TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyusun strategi untuk mengantisipasi hadirnya bibit-bibit terorisme di kotanya. Salah satunya menilai keaktifan warga di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.

"RT/RW akan punya instrumen menilai partisipasi masyarakat. Namanya rapor indeks kemasyarakatan," kata Ridwan, Senin, 1 Februari 2016.

Agar nilai rapor bagus, warga harus sering mengikuti kegiatan di wilayah setempat. Sebaliknya, warga yang tidak aktif di lingkungannya akan dicurigai sebagai salah satu bibit terorisme.

Menurut Ridwan, rapor itu memuat indikator-indikator, aktif atau tidak, rajin kerja bakti atau tidak, dan diundang rapat datang atau tidak.

Selain itu, gagasan lain adalah memperbanyak pemimpin lingkungan. Nantinya, di bawah ketua�rukun tetangga (RT), akan ada lagi pemimpin-pemimpin di bawahnya.

Akan dibentuk tim penjaga wilayah yang terdiri atas 1.500 orang bekerja sama dengan brigadir rukun warga (RW). "Gagasan juga setiap lima rumah punya satu komandan, sehingga tidak boleh ada rumah yang ada manusianya tapi kita tidak tahu manusia yang di dalam siapa," ucapnya.

Kalaupun ada gerakan ataupun kelompok-kelompok yang mencurigakan di wilayah tertentu, Ridwan berharap tidak ada aksi anarkistis.

"Pesan saya kalau terjadi perbedaan, dialog. Mau perbedaan agama, orientasi seksual, apapun itu, dialog. Jangan provokasi jangan kekerasan, dialog," katanya.

PUTRA PRIMA PERDANA
https://m.tempo.co/read/news/2016/02...k-jadi-teroris

verdicts
ide nya bagus, misi nya mulia, tapi pelaksanaanya sangat2 dapat menimbulkan permasalahan
gw suka konsep untuk kembali bertetangga, tapi sangat2 ragu untuk konsep rapor nya....