Page 1 of 3 123 LastLast
Results 1 to 20 of 58

Thread: Demo Sopir Taksi dan Fenomena "Sharing Economy"

  1. #1
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135

    Demo Sopir Taksi dan Fenomena "Sharing Economy"

    Oleh Rhenald Kasali

    Karena sharing, maka menjadi murah. Selamat datang anak-anak muda pembaharu!

    Mereka memang berbeda dengan orang-orang tua yang dibesarkan dalam peradapan “memiliki.” Orang-orang tua tahunya berbisnis itu harus membeli dan menguasai. Jadinya semua mahal. Mobil harus beli sendiri, tanah, gedung, pabrik, bahan baku, semua disatukan dengan nama pemilik yang jelas.

    Akibatnya modal jadi besar. Mau buka mal urusannya banyak. Sedangkan generasi milenials cukup pergi ke dunia maya. Serahkan pada pada robot (digital technology), lalu berkumpullah para pemilik barang untuk membuka lapak di sana dan berbagi hasil.

    Sama juga dengan membuka usaha transportasi. Yang mahal hanya ide, lalu buat aplikasinya. Siapapun yang punya kendaraan bisa bergabung, dan malam harinya kendaraan tersebut diparkir di rumah masing-masing. Tak perlu jasa keamanan atau pol taksi.

    Akibatnya wajar, kalau sebagian generasi tua gagal paham menyaksikan ulah mereka yang memurahkan segala macam harga.

    Kalau ini mewabah, gila! Indonesia bakal dilanda deflasi, bukan inflasi. Tapi kini mereka dituduh menerapkan strategi harga predator yang bisa diperkarakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Ongkos taksi yang harusnya Rp 150.000, cuma dihargai Rp 70.000.

    Kamar penginapan yang permalamnya Rp 1 Juta ditawarkan Rp 200.000. Apa betul ini persaingan tak wajar?

    Belum lagi gadget, tiket, atau perabotan sehari-hari. Milenials bukan saja pribumi di dunia digital, melainkan juga mempraktikkan sharing economy.

    Kriminalisasi atau Legalisasi

    Tapi gini ya, ini bukan prostitusi online yang bekerja sembunyi-sembunyi. Mereka hadir terang-terangan di depan mata kita. Bahkan kita sesekali mencicipinya. Tetapi sebagian orang sering menyamakan mereka dengan bisnis ilegal.

    Persepsi ini diperburuk oleh ketidakmengertian kita tentang sharing economy yang gejalanya sudah marak di mana-mana. Kita bilang mereka menerapkan strategi “predatory pricing“. Kita juga bilang, aspek keamanan mereka tak terjamin.

    Kedua isu itu sudah mereka diskusikan sejak 3 tahun yang lalu. Makanya mereka mengembangkan sistem komunal dan rating. Siapapun yang reputasinya buruk dari consumer experience, mereka drop dari komunitas berbagi itu. Sejarah hidup mereka di-review dari perilaku sehari-hari di dunia maya.

    Maka, bagi para orang tua, cara kerja anak-anak muda ini sulit dipahami. Sebagian pengambil kebijakan dan para pelaku usaha lama yang sudah terikat dengan fixed cost yang besar, menuntut agar usaha mereka dihambat. Atau kata publik, dikriminalisasi. Ditangkap, dijebak, dibubarkan, diblokir, dan diusir dari republik ini.

    saus kecap




    Demo Protes Taksi Online Berulang karena Pemerintah Tak Tegas



    JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani menilai, terulangnya polemik angkutan berbasis aplikasi tidak terlepas dari kurang tegasnya pemerintah dalam membuat regulasi.

    Hal ini, menurut dia, membuat angkutan umum berbasis aplikasi mencoba mencari celah agar usaha mereka dapat "dilegalkan".

    "Persoalan angkutan umum berbasis aplikasi ini adalah persoalan sederhana dan sama sekali tidak rumit. Kunci dari masalah ini adalah keberanian dan ketegasan dari pemerintah," kata Miryam, saat dihubungi, Selasa (22/3/2016).

    Anggota Fraksi Hanura itu, mengatakan, ketika polemik ojek berbasis aplikasi terjadi, demo serupa juga dilakukan oleh tukang ojek.

    Mereka menuntut agar pemerintah menutup layanan ojek aplikasi seperti Go-Jek dan Grab Bike.

    Kementerian Perhubungan sempat akan menutup izin usaha itu. Namun, Presiden Joko Widodo justru mendukung keberadaan ojek aplikasi tersebut karena dianggap menumbuhkan industri kecil.

    "Pemerintah dalam hitungan jam mampu menarik kembali kebijakannya akibat adanya penolakan keras dari masyarakat melalui sosial media terkait penolakan pemblokiran ojek berbasis aplikasi. Celah itu yang saya kira hari ini sedang coba dijalankan oleh angkutan umum berbasis aplikasi sehingga wajar jika kemudian angkutan umum konvensional melakukan demontrasi," kata dia.

    saus




    Kenyataannya yang terjadi anarkis *sigh*

  2. #2
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135










    http://www.merdeka.com/foto/peristiw...i-009-nfi.html
    depan gedung DPR jadi 'parkiran taksi'


    foto dari WA group

  3. #3
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Beredar banyolan nih


    BREAKING NEWS :
    Setelah hari ini para Sopir Taksi & Angkot demo ... akan segera disusul demo2 berikutnya :
    1) Demo para Loper koran -> Minta detik.com, merdeka.com, Republika.com DITUTUP ... krn mengurangi oplah koran
    2) Demo para Karyawan Matahari, Ramayana -> minta Lazada, lavenia.com. tokopedia.com, bukalapak.com DITUTUP atau DIBLOKIR
    3) Demo karyawan PT. Pos & Perkumpulan Tukang Pos -> Minta email ditutup, krn mematikan surat


  4. #4
    pelanggan tetap Silvercheeks's Avatar
    Join Date
    Aug 2012
    Location
    Lost Clerics' Hideaway
    Posts
    645
    posisinya mereka emg terancam sih secara kan mereka kejar setoran, tp perubahan ke arah modern terus jalan, mau gamau mereka hrs tergerus jaman, dinua emg kejam jadi ya jalani aja
    Kabar gembira untuk kita semua, kini tai ada ekstraknya~

  5. #5
    tsu's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    Rainbow Trout
    Posts
    5,365
    [MENTION=6]etca[/MENTION]
    actually email sudah mematikan surat fisik....
    dan internet as a whole, secara perlahan tapi pasti mematikan media fisik seperti majalah

    anw, saya lbh tertarik soal "Sharing economy"
    ini cerita pengalaman dari temen saya yang guru SMP

    dia bercerita bagaimana anak2 SMP sekarang tuh jauh berbeda ketika jaman dia dan saya dulu SMP, betapa tidak jika jaman saya dan dia dulu sumber pengetahuan untuk pelajaran adalah dari textbook kepunyaan sekolah yang dipinjamkan ke murid sehingga setiap murid memiliki sumber yang seragam (serta terbatas) maka anak jaman sekarang mempunyai sumber acuan yang LUAR BIASA luas
    jika dulu guru adalah satu2nya sumber referensi bagi para murid, maka sekarang banyak murid yang menantang hegemoni guru dengan sumber lain yang didapat dari internet
    saya tertawa saja mendengar bagaimana teman saya berkeluh kesah ketika ada beberapa murid nya yang menanyakan apa itu missing link pada evolusi manusia
    ketika ditanya darimana dapat istilah itu, maka muridnya menjawab Wikipedia

    begitu juga dengan efek sosial media seperti twitter atau youtube, suddenly banyak orang terkenal tampil di youtube, mereka tidak butuh manajer untuk memperkenalkan mereka kepada major label, mereka tidak perlu bersusah payah ber-indie ria untuk menarik masa
    just posting video di youtube, and pray that it works
    hell, justin beiber did that

    memang internet membawa banyak perubahan bagi banyak hal
    karena saya yakin, dalam waktu dekat, membuka toko di real mall TANPA disertai dengan mempunyai akun di situs jual beli online its really not a viable option

  6. #6
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Nah bener, memang email mematikan surat.
    Tapi jangan lupa kalau dengan banyaknya toko online, maka jasa paket Kantor Pos dan perusahaan jasa paket lainnya juga ikutan laris manis.
    Masing masing ada plus minusnya, tinggal pinter-pinternya menyikapi dinamika perubahan ini.

    Ada copas menarik dari FB

    Adrian Panggabean:
    1. Taxi kita mahal krn pengusaha taxi membebankan overhead-nya kepada konsumen.
    2. Taxi tambah mahal krn regulasi ikut menciptakan ekstra biaya yg ujung2nya dibebankan ke konsumen.
    3. Taxi juga tambah mahal krn organda berperilaku kartel dlm masalah tarif. Organda bahkan cenderung lebih kuat ketimbang pemerintah krn pemerintah dan KPPU gagal mendobrak sifat kartel mereka.
    4. Pada akhirnya yg terjadi di Indonesia: pasar utk transportasi publik menjadi "supplier market". Sialnya (ya, sialnya) pasar yg distortif seperti ini menjadi seolah-olah diamini oleh pemerintah yg gagal meregulasi pasar ini. Entah mengapa...
    5. Lalu dimana hak konsumen utk mendapat layanan yg bermutu dengan harga terjangkau? Tujuan hakiki dari kehadiran pemerintah dan regulator adalah untuk menciptakan "consumers surplus" dimana harga jual semakin rendah dan produsen semakin efisien. Fenomena Uber, Grab dan Gojeg sebenarnya telah berhasil mengembalikan sebagian dari "consumers surplus" yang selama ini dirampok oleh produsen taxi. Tapi sang kartel pastinya tidak legowo. Mudah diduga mereka akan dan melancarkan demo dengan memanfaatkan supir (yg notabene pun sebenarnya korban gencet-an sang kartel dan sang supplier).
    6. Dari filsafat ilmu kebijakan yg saya dalami: tugas pemerintah bukanlah utk membubarkan mekanisme alternatif yg justru menguntungkan konsumen. Tugas pemerintah justru seharusnya mencari cara utk mengungkit (baca: to leverage) mekanisme alternatif itu sehingga surplus konsumen tercipta, efisiensi produsen tercipta, praktek kartel terbongkar, harga makin murah, dan ujungnya ekonomi menjadi efisien.
    7. Dari perspektif filsafat kebijakan, memutuskan utk menutup jasa online Uber/Grab dlm 15 hari bisa menjadi bukti tambahan dari kegagalan kabinet Jokowi dalam menjamin terciptanya efisiensi ekonomi tg dijanjikan ke kita.
    8. Bila anggota kabinet tidak mampu keluar dengan ide/terobosan kebijakan, mohon jangan terus duduk disitu. Masyarakat hanya minta satu hal: kembalikan surplus konsumen yang sudah lama dirampok oleh (a) produsen yang dibantu oleh (b) inkompetensi pemerintah dalam membuat kebijakan.

  7. #7
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Secara umum sih taksi di mana-mana mahal. Yang murah transportasi publik. Taksi makin mahal kalo pake diputer2in dulu sama supirnya, ketika penumpang ga paham jalan. Makanya banyak yang alih ke Uber.

    Ya mo gimana lagi. Yang tidak mengikuti perubahan akan dilindas oleh perubahan. Dah hukum alamnya begitu. Sekarang taksi, besok entah apalagi. Mungkin ada benarnya pernyataan bahwa pemerintah kurang sigap mengeducate masyarakat untuk mengantisipasi perubahan.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  8. #8
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Yup tapi di indo harganya sama service nya ga sama
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  9. #9
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Murah atau mahal itu subjektif. Murah buat yang mampu, mahal buat yang ndak mampu. Kalau ndak mampu naik taksi, ya naik bis saja atau angkutan umum lainnya.

    Kalau taksi mahal, jangan marah-marah minta tariff diturunkan. Kalau ada opsi yang murah, jangan marah-marah minta tariff dinaikkan. Berkompetisi-lah secara sehat, lagian masing-masing ada market-nya toh.

    Mbok sih ogah pakai uber, grab, crap, atau apalah namanya; ndak pernah tertarik. It's a shame supir-supir taxi itu pakai demo sampai merusak segala, that's just dumb.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  10. #10
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Jujur ga pernah naek taxi grab uber atau apalah yg ga suka dari taxi konvensional adalah kalo jarak dekat ga mau angkat penumpang atau kalo macet suka ngomel2 sampe dibilangkan kasih tips 50k, baru deh
    Makanya mendingan diawal ngomonh ntar saya tips 50k, tapi kata bokap naek grabs lebih nyaman dari taxi, orangnya juga lebih sopan , eh grabs apa uber ya
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  11. #11
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    taksi konvensional sih ga bakal ilang. Blue bird sih ga usah panik, dan jangan rakus. Harus bagi2 pasar sama kompetitor... Kenapa ngamuk? Supir2 itu ga ngerti kalo uber membuka peluang mereka untuk cari rejeki lain. Dan para programmer enterpreneur indonesia, mari kita saingan taksi app.

  12. #12
    pelanggan setia Yuki's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Buitenzorg
    Posts
    6,366
    para taksi konvensional tidak rela dengan taksi online/segala angkutan online, semata-mata dikarenakan mereka berbeda, perbedaannya hanyalah dari segi pemesanan secara online, hanya itu sebenarnya

    berbeda, itu salah satu sebab konflik umat manusia, hanya karena berbeda, sesederhana itu

    sekarang kesannya pemerintah harus mendukung berat sebelah ke taksi konvensional, padahal seharusnya ada win win solution antara berbagai pihak kepentingan
    CURE SUNSHINE WA KAKKOSUGIRU.

  13. #13
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    sebenernya naik uber itu jatuhnya lebih mahal dari taksi konvensional loh...
    tapi kadang emang orang ga punya pilihan....
    gara2 ditolak jarak terlalu dekat
    gara2 susah cari taksi kosong
    gara2 taksi nolak melewati tempat yg macet parah
    gara2 operatornya sibuk ga ada yg angkat

    akhirnya ya...mau ga mau milih yg lain, yg memang ada

    sekarang...salah siapa kalo konsumen misalnya milih make yg ada dan tersedia saat dia emang lagi butuh
    taksi konvensional sih ga bakalan ilang pasar...terutama buat yg udah punya langganan sendiri dan buat orang2 yg males pake teknologi
    Popo Nest

  14. #14
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Tenang aja.. orang gaptek masih banyak.. orang yg panik liat teknologi masih banyak (keliatan dari postingan bbrp disini, dan supir2 yg demo).. orang yang belum mengerti cool nya teknologi masih banyak, termasuk pengelola blue bird. Padahal blue bird sendiri bisa kalo mau bikin app macam gitu. Teknologi, intinya cuman bikin semua makin cepet, semua makin tepat. Jelas yg suka slow beibeh ga enjoy lagi.. tapi time is money.. dan bumi makin sesak. Kepompong jadi kupu2, kupu2 dimakan cicak. Jangan kebanyakan makan berminyak dan leha2 bawah pu'un. Kl bukan tetangga sendiri yg mengolok2, ya orang2 dari negeri seberang, bahkan nun jauh disana yg ngelindes kau punya tangkapan.
    Last edited by ndableg; 24-03-2016 at 07:01 PM.

  15. #15
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Ndak ada hubungannya sama teknologi. Apa hebatnya? Kalau naik uber itu seperti pakai transporter, ziing.. langsung nyampe rumah, itu baru hebat! Atau kalau pakai app itu the taxi will arrive in a second, itu baru hebat! Kenyataannya tetap nunggu toh? Waktu di Sydney ada temen ngotot pakai uber, eh supirnya nyasar padahal kita di CBD, ubernya ndak nongol-nongol. Akhirnya simbok nyetop taxi, no problemo!

    Generasi sekarang, standar hidup rendah. Dicuci otak, kalau ndak download atau pakai app ini itu, ndak cool. Jadi standar kekerenan seseorang pakai app, pakai yang serba murah. Yea rite! Seperti tempat makan yang kata anak sekarang "keren-keren", padahal makanannya yuck! Tapi yeah buat anak sekarang itu sudah okeh bangeeett.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  16. #16
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Teknologi emang cuman robot doang. Kebanyakan nonton hollywood sih..
    Telpon ditangan lu itu ud teknologi dan bisa dimanfaatkan.
    Last edited by ndableg; 25-03-2016 at 05:15 PM.

  17. #17
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Satu yang ga bener dari uber dan transportasi via app. Legalitas dan badan hukumnya ga jelas. Jelas taksi2 uber itu adalah taksi illegal. Kalo dirampok, ya ga bisa nuntut ke uber, wong uber jg ga kenal sama supirnya. Dan mgk ga ada trainingnya juga. Jadi kalo ada yg ga tau jalan, ato malah ga bisa nyetir, ya wajar aja.

    Di eropa kebanyakan uber taksi dilarang pemerintah atau ga dianjurkan. Kalo di indo kan transportasi umum masih kacau balau, ya utk sementara sih masih laku lah.

  18. #18
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Teknologi emang cuman robot doang. Kebanyakan nonton hollywood sih..
    Telpon ditangan lu itu ud teknologi dan bisa dimanfaatkan.
    Applikasi taxi dibandingin dengan teknologi handphone? Skalian lu bandingin panci presto dengan pesawat terbang.

    ---------- Post Merged at 07:43 PM ----------

    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Satu yang ga bener dari uber dan transportasi via app. Legalitas dan badan hukumnya ga jelas. Jelas taksi2 uber itu adalah taksi illegal. Kalo dirampok, ya ga bisa nuntut ke uber, wong uber jg ga kenal sama supirnya. Dan mgk ga ada trainingnya juga. Jadi kalo ada yg ga tau jalan, ato malah ga bisa nyetir, ya wajar aja.

    Di eropa kebanyakan uber taksi dilarang pemerintah atau ga dianjurkan. Kalo di indo kan transportasi umum masih kacau balau, ya utk sementara sih masih laku lah.
    Trainingnya emang kagak ade. Siapapun bisa jadi supir, gila aje. Ada orang di Brisbane, pas jobless tiba-tiba jadi supir uber, padahal ndak tahu jalan, nyetir juga gagu. Mobil pribadi, asuransi mobil untuk keperluan pribadi. Nah, kalau dipakai untuk business (uber) trus ada kecelakaan, apa proteksinya? Those who have nothing to lose seperti anak-anak sekarang yang otaknya pada kopong, silahkan saja pakai uber.
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  19. #19
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Di luar negri, mungkin asuransi pengaruh mbok, tapi di indo kaga
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  20. #20
    Yang pengaruh di Indonesia cuman Rp / OJIR
    Gambang suling, ngumandhang swarane
    tulat tulit, kepenak unine
    uuuunine.. mung..nreyuhake ba-
    reng lan kentrung ke-
    tipung suling, sigrak kendhangane

Page 1 of 3 123 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •