Page 2 of 5 FirstFirst 1234 ... LastLast
Results 21 to 40 of 83

Thread: Untuk Y.y.n

  1. #21
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Gw kebalek dengan opini "pakar" yg disebut di link tuscany, lah pakarnya yg ga pernah "menginterviu" pelaku2 nya, seakan2 bilang jerman bisa juara dunia 2014 karna bolanya bulat coba bolanya kotak belum tentu jerman jusra dunia, waktu gw smp/sma/ kuliah banyak stensilan atau majalah porno bertebaran tapi gw selama sekolah dari tk- tamat kuliah ga ada dengar sekolah gw ada yg diperkosa, kalo mau adil jangan salahkan pornografinya tapi salahkan tekhnology nya kalo tidak mau nyalahin ortu/guru para pelaku
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  2. #22
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    ngeri bener eui kelakuan anak jaman skrg, merkosa anak org sampe korbannya ga bernafas pula...

    gw dulu juga pernah jadi bocah, berfantasi ttg s*x itu masih wajar lah, tapi kalo direalisasikan apalagi sampe merkosa anak org ini jelas diluar batas kewajaran, parah banget asli parah

    kalo bocah aja sdh kek gini, gmn ntar kalo sdh jadi dewasa !!? apa ga malah makin beringas dan agresif.

    emang apa sih yg nyebabin makin merosotnya moral generasi skrg ini ?

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  3. #23
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Quote Originally Posted by surjadi05 View Post
    Gw kebalek dengan opini "pakar" yg disebut di link tuscany, lah pakarnya yg ga pernah "menginterviu" pelaku2 nya, seakan2 bilang jerman bisa juara dunia 2014 karna bolanya bulat coba bolanya kotak belum tentu jerman jusra dunia, waktu gw smp/sma/ kuliah banyak stensilan atau majalah porno bertebaran tapi gw selama sekolah dari tk- tamat kuliah ga ada dengar sekolah gw ada yg diperkosa, kalo mau adil jangan salahkan pornografinya tapi salahkan tekhnology nya kalo tidak mau nyalahin ortu/guru para pelaku
    Nggak pernah denger bukan berarti ngga ada. Dan lagian engkong sekolah taun berapa gitu , media ga seluas sekarang coverage nya.

    ---------- Post Merged at 05:29 AM ----------

    Oh ya, mungkin zaman engkong itu zaman kasusnya sum kuning. Sebelas dua belas, kecuali korban tidak meninggal.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  4. #24
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Nggak pernah denger bukan berarti ngga ada. Dan lagian engkong sekolah taun berapa gitu , media ga seluas sekarang coverage nya.

    ---------- Post Merged at 05:29 AM ----------

    Oh ya, mungkin zaman engkong itu zaman kasusnya sum kuning. Sebelas dua belas, kecuali korban tidak meninggal.
    Berarti belum tentu pelakunya terpengaruh pornografi kan? Gw rasa tahun 70, stensilan belum ada
    Menurut gw simpel aja karna pelakunya yakin bisa lolos hukuman, atau hukumannya terlalu ringab, ::

    Jahat banget [MENTION=253]tuscany[/MENTION] tahun 70 dibilang era gw, gw kan baru 29 tahun ::
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  5. #25
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    :lehuga

    imo, gw kurang setuju kalo ada yg bilang kasus ini sebagian besar disebabkan pornografi, miras, teknologi, itu cuma alasan pembenaran aja krn mrk ga mau disalahkan.

    coba kita ambil analogi dari peristiwa kebakaran hutan, jika sdh terjadi kebakaran masa mau nyalahin apinya, yg namanya api dari dulu sifatnya memang mudah terbakar, kalo dimanfaatkan akan berguna tapi kalo disalahgunakan dpt menimbulkan bencana, itu sama halanya dgn pornografi, miras, teknologi...pornografi utk sebagian org bisa dijadikan alat utk relaksasi dan hiburan lho, bisa juga utk edukasi, tapi kalo disalahgunakan efeknya yah bisa nyebabin tinginya tingkat pemerkosaan.

    bijak bijaknya manusia aja utk memanfaatkan sesuatu agar lebih berguna, dulu almarhum Einstein sewaktu menciptakan bom atom pertama, sempat berpesan begini kan "science without religion is lame, religion without science is blind." itu dimaksudkan jika suatu saat sepeninggal dia, hasil karya ciptaanya tdk disalahgunakan oleh org org yg ga bertanggung jawab.

    nah jika dikaitkan dgn kasus ini, kalo memang ingin coba coba utk nyemplung masuk ke area pornografi yg sifatnya sensitif, yah seyogyanya kudu dibarengi oleh akhlak moral yg seimbang biar ga salah arah/lepas kontrol.

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  6. #26
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Benerr mob, gw setuju ::
    Kalo mau disalahkan yah pelaku, orang tua bahkan gurunya kalo perlu

    Yg herannya kalo pembunuhan orang ga pernah menyalahkan pisau, padahal FAKTA lebih 50% pembunuh di indo memakai pisau DIABAIKAN
    Last edited by surjadi05; 08-05-2016 at 06:28 PM.

  7. #27
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Ada apa dengan pisau? Bikin kecanduan kah?

    Mencari penyebab dengan mencari pembenaran beda pokus atuh. Identifikasi penyebab utk upaya preventif ke depan lewat sistem. Kalo soal menyalahkan sih, siapa dan apa aja bisa disalahkan atau dijadikan pembenaran, sampe ke Tuhan pun bisa.

    Masa saya segitu jahatnya Kong?
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  8. #28
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Psikolog itu, menulis ini 3 tahun yang lalu:

    Why do people become aggressive and violent? Why do we put toxic into our body, e.g. smoking? Why do people take a drug?. Why do we buy something that looks interesting but in fact we do not need it at all?. Why do we spend our money unconsciously? Why can’t we hold for three minutes to read notifications of message from Facebook, Twitter, and email?. All those problems have a common thing: loosing self-control. Without self-control, life will be chaos. The ability of self-control makes human life harmonious and aids to restrain oneself from taking irreplaceable and risky behaviors, e.g. killing, corruption, drug abuse, fighting, saying bad words, buying things impulsively, and so on. Self-control in relation to various aspects of life such as Facebook and Twitter use, religion, and aggression, has become a main research interest.

    http://psychology.binus.ac.id/D4640/
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  9. #29
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Ada apa dengan pisau? Bikin kecanduan kah?

    Mencari penyebab dengan mencari pembenaran beda pokus atuh. Identifikasi penyebab utk upaya preventif ke depan lewat sistem. Kalo soal menyalahkan sih, siapa dan apa aja bisa disalahkan atau dijadikan pembenaran, sampe ke Tuhan pun bisa.

    Masa saya segitu jahatnya Kong?
    Mencari penyebab untuk preventif atau meringankan kesalahan pelaku,tusc?
    Kalo mencari sebab buat preventif harusnya kutipan si mbok dan statement2 si mob gw rasa udah sangat jelas, tapi kalo menyalahkan porn seakan2 si pelaku juga korban(hal yg bisa dipake lawyer di pengadilan)

    Jadi bagi gw kalo bener untuk preventif, hukuman aja diperberat trus ortu pelaku juga dihukum, tapi jujur aja kalo mengatakan porn sebagai penyebab utama kesannya seakan2 membela pelaku, karna seakan2 pelaku juga korban pornografi yg belum b8sa dikontrol pemerintah

    Just my stupid opinion
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  10. #30
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Merdeka.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise meminta untuk segera mengesahkan kembali RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Sebab ancaman hukuman yang ada saat ini dinilai terlalu ringan. Terlebih pada kasus yang menimpa remaja bernama Yuyun (14) yang 7 di antara pelakunya masih di bawah umur.

    "UU PPA dan kekerasan seksual itu perlu direvisi kembali. Karena banyak kasus yang seperti ini tetapi hukumannya maksimal 10 tahun penjara," kata Menteri Yohana di kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta Pusat, Rabu, (4/5).

    Yohana mencontohkan, ada kasus serupa yang terjadi di salah satu kabupaten di Indonesia yang telah banyak memakan korban. Namun si pelaku hanya dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

    "Ada pelaku yang telah mencabuli 50 anak-anak tapi hanya dihukum 15 tahun penjara. Korbannya anak-anak dari usia kelas 6 SD sampai kelas 3 SMP" kata Yohana.

    Untuk itu kata Yohana, dalam kasus yang menimpa Yuyun, para pelakunya harus mendapat hukuman yang berat. Entah itu hukuman seumur hidup ataupun hukuman mati. Sebab nyawa seseorang yang mati sama berharganya dengan orang yang masih hidup.

    "Nah ini sangat memprihatikan. Apa bedanya dengan nyawa yang masih hidup dengan yang sudah mati? Padahal sama berharganya," tutup Yohana.
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  11. #31
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Quote Originally Posted by surjadi05 View Post
    Mencari penyebab untuk preventif atau meringankan kesalahan pelaku,tusc?
    Kalo mencari sebab buat preventif harusnya kutipan si mbok dan statement2 si mob gw rasa udah sangat jelas, tapi kalo menyalahkan porn seakan2 si pelaku juga korban(hal yg bisa dipake lawyer di pengadilan)

    Jadi bagi gw kalo bener untuk preventif, hukuman aja diperberat trus ortu pelaku juga dihukum, tapi jujur aja kalo mengatakan porn sebagai penyebab utama kesannya seakan2 membela pelaku, karna seakan2 pelaku juga korban pornografi yg belum b8sa dikontrol pemerintah

    Just my stupid opinion

    Saya sih melihat ke depan. a.k.a. preventif.

    Urusan mau dikurung berapa tahun para pelakunya yang sudah terjadi a.k.a retrospektif ada di kuhp toh pedomannya. Untuk urusan itu, saya pribadi setuju pelaku pemerkosa dikebiri selain hukuman penjara, tapi undang-undang belum memungkinkan. Memperberat hukuman hanya satu cara preventif, karena motif orang memperkosa bisa macem2. Pornografi hanya salah satunya, dan kebetulan apply di case ini secara langsung. Oh yeah, pelaku memang korban kecanduan pornografi. Entah ya kalo meringankan, sistem peradilan kita apa menerima.

    Bagi saya jauh lebih penting untuk meminimalisir - jika tidak menghilangkan sekalian - faktor2 yang membuat orang memperkosa, termasuk pornografi. Ada banyak korban pornografi di luar sana yang harus segera diurusi sebelum berubah jadi predator. Tapi ini hanya bisa terjadi jika argumen pornografi adalah salah satu penyebab pemerkosaan diterima. Jika tidak, case closed.

    Jika diterima, di bagian ini pemerintah dan civil society masih leluasa bermanuver. Soal menghukum, ya sudah jelas hukuman maksimal berapa. Paling manuver pemerintah di sisi ini merayu dpr untuk membahas undang-undang yang berkaitan secepatnya.

    Menyalahkan orang atau keadaan tidak sama dengan mencari penyebab, karena setelah menyalahkan lalu selesai. Sedangkan mencari sebab adalah awal dari step preventif yang nanti diikuti dengan follow up entah apa. Just my 2 cents too.
    Last edited by tuscany; 09-05-2016 at 07:59 PM.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  12. #32
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Kalau pornografi diterima menjadi salah satu penyebab pemerkosaan, bagaimana dengan perempuan jalan kaki sendiri?

    Kalau si korban ndak jalan kaki sendirian hari itu, ndak akan terjadi pemerkosaan. Jadi sebaiknya perempuan ndak boleh jalan sendiri, harus selalu dikawal muhrimnya - kalau ndak ada muhrimnya ya ndak usah keluar rumah, ke sekolah, dsb.

    Perempuan mandi di kali juga penyebab pemerkosaan karena bisa bikin laki-laki kecanduan ngintip, bikin merangsang. Jadi sebaiknya perempuan ndak boleh mandi di kali, tayamum saja di rumah.

    Perempuan cantik juga penyebab pemerkosaan karena bisa bikin laki-laki tergila-gila dan berfantasi, bikin merangsang. Jadi sebaiknya perempuan ndak boleh memperlihatkan mukanya, perempuan harus menutup seluruh tubuh dan mukanya.

    Kesimpulannya, perempuan adalah motif laki-laki memperkosa; perempuan ndak boleh keluar rumah, ndak boleh jalan sendirian, ndak boleh memperlihatkan tubuh dan mukanya.

    Kenyataan bahwa para pelaku sudah ndak lagi memiliki rasa kemanusiaan, moral, rasa kasihan dan penyesalan, sama sekali ndak relevant.

    Well then. Neuropsykolog itu mestinya meneliti otak para pelaku itu karena hati mereka jelas sudah ndak ada.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  13. #33
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Oh wait.. That's what he already did and concluded. Kesimpulannya jelas, siapa saja yang terangsang karena pornografi lalu mabok bisa memperkosa dan membunuh anak orang!

    It never stops to amaze me how many these so-called experts in Indonesia look at things from their own kacamata kuda. Seperti ada kemalasan untuk berpikir lebih keras atau agenda sendiri, entah itu meloloskan UU anti-pornografi atau UU anti-LGBT. Mereka ndak segan-segan menggunakan tragedi yang paling menyedihkan sekalipun untuk kepentingan-kepentingan golongannya itu.

    We don't need any expert to tell us that the mixture of porn and alcohol could be dangerous. Yang ingin mbok dengar/baca dari para ahli tersebut adalah faktor-faktor penyebab tingginya kekerasan pada para perempuan dan anak Indonesia.

    Until those experts are able to acknowledge everything (every single factor) and be fairly prejudiced, maka setiap pendapat pakar laki-laki di Indonesia akan selalu biased.

    Ketidakberadaan pornografi dan alcohol akan menghilangkan kejahatan seksual pada perempuan dan anak? I doubt it.

    Seperti negara yang meng-claim religious, akan bermoral dan berakhlak tinggi, menghargai perempuannya, menghargai hak manusia-nya. I doubt that too.
    Last edited by mbok jamu; 10-05-2016 at 08:24 AM.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  14. #34
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Nggak pernah denger bukan berarti ngga ada. Dan lagian engkong sekolah taun berapa gitu , media ga seluas sekarang coverage nya.

    ---------- Post Merged at 05:29 AM ----------

    Oh ya, mungkin zaman engkong itu zaman kasusnya sum kuning. Sebelas dua belas, kecuali korban tidak meninggal.
    Sum Kuning siapa lagi tuh??
    Btw inget ama kolor ijo? Dia memperkosa dan menganiaya 30 wanita aja hukumannya mati loh.
    Mendingan hukumannya potong aja 'itunya'.

  15. #35
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by mbok jamu View Post
    Oh wait.. That's what he already did and concluded. Kesimpulannya jelas, siapa saja yang terangsang karena pornografi lalu mabok bisa memperkosa dan membunuh anak orang!

    It never stops to amaze me how many these so-called experts in Indonesia look at things from their own kacamata kuda. Seperti ada kemalasan untuk berpikir lebih keras atau agenda sendiri, entah itu meloloskan UU anti-pornografi atau UU anti-LGBT. Mereka ndak segan-segan menggunakan tragedi yang paling menyedihkan sekalipun untuk kepentingan-kepentingan golongannya itu.

    We don't need any expert to tell us that the mixture of porn and alcohol could be dangerous. Yang ingin mbok dengar/baca dari para ahli tersebut adalah faktor-faktor penyebab tingginya kekerasan pada para perempuan dan anak Indonesia.

    Until those experts are able to acknowledge everything (every single factor) and be fairly prejudiced, maka setiap pendapat pakar laki-laki di Indonesia akan selalu biased.

    Ketidakberadaan pornografi dan alcohol akan menghilangkan kejahatan seksual pada perempuan dan anak? I doubt it.

    Seperti negara yang meng-claim religious, akan bermoral dan berakhlak tinggi, menghargai perempuannya, menghargai hak manusia-nya. I doubt that too.
    Saya juga meliatnya begitu mbok, para "pakar" di indo menjual "ide" nya kepada golongannya atau yg bayar, gw berani bilang gitu kenapa, karna sampai sekarang gw masih playboy.com atau minum wine 1-2 gelas di malam hari, ga pernah ada terlintas kepikiran buat perkosa staff/pembantu gw, beberapa waktu yg lalu juga ada baca perempuan diperkosa 8 orang di aceh, karna "berduaan" dengan bukan muhrimnya di rumah kosong, jadi bisa diambil kesimpulan penyebab perkosaan itu gara2 ada wanita, coba ga ada wanita, ehh laki2 juga diperkosa dink, berarti kesimpulannya manusia donk, ohh crapss
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  16. #36
    pelanggan setia serendipity's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    4,775
    #TrenSosial: Apakah kasus perkosaan tidak berhak mendapat perhatian lebih besar ketimbang drama politik ibu kota atau kasus korupsi?
    Inilah pertanyaan yang muncul di media sosial setelah sejumlah pengguna mengungkapkan kegelisahannya terkait kasus Yuyun, remaja yang tewas setelah diperkosa 14 pria di desa kecil di Bengkulu.
    "Kita sudah mati rasa," kicau Kartika Jahja, aktivis dan musisi independen di Twitter. "'Oh kasus perkosaan lagi...' Oke. Lanjut. Kadang itu lebih menyakitkan dari kejahatannya sendiri."
    "Banyak yang menganggap bahwa kasus pemerkosaan 'tidak lebih penting' daripada, misalnya, kasus korupsi," kata pemilik akun @csi_wulan.

    Memang tidak banyak media yang menulis berita tentang Yuyun. Pun, tak banyak orang membicarakannya. Menurut data Spredfast misalnya, kata kunci Yuyun di Twitter mulai naik grafiknya pada akhir pekan lalu dengan jumlah kicauan lebih dari 1.800 kali - dipicu oleh inisiatif sejumlah pengguna untuk menggunakan tagar Nyala Untuk Yuyun sebagai wujud simpati.
    Padahal, laporan tentang adanya seorang siswi SMP yang ditemukan tewas tanpa busana itu muncul pada Selasa, 5 April lalu, dalam beberapa situs berita lokal Bengkulu.
    Penyelidikan yang dilakukan polisi mengungkap bahwa siswi berusia 14 tahun bernama Yuyun bin Yakin itu diperkosa oleh 14 pemuda hingga tewas. Sebanyak 12 pelaku berhasil ditangkap dan terancam hukuman hingga 15 tahun penjara.

    "Para tersangka ini membunuh korban dengan cara menjatuhkan korban ke jurang dalam kondisi kedua tangan terikat setelah memperkosanya," kata Kapolres Rejang Lebong Dirmanto seperti dilaporkan harianrakyatbengkulu.com.
    Menyalahkan korban
    Bagi Sophia Hage, direktur kampanye kelompok penyintas kekerasan seksual Lentera Indonesia, setidaknya ada dua hal yang membuat kasus ini luput dibicarakan.
    Pertama, kasus ini terjadi jauh dari ibu kota, di sebuah desa yang jauh dari paparan media massa dan jejaring sosial. "Sangat mudah orang mengatakan kejadiannya kan bukan di sini, jadi tidak ada hubungannya dengan saya," katanya kepada BBC Indonesia.

    Faktor kedua adalah masih kuatnya stigma bahwa kekerasan seksual terjadi disebabkan karena kesalahan korban, bukan pelaku.
    Sering dalam kasus perkosaan, misalnya, orang lebih berfokus pada apa yang dipakai korban saat itu. Lalu mengapa dia pulang malam atau mengapa orang tuanya tidak bisa mendidik anak perempuannya dengan baik, kata Sophia yang mendirikan Lentera Indonesia bersama Wulan Danoekoesoemo.
    "(Karena itu) orang lebih menyalahkan korban dan sistem dukungan di sekitar korban, dari pada mempertanyakan tindakan kriminal pelaku."
    Victim blaming, atau kecenderungan masyarakat menyalahkan korban kekerasan seksual inilah yang membuat banyak perempuan enggan melaporkan kekerasan yang dialaminya.

    "Kasus Yuyun ini adalah cerminan. Ujung dari gunung es, karena lebih dari 75% kekerasan seksual tidak terlaporkan," katanya.

    sumber http://www.bbc.com/indonesia/majalah...ensosial_yuyun

    ---------- Post Merged at 09:20 AM ----------

    Quote Originally Posted by surjadi05 View Post
    Benerr seren, dalam kasus yuyun ini aja ada yg menyalahkan korban kenapa jalan sendiri, apalagi kalo ada yg melapor diperkosa karna pulang dari diskotik, seakan2 "wajar" kalo wanita pulang dari diskotik, diperkosa
    Gw pribadi sering jalan sendiri, dan beberapa kali digodain sama cowok-cowok gak jelas. Untung cuma satu orang.
    Tapi di kasus Yuyun ini gw beneran bingung bisa ya 14 orang yang otaknya bejat semua kaya gitu?
    Maksud gw, biasanya diantara 10 orang biasanya ada 1 atau 2 orang yg otak dan hatinya bener kan.

    Cewek jalan sendirian dianggap wajar diperkosa tuh sama aja kaya pelaku perkosaan cara berpikirnya kong.
    Cewek sering diperlakukan berbeda karna mereka makhluk lemah. Cowok ngerasa disini mereka kaya berhasil membuktikan kejantanannya dengan cara memperkosa di depan kawanannya.
    Biasanya ini kelakuan kaum terbelakang.
    Semoga kasus ini cepet diselesaikan.

    BTW gw abis nonton video tentang pemerkosa yang begitu bangganya bisa memperkosa seorang cewek, bahkan dia udah dipukulin sama masyarakat pun tetep sombong dan pongah. Abis dirawat sama dokter perempuan, si pemerkosa malah nantang dokter ini dengan ngajak dokter ini ketemu berdua private sambil melihat ke arah dokter dengan muka banditnya.

    Si dokter ketawa gimana caranya kamu mau membuktikan kejantanan, wong udah gak punya p3n1s...
    dan......... si pemerkosa lihat p3n1snya... yaaa udah dipotong sama masyarakat.

    Kedengeran lucu buat kita, tapi gw percaya ini cara yang sangat ampuh membuat si pemerkosa kapok.
    Cut it bro.

  17. #37
    pelanggan Casanova Love's Avatar
    Join Date
    Sep 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    451
    Pornografi bisa jadi faktor kontributor tapi bukan faktor penyebab.

    Andaikan dalam 1 minggu ada 1000 remaja yg menonton film porno, berapa sih diantara mreka yg memperkosa orang?
    Apakah semuanya? Apakah sampai 90 Apakah bahkan sampai 50
    Kayanya ngga.
    Mungkin tidak sampai 10% saja.

    Maka itu pornografi bukan penyebabnya.

    Kl kasus tragis ini mungkin multiple factor.

    Usia mreka itu morality sense-nya belum kuat, mreka itu sedang masuk dalam periode conformity.
    Kl satu aja antara kawan mreka itu mesum, sisanya bisa ikut-ikutan mesum walaupun mreka individually mungkin ngga semesum itu.

    Gimana kalo misalnya diantara mreka ada yg cabul, lalu mreka mabok-mabokan, liat konten porno, kmudian ada kesempatan mperkosa?

    Recipe for disaster dah.

    Sadly, antisipasinya kembali pada peran keluarga, at least utk anak-anak usia tsb.

  18. #38
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by Casanova Love View Post
    Pornografi bisa jadi faktor kontributor tapi bukan faktor penyebab.

    Andaikan dalam 1 minggu ada 1000 remaja yg menonton film porno, berapa sih diantara mreka yg memperkosa orang?
    Apakah semuanya? Apakah sampai 90 Apakah bahkan sampai 50
    Kayanya ngga.
    Mungkin tidak sampai 10% saja.

    Maka itu pornografi bukan penyebabnya.

    Kl kasus tragis ini mungkin multiple factor.

    Usia mreka itu morality sense-nya belum kuat, mreka itu sedang masuk dalam periode conformity.
    Kl satu aja antara kawan mreka itu mesum, sisanya bisa ikut-ikutan mesum walaupun mreka individually mungkin ngga semesum itu.

    Gimana kalo misalnya diantara mreka ada yg cabul, lalu mreka mabok-mabokan, liat konten porno, kmudian ada kesempatan mperkosa?

    Recipe for disaster dah.

    Sadly, antisipasinya kembali pada peran keluarga, at least utk anak-anak usia tsb.
    Makanya gw juga merasa moralnya yg ga bener, minimal dalam kasus ini, yah berarti ortu juga harus diminta pertanggungjawabnya, kalo ga mau dipenjara ortu minimal hukuman masyarakat, posternya disebar dimana2, sama kayak kemaren baca di kompas pelaku bullying di sman jakarta dibuat tidak lulus, gw sangat setujuu dalam kasus2 sepwrti ini, udah saatnya ortu juga bertanggung jawab terhadap perbuatan anaknnya ::
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  19. #39
    pelanggan tetap thin.king's Avatar
    Join Date
    Jun 2013
    Posts
    803
    Kontrol atas diri sendiri yg penting.
    Perkosaan ga akan terjadi kalo si pelaku masih bisa mengontrol nafsu bejatnya.

    Alkohol dan pornografi bisa bikin seseorang lepas kontrol.
    Sosial yang buruk juga bisa bikin orang lepas kontrol.
    Cara berpakaian dan berperilaku wanita juga bisa bikin orang lepas kontrol.
    Kombinasi dua atau ketiganya yg bikin kasus.

  20. #40
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Quote Originally Posted by etca View Post
    Sum Kuning siapa lagi tuh??
    Btw inget ama kolor ijo? Dia memperkosa dan menganiaya 30 wanita aja hukumannya mati loh.
    Mendingan hukumannya potong aja 'itunya'.
    tanya kong sur mba etca, sejaman katanya

    Quote Originally Posted by serendipity View Post
    #TrenSosial: Apakah kasus perkosaan tidak berhak mendapat perhatian lebih besar ketimbang drama politik ibu kota atau kasus korupsi?
    Inilah pertanyaan yang muncul di media sosial setelah sejumlah pengguna mengungkapkan kegelisahannya terkait kasus Yuyun, remaja yang tewas setelah diperkosa 14 pria di desa kecil di Bengkulu.
    "Kita sudah mati rasa," kicau Kartika Jahja, aktivis dan musisi independen di Twitter. "'Oh kasus perkosaan lagi...' Oke. Lanjut. Kadang itu lebih menyakitkan dari kejahatannya sendiri."
    "Banyak yang menganggap bahwa kasus pemerkosaan 'tidak lebih penting' daripada, misalnya, kasus korupsi," kata pemilik akun @csi_wulan.

    Memang tidak banyak media yang menulis berita tentang Yuyun. Pun, tak banyak orang membicarakannya. Menurut data Spredfast misalnya, kata kunci Yuyun di Twitter mulai naik grafiknya pada akhir pekan lalu dengan jumlah kicauan lebih dari 1.800 kali - dipicu oleh inisiatif sejumlah pengguna untuk menggunakan tagar Nyala Untuk Yuyun sebagai wujud simpati.
    Padahal, laporan tentang adanya seorang siswi SMP yang ditemukan tewas tanpa busana itu muncul pada Selasa, 5 April lalu, dalam beberapa situs berita lokal Bengkulu.
    Penyelidikan yang dilakukan polisi mengungkap bahwa siswi berusia 14 tahun bernama Yuyun bin Yakin itu diperkosa oleh 14 pemuda hingga tewas. Sebanyak 12 pelaku berhasil ditangkap dan terancam hukuman hingga 15 tahun penjara.

    "Para tersangka ini membunuh korban dengan cara menjatuhkan korban ke jurang dalam kondisi kedua tangan terikat setelah memperkosanya," kata Kapolres Rejang Lebong Dirmanto seperti dilaporkan harianrakyatbengkulu.com.
    Menyalahkan korban
    Bagi Sophia Hage, direktur kampanye kelompok penyintas kekerasan seksual Lentera Indonesia, setidaknya ada dua hal yang membuat kasus ini luput dibicarakan.
    Pertama, kasus ini terjadi jauh dari ibu kota, di sebuah desa yang jauh dari paparan media massa dan jejaring sosial. "Sangat mudah orang mengatakan kejadiannya kan bukan di sini, jadi tidak ada hubungannya dengan saya," katanya kepada BBC Indonesia.

    Faktor kedua adalah masih kuatnya stigma bahwa kekerasan seksual terjadi disebabkan karena kesalahan korban, bukan pelaku.
    Sering dalam kasus perkosaan, misalnya, orang lebih berfokus pada apa yang dipakai korban saat itu. Lalu mengapa dia pulang malam atau mengapa orang tuanya tidak bisa mendidik anak perempuannya dengan baik, kata Sophia yang mendirikan Lentera Indonesia bersama Wulan Danoekoesoemo.
    "(Karena itu) orang lebih menyalahkan korban dan sistem dukungan di sekitar korban, dari pada mempertanyakan tindakan kriminal pelaku."
    Victim blaming, atau kecenderungan masyarakat menyalahkan korban kekerasan seksual inilah yang membuat banyak perempuan enggan melaporkan kekerasan yang dialaminya.

    "Kasus Yuyun ini adalah cerminan. Ujung dari gunung es, karena lebih dari 75% kekerasan seksual tidak terlaporkan," katanya.

    sumber http://www.bbc.com/indonesia/majalah...ensosial_yuyun

    ---------- Post Merged at 09:20 AM ----------



    Gw pribadi sering jalan sendiri, dan beberapa kali digodain sama cowok-cowok gak jelas. Untung cuma satu orang.
    Tapi di kasus Yuyun ini gw beneran bingung bisa ya 14 orang yang otaknya bejat semua kaya gitu?
    Maksud gw, biasanya diantara 10 orang biasanya ada 1 atau 2 orang yg otak dan hatinya bener kan.

    Cewek jalan sendirian dianggap wajar diperkosa tuh sama aja kaya pelaku perkosaan cara berpikirnya kong.
    Cewek sering diperlakukan berbeda karna mereka makhluk lemah. Cowok ngerasa disini mereka kaya berhasil membuktikan kejantanannya dengan cara memperkosa di depan kawanannya.
    Biasanya ini kelakuan kaum terbelakang.
    Semoga kasus ini cepet diselesaikan.

    BTW gw abis nonton video tentang pemerkosa yang begitu bangganya bisa memperkosa seorang cewek, bahkan dia udah dipukulin sama masyarakat pun tetep sombong dan pongah. Abis dirawat sama dokter perempuan, si pemerkosa malah nantang dokter ini dengan ngajak dokter ini ketemu berdua private sambil melihat ke arah dokter dengan muka banditnya.

    Si dokter ketawa gimana caranya kamu mau membuktikan kejantanan, wong udah gak punya p3n1s...
    dan......... si pemerkosa lihat p3n1snya... yaaa udah dipotong sama masyarakat.

    Kedengeran lucu buat kita, tapi gw percaya ini cara yang sangat ampuh membuat si pemerkosa kapok.
    Cut it bro.
    Perkosaan ga ada kalo ga ada lelaki, katanya. Atau lelaki ga ada tititnya.

    Quote Originally Posted by Casanova Love View Post
    Pornografi bisa jadi faktor kontributor tapi bukan faktor penyebab.

    Andaikan dalam 1 minggu ada 1000 remaja yg menonton film porno, berapa sih diantara mreka yg memperkosa orang?
    Apakah semuanya? Apakah sampai 90 Apakah bahkan sampai 50
    Kayanya ngga.
    Mungkin tidak sampai 10% saja.

    Maka itu pornografi bukan penyebabnya.

    Kl kasus tragis ini mungkin multiple factor.

    Usia mreka itu morality sense-nya belum kuat, mreka itu sedang masuk dalam periode conformity.
    Kl satu aja antara kawan mreka itu mesum, sisanya bisa ikut-ikutan mesum walaupun mreka individually mungkin ngga semesum itu.

    Gimana kalo misalnya diantara mreka ada yg cabul, lalu mreka mabok-mabokan, liat konten porno, kmudian ada kesempatan mperkosa?

    Recipe for disaster dah.

    Sadly, antisipasinya kembali pada peran keluarga, at least utk anak-anak usia tsb.
    Kontributor sama penyebab bedanya apa tuh. dan jangan pake kayanya aja, selama masi dirasa2 subyektif banget, tapi kok udah berani ambil kesimpulan.

    Quote Originally Posted by surjadi05 View Post
    Makanya gw juga merasa moralnya yg ga bener, minimal dalam kasus ini, yah berarti ortu juga harus diminta pertanggungjawabnya, kalo ga mau dipenjara ortu minimal hukuman masyarakat, posternya disebar dimana2, sama kayak kemaren baca di kompas pelaku bullying di sman jakarta dibuat tidak lulus, gw sangat setujuu dalam kasus2 sepwrti ini, udah saatnya ortu juga bertanggung jawab terhadap perbuatan anaknnya ::
    Ya itu yang saya maksud dengan gimana pemerintah dan mayarakat sipil bermanuver. Selain ancaman kurungan ada juga ancaman sosial. Semua masih sebatas wacana sampai saat ini toh, untuk menghukum ortu.

    Quote Originally Posted by thin.king View Post
    Kontrol atas diri sendiri yg penting.
    Perkosaan ga akan terjadi kalo si pelaku masih bisa mengontrol nafsu bejatnya.

    Alkohol dan pornografi bisa bikin seseorang lepas kontrol.
    Sosial yang buruk juga bisa bikin orang lepas kontrol.
    Cara berpakaian dan berperilaku wanita juga bisa bikin orang lepas kontrol.
    Kombinasi dua atau ketiganya yg bikin kasus.
    Kecanduan terutama yang menyebabkan orang sulit mengontrol diri. Alkohol juga dapat menyebabkan orang kehilangan kontrol diri. Kalo pake kasus sendiri a.k.a. saya nggak gitu kok dll, ya itu case spesifik dan tidak dapat digeneralisasi.

    Kecanduan (addiction) adalah kebutuhan yang kompulsif untuk menggunakan suatu zat pembentuk kebiasaan, atau dorongan tak tertahankan untuk terlibat dalam perilaku tertentu. Dua fitur penting dari kecanduan adalah toleransi, meningkatnya kebutuhan zat yang lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama, dan penarikan (withdrawal), gejala tidak menyenangkan yang timbul ketika seorang pecandu dicegah untuk menggunakan zat tersebut.

    Hasil browsing paper psikologi:
    Hasilnya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku minum -minuman keras pada remaja laki-laki (r = -0.279; p = 0.025, p < 0.05). Tingkat kontrol diri subjek memberikan sumbangan sebesar 7,8% (rē = 0,078) terhadap perilaku minum-minuman keras.
    http://psychology.uii.ac.id/images/s...i-04320092.pdf

    Engkong sur umur berapa tadi?
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

Page 2 of 5 FirstFirst 1234 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •