dan pengurus Mapala UII masih berlangsung. Hasilnya nanti akan kami sampaikan,” kata Harsoyo dalam keterangan pers di Gedung Rektorat UII di Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang Km 14.

    Berdasarkan keterangan awal yang disampaikan pihak Mapala Unisi, Wakil Rektor III UII Abdul Jamil membenarkan Syaits sempat diare sebelum dibawa ke Bethesda.“Almarhum menginginkan pulang ke Yogyakarta. Mungkin diare itu yang membuatnya lemas,” kata Jamil.

    Sementara itu, alumni Mapala Unisi yang juga pengacara Achiel Suyanto yang pernah menjadi Ketua Mapala Unisi pada periode 1980-1981 menyatakan sebelumnya tidak pernah ada tindak kekerasan dalam diksar. “Belum pernah ada kejadian seperti ini. Baru kali ini terjadi,” kata Achiel.
    Begini Indikasi Kekerasan dan Penganiayaan 3 Mahasiswa UII


    TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepolisian Resor Karanganyar, Jawa Tengah, membentuk tim khusus untuk mengungkap tewasnya tiga peserta Pendidikan Dasar Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Tim tersebut sudah bekerja dengan mengumpulkan keterangan dari para saksi. "Kami bergerak cepat," kata Kapolres Karanganyar Ajun Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak, Selasa, 24 Januari 2017. “Indikasinya memang terjadi kekerasan,” kata Ade.

    Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo mengakui ada indikasi kekerasan dalam acara pelaksanaan Pendidikan Dasar The Great Camping (TGC) XXXVII Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi UII. Kekerasan itu dilakukan terhadap peserta pendidikan dasar yang ikut berlatih di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.

    Dugaan kekerasan itu, kata Harsoyo, berdasarkan hasil investigasi awal yang dilakukan tim kampus UII yang bekerja sejak 21 Januari 2017. Selain Syaits Asyam, korban meninggal dalam acara pendidikan dasar Mapala adalah Ilham Nurpadmy Listia Adi dan Muhammad Fadhli. Masing-masing mahasiswa jurusan Teknik Industri, Fakultas Hukum, dan Teknik Elektro.

    Dengan demikian, total korban meninggal 3 orang. "Ada pengakuan dari peserta kalau ada kekerasan. Tapi hanya dipukul dengan ranting, bukan rotan,” kata Harsoyo yang ditemui di Rumah Duka Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Selasa, 24 Januari 2017.

    Harsoyo mengatakan ada kejanggalan dalam kasus tewasnya mahasiswa UII, terutama banyak ditemukan luka pada tubuh korban. Sebelum meninggal, tak banyak yang diungkapkan korban. "Sulit membuat mereka mengaku. Mungkin karena takut,” kata Harsoyo sembari menambahkan, hingga Selasa belum ada pengakuan dari panitia pendidikan dasar Mapala.

    Almarhum Syaits Asyam, 20 tahun, kata Harsoyo, menderita cukup banyak luka di tubuhnya. Luka-luka pada tangan mirip goresan benda kecil dan tajam. Berdasarkan informasi yang diperoleh Harsoyo, goresan itu akibat dari kegiatan merangkak di lereng Gunung Lawu. Karena banyak kerikil, bagian tubuhnya tergores saat merangkak.

    Harsoyo menjelaskan, dari 37 peserta pendidikan dasar Mapala, 33 orang menjalani pemeriksaan medis ulang di Jogja International Hospital. Pemeriksaan ini untuk mengecek ulang kondisi mereka.

    Syafii, ayah llham Nurpadmy Listia Adi, meyakini ada penganiayaan yang dilakukan panitia. Anak bungsunya itu, kata Syafii, sempat menelepon sebelum meninggal. “Anak saya sempat telepon dan bilang kalau disiksa. Dia bilang dipukul. Tapi saya enggak tanya dipukul bagian mana,” kata Syafii.

    Simak: Mahasiswa UII Tewas, "Pak Menteri" Itu Berpulang

    Dan dari luka-luka yang dilihatnya, Syafii yakin penganiayaan dilakukan tidak dengan tangan kosong. “Melihat bukti fisiknya enggak mungkin pakai tangan," ujarnya. Jenazah Ilham dibawa ke Ruang Forensik RSUP Sardjito untuk diautopsi atas permintaan Syafii. Autopsi diperlukan untuk melengkapi berkas laporannya kepada polisi. “Proses hukum tetap jalan. Saya minta UII bertanggung jawab,” kata Syafii.
    https://nasional.tempo.co/read/news/...-mahasiswa-uii
    Mahasiswa UII Tewas, LPSK: Kekerasan Harus Diproses Hukum

    Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) periode 2008-2013 Abdul Haris Semendawai. Tempo/Tony Hartawan
    TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai menyatakan kekerasan pada lembaga pendidikan harus diproses secara hukum. "Pendidikan yang diperuntukkan bagi para siswa itu hendaknya memiliki dan mengandung rasa kemanusiaan," kata Semendawai melalui keterangan tertulis di Jakarta Rabu 24 Januari 2017.

    Pernyataan Semendawai terkait dengan penganiayaan yang menewaskan taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara dan kematian tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta saat mengikuti pendidikan dasar Mapala Unisi UII di lereng Gunung Lawu.

    Semendawai berharap penegak hukum menangani dugaan kasus kekerasan terhadap pelajar pada lingkungan pendidikan yang menimbulkan korban meninggal dunia. "Kasus itu tidak hanya diselesaikan secara kekeluargaan saja melainkan dibutuhkan penegakan hukum sehingga ke depan tidak lagi terjadi," tutur Semendawai.

    Semendawai juga menekankan pihak lembaga pendidikan bertanggung jawab dan meningkatkan kepedulian terhadap dugaan kekerasan yang terjadi di lingkungannya. "Berapa banyak dari pelaku kekerasan yang dimintai pertanggungjawaban apalagi sampai dihukum," kata Semendawai.

    Ketua LPSK itu mengimbau pengelola lembaga pendidikan termasuk siswa harus lebih peduli dan berani melaporkan kepada penegak hukum ketika menemukan aksi kekerasan. Bahkan LPSK siap memberikan perlindungan ketika saksi maupun korban yang mengetahui kejadian menerima ancaman.

    Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo mengakui ada indikasi kekerasan dalam acara pelaksanaan Pendidikan Dasar The Great Camping (TGC) XXXVII Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi UII. Kekerasan itu dilakukan terhadap peserta pendidikan dasar yang ikut berlatih di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.

    Sebanyak tiga orang meninggal dalam kekerasan yang diduga dilakukan senior di Mapala. Selain Syaits Asyam, korban meninggal dalam acara pendidikan dasar tersebut adalah Ilham Nurpadmy Listia Adi dan Muhammad Fadhli. Masing-masing mahasiswa itu mengambil jurusan Teknik Industri, Fakultas Hukum dan jurusan Teknik Elektro. Harsoyo mengatakan, tim investigasi akan memastikan pelaku kekerasan itu.

    Sementara itu Syafii, ayah Ilham, datang ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melaporkan dugaan kekerasan yang menimpa anaknya. “Disarankan untuk lapor ke Polres Karanganyar. Padahal berkas laporan di Polda DIY sudah selesai,” kata Syafii.

    Setelah dari Polda, Syafii melanjutkan menemui jenazah anaknya di RS Bethesda. Di tempat ini paman dan bibi Ilham yang berasal dari Magelang lebih dulu tiba. Begitu pula teman-teman Ilham dari Asrama Lombok, sudah berkumpiul sejak pagi. “Ada luka memar pada pundak kanan, wajah, juga luka di dagu." Syafii menyakini ada penganiayaan yang dilakukan panitia pendidikan dasar Mapala.

    https://nasional.tempo.co/read/news/...diproses-hukum
    Tragis, korban meninggal berjatuhan dan puluhan mahasiswa dirawat di rumah sakit. Kenapa seringkali bullying disertakan dalam pendidikan dasar ala mahasiswa? Sebelumnya mahasiswa STIP tewas akibat dianiaya senior.

  2. #2
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Kalau simbok emaknya almarhum, yang nyiksa sudah mbok hilangin satu per satu. Eye for an eye.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  3. #3
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Trus jangan lupa bidik rektornya dan kepala yayasan universitasnya mbok, if i going to hell, i'll bring all of u with me ::
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  4. #4
    pelanggan
    Join Date
    Dec 2016
    Posts
    219
    Tumben sih para pelaku belum bocor akun medsosnya di masyarakat.
    Somebody pleaaaseeeeeeeeeeee cariin.
    Biar di bully se Nusantara.
    Nggak cukup hukuman penjara nih, harus hukuman sosial juga. Hukuman sosial yg bertubi2

  5. #5
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Sumber Informasi Terpercaya
    Home Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
    Buntut 3 Mahasiswa Tewas saat Diksar, Rektor UII Mundur
    Danang Prabowo
    Kamis, 26 Januari 2017 - 15:39 WIB
    Buntut 3 Mahasiswa Tewas saat Diksar, Rektor UII Mundur
    Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Harsoyo (paling kanan) mengundurkan diri di hadapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir, Kamis (26/1/2017). Foto/Okezone/Danang P

    YOGYAKARTA - Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Harsoyo mengundurkan diri di hadapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir, Kamis (26/1/2017). Dia juga meminta maaf pada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya orangtua mahasiswa yang meninggal atas insiden Diksar Mapala UII Yogyakarta. "Sebagai bentuk tanggung jawab moral sebagai pimpinan, saya mengundurkan diri dari Rektor," katanya.

    Harsoyo mengaku kesalahan bukan dilakukannya, tapi dilakukan oleh bawahan ataupun senior Mapala UII Yogyakarta. Namun, sikap mengundurkan diri itu sebagai bentuk pertanggunjawaban sebagai pemimpin.

    Sementara Menristekdikti Mohammad Nasir tidak mempermasalahkan mundurnya Rektor UII Yogyakarta, Harsoyo atas insiden kematian tiga mahasiswanya. Pengunduran diri rektor itu sebagai bentuk tanggung jawab moral sebagai pimpinan.

    Nasir justru mengapresiasi langkah yang diambil Rektor UII Yogyakarta tersebut. "Saya apreasiasi mundurnya Pak Rektor (UII) sebagai bentuk tanggung jawab moral," kata Nasir di Kantor Kopertis V Yogyakarta, Kamis (26/1/2017).

    Meski demikian, Nasir meminta agar kasus kematian tiga mahasiswa UII Yogyakarta itu diusut tuntas. Pengunduran diri rektor ini direspon positif oleh Menristekdikti.

    "Tapi tidak berarti berhenti dari kasus ini, harus kasusnya sampai selesai. Urusannya harus selesai," tandasnya

    Mantap, setidaknya rektornya bukan pengecut

    ---------- Post Merged at 05:03 PM ----------

    Yuk denger di tv barusan uii membekukan mapala nya, tinggal pelaku2 nya dan tentu saja pertanggung jawaban kepala yayasan uii lagi
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  6. #6
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Sebenernya ini budaya barat, dan tujuannya hanya pertemanan, geng, solidaritas, dlsbgnya. Karena filosofinya, pertemanan menjadi lebih erat setelah menghadapi problema bersama. Dan ini dilakukan oleh perkumpulan2 anak2 muda sekelas Skull'n Bones yg anggotanya kemudian byk di CIA, Presiden amrik dan pejabat2 teras di amrik.

    Di belanda pun, negara yg memperkenalkan tradisi ini di indo, masih melakukannya. Memang ini bukan kegiatan resmi atau legal, tapi juga bukan terlarang. Biasanya ini dilakukan oleh perkumpulan2/organisasi2 anak muda, macam mapala itu. Dan mereka mengadakannya secara "rahasia". Ada juga korban, ketika kebandelan anak2 ud kelewat batas, ya kejadian. Akibatnya entah, dihukum atau perkumpulan ditutup. Tapi ga ada itu wajib dipelonco. Mgk di indonesia begitu karena dl stovia ato FKUI yg pertama mempopulerkan. Jd yg laen pengen ikut2an biar dianggap setarap dgn Stovia.

    Kalo diliat manfaat sih, sebenernya ga perlu2 amat. Ini cuman usaha memfasilitasi anak2 yg pengen gaul, pengen exists, populer dan exclusive. Setelah melewati ujian2 berat versi perkumpulan, maka anak2 junior diterima dgn lebih asik, karena telah bersama2 melewati sbh program, challenge dlsbgnya. Di sana jg bisa memperlihatkan bakat2, termasuk bakat berantem, dan tentunya saling mencari perhatian. Ada anak2 yg perlu itu.

    Jd tantangannya di sini bagi depdikbud adalah menghapus kewajiban ospek. Tantangan dari sekolah ada mengorganisir ospek shg tujuan asik itu tercapai. Anak2 jg bisa belajar membatasi diri bertingkah laku.

  7. #7
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Kalo gw bilang masalah memdasarnya karna perbedaan perspekstif antara dosen/rektor/orang"dewasa" yg masih mengganggap bullying ini cuma kenakalan remaja kayak nyontek dan ketika ada korban mereka bersikap pengecut saling lempar kesalahan, as simple as that ::
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  8. #8
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    yang senior banyak lagak itu biasanya yang kuliah gak lulus2.

    ---------- Post Merged at 11:41 PM ----------

    kalo berprestasi rasanya gak akan mau rugi mengorbankan masa depan dengan memplonco anak orang sampe mati.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  9. #9
    pelanggan setia Alethia's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    4,059
    dipukul itu bagian dari pelatihan gt?
    mereka ga ada tim p3k?
    senior atau alumnus nya ada ikutan ga? ga diawasin? itu yg mukul pake kayu atau rotan katanya, siapa. yang suruh pikul air di leher siapa.

    aku kira Mapala organisasi besar,
    dulu wkt kul, aku ikut PMR, stiap diksar ada alumus orang PMI yg ikutan jd pembina.

    katanya pecinta alam, alam ga blh dirusah, kok tubuh manusia dirusak?
    Jangan kamu bilang dirimu kaya, bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
    -Rendra

  10. #10
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Untung menyelamatkan bumi, manusia harus dimusnahkan
    Keanu reeves dalam film d day earth stood still ::
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  11. #11
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by Alethia View Post
    dipukul itu bagian dari pelatihan gt?
    mereka ga ada tim p3k?
    senior atau alumnus nya ada ikutan ga? ga diawasin? itu yg mukul pake kayu atau rotan katanya, siapa. yang suruh pikul air di leher siapa.

    aku kira Mapala organisasi besar,
    dulu wkt kul, aku ikut PMR, stiap diksar ada alumus orang PMI yg ikutan jd pembina.

    katanya pecinta alam, alam ga blh dirusah, kok tubuh manusia dirusak?
    Ini Mapata, mahasiswa pecinta alam mana tahan.
    Jelas tim p3k nya ga dipersiapkan, dan aturan2nya mgk ga jelas.
    Panitia nya yg salah. anak2 teteplah anak2.

  12. #12
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    yang senior banyak lagak itu biasanya yang kuliah gak lulus2.

    kalo berprestasi rasanya gak akan mau rugi mengorbankan masa depan dengan memplonco anak orang sampe mati.
    Biasanya juga yang sok cakep, asa panggagahna, pangkasepna, padahal mah.. goreng patut!
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  13. #13
    ★★★★★ itsreza's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    10,216
    Nama Yudi Dalam Memo Syaits Asyam Anggota Mapala UII
    Posted By: adminon: January 27, 2017In: Breaking News, Jogja UtamaTags: Diksar MAPALA UII, korban diksar mapala UII, mahasiswa UII tewas, MAPALA UII, Mapala UNISI, UIINo Comments Print Email
    RADARJOGJA.CO.ID – NAMA Yudi santer terdengar sebagai terduga pelaku penganiayaan Syaits Asyam. Itu sesuai dengan isi memo yang disampaikan almarhum sebelum menghembuskan napas terakhirnya di RS Bethesda pada Sabtu (21/1) lalu.

    Menurut keterangan ibu Asyam, Sri Handayani saat di RS Bethesda, dokter yang menangani Asyam meminta dia mencatat segala ucapan anaknya. Sebab, keadaan anaknya dipastikan dalam masa kritis. Tujuannya menghimpun informasi penyebab kekerasan fisik yang dialami oleh anaknya.

    Dalam catatan yang ditulis di kertas Memo Bethesda itu Asyam menyampaikan tiga poin. Dalam memo, Asyam sendiri yang menulis poin pertama. Selanjutnya untuk poin kedua dan ketiga ditulis langsung oleh Sri Handayani.

    Asyam menyebut nama Yudi yang melakukan kekerasan. Pertama memukul punggung menggunakan rotan sebanyak sepuluh kali. Lalu mengangkat beban air terlalu berat dan ada aksi kekerasan lanjutan oleh nama yang sama.

    Sumber terpercaya Radar Jogja menyampaikan bahwa Yudi merupakan mahasiswa Teknik Industri asal Kupang. Yudi sudah berstatus lulus pada akhir 2016 lalu. ”Kemungkinan ada dua pelaku lain selain Y (Yudi) yang melakukan penganiayaan. Tapi, hingga sekarang masih diselidiki,” ujar sumber tersebut.

    Sementara itu, salah satu peserta diksar mapala berinisial Af mengungkapkan dirinya masuk dalam satu kelompok bersama dua korban meninggal, yakni Syaits Asyam dan Ilham Nurfadmi. ”Satu kelompok isinya delapan orang,” ungkapnya.

    Hanya, dia enggan membeberkan kronologis kejadian di lokasi diksar sepekan lalu. ”Sebenarnya tahu, tapi saya ndak enak mau cerita. Mending tanya ke Humas UII saja, saya mau operasi lutut dulu mas,” ujarnya saat dihubungi kemarin (26/1).

    Af merupakan salah satu peserta diksar yang masih menjalani perawatan intensif di RS JIH. Dia mengaku kondisinya lebih baik. ”Ya sudah mendingan, sudah lebih baik meski masih di rumah sakit,” ungkapnya.

    Dia mengaku luka di bagian lutut dan lecet-lecet. Af mengungkapkan, luka yang didapat karena disuruh merayap. ”Lecet karena kena duri alang-alang dan rumput gajah. Tempurung lutut geser. Tapi, luka dalam setelah rontgen dinyatakan aman,” tuturnya.

    Mengenai kabar beberapa peserta yang terkena hipotermia, dia menyebut memang ada beberapa peserta yang kadang tidak berganti pakaian setelah kegiatan di gunung tersebut. Padahal pakaian tersebut basah. ”Kalau hujan disuruh ganti baju, terus bikin kemah. Ganti celana biar tidak masuk angin dan kutu air. Tapi ada juga yang walaupun pakaian basah tidak ganti dan langsung tidur,” katanya.

    Keterangan Af yang tahu kejadiannya tapi enggan bicara ini sangat disayangkan. Terlebih Menristekdikti Muhammad Nasir sudah menjamin keamanan saksi. Nasir bahkan meminta peserta diksar tidak takut membuka tabir kasus diksar mapala di Gunung Lawu.

    ”Beberapa peserta memang ada yang enggan bercerita. Bahkan terkesan menutupi kejadian selama penyelenggaran diksar mapala,” ungkapnya.

    Hal ini, menurutnya, akan menghambat proses investigasi. Tentu ini berimbas pada penyidikan kasus kekerasan. Dia tak ingin kasus kekerasan dalam dunia pendidikan menguap begitu saja.

    ”Saya meminta (kepada) polisi untuk menjamin perlindungan (peserta) yang menjadi saksi, harus dibongkar jika ada mafia seperti ini,” tegasnya. (riz/dwi/ila/ong)


    https://www.radarjogja.co.id/nama-yu...ta-mapala-uii/

    di radar jogja dimunculkan profil salah satu nama terduga senior yang namanya sempat disebut-sebut oleh salah satu korban sebelum meninggal

    dan dicantumkan foto terduga pelaku sedang tersenyum ceria

  14. #14
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Bagus ja, jatah thanks dah habis besok yah? ::

    Kok bisa orang penggangguran "lulus 2016" masih ikutan mapala, dosen pembimbing mapala juga harusnya diincar nih
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  15. #15
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Merdeka.com - Ketua panitia pelaksana diksar mapala UII yang dinamakan The Great Camping (TGC) ke 37, Wildan Nuzula membeberkan pelaksanaan diksar mapala UII, Jumat (27/1). Bersama Ketua Mapala UII, Imam Noorizky dan penasihat hukum Mapala UII, Achiel Suryanto, Wildan mengadakan jumpa pers terkait pelaksanaan TGC 37 di Hall UII, Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta.
    Wildan menuturkan bahwa jumlah peserta yang mengikuti TGC 37 ada 37 peserta yang terdiri dari 34 peserta pria dan 3 peserta perempuan. Kemudian peserta tersebut dibagi menjadi lima kelompok.

    "Tiap kelompok didampingi oleh instruktur lapangan atau operasional (ops). Masing-masing kelompok didampingi oleh 3 orang instruktur," jelas Wildan.

    Wildan menambahkan bahwa tiga orang mahasiswa yang tewas saat diksar mapala UII berada di kelompok yang berbeda. Almarhum Fadli berada di regu 1 dengan pendamping Angga, Wahyudi dan Tubagus. Sedangkan, almarhum Syait Asyam dan Ilham berada di regu 5, dengan pendamping Tan, Diki Kurniawan dan Sandi.

    Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), lanjut Wildan, disebutkan mengenai mekanisme hukuman yang dikenakan kepada peserta. Mulai dari teguran verbal sampai dengan teguran fisik berupa push-up, skotjump, jalan jongkok sampai dengan pengurangan nilai peserta.

    "Tidak menutup kemungkinan ada panitia yang berlebihan dalam memberikan hukuman. Namun itu menjadi ranah pihak berwajib untuk menyelidiki," papar Wildan.

    Wildan menambahkan bahwa perlakuan tiap tim instruktur atau pendamping regu dimungkinkan bisa berbeda satu dengan yang lainnya. Termasuk jika ada panitia yang berlebihan dalam memberikan hukuman.

    "Kalau masalah ada pengakuan korban yang mendapatkan tamparan dan dipukul oleh panitia saya tidak tahu. Itu masih dalam penyelidikan polisi," pungkas Wildan.

    Diberitakan sebelumnya, tiga orang mahasiswa UII tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah yang digelar pada 13 hingga 20 Januari 2017.

    Ketiga mahasiswa yang meninggal adalah Muhammad Fadhli (20), Syait Asyam (20) dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (20). Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII angkatan 2015, asal Batam tewas dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, Jumat (20/1). Asyam mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 asal Yogyakarta tewas di RS Bethesda, Yogyakarta pada Sabtu (21/1). Korban terakhir adalah Ilham mahasiswa Hukum Internasional angkatan 2015 yang tewas di RS Bethesda, Senin (23/1).

    Behhh wildan pengecut, cuma lempar tanggung jawab
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  16. #16
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Yang mati sampe tiga. Jelas ada kekerasan yang masif, struktural dan sistematis. Tinggal tunggu tanggal mainnya pelaku dicokok.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  17. #17
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    salah satu ironi yg masih ada dalam kehidupan manusia

    mau menuntut ilmu malah meregang nyawa, betapa berharganya orang yg menuntut ilmu, sampai-sampai agama bahkan membebaskan orang yg menuntut ilmu untuk tidak ikut berperang apabila terjadi perang
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  18. #18
    pelanggan setia Alethia's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    4,059
    kok wildannya bs ga tau? waktu camping ikut ga? ga ada evaluasi per hari gt buat tim panitia? biasanya malam atau selesai kegiatan, panitia kumpul, evaluasi dan report. kalo ada yg sakit, dikasi hukuman apa, anak2nya pd gmn, harusnya tau. kecuali emang mapala uii ini ajaib bin slamidun.
    tim dokumentasi adakah? sempet foto2 ga. itu wildannya keliatan nungul kaga disitu.

    apa ini di uii doank apa emang mapala pd gt semua ya?
    klo jaman dl kayaknya mayan respected mereka (minus sering ilang dr peradaban kampus dan bajunya yg rada ajaib) malah ada mapala yg bantuin timsar kan? apa demo demo soal alam gt?
    Jangan kamu bilang dirimu kaya, bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
    -Rendra

  19. #19
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Kalo mapala itu itungannya per kampus sus, dan biasanya ada dosen pembinanya, dan itu ga wajib ikut mapalanya, jadi penasaran apa hebatnya mapala uii, perasaan ga pernah dengar prestasinya sama sekali, ga kayak mapala ui, ugm, itb atau jangan2 prestasinya ya ini
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  20. #20
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Quote Originally Posted by Alethia View Post
    apa ini di uii doank apa emang mapala pd gt semua ya?
    klo jaman dl kayaknya mayan respected mereka (minus sering ilang dr peradaban kampus dan bajunya yg rada ajaib) malah ada mapala yg bantuin timsar kan? apa demo demo soal alam gt?
    Dulu pas jadi mahasiswa baru, sempat beredar isu.
    Gojlokannya anak Teknik lebih keras daripada anak fakultas lainnya.
    Dan gojlokannya anak Mapala jauh lebih sangar daripada anak Teknik.
    Biasanya mereka pulangpulang kaki tangan udah lecetlecet semua. Jalan di atas bara api juga.
    Tapi ini semua ada tujuannya, pas naik gunung bisa tangguh di cuaca dan kondisi apapun.

    Kalau jadi relawan tim penyelamat/ tim SAR biasanya beda lagi.
    Di kampusku ada yang namanya tim KSR, gojlokannya tim KSR ini 10-11 ama gojlokannya Mapala.

    Semuanya itu karena kegiatan fisik di kegiatan biasanya memang meninggalkan luka2 dan lecet2.
    Tapi bukan babak belur ditonjokin.

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •