um alip, aku nebeng tanya2 juga ya
ISO itu apa, dan buat apa?
tanya lagi
Lens max. aperture >> ini buat apa ya?
um alip, aku nebeng tanya2 juga ya
ISO itu apa, dan buat apa?
tanya lagi
Lens max. aperture >> ini buat apa ya?
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
^ ISO, keluarannya International Standard Organization, standar kepekaan sensor kamera buat menangkap cahaya, jaman film dulu istilahnya ASA (keluaran American Standard Association)
semakin tinggi nilai ISO semakin cepet cahaya tertangkap sensor (klo di film teremulsi lapisan di filmnya), jadi mendukung penggunaan shutter speed cepat meskipun cahaya kurang
tapi semakin tinggi ISO juga berresiko banyaknya noise, semacam bintik2 di warna gelap di gambar fotonya
maximum aperture lense, bukaan paling lebar yg bisa dicapai lensa tsb, angkanya semakin kecil (misal F/1.8) semakin lebar bukaan lensanya
semakin lebar bukaan lensa semakin banyak cahaya yg masuk, sehingga bisa menggunakan shutter speed cepat meskipun cahaya kurang
dasar teknis fotografi cuma kombinasi 3 unsur itu: shutter speed, aperture, ISO/ASA
3 unsur itu dikombinasikan sesuai kondisi cahaya yg ada
klo unsur2 lain macem komposisi ato moment, biasanya berkembang seiring jam terbang
oiya, klo white balance lebih ke 'temperatur' foto yg dihasilkan sih, ini biasanya tergantung selera, ada yg suka pucet2, ada jg yg suka ke-oranye-oranye-an
^
tanya dong...kalo buat cahaya minim, sebaiknya kombinasi shutter speed, aperture, ama ISO nya gimana?
"Maybe not all of our efforts will be rewarded. But without effort, you will get nothing"
Takahashi Minami
------------------------------------------------------------------
Thread paling Hot di l AKB48 Glossary l 48Fams l My Blog
Begitu juga kata konsultan yang balas e-mail saya... moga-moga itu bukan berarti bahwa kalau nanti sudah bukan pemula (banget), perlu beli kamera yang lain lagi
Tapi kalau lihat reviewnya B Fuller di amazon, kayaknya meskipun 5100 ini tidak punya fitur selengkap yang 7000, semua bisa diantisipasi dengan baik seiring berkembangnya keterampilan ya?
Secara saya browsingnya di tengah hutan... nunggu page-nya muncul aja sempat buat ditinggal meeting sambil minum teh
Prinsipnya berarti kalau melakukan burst, maka rana akan di set konstan pada kecepatan tinggi ya?
D5100 punya 4fps... hmmm... itu cepet nggak ya? soalnya di beberapa kamera lain saya lihat ada yang sampai 8 fps. Mungkin tergantung detil dari gerakan yang ingin didapat.
Kemarin saya ikut shooting untuk acara "Pendekar" di Trans7, lagi-lagi kebagian peran preman (I am starting to get identity crisis here). Sewaktu adegan duel pisau, istri yang shoot pakai kamera saku cuma dapat gambar blur, sebaliknya, teman yang pakai burst (di 8 fps) punya banyak gambar tajam... tinggal dipilih mana yang bagus. Kalau 4 fps bisa dapat hasil kayak gitu gak ya?
thank you for the reviews, Kun... they help a great deal
Last edited by Alip; 26-06-2011 at 07:41 AM. Reason: typo
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
@ bentuk raja
tergantung obyeknya
kalo obyeknya diem, mending pake ISO ga terlalu tinggi, speed lambat dan pake tripod (ato si kamera ditaro di tempat anteng), aperture menyesuaikan aja, kalo kurang terang bisa diperlebar (dikecilin angkanya)
kalo obyek bergerak dan tanpa tripod, pake ISO tinggi dan speed cepat (tapi tergantung efek yg dimau juga sih, kalo pengen efek gerakan ya pake speed rada lambat), aperture menyesuaikan (biasanya sih pake bukaan lebar juga)
waaaaaaaaaa makasih ya udah mau dijawab....
tanya dong, jadi ISO dan aperture itu ada hubungan ya? sama2 buat ngatur cahaya?
shutter speed itu apa?
tolong direkomendasikan dong dengan contoh2 (supaya si awam ini pinteran dikit)
semisal saya mau mengambil gambar diam, cahaya kurang, outdoor, misal ke candi2 di malam hari, atau memfoto suasana kota d malam hari, bagusnya disetting gimana?
kalau mengambil gambar manusia (diam) di siang hari, dengan objek pemandangan (outdoor) bagusnya gmn.
kalau ngambil gambar manusia di dalam ruangan, bagusnya gimana
kalau ambil gambar pemandangan, sore hari...
makasih ya yang udah mau jawab
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Yup. Tepat.
Cuma burst cukup makan energi. Hasilnya ditaruh di memori sementara (buffer) sebelum akhirnya disimpan.
Aku mengecek kamera lamaku 1,2 fps. Kalau untuk gerakan cepat memang masih ada bagian kabur tetapi biasanya selalu ada yang paling bagus. Jadi kurasa 4 fps sudah cukup bagus. Tetapi kalau udah pernah melihat hasil 8 fps, mungkin kecewa kalau lihat 4 fps. .
Tergantung seberapa cepat golok eh pisaunya.
Yang susah, kadang kalau sudah cepat, cahayanya minim pula.
Eh, kapan ditayangkan?
Taruh di sini kalau sudah ada kepastian waktu tayangnya. (iya ya.. udah lama tidak kuperbaharui).
http://www.kopimaya.com/forum/showth...kan-Empat-Mata
Cuma di layar, kan? Gak masuk ke hasil gambar?
Waduh, ini tipe layar sentuh yah? Bukan tombol gambar?
Coba aja cari di menu.. atau serahkan pada anak Om Ancuur. Ada yang masih remaja? Remaja biasanya suka utak-atik.
Apalagi kalau pakai kamera film yah? Kalau kena matahari, langsung hangus.
Semua itu untuk mengatur cahaya yang menerpa sensor/film.
Makanya ada istilah, memotret itu adalah seni melukis dengan cahaya.
Yang membedakan adalah cara masing-masing mengatur cahaya.
ISO / ASA itu berkaitan dengan kepekaan sensor / film. Kadang, kita merasa cahaya sudah cukup sehingga sensor gak perlu terlalu peka. Kadang, kita butuh sensor yang sangat peka. Kadang kita butuh sensor yang justru gak boleh terlalu peka. Itulah seninya.
Aperture adalah besarnya bukaan maksimal. Aku gak terlalu ahli (Itsreza? Heihachiro?) tetapi yang kulihat, tampaknya mempengaruhi kedalaman gambar (Depth of Field). Ada bukaan yang lebih menampilkan obyek di depan sementara obyek di belakang jadi kabur. Ada lebar yang membuat semua obyek justru tampak jelas termasuk obyek yang jauh di belakang tetapi membuat obyek yang di depan tidak istimewa.
Ada hitungan-hitungannya sendiri.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kedalaman_ruang
http://id.wikipedia.org/wiki/Bukaan_%28fotografi%29
Shutter Speed / Kecepatan Rana, mengatur banyaknya cahaya dengan mengatur durasi seberapa lama jendela rana terbuka. Semakin lama rana dibuka, semakin banyak cahaya yang masuk.
Kalau untuk olahraga, biasanya kecepatan rana tinggi karena ingin menangkap detail.
Kalau untuk pertunjukkan, ada yang pakai kecepatan rana tinggi, tetapi ada juga yang justru pakai kecepatan rana rendah biar ada efek berbayang gerakannya.
Tiga faktor itu sering disebut segitiga emas fotografi.
http://ibnurrasyid.wordpress.com/201...mas-fotografi/
Kalau untuk candi di malam hari, asumsiku cahayanya minim. Dan karena memfoto gambar diam, kita tidak perlu khawatir soal bayangan.
Lebih baik pakai tripod dan gunakan kecepatan rana rendah, mungkin sekitar 2 detik. Kalau sampai delapan detik, itu mah bakal sampai pohon di belakang candi dan awan serta bintang .
Kalau untuk suasana kota di malam hari, tergantung banyaknya cahaya. Kadang butuh kecepatan agak tinggi karena orang lalu lalang (tetapi diimbangi dengan kepekaan sensor / ISO cukup tinggi). Kadang butuh kecepatan cahaya rendah.
Kalau kita gak perduli ama detail gerakan dan hanya pada perduli dengan benda diam, maka kecepatan rendah. Kadang perlu juga untuk mendekat biar cahayanya lebih gampang masuk.
Kalau siang hari, gak perlu ISO tinggi.
Katanya sih, bisa memainkan bukaan (aperture) di sini.
Bisa pakai blitz, jadi gak perlu kecepatan lambat.
Tetapi sisi buruk blitz adalah kadang2 terlalu terang, selain itu latar belakang sering kali jadi tidak terlihat atau bahkan gelap. Sebenarnya ada trik-trik lain, mengatur rendah-kuatnya intensitas blitz sehingga blitz hanya membantu penerangan cahaya yang ada. Ada juga dengan memantulkan cahaya blitz sehingga tidak menerpa secara frontal. Kalau gak salah, para fotografer pesta pernikahan itu, kalau memfoto, blitz-nya sering diarahkan ke atas, kan?
Kalau pakai kamera saku dan dipaksa gak pakai blitz, biasanya kamera saku akan berlambat-lambat ria dalam membuka tutup jendela rana. Satu sisi, cahayanya tampak alami, sisi lain, kalau tangan gemetaran, hasilnya bakal kabur.
Tergantung hasil yang diinginkan.
Kalau mau tampak siluet, berarti mesti menghadap ke matahari dan kecepatan di-set tinggi.
Coba saja bereksperimen. Intinya,
kalau sudah terlalu terang (over-exposed), berarti setelannya salah. ^_^
Yang susah itu, memfoto kapal lain, dari atas kapal, pada malam hari.
Hehehehehhhh... rumput tetangga memang lebih hijau
Burst tidak bisa dikombinasikan dengan setelan rana ya? Misalnya meskipun 4fps tapi disetel bukaan super cepat?
Itulah... karena jadwal untuk act sebelumnya molor, akibatnya adegan berantem jadi kesorean... waktu itu kira-kira udah jam setengah enam.
Waduh, kayaknya saya sendiri gak akan sempat dapet info-nya... maklum kabur melulu.
<kalau ngelihat gejalanya kemarin, kayaknya adegan duel-nya cuma akan tayang beberapa detik, padahal take-nya satu setengah jam dan mencoba berbagai koreografi >
Hiks... Nikon D5100 harganya 7.2 jeti
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
intinya harus praktek ya?
tapi sangat berguna untuk tahu juga selayang pandang teorinya....
makasih ya, ntar kalo dalam praktek ada yang ga kumengerti mohon bimbingan senior2 di sini
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Mission accomplished...
Ternyata istri sudah daptar mau ikut kursus fotografi hari Senin, niatnya pinjem kamera temen... jadi deh pulang dari Kalimantan Jum'at kemaren, langsung ubek-ubek toko-toko di Jakarta buat cari kamera yang dimaksuth...
ajegilebraks... Nikon D5100 habis di mana-manah....
Dapet info bahwa di Bandung masih ada stok... Sabtu pagi langsung cabut ke Bandung, padahal badan masih capek kayak abis dipukulin... hiks... telat tiga belas detik.... stok terakhir baru aja dibeli orang... langsung naik ke lantai 3, beli peta Bandung di Gunung Agung, terus muterin mall-mall di Bandung. Teteup nggak ketemu. Padahal tahu sendiri Bandung hari Sabtu kayak apah...
Pulang Sabtu malem... dapet sms kalo istri mau pake yang D3100 aja, rupanya dapet info baru. Saat ini dianya masih sibuk nyari temen yang punya kamera tersebut, karena temen yang tadinya mau dijadiin sasaran pinjeman ternyata lagi keluar kota.
Jadi inget, di pesawat saya ngobrol sama serombongan bule dekil yang ternyata dari WWF dan National Geographic, baru pulang meliput penangkaran orang utan di Kalimantan Tengah (belum bosen juga mereka, padahal orang Indonesia udah gak ada yang peduli).... kalau di dunia ini ada spesies yang paling tahu soal kamera, maka homo-national-geographicus adalah makhluk yang tepat. Menurut mereka, seri D5000-an memiliki kelebihan di fitur rekaman video-nya, tapi manusia pemula yang tertarik DSLR untuk bikin gambar berkelas, sebaiknya mulai dengan seri D3000-an. Kalau untuk video, mending beli videocam sekalian.
Minggu pagi cabut lagi ke Jakarta... ngakunya ada lemburan di kantor...
Alhamdulillah, Nikon D3100 stoknya lumayan banyak. Memang harganya lebih murah ketimbang D5100, tapi setelah tambah kelengkapan ini-itu... yah... tetep aja kartu kredit rasanya berat banget... susah banget ngeluarinnya dari dompet...
Malam ini saya kasih ke istri... duilaaa... kayak anak kelinci dikasih wortel... lompat-lompat sambil mulutnya komat-kamit gak keruan...
dapat sun kiri kanan.... abis itu dia sibuk belajar owner's manual... saya-nya dicuekin...
Hufff... selesai satu...
Siap-siap lagi masuk hutan... moga-moga gak harus naik pesawat jam 6.20 lagi...
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
waaaaaaaaa luarrr biasa...selamat selamat atas kegigihannya!
ikut seneng akhirnya misi sudah selesai.
tapi diskusi ini jangan selese di sini ya
ayo dong diskusiin lagi
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Jadi ikut ngumpulin buku fotografi... dan kemaren ikut pula workshop sehari fotografi dasar... demi supaya bisa ngerti dan kalau diajak ngobrol bisa nyambung (waktu pacaran dulu, istri selalu nganter dan nungguin saya latihan aikido, enam tahun berturut-turut, dia sampe hapal semua gerakan dan filosofinya)...
eeehhhh.... setelah beberapa jepret, hasil saya lebih bagus dari hasil dia... bisa dimaklumi seeehhhh ... tapi jadi kena dicemberutin nihhhhhh...
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
Nah loh... sekali bola salju bergulir, akan susah untuk disetop
Istri baru pulang dari berburu foto di Kamboja... Enam hari jalan kaki @30 kilometer, sebagian besar jalan berlumpur... dapat sekitar 4.000-an foto, kebanyakan soal reruntuhan kuil di tengah hutan ... lumayan sih, begitu jemput di bandara dia kelihatan lebih ramping dan seksi
Nah... selama dia sibuk presentasi ke saya soal foto-fotonya (beberapa bagus, sebagian besar idenya bagus, selebihnya kameranya nggak sengaja kepencet ) yang saya tangkap adalah dia mulai merasa ada keterbatasan alat, khususnya kapasitas ISO yang terbatas dan jangkauan lensa standar yang... ya itu... standar...
Saya diem-diem mau beliin dia lensa lagi... secara dua bulan lagi dia ulang tahun (sempet nabung dikit)...
Kira-kira dalam kasus kayak gini, what next ya?
Logika sederhana saya adalah beli lensa tele, atau lensa wide (secara dia hobi landscape)... sebaiknya mana yang duluan ya? Atau adakah lensa tele merangkap wide dalam satu body yang compatible dengan Nikon D3100? Secara kemarin ada yang bilang bahwa D3100 tidak bisa menerima semua lensa... harus yakinkan dulu bahwa lensa yang kita beli bisa dipasang... (karena belinya bakal diem-diem, kayaknya bakal susah deh kalau saya bawa kameranya buat dicocokin di toko)
Muhun masukannya ya?
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
gw belum bisa bantu soal jenis lensanya, secara
yang punya gw juga masih standar. Emangnya susah
untuk meminjam kameranya dengan alasan mau coba
belajar jadi fotografer amatiran? setelah itu tinggal
dibawa ke Toko Kamera, buat diperiksa kompatibalitas
kamera dengan lensa-lensa baru?
Hihihihihiiii... itu kamera sudah dipaku ke tangannya sekarang
Mungkin bisa sih cari alasan ini-itu... tapi cewek dengan firasat tajem kayak dia emang bukan tandingan buat cowok innocent, lugu, polos, dan baik hati kayak sayah
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
kalo Canon saya sarankan lensa 10-22
lensa 18-200 ato 28-300 lumayan sapu jagat, menjangkau hampir semua focal length
kalo mau unik bisa dibelikan lensa fisheye, pasti suka deh kalo emang hobi landscape
ijin gabung. saya pengguna kamera prosumer Canon SX 20IS.. biar kata kamera jadul, saya suka kamera ini.. (tapi akhir2 ini jarang motret) mohon ijin simak yah mastah-mastah sekalian.. saya masih "buta" masalah foto2. cuman cepret2 ajah pake feelling.. lol
oh iya saya memutuskan gak mau kecempulung ke DSLR.. ngeri sama lensanya soalnya..