Page 1 of 5 123 ... LastLast
Results 1 to 20 of 82

Thread: catatan sekolah

  1. #1
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678

    catatan sekolah

    *Sambil menunggu chan menyelesaikan reportase catatan perjalanannya ke jepang, saya ikut nemenin bikin thread sendiri deh. ayo semangat chan*

    Membaca catatan perjalanan dan kunjungan si chan ke skolah2 lokal saat berada di jepang, dan melihat sistem persekolahan dan pendidikan yang berbeda, mengingatkanku dengan pengalamanku saat pertama kali pindah sekolah ke negri jiran.

    Jadi, ini sekedar catatan2 sekolah saat berada di sana, dengan kesan, pengalaman, dan observasi mengenai lingkungan sekolah, orang, budaya, dan kehidupan sehari2 jaman itu dari perspektifku sebagai orang asing

    NOT in chronological order. Dan mungkin ada sedikit ketidak akuratan dalam cerita karena ini berdasarkan memori sejak sekian belas tahun yang lalu. Dan catatan2nya akan berat di jaman smp dan sma, plus mungkin sedikit tentang jaman kuliah.

  2. #2
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    Sekedar background info

    Smp dan sma di sana biasanya nyatu. Tidak seperti sistem di indo yang dibagi jadi smp dan sma, dengan masing2 tahap berdurasi 3 tahun. Di sana, smp dan sma disatukan sebagai sekolah menengah (secondary school), yang terdiri dari 5 tahun, yaitu form 1 sampe form 5. Form 1-3 itu mirip smp, di mana di akhir form 3 ada ujian standar nasional (disingkat PMR), mirip ebtanas smp. Lalu form 4-5 itu seperti sma, di mana akhir tahun form 5 ada ebtanas sma versi mereka (disingkat SPM). Level ini mirip2 dengan o'level a'level kali ya kalo ngikut sistem british, yang setau saya o'level makan 4 tahun di singapur, untuk kelas regular. Yang kelas ekspres kayanya malah lebih pendek lagi. Dan a'levelnya makan waktu 1-2 taon.

    Lalu ada form 6 lagi, yang rada2 optional alias ga wajib, dan terdiri dari 2 tahun, walo kayanya ada sekolah yang nawarin 1 taon juga, dan berujung dengan ujian standar nasional lagi. Form 6 ini agak2 mirip pra uni, mungkin semi-a'level kalo ngikut sistem british, maybe a lil more. Dan tidak semua pelajar mengambil form 6 ini, terutama mereka yang saat perguruan tingginya (PT) ke swasta ato luar negri. Tergantung requirement deh. Seingatku PT mereka rata2 berdurasi 3 tahun. Ada juga yang 4 tahun, dan buat yang ada ijasah form 6, bisa diskon dikit dengan jumlah credit/sksnya.

    Dan tidak seperti tahun ajaran di indo yang mulainya setelah pertengahan tahun (juli/agustus), awal tahun ajaran di situ dimulai bulan january. Buat pelajar cangkokan seperti saya yang selesai bulai juli di indo, saya kehilangan satu semester karena musti mundur untuk ngulang setengah tahun lagi. Sepertinya mereka ngeliat berdasarkan umur, khususnya taon lahir. Kelas yang saya masuki (alias ulangi) itu memang bole dikatakan semua muridnya lahiran di tahun yang sama. Jadi mungkin buat mereka, saya yang kecepatan. Walo akhirnya, saya selesai 'sma'nya juga stengah tahun lebih cepet dibandingkan dengan temen2 yang dulu seangkatan di indo.

    Untuk sekolah menengah (form 1-5) akan saya singkat jadi SS, for secondary school. dan saat itu saya sempat attend 2 SS yang berbeda selama durasi 5 tahun itu, yaitu SS x lalu pindah ke SS y. Saya perbedakan dua SS ini, karena style di kedua sekolah ini cukup berbeda.

  3. #3
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    Saat itu lagi parah2nya kebakaran hutan di kalimantan. Tiupan angin ke utara membawa kabut asap tebal, alias jerebu begitu istilahnya, ke kotaku di msia bagian timur. Rumah di seberang rumahku kelihatan kabur oleh asap. Pintu, jendela, dan setiap celah yang berhubungan ke dunia luar ditutup rapat2, tapi kondisi dalam rumah masi sedikit berkabut dan berbau asap walau tidak separah di luar. Setiap hari hasil cucian baju juga berbau asap. Nafas juga susah. tenggorokan terasa kering dan ga enak.

    Koran dan tivi secara rutin memberitakan kadar indeks kualitas udara saat itu. Tiap hari dipantau. Masyarakat dihimbau memakai masker, sehingga ada sekian murid di kelasku pun yang masuk kelas sambil memakai masker. Saya beserta anak2 kos yang laen juga ikut memantau berita ini terus menerus. Sambil berharap indeksnya naek terus. Karena kalau mencapai level tertentu, sekolah2 akan diperintahkan tutup oleh pemerintah. Kan asik libur. Apalagi saat itu lagi mo ujian semesteran. Jadi kita pun ikut deg2an mengikuti berita itu sambil berharap ujiannya ga jadi akibat jerebu.

  4. #4
    Chief Barista cha_n's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    11,544
    waaaaaaaaaaaaa ndugu jadi maluw eike...
    sori ya lambreta, banyak gawean (termasuk pindahan)

    tanya dong
    proses pindahnya gimana tuh dari sekolah indo ke n.jiran?
    trus statusnya gmn? aturan main (izin tinggalnya gmn?)
    trus alasan sekolah di sana apa?

    thank youuuu
    ...bersama kesusahan ada kemudahan...

    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
    “Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n

    My Little Journey to India

  5. #5
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Wah.. ndugu dapet KTP merah ya?

  6. #6
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    ndableg: ktp merah itu apa sih? kecelup tinta merah? :p

    chan: wah, selamat yah pindahannya, gimana progresnya skarang? udah selesai blom? jangan lupa foto2nya ya

    proses pindahnya ya pindah aja, statusnya pake visa pelajar selama saya di sana, sempat ada perubahan2 minor kayanya. skarang ga tau. detailnya saya udah ga gitu inget. kan udah lama banget, mana saat itu i barely turned teenager

  7. #7
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    satu hal yang kuperhatikan dari sana adalah, penduduknya tidak begitu menyatu seperti di indonesia. kurang terasimilasi. yah, di indo juga ada pengelompokan, tapi di msia lebih distinct lagi clique2nya. kelompok2 ini tidak hanya terbagi dari segi ras, tapi juga dari latar belakang pendidikannya (yang berimbas ke common languagenya). dan tentu saja masyarakat akan cenderung bergaul dengan sesama yang share the common language.

    at least dari lingkungan yang saya tau saat itu (i'm no expert in this), secara kasarnya:
    1. ada sekolah yang beraliran melayu, yang tentu saja sebagian besar dari golongan bumiputra dan melayu, dengan segelintir ras minoritas. (note: bumiputra dan melayu biasa dibedakan, bumiputra biasa berarti warga lokal seperti dayak or other indigenous group, dan melayu adalah melayu).
    2. ada pula sekolah aliran chinese yang medium komunikasi utamanya berbahasa chinese, termasuk dalam sesi pengajaran, yang tentu mayoritas muridnya chinese, dengan segelintir bumiputra maupun melayu
    3.ada pula sekolah aliran english yang medium komunikasi utamanya berbahasa inggris, dan di sekolah demikian, rasnya agak campur, walo banyakan ras minoritas juga, seperti keturunan chinese, and some bumiputra / melayu / india, tapi yang english educated.

    murid2 yang masuk ke sekolah2 demikian biasanya tergantung pada latar belakang pendidikan ortu mereka sendiri. Ortu yang chinese educated cenderung memasukkan anaknya ke sekolah aliran chinese, begitu pula dengan ortu yang english educated. Berhubung saya WNA, maka tidak bisa masuk ke sekolah negri mereka karena tidak memenuhi persyaratan2 kependudukan tertentu. Jadi sekolah2 yang bisa saya masuki pun hanyalah sekolah2 swasta.

    SS X, termasuk sekolah swasta, dan kristen protestan, walo tidak ada mata pelajaran agama. beraliran semi melayu semi inggris. Materi utama menggunakan bahasa melayu, karena ujian PMR tentu menggunakan bahasa melayu. Tapi guru2nya rada nyampur saat mengajar, kadang pake inggris kadang melayu. Murid2 di sana pun rada campur, separo bumiputra, separo chinese, sisanya melayu dan murid asing, seperti indo ato brunei misalnya. bumiputra di sekolah ini cenderung beraliran english educated, banyak yang menggunakan english sebagai bahasa utama (selain bahasa lokal mereka sendiri), dan rata2 fasih melayu. sebagian chinese juga english educated, tapi ada juga segelintir yang chinese totok, tidak begitu fasih inggris maupun melayu.

    SS Y, juga sekolah swasta, sekular, prep / international school, dan sangat berat beraliran inggris (and well known for it). SS Y ini termasuk sala satu sekolah elit di kotaku waktu itu. banyak anak pejabat, anak orang kaya, maupun anak ekspat di situ. beberapa murid di situ pun ada yang 'semi-selebritis', ntah yang jadi model lah, atlet nasional lah, dll. kalo lagi duduk di lobi area drop off / pick up di pintu depan sekolah, serasa lagi di showroom nonton pameran mobil mewah. mayoritas muridnya chinese yang backgroundnya english educated, di mana justru sebagian besar dari mereka tidak begitu bisa chinese, dengan bahasa melayu yang rada2 broken. plus segelintir melayu/bumiputra/asing (daerah asia laen, maupun bule). Medium komunikasi utama antara murid maupun dengan guru saat sesi ajar mengajar pun menggunakan inggris.

    Dan tentu saja saya lebih gampang beradaptasi di SS x karena faktor bahasa yang mirip, dan sangat menderita saat berada di SS Y karena kemampuan bahasa inggris saya yang jauh di bawah standar dibandingkan dengan murid2 di sana. Dan 'untung'nya, saya tidak masuk ke sekolah aliran chinese karena sudah pasti saya tidak akan naik kelas.

  8. #8
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    setting: SS X
    Saat itu saya baru pindah ke SS x, mungkin baru beberapa hari ato minggu di situ. Dan namanya sekolah, pasti ada ulangan. Cikgu (guru) sejarah sudah mengumumkan bahwa akan ada ulangan, dari bab ini sampe bab itu. Dan ini ulangan pertamaku di sana. Dalam hati kupikir, cilaka. Di jaman2 sekolah, interestku dengan sejarah tidak pernah begitu besar, apalagi di sini, harus belajar sejarah baru di negara baru, dengan disadvantage saya sebagai murid transferan, asing lagi, yang baru keexpose sekian jam dengan pelajaran sejarah mereka. masi untung bahasanya mirip. Mau ga mau, sepanjang weekend sebelum ujian, saya tidak kemana2 dan hanya mengurung diri di kos2an sambil menggerutu membaca buku teks sejarah bolak balik.

    Hasilnya? Untung tidak mengecewakan, bahkan saya sendiri kaget. Cikgu mengumumkan kalo hasil ulangan saya kedua tertinggi di kelas, dan menyuruh murid2 laen supaya ikut mencontohi 'anak baru' ini Wah. Jadi ga enak juga. yang pasti ga sia2 ya weekend itu.



    Setting: SS Y
    On the other hand, tahun pertama saya di SS Y, justru sebaliknya. anak2 di sekolah ini sangat jago inggris, terutama menulis. aneh rasanya. sejelek2nya prestasi akademis seorang murid, tapi tetep aja jago dan berkualitas di komposisi (menulis / mengarang). sampe di hari ini, it still amazes me.

    suatu saat setelah ulangan di mata pelajaran yang berhubungan dengan bahasa inggris, Miss Song, guru inggris kami, membagikan kembali hasil2nya, dan sempat menegur seorang murid untuk lebih serius belajar karena hasilnya yang jelek. now, semua orang tau kalo murid ini biasa memang tidak begitu serius belajar, rada2 samseng (preman) wannabe tapi elit tapi satu hal yang sangat saya ingati, saat Miss Song menegur samseng wannabe ini secara publik, dia balik bertanya, "bagaimana dengan nilai ndugu"

    glek.

    I knew, and i'm sure everybody knew, kalo saya yang paling parah hasilnya, karena memang saya paling lemah di bidang ini di antara seluruh kelas (bahkan mungkin di seluruh sekolah). Miss Song tidak menjawab secara langsung, dan mengalihkan topik. mungkin karena tidak ingin saya merasa discouraged, tapi dari tatapan matanya saya juga tau kalo dia dengan serius menyuruhku untuk lebih berusaha supaya bisa catch up with the rest of the class. it was an awful feeling. but regardless, saat itu dalam hati saya meringis tapi juga ketawa geli, karena sadar akan keironisannya situasi saat itu.
    Last edited by ndugu; 31-07-2011 at 06:53 AM.

  9. #9
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    ditunggu lanjutannya
    jadi inget pas pindah sekolah ke pulau jawa pertama kali
    langsung berasa alien sendiri karena tiba2 disodori bahasa sunda

  10. #10
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    kok rasanya jadi panjang banget ya postingan2 ceritanya
    thanks uda baca2.. nunggu inspirasi dulu
    kalo kamu ada crita2 juga, ikut nambahin donk
    btw, emang dulu sebelum di jawa ada di mana? kan seru blajar bahasa baru

    ntar2 saya nambahin beberapa kisah miskomunikasi deh

  11. #11
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    cerita pindahan ke jawa sebenernya lebih banyak traumanya daripada senengnya
    tapi itu juga sih yang membangkitkan jiwa pertahanan diri g terhadap lingkungan
    g itu kan asli palembang, trus sempet pindah 3 tahun ke jambi sebelum akhirnya dicemplungin ke jawa
    dan parahnya, jawanya itu di tasikmalaya yang notabene sundanya kental banget
    berasa digojlok abis2an pas pertama pindah
    sampe pusing dengerin orang2 ngomong apa

    sekolah juga ga ngebantu banyak, padahal g berharap kalo di sekolah tuh banyak berbahasa indonesia sambil nanti g belajar sunda sedikit2
    taunya....bahkan guru bahasa indonesia juga pake pengantar indonesia bercampur sunda
    bener2 tewas di tempat

    belom ditambah perbedaan kebudayaan yang bertolak belakang
    di sunda, ngomong terlalu terus terang itu bisa dianggap 'kurang ajar' dan ga halus
    padahal orang sumatra kalo ngomong kan biasa to the point
    kita nada suaranya keras, tapi bukan berarti ngebentak kan?
    dan ga punya kebiasaan buat ngomongin orang di belakang
    kalo ga suka, ngomong langsung depan orangnya...dan masalah langsung selesai

    pokoknya ga ada habisnya deh pelajaran jadi murid pindahan yg punya bahasa ibu beda
    di 2 daerah sebelumnya, meskipun sehari2 juga pake bahasa daerah masing2, tapi di sekolah anak2nya terbiasa berbahasa indonesia

  12. #12
    dokter RSJ - KM ancuur's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Location
    RSJ - KM Jabatan:____ Dokter Jiwa
    Posts
    15,694
    gelar tiker ...... lanjuttttt

  13. #13
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    popi: wow, masa ngajar juga pake bahasa daerah di kampungku dulu juga biar masing2 guru bisa bahasa daerah laen, tapi tetep aja pake bahasa indo kalo ngajar..
    cerita pindahan ke jawa sebenernya lebih banyak traumanya daripada senengnya
    tapi itu juga sih yang membangkitkan jiwa pertahanan diri g terhadap lingkungan
    waduh, kata2 di atas ngena banget, karena hal yang sama bener2 saya rasakan. tahun pertama di SS Y bener2 tahun tersulit di sepanjang masa akademik saya dari sd - kuliah. bener2 depresi berat, dan bener2 menempa mental banget. sebenarnya juga banyak cerita stress dan sedihnya juga di situ, cuman skarang melihat kembali, saya selalu berusaha ngambil sisi positifnya dan humorisnya aja deh, walo pun saat ngalaminnya ga da lucu2nya

    ancuur: makasi udah baca2 dan komen nunggu inspirasi dan mood dulu ya

  14. #14
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    bener kan? jadi anak pindahan, apalagi yg pindahnya nanggung itu cuma jadi bencana besar
    bayangin aja g pindah 2 kali pas kenaikan 6 SD, dan kenaikan 3 SMP
    nanggung banget...keburu orang2 udah terlalu nyaman beradaptasi dengan lingkungannya (padahal udah ngebayangin pas naek kelas 3 bakal dapet pelajaran melukis di kanvas )

    yg bikin keringet dingin, waktu ngerjain EBTA bahasa sunda
    soal2 pilihan ganda masih bisa dikerjakan pake nebak2 artinya
    waktu mengarang bebas...langsung kelimpungan
    gurunya sih sudah ngasih keringanan dengan memperbolehkan g dan beberapa anak pindahan lainnya mengarang dengan bahasa indonesia
    tapi, boro2 mau nulis..laaa...wong judulnya aja ga ngerti, gimana mau ngarang
    akhirnya dikosongin kertasnya....
    tapi anehnya, EBTA bahasa sunda g, dapet nilai 8 *entah nilai dari mana itu*

    sempet kapok dengan yg namanya bahasa sunda
    habisnya, pindah langsung ke kelas 3 SMP, dikasih LKS bahasa sunda
    mana pake bahasa paling halus lagi, yg buat anak2 biasa aja susahnya bukan main
    pake acara tugas bikin surat
    ngomong aja ga ngerti, ini lagi disuruh bikin surat
    Last edited by Porcelain Doll; 01-08-2011 at 07:03 AM.

  15. #15
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    samaaaaa...
    duh deskripsinya bener banget deh.. keringat dingin!! saya juga paling berkeringat dingin kalo ngadapin soal2 bahasa gitu, yang jenis abc masi ok, karena tinggal nebak2. tapi yang harus ditulis, ntah mengarang ato mengisi garis kosong, wah, gimana bisaaaaa...

    btw, LKS itu apa pop? dan skarang udah bisa sunda donk? dan saat blajar, belajarnya dari sapa? ada ga sih yang namanya les sunda?

  16. #16
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    lanjutin....
    hari ini topiknya tentang... tas sekolah!

    Tas sekolah kami di SS Y itu seragam. Pokoknya semua harus memakai tas itu. Berwarna biru gelap dengan logo sekolah. Ukurannya gede seperti koper travel yang biasa dipikul / tas olahraga yang biasa dipake atlet2. Sepertinya memang ditentukan demikian untuk mengantipasi beban bawaan yang harus dibawa setiap hari oleh murid2 di sana, yang memang sangat banyak dan berat. (ntar akan ada cerita tersendiri mengenai buku teks/tulis di sana)

    Di akhir jam sekolah sewaktu murid2 numplek di 'lobi' sekolah menunggu jemputan, kita rata2 memarkirkan tas2 sekolah itu di lantai. Cape kalo dipikul terus. Puluhan, mungkin ratusan tas berwarna sama, bermodel sama, berserakan di lantai. Kesalahan pertama saya saat baru pindah ke HS y ini adalah tidak menggunakan gantungan kunci. Akibatnya, pas jemputan bis sekolahku sudah datang, saya kelabakan mencari tas sendiri karena kiri kanan semuanya bermodel sama.

    Akibat insiden itu, saya jadi mengoleksi beberapa gantungan kunci. Tas sekolah itu harus digantungin beberapa biji supaya lebih mudah dikenali. Saya inget ada 4 gantungan kunci di tasku waktu itu, bermodel tengkorak yang bisa glow in the dark, model kuping manusia, model jari kelingking manusia, dan model biji bola mata manusia bermagnet lengkap nadi2 merahnya. Akibatnya tas itu dijuluki tas mad scientist oleh anak2 satu bis sekolah.

  17. #17
    pelanggan setia Porcelain Doll's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    6,347
    LKS itu Lembar Kerja Siswa alias soal2 latihan yang biasanya diberikan sebagai pengganti PR (kalo gurunya baik) atau tambahan sampingan PR (kalo gurunya kerajinan )
    kadang juga dipakai sebagai bahan latihan
    kalo dulu pas SD pasti tiap mata pelajaran ada macam buku: catatan, latihan, PR
    makanya...isi tas ikut2an jadi berat gara2 itu

    bahasa sunda sih ngerti kalo diajakin ngomong
    cuma, kalo nanggepin omongannya, g lebih milih pake indo
    rada trauma ngebales pake sunda juga, soalnya dulu suka diketawain kalo ngomong...dan sering keceplosan ngomong 'kasar' yg mestinya pake bahasa 'halus'
    gimenong....kan g posisinya waktu itu baru belajar, mestinya jangan diketawain dong
    coba mereka yg jadi g, g bales ketawain balik baru tau rasa *GRRRR*

    belajar bahasanya ya langsung sama orang2 yg ada di sekitar
    sama sekali ga ada les...malah PR suka nanya sama pembantu
    ada juga tipe temen yg berbaik hati menerjemahkan bebas kalimat indo yg g buat ke bahasa sunda *love them*
    tapi ga sedikit yg suka ngetawain g di belakang
    beraninya ngatain orang pake bahasa alien yg ga dimengerti orangnya....chicken

    oh...soal seragam, waktu itu yg paling ketat sih aturan pake sepatu
    semua anak SD-SMP pake sepatu yg sama, sepatu olahraga warrior dengan kaos kaki putih
    bentuknya kaya gini



    tapi kadang ada yg suka bandel karena pengen gaya sedikit, pakenya yg ini



    sebenernya g lebih suka model yg kedua, tapi anak baru kan ga boleh macem2 tingkahnya
    jadi nurut2 aja disuruh pake apa

  18. #18
    Chief Cook etca's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    aarde
    Posts
    11,135
    Quote Originally Posted by Popipupita View Post

    samaaaaaa SMP disuruh pake sepatu warior, wajib!! merk lain atau modifikasi model ga boleh.
    awal2nya berat tapi lamalama enak juga. manteb!

  19. #19
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    weh, itu sepatu sekolahnya? trendy amattttt
    dulu saya di sd, juga harus seragam sepatunya, ga ada merek khusus, tapi harus item semuanya dan ngga setrendy sepatu di atas

  20. #20
    pelanggan sejati ndugu's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    7,678
    Jam sekolah di SS X mirip dengan saat saya sekolah di indo dulu, siang2 juga udah bubar, lalu masing2 pulang dan timingnya pas buat makan siang. Tapi jam sekolahku di SS Y cukup panjang, beda sendiri regimennya. Dan saya sempat sangat susah beradaptasi dengan schedule di SS Y yang buatku sangat panjang itu. Ditambah jarak SS Y yang memang lebih jauh dari rumah dibandingkan dengan SS X.

    Di SS Y, resmi masuk jam 7.30 pagi, tapi biasa bis sekolah udah dateng menjemput jam 6 pagi karena saya beserta bbrp temen kos laen adalah orang pertama yang dipick up di awal rutenya, baru lalu ngider2 semakin mendekat sekolah sambil ngepick up murid2 laen. Lalu SS Y biasa selesainya jam 4an ato 5an sore. ga tentu, tergantung jadwal pelajaran. Pulangnya juga pake bis sekolah. Cuman bis sekolahnya biasa melakukan pick up beberapa kali, dengan interval di antaranya sekitar sejam-an, berhubung jadwal pulang murid2 yang kadang bisa berbeda itu. Jadi kalo saya ketinggalan bis pertama karena jam pelajaran yang blom selesai, biar selisih 5 menit aja (ato ga muat masuk ke bisnya lagi), ya terpaksa nunggu sampe jam pick up bis selanjutnya. Ujung2nya, biasa sampe rumah udah jam 6 sore karena saya juga yang terakhir yang didrop di akhir rute. 12 jam from door to door. itu blom ngitung bikin pe-er, les, dll. walo saat mulai masuk SS Y, saya ga kuat ikut les2an lagi. Padahal boleh dikatakan semua temen2 sekolahku di SS Y semua mempunyai les macem2, piano lah, biola lah, matematika lah, fisika lah, dll. Saya yang beda sendiri aja karena ga pake les2an. Paling pernah les bahasa sebentar demi catch up dengan murid2 di sana.

    Di antara jam sekolah selama itu, ada dikasi 3 kali istirahatnya. yang pertama di pagi hari selama 15 menit, yang kedua istirahat makan siang 40 menit, istirahat ketiga sorean selama 10 menit. perbedaan di SS Y ini juga ada di metode pengajarannya. dari pagi sampe jam pelajaran terakhir sebelum istirahat makan siang, semuanya mengikuti kurikulum biasa. materi berbahasa melayu, walo cikgu2nya lebih sering menggunakan bahasa inggris daripada melayunya. trus, start dari setelah jam makan siang sampe akhir sekolah, semuanya inggris. lucunya, kalo di sekolah2 laen bahasa inggris adalah satu mata pelajaran tersendiri, di SS Y, pelajaran bahasa inggrisnya dibagikan menjadi beberapa mata pelajaran berbeda, seperti membaca, komposisi, sastra, komprehensi, dan ntah apa lagi. sudah lupa. pokoknya ada mata2 pelajaran tersendiri, dan sudah ada jadwal2nya juga, plus ada buku rapor tersendiri.

    nah, yang paling bikin saya berkeringat dingin (bener2 berkeringat dingin, bukan hanya ngikut istilah popi ) dan bikin perut mules, deg2an, lemes dan gemetaran adalah jam2 setelah makan siang ini. rasanya bener2 ingin menghilang dan kabur, cuman ga berdaya karena ga da jemputan dan jauh dari rumah, dan daerahnya rada isolated dengan bis umum yang jarang2 selama di SS Y, jam setelah makan siang sampe waktu pulang adalah waktu yang paling saya sebelin. satu2nya yang lebih bisa saya toleransi mungkin di jam pelajaran membaca di mana kita sekelas biasa digiring ke perpus sekolah yang ber-ac, karena di saat itu lah kita biasanya tidak perlu melakukan apa2 selain membaca, dan saya tidak perlu diingatkan betapa buruknya performaku. tapi untuk pelajaran membaca, setiap murid ada diberi tabel yang harus disimpan dan diisi selama pelajaran membaca ini. karena di situ lah kita mengisi daftar2 buku yang kita baca, beserta ringkasan2nya. kalo mo dibandingkan dengan temen2 sekelas yang laen, daftar bacaan buku saya tentu tidak secanggih mereka, karena disesuaikan dengan kemampuan membaca saya sendiri. jadi biasanya cuman buku anak2 ato young adult dengan bahasa inggrisnya yang lebih sederhana tapi untungnya saya pada dasarnya memang suka membaca, dan hal itu sangat membantuku belajar bahasa inggris selama di SS Y.

    paling susah buatku mungkin di komposisi. karena there is no other way out selain mempraktekkannya. dan kalo dibandingkan dengan murid2 yang laen, saya bener2 sangat jauh di bawah standar. setiap kali ada assignment ato ujian, selama stengah jam saya dengan susah payah menulis satu paragraf, yang laen sudah bolah balik sampe ke halaman 3 ato 4 and still going. Pantesan guru inggris kami biasa membawa satu rim kertas fotokopi kosong tiap kali ada pelajaran komposisi. i cant deny tiap kali ngumpulin kerjaan dengan secarik kertas yang hanya keisi separo, rasanya sedih banget. padahal yang laen kadang sampe belasan halaman. morale saya bener2 drop tiap kali di jam2 bahasa inggris.

    satu kejadian yang sangat saya ingetin sampe skarang. saya dikasi pr di kelas komprehensif, yang juga adalah tugas kelompok, kami dikasi artikel yang lalu harus kita ringkasin dan tulis ulang. artikelnya hanya sepanjang 3 halaman, dengan cetakan tulisannya yang kecil2 di masing2 halaman seperti artikel jurnalisme pada umumnya, dan masi kuingat topiknya mengenai eksploitasi anak dan child abuse. lalu kita bagi2 tugas supaya masing2 ringkasin di bagian2 yang disetujui. dan tentu saja saya bener2 ngga ngerti isi artikel itu karena istilah2nya yang diluar kemampuanku. bagaimana bisa bikin ringkasan kalo mengerti aja tidak? lembur deh. saat membaca artikel itu, saya menggaris bawahi SETIAP kata yang tidak saya mengerti, sampe 3 halaman itu penuh coretan. lalu for the next several hours, saya memegang satu kamus tebel inggris-indo, dan saya cari definisi dan menuliskannya di buku tulis kosong. satu per satu. kakakku sampe kasian dan ikut membantuku dengan kamusnya sendiri. jadi dia yang mencarikan kosakatanya di kamus, saya yang menuliskan definisinya di buku tulis, sambil dia mencarikan lagi kata laen dengan kamus yang laen. gotong royong. sayangnya jaman itu masi blom ada kamus elektronik. semuanya manual. pada akhirnya, on my last count, ada 200+ kosakata yang saya tulis. sampe pegel tangan dan leherku karena membungkuk terus. padahal hanya untuk artikel sepanjang 3 halaman. saat melihat jam di dinding, sudah jam 2 pagi. padahal saya blom membaca ulang artikel itu dengan 'kamus' baruku itu. dengan kata laen, blom mengerti artikel itu. dan blom menuliskan ringkasannya. not to mention menulis adalah kelemahan terbesarku juga, biarpun sudah ada materinya. kalo seandainya ini tugas solo, saya tidak keberatan menanggung nilai jelek. tapi berhubung ini tugas kelompok, saya merasa berat mengakibatkan temen2 yang laen ikut keseret nilainya kalo bagian ringkasanku ga bener. bener2 super duper depresi berat. mo nangis juga ga bakal nyelesain masalah.

    begitulah saya menghabiskan waktuku tiap malam selama di SS Y - mengerjakan pr inggris sialan yang tidak jarang dikerjakan sampe pagi2 kadang subuh, padahal jam 6 pagi sudah akan dijemput lagi oleh bis sekolah. tahun pertama di situ adalah tahun yang paling menderita selama sejarah akedemik saya. dan sangat menempa mental dan fisik. sampe skarang kalo saya merefleksi kembali, saya masi merasa heran sendiri bagaimana saya bisa survive jaman itu, walo dengan terseok2

    makanya setiap kali jam istirahat, saya hanya duduk dimejaku tidak kemana2, dan berusaha tidur, atopun cuman tutup mata, untuk istirahat barang beberapa menit. sampe ada murid2 laen yang menyindirku sebagai tukang tidur

Page 1 of 5 123 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •