Dengan jatuhnya Orde Baru, Abdurrahman Wahid berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Israel namun ia dilengserkan dari jabatannya pada bulan Agustus 2001 dan tidak ada upaya yang dipertahankan untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Israel. Abdurrahman Wahid, presiden Indonesia dari tahun 1999 sampai 2001, dikritik karena pandangan pro-Israelnya tersebut. Wahid tergerak untuk membangun hubungan diplomatik dan komersial dengan Israel, dan telah mengunjungi Israel sebanyak enam kali. Dalam sebuah wawancara tahun 2002 kepada ABC, Wahid mengatakan bahwa dunia Islam harus mulai mengenali dan mengakui hak Israel untuk berdiri dan berkembang. Ia melanjutkan, “Aku pikir umat Muslim itu rasional dan kerasionalan menyatakan demikian”. Dalam sebuah wawancara tahun 2004 kepada sebuah surat kabar Israel, ia berkata mengenai persahatannya dengan Israel, hal tersebut digambarkan sebagai “sesuatu yang tidak biasa untuk seorang pemimpin Islam”. Wahid melanjutkan, “Saya pikir ada sebuah persepsi buruk pada Islam dalam perselisihan dengan Israel. Ini disebabkan oleh propaganda Arab. Israel memiliki sebuah reputasi untuk sebuah negara dengan sebuah penghormatan tinggi untuk Allah dan agama — sehingga tidak ada alasan yang mereka dapat untuk melawan Israel.
Menurut Wahid, “Israel adalah sebuah demokrasi dalam sebuah laut kesalahpahaman”
Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur (lahir di Jombang,Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun) adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sahabat Gus Dur, Tokoh Yahudi Indonesia
Gus Dur selama hidupnya memiliki seorang sahabat keturunan Yahudi (dipanggil dengan sebutan Pak Yan). Cerita Persahabatan Gus Dur dengan Tokoh Yahudi di tulis oleh Monique Rijkers di kompasiana.com tgl 9 Oktober 2015, dan berikut selengkapnya lengkapnya:Gus Dur Mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 Untuk Mencabut Keppres Nomor 264 tahun 1962
Kompasiana.com – Sahabat Gus Dur, Sang Tokoh Yahudi Indonesia Mungkin belum banyak orang mengetahui sahabat Gus Dur ini. Dia adalah seorang pria keturunan Yahudi, yang menjadi pemimpin komunitas Yahudi di Indonesia di masa hidupnya. Saya menemui sahabat Gus Dur ini tahun 2012 silam. Menurut Pak Yan, begitu saya memanggilnya, perkenalannya dengan Gus Dur terjadi di Pujon, Malang. Pertemuan demi pertemuan merekatkan keduanya. “Gus Dur sering main ke rumah saya,” ujar Pak Yan. Dari foto-foto yang diperlihatkan oleh Pak Yan, saya sangat suka melihat foto Gus Dur berjalan kaki dengan Pak Yan. Gus Dur muda menenteng jasnya. Menurut Pak Yan, foto kebanggaannya ini berlokasi di Tel Aviv, Israel. Di rumah Pak Yan di Bekasi, sebuah lukisan dari foto tersebut dipajang di ruang tamu. Dari foto pula, kita mendapat gambaran kedekatan keduanya yang melampaui diri mereka sendiri. Dalam sebuah foto, terlihat keluarga Gus Dur berpose bersama keluarga Pak Yan beserta keluarganya saat mereka berlibur di luar negeri (Pak Yan menyebut nama negaranya). Kala itu Gus Dur dan Bu Shinta bersama anak-anak yang masih belia. Mbak Yenny pun belum berkerudung.
Saya yakin Gus Dur yang humoris, pasti sering bercanda dengan sahabatnya ini. Salah satu foto memperlihatkan ketika keduanya tertawa bersama. Sepertinya Pak Yan dan Gus Dur kerap bepergian bersama hingga ke luar Indonesia. Pak Yan mengaku mengajak Gus Dur ke Belanda. “Dia naik sepeda dengan aku. Dia bisa naik sepeda ya,” tutur Pak Yan. Keduanya berada di Belanda karena Gus Dur meminta pertolongan Pak Yan untuk mempertemukan dengan seorang dari Kerajaan Kuwait (nama ada pada saya). Pak Yan mengurus pertemuan tersebut dan mengatur pertemuan di Belanda. Selama di Belanda, mereka kerap bersepeda bersama, berdiskusi dan tertawa sampai air mata keluar. Selain mempertemukan dengan orang Kerajaan Kuwait itu, dari foto-foto yang lain, ada beberapa tamu dari luar negeri yang juga bertemu Gus Dur atas peran Pak Yan. Salah satu foto yang saya peroleh adalah pertemuan dengan Presiden Israel periode 2000-2007 Moshe Katzav, seorang Yahudi kelahiran Iran.
Pak Yan tidak memanggil Gus Dur dengan sapaan “Gus Dur” melainkan “Wahid” karena baginya Gus Dur adalah “nomor satu.” Sejak lama, Pak Yan sering berkata kepada Gus Dur bahwa ia akan menjadi Presiden Indonesia suatu saat nanti. “Dia (Gus Dur) berpikir, you are joking, tidak mungkin! Hari ketiga dia jadi presiden, beliau dateng ke rumah aku. Kita celebrate bareng, padahal aku tinggal di rumah yang sangat sederhana,” cerita Pak Yan. Saat saya bertemu Pak Yan, Pak Yan mengundang adik Gus Dur Ibu Lily Wahid untuk mengonfirmasikan kebenaran ceritanya. Bu Lily berkata, “Jauh sebelum jadi presiden, mereka sudah bersahabat bareng-bareng, sampai jadi presiden. Mereka sudah ke Spain (Spanyol), Portugal. Saya pikir ya Pak Iyan (Bu Lily menyebutnya Iyan) sampai sekarang masih sayang sama Gus Dur. Jadi memang saya pikir ada sebuah hubungan dari hati ke hati yang kadang ngga bisa kita mengerti ya…., bisa sedekat itu.”
Salah satu media di Indonesia menyebut Pak Yan sebagai salah satu tokoh komunitas Yahudi di Indonesia. Ketika Pak Yan meninggal dunia (kembali kepada Elohim), sebuah berita pendek dituliskan. Kedua orang tokoh bagi agamanya masing-masing ini berhasil menunjukkan keampuhan persahabatan mereka yang mendobrak sekat-sekat antar agama. Meski keduanya telah tiada, namun warisan “kisah” yang mereka tinggalkan semoga dapat menginspirasi.
Saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden, Gus Dur mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000 untuk mencabut keppres no. 264 tahun 1962. Sejak itulah, keberadaan kelompok-kelompok Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia) atau Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia. Wajar saja jika orang ini disebut sebagai pelayan zionis. Berikut isinya: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 69 TAHUN 2000
TENTANG
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN 1962 TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMOKRASI, ROTARY CLUB, DIVINE LIFE SOCIETY, VRIJMETSELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA), MORAL REARMAMENT MOVEMENT, ANCIENT MYSTICAL ORGANIZATION OF ROSI CRUCIANS (AMORC), DAN ORGANISASI BAHA’I
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
bahwa pembentukan organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan pada hakekatnya merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia;
bahwa larangan terhadap organisasi-organisasi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip-prinsip demokrasi;
bahwa meskipun dalam kenyataannya Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962 sudah tidak efektif lagi, namun untuk lebih memberikan kepastian hukum perlu secara tegas mencabut Keputusan Presiden tersebut;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b, dan huruf c di atas, maka dipandang perlu untuk mencabut Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962;
Mengingat:
Pasa1 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN 1962 TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMOKRASI, ROTARY CLUB, DIVINE LIFE SOCIETY, VRIJMETSELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA), MORAL REARMAMENT MOVEMENT, ACIENT MYSTICAL ORGANIZATION OF ROSI CRUCIANS (AMORC), DAN ORGANISASI BAHA'I
Pasal 1
Mencabut Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962 tentang Larangan Adanya Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i.
Pasal 2
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 23 Mei 2000
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
ABDURRAHMAN WAHID
---------- Post Merged at 01:29 PM ----------
Bukti-Bukti Abdurrahman Wahid Membela Yahudi
Selain berdahabat dengan tokoh Yahudi, mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000 untuk mencabut Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry dan segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary, dan Baha’isme, dan selain beredarnya buku berjudul Al-Qur’an Dihina Gusdur” yang merupakan respon dari waeancara Gusdur dengan JIL, berikut dibawah ini bukti-bukti lain yang menguatkan bahwa Gus Dur sangat membela kepentingan Yahudi.
- 1. Gus Dur Menyalahkan Hamas soal serangan Israel ke Gaza
“Saya sudah tahu perang ini pasti akan berlangsung dari dulu. Pertama, disebabkan oleh Hamas yang mendapatkan pasokan senjata dari Rusia, Iran, Tunisia dan Suriah untuk menyerang Israel. Selama itu terjadi, Israel akan terus menyerang warga Palestina di Gaza,” kata Gus Dur (inilah.com)
- 2. Gus Dur Menyatakaan Palestina Bukan Urusan Islam
“Beberapa orang mencoba menarik-narik ke arah itu (agama), tetapi kita tidak bisa ditipu terus-terusan,” ujar Gus Dur . (okezone.com)
- 3. Gus Dur Akrab Berteman dengan Petinggi Israel
“Saya punya banyak teman di Israel, termasuk (mantan) Presiden Shimon Peres yang mengundang saya untuk menghadiri peringatan ini,” jelas Gusdur. (syabab.com)
- 4. Gus Dur Mengajak Indonesia Mengakui kemerdekaan Israel
“Indonesia harus mengakui negara Israel untuk menghilangkan Indonesia anti Yahudi,” kata Gusdur. (syabab.com)
- 5. Gus Dur Mendukung Obama yang Pro Israel
”Saya lebih senang Obama karena dia menyatakan perlunya perubahan. Kita perlu perubahan. Bagaimana perubahan itu, nanti kalau dia telah terpilih sebagai presiden,”
Dan kata Obama:
“Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” (syabab.com)
- 6. Gus Dur Menerima Penghargaan Israel dan Turut Merayakan Kemerdekaan Penjajahan Israel
Abdurrahman Wahid terbang ke Amerika Serikat memenuhi undangan Shimon Wiesenthal Center (SWC) untuk menerima Medal of Valor, Medali Keberanian. Selain untuk menerima medali tersebut, Durahman juga menyatakan ikut merayakan hari kemerdekaan Israel, sebuah hari di mana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya. Medali ini dianugerahkan kepada mantan presiden RI ini dikarenakan Durahman dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi dunia di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia. (hidayatullah.com)- 7. Gus Dur Meremehkan Relawan Jihad Untuk Palestina
“Apa itu relawan? Berangkat saja belum tentu. Kalau berangkat, di sana mau apa?” ujar Gus Dur. (dakta.com)
- 8. Gus Dur Menuduh Palestina Bohong
Wartawan: Bukan enggak bolehnya, tapi Israel itu kan menduduki wilayah Palestina. Kita kan solider dengan Palestina Gus Dur?
Gusdur: Ah, anda percaya pada propaganda orang Palestina.
Wartawan: Kalau pendudukan wilayah Palestina itu kan bukan propaganda, itu kan kenyataan Gus Dur?
Gusdur: Pendudukan Israel itu di mana ada pendudukan? Saya tanya. Ramallah dan lainnya tetap mereka di situ. Daerah-daerah suci tetap. Saya mau tanya pendudukan yang mana. Anda aja yang percaya, sendirian itu. Diomongin bohong-bohong kok mau aja.” (suaramuslim.com)
---------- Post Merged at 01:30 PM ----------
- 9. Gus Dur Tidak Mendukung Palestina
Wartawan: Eropa aja solider dengan Palestina Gus Dur?
Gusdur: Iya, kalau bisa solider. Kadang-kadang enggak bisa juga disolideri. Saya enggak bisa punya solideritas dengan orang Palestina, sebab ngotot dia. (swaramuslim.com)
- 10. Gus Dur Menyatakan Hanya Israel yang berhak Atas Yerussalem
Kedua, kata Gus Dur, adalah masalah pengakuan tempat. “Orang Arab bilang kalau Yerusalem adalah milik bertiga. Tapi, menurut orang Israel, Yerusalem adalah hanya milik mereka. Dan menurut saya, Yerusalem adalah MILIK Israel. Alasannya, karena dialah yang sekarang menguasai wilayah tersebut,” jelas Dewan Syuro PKB yang dikudeta oleh anak buahnya sendiri tersebut. (harian nonstop)