Page 3 of 3 FirstFirst 123
Results 41 to 58 of 58

Thread: Tuan di negeri sendiri???

  1. #41
    Menurut gue sih, pemilihan waktunya saja yang kemudian membuat Perpres 20/2018 ini jadi lebih berisik. Pas kebetulan tahun politik, pas ada isu kepentingan asing vs. kepentingan nasional yang bisa digoreng.

    Sampai sekarang, gue sendiri masih belum paham akan ketakutan atas TKA. Kalau ada kasus pekerja asal RRC yang di beberapa proyek konstruksi, itu harus diselesaikan case-by-case basis. Masuknya mereka secara ilegal, justru membuktikan bahwa ada pihak yang memanfaatkan kondisi ini untuk keuntungan mereka sendiri. Buktinya di semua proyek besar yang lagi digenjot Jokowi, siapa yang kerja kalau bukan pekerja asal Indonesia?

    Posisi TKA di Indonesia itu sebenarnya sangat2 kalah unggul dibandingkan tenaga kerja lokal, mulai dari permintaan gaji yang terlalu tinggi, kemampuan berbahasa Indonesia yang minim (kita bisa Bahasa Indonesia dan Inggris. Mereka mungkin bisa bahasa selain Inggris, yang toh gak ada gunanya juga di Indonesia), dan lainnya.

    Kalau mau dibaca peraturannya, sama sekali tidak jauh berbeda dengan peraturan sebelumnya, dan tidak ada kelonggaran sama sekali yang diberikan. Tetap harus ada RPTKA, tetap harus mengajukan permohonan visa dan juga izin tinggal.

    Sedikit kelonggaran hanya diberikan untuk pekerjaan yang sifatnya darurat dan bukan untuk jangka waktu lama (biasanya hanya diperlukan untuk seminggu), itu pun kelonggaran diberikan dalam bentuk permohonan yang bisa diajukan setelah si TKA datang di Indonesia.

    Kalau membaca peraturannya itu sendiri, menurut gue sama sekali tidak ada masalah krusial dan membuat pekerja Indonesia jadi tergusur.

    Lagipula, sejak kapan sih proteksi (terhadap apapun itu) akan menguntungkan dalam jangka panjang?

  2. #42
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    sebelum ada perpres 20 dan sebelum jokowi jadi presiden, masalah tentang tenaga kerja aseng ini pun sdh ada sejak lama, hanya saja krn saat ini adalah tahun2 politik, media dgn sengaja mengangkat isu2 ini, yah pokoknya apa saja yg bisa digoreng utk menjatuhkan image dan pencitraan poros petahana dipanasi lagi utk dijadikan bahan kepentingan oposisi.

    bahkan masalah prostitusi (alexis) dan transgender pun pernah dijadikan alat politisasi kok.

    itulah kocaknya panggung politik indon saat ini.

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  3. #43
    pelanggan Bambang's Avatar
    Join Date
    May 2017
    Location
    Indonesia - Saudi Arabia
    Posts
    314
    Dari observasi saya, TKA banyak dipilih investor karena naker lokal kadang banyak mintanya dan keseringan demo. I'm loking at you, serikat buruh.

    Tapi semuanya balik lagi ke pemerintah. Pemerintah belum berhasil menaikkan taraf pendidikan masyarakat yg berujung ke rendahnya daya saing dan kompetensi TKL.

    Kalau masuknya TKA karena agreement antara investor sama pemerintah, pemerintah harusnya berusaha untuk bisa nanem investasi di negara lain dengan syarat bisa bawa sekian persen TKI.

    Kalau mau, indonesia bisa mencontoh langkah drastis seperti yg diambil administrasi saudi. Berhenti memperpanjang dan atau ngasih izin masuk atau tinggal ke naker dari beberapa negara. Dan kalau ini langkah yg diambil, efek yg dialami indonesia gak akan seberat yg mungkin dialami saudi. Resiko yg dihadapi saudi itu antara lain melambatnya roda ekonomi karena aktivitas ekonomi banyak disumbang oleh expats. Belum lagi biaya operasional yg membengkak karena gaji naker lokal saudi itu harus di atas naker asing.

    Soal perlu enggaknya TKA, dalam beberapa kasus sih menurut saya perlu. Adanya TKA bisa memunculkan kompetisi. Dan beberapa perusahaan butuh TKA di posisi tertentu demi prestise dan karena alasan profesionalisme.

    Sent from my Moto G (5) using Tapatalk

  4. #44
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    iya itu memang benar, pemerintah masih blm berhasil menaikkan taraf pendidikan, tapi kalo parameternya buruh kasar (unskilled) sih seharusnya ga perlu jenjang pendidikan yg tinggi, lulusan sd - smp pun bisa kalo kerjanya cuma angkat2, sopir forklif ataupun jadi kuli dll, yg jadi masalah disini kan TKA yg diimpor itu bukan cuma dari kalangan skillled aja tapi buruh kasarnya juga, skrg logikanya kalo mau investasi knp harus ngeluarin modal begitu banyak buat tenaga kerja unskilled (transport dan akomodasi), jelas lebih murah mrk bayar tenaga2 lokal unskilled kan.

    gini, kebijakan perpres 20 kan dibuat agar masalah2 mengenai ketenagakerjaan bisa segera diatasi, tapi fakta dilapangan berbicara lain, banyak tenaga kerja kita yg komplain krn kebijakan baru ini (katanya sih pro aseng)

    kalo menurut gw sih drpd buat perpres baru yg malah nambah2in masalah mending balik ke perpres lama aja tapi lebih FOKUS mengatasi masalah dilapangan, nah ini katanya slogannya "kerja, kerja kerja" tapi apa yg dikerjakan kalo masalah dari dulu blm kelar kelar, iya kan ?

    yah wajar sih kalo beberapa diantara kita yg mengehendaki perubahan (#2019 ganti presiden) krn memang fakta yg terjadi dilapangan ga sesuai teori, pencitraan doang...kita ga cuma butuh sosok presiden yg ramah, santun, jujur dan merakyat tapi kita juga butuh sosok presiden yg PROBLEM SOLVER, adakah yg memenuhi kriteria ini ?

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  5. #45
    pelanggan Bambang's Avatar
    Join Date
    May 2017
    Location
    Indonesia - Saudi Arabia
    Posts
    314
    Yup. Seharusnya ada aturan kalau TKA gak boleh dipakai untuk perkerjaan yg sifatnya padat karya. Atau minimal diatur persentase antara TKA dan TKL.

  6. #46
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    sdh ada peraturannya om, 1 TKA : 10 TK lokal
    tapi fakta yg terjadi dilapangan TKA nya lebih banyak, makanya knp tenaga kerja kita banyak yg mengeluh, krn merasa lapangan kerjanya diambil, malah ada kasus PHK sepihak tanpa ada alasan jelas.
    masalahnya data jumlah TKA yg masuk ke depnaker ga sama dgn jumlah data TKA yg ada dilapangan.
    jadi kesimpulannya, sebagus apapun isi perpresnya kalo tdk diimbangi dgn kinerja dan pengawasan yg sesuai yg jadinya chaos seperti saat ini, banyak demo.

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  7. #47
    pelanggan Bambang's Avatar
    Join Date
    May 2017
    Location
    Indonesia - Saudi Arabia
    Posts
    314
    Iya, aturan sebagus apapun akan gak guna kalau penegakannya lemah.

    Sent from my Moto G (5) using Tapatalk

  8. #48
    menurut gue, soal buruh kasar diambil sama TKA dan rasio TKA dengan lokal yang tidak seimbang, itu harus dilihat case-by-case basis.

    ada beberapa proyek yang pemenang tendernya dari RRC, justru membawa tenaga kerja low-skilled bersama dengan proyek mereka (karena di RRC pun, banyak tenaga kerja seperti ini yang tidak memiliki pekerjaan).

    tapi harus diingat, kasus seperti ini banyak terjadi untuk proyek2 yang kontraktornya dari RRC. Proyek lain kan tidak.

    Menurut gue, alih2 susah untuk bikin aturan ini-itu demi "melindungi" tenaga kerja lokal, dan membuat birokrasi panjang untuk masuknya TKA ke Indonesia, pilihan yang menurut gue lebih mudah dan menguntungkan.

    1. Tutup keran TKA sama sekali dan TKA yang sedang bekerja tidak dimungkinkan untuk mendapatkan izin baru; atau
    2. Mutual recognition: Kalau Indonesia mengizinkan TKA dari negara A untuk masuk, hal yang sama harusnya berlaku untuk tenaga kerja Indonesia ke negara A.

    Kalau dibuka setengah2 kaya sekarang itu jadinya nanggung. mau proteksionis, tapi gak maksimal. mau terbuka, tapi masih berbau proteksionis. kentang.

  9. #49
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Tuan di negeri sendiri.. kenapa rebutan jadi buruh..
    Ambil bagian management dong.. jgn rebutan jadi kuli.. Kapan jadi tuannye?

    Mental...

  10. #50
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    TKA yg kerja sama perusahaan asing yg invest di indo mah kagak ada ngepeknya.. Yg bayar mereka2 jg, yg kerja mereka2 jg.. mbangun indonesia..
    masih masukin devisa secara mereka musti makan beli di indo.. musti sewa rumah di indo.

    KEnape orang rebutan jadi babu? Di negara laen orang impor babu krn orang2 lokal ud ga ada yg mo jadi babu/kuli.. Ini malah rebutan.. duh...

  11. #51
    pelanggan Bambang's Avatar
    Join Date
    May 2017
    Location
    Indonesia - Saudi Arabia
    Posts
    314
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Tuan di negeri sendiri.. kenapa rebutan jadi buruh..
    Ambil bagian management dong.. jgn rebutan jadi kuli.. Kapan jadi tuannye?

    Mental...
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    TKA yg kerja sama perusahaan asing yg invest di indo mah kagak ada ngepeknya.. Yg bayar mereka2 jg, yg kerja mereka2 jg.. mbangun indonesia..
    masih masukin devisa secara mereka musti makan beli di indo.. musti sewa rumah di indo.

    KEnape orang rebutan jadi babu? Di negara laen orang impor babu krn orang2 lokal ud ga ada yg mo jadi babu/kuli.. Ini malah rebutan.. duh...
    Sorry, ini agak condescending gimana gitu kesannya. Tahap pendidikan/kompetensi pekerja di tanah air belum segitu tingginya pak. Rebutan jadi babu/kuli karena baru itu sektor lapker yg bisa dimasuki orang-orang kita. Selama taraf pendidikan dan kompetensi gak beranjak dari yang sekarang, ekspor TKI atau naker potensial lokal akan masih didominasi pekerja low or unskilled.

  12. #52
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    TKA yg kerja sama perusahaan asing yg invest di indo mah kagak ada ngepeknya.. Yg bayar mereka2 jg, yg kerja mereka2 jg.. mbangun indonesia..
    masih masukin devisa secara mereka musti makan beli di indo.. musti sewa rumah di indo.

    KEnape orang rebutan jadi babu? Di negara laen orang impor babu krn orang2 lokal ud ga ada yg mo jadi babu/kuli.. Ini malah rebutan.. duh...
    ini lagi.

    ga ada seorang pun yg bercita2 utk hidup jadi buruh bleg...
    itu krn tuntutan hidup yg makin lama makin mahal tapi ga ada biaya utk melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih tinggi, jika menurut mrk hal itu bisa dilakukan utk mengisi perut, mrk akan meraihnya walopun hanya jadi buruh kasar, krn hanya sebatas itu yg mrk mampu.

    harusnya itu jadi KEWAJIBAN bagi pemerintahan saat ini, jika seandainya mereka berhasil meningkatkan taraf pendidikan, hal hal seperti ini ga perlu terjadi kan ?

    slogannya sih kerja kerja kerja, tapi pertanyaanya, apa yg dikerjakan kalo hingga saat ini masih blm bisa menaikin taraf pendidikan warganya.

    yakin nih yg model gini bisa lanjut 2 periode !!?

    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

  13. #53
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952
    Bukannya kita mesti bangga ya sekarang orang asing jadi buruh di negara kita. Maren ngamuk2 saat TKI jadi buruh di negara orang, gimana toh

    Yang saya tau persis untuk high skill employee visa masuknya susah banget. Ini ada yang gak jadi datang karena urus visa dua tahun gak jadi2. Kalo yang low skill dibawa dari project alasannya biasanya karena urusan komunikasi. Manajernya orang China ngomong mandarin buruh sini gak ngerti.

    Tapi baik high atau low skill, satu kekurangan tenaga kerja di Indonesia adalah tingkat produktivitas rendah. Abis makan siang masih ngegosip dulu lah, ngerokok dulu lah bla bla bla. Giliran minta naik gaji semangat empat lima. Jadi ya dilema juga ribut2 soal TKA lha TKI nya begono.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  14. #54
    pelanggan Bambang's Avatar
    Join Date
    May 2017
    Location
    Indonesia - Saudi Arabia
    Posts
    314
    Ini saya rasa harus jadi perhatian serikat buruh. seriklat buruh harusnya ada untuk mengedukasi dan mengadvokasi, bukan memprovokasi doang.

    Quote Originally Posted by tuscany View Post
    Bukannya kita mesti bangga ya sekarang orang asing jadi buruh di negara kita. Maren ngamuk2 saat TKI jadi buruh di negara orang, gimana toh

    Yang saya tau persis untuk high skill employee visa masuknya susah banget. Ini ada yang gak jadi datang karena urus visa dua tahun gak jadi2. Kalo yang low skill dibawa dari project alasannya biasanya karena urusan komunikasi. Manajernya orang China ngomong mandarin buruh sini gak ngerti.

    Tapi baik high atau low skill, satu kekurangan tenaga kerja di Indonesia adalah tingkat produktivitas rendah. Abis makan siang masih ngegosip dulu lah, ngerokok dulu lah bla bla bla. Giliran minta naik gaji semangat empat lima. Jadi ya dilema juga ribut2 soal TKA lha TKI nya begono.

  15. #55
    pelanggan setia mbok jamu's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    3,417
    Quote Originally Posted by nerve_gas View Post
    menurut gue, soal buruh kasar diambil sama TKA dan rasio TKA dengan lokal yang tidak seimbang, itu harus dilihat case-by-case basis.

    ada beberapa proyek yang pemenang tendernya dari RRC, justru membawa tenaga kerja low-skilled bersama dengan proyek mereka (karena di RRC pun, banyak tenaga kerja seperti ini yang tidak memiliki pekerjaan).

    tapi harus diingat, kasus seperti ini banyak terjadi untuk proyek2 yang kontraktornya dari RRC. Proyek lain kan tidak.

    Menurut gue, alih2 susah untuk bikin aturan ini-itu demi "melindungi" tenaga kerja lokal, dan membuat birokrasi panjang untuk masuknya TKA ke Indonesia, pilihan yang menurut gue lebih mudah dan menguntungkan.

    1. Tutup keran TKA sama sekali dan TKA yang sedang bekerja tidak dimungkinkan untuk mendapatkan izin baru; atau
    2. Mutual recognition: Kalau Indonesia mengizinkan TKA dari negara A untuk masuk, hal yang sama harusnya berlaku untuk tenaga kerja Indonesia ke negara A.

    Kalau dibuka setengah2 kaya sekarang itu jadinya nanggung. mau proteksionis, tapi gak maksimal. mau terbuka, tapi masih berbau proteksionis. kentang.
    Hmm.. bagaimana mau nutup keran kalau yang pasang keran dan pipa adalah si perusahaan asing itu sendiri? Nilai material kontrak memang murah karena mereka bawa labour sendiri. Inilah resiko yang harus ditanggung negara yang bangkrut dengan unskilled tenaga kerja yang berlimpah.

    Bagaimana bisa mutual? Who wants Indonesian unskilled labour?
    "The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain

  16. #56
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by mobyokuzan View Post
    ini lagi.

    ga ada seorang pun yg bercita2 utk hidup jadi buruh bleg...
    itu krn tuntutan hidup yg makin lama makin mahal tapi ga ada biaya utk melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih tinggi, jika menurut mrk hal itu bisa dilakukan utk mengisi perut, mrk akan meraihnya walopun hanya jadi buruh kasar, krn hanya sebatas itu yg mrk mampu.

    harusnya itu jadi KEWAJIBAN bagi pemerintahan saat ini, jika seandainya mereka berhasil meningkatkan taraf pendidikan, hal hal seperti ini ga perlu terjadi kan ?

    slogannya sih kerja kerja kerja, tapi pertanyaanya, apa yg dikerjakan kalo hingga saat ini masih blm bisa menaikin taraf pendidikan warganya.

    yakin nih yg model gini bisa lanjut 2 periode !!?
    Jih.. ngikut2 aje lu.. lu baca napa uu nye, keppresnye.. jangan bacot doang cuk..

    Sekarang kalo gw invest di belanda, ambil pegawe orang indonesia.. salah gw? Uang, uang gw. Gw mau yg bisa bahasa indonesia, krn gw orang indo.

    Pendidikan masalah indon sejak 100taun.. knpe jd rejim ini yg salah? Ud tau plangaplongo, tp kok diarepin paling hebat.. tapi toh.. kl pun terjadi ga dihargai jg..
    Yakin nih model gini tau apa yg dimau??

  17. #57
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by Bambang View Post
    Sorry, ini agak condescending gimana gitu kesannya. Tahap pendidikan/kompetensi pekerja di tanah air belum segitu tingginya pak. Rebutan jadi babu/kuli karena baru itu sektor lapker yg bisa dimasuki orang-orang kita. Selama taraf pendidikan dan kompetensi gak beranjak dari yang sekarang, ekspor TKI atau naker potensial lokal akan masih didominasi pekerja low or unskilled.
    Masalahnya gw masukin ke JUDUL TOPIK... Gw berusaha ga OOT aje.. Krn ketika gw bikin topik ini, gw ga mau indon jadi babu terus!

    Ya kl saja kita bisa berenti mengeluh dan mencontoh orang2 spt bu menteri Susi yg ga sekolah.. mgk bs menolong walau hanya sedikit..

  18. #58
    pelanggan setia mobyokuzan's Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Posts
    2,025
    Jih.. ngikut2 aje lu.. lu baca napa uu nye, keppresnye.. jangan bacot doang cuk..

    Sekarang kalo gw invest di belanda, ambil pegawe orang indonesia.. salah gw? Uang, uang gw. Gw mau yg bisa bahasa indonesia, krn gw orang indo.

    Pendidikan masalah indon sejak 100taun.. knpe jd rejim ini yg salah? Ud tau plangaplongo, tp kok diarepin paling hebat.. tapi toh.. kl pun terjadi ga dihargai jg..
    Yakin nih model gini tau apa yg dimau??
    ga terima lu...bacot2 gw, ngapa lu cuk ?

    okelah kalo dibilang warisan dari rezim sebelumnya, tapi apa lantas demikian lu berharap agar rakyat harus nunggu menerima kinerja pemerintah gitu aja, no no no...coba aja lu bilang gitu ke perut buruh yg lagi keroncongan, bisa ga tuh perut mrk nunggu biar lapernya ilang.

    kalo hal ini dijadikan alasan, lalu kapan lagi bisa kelar ini masalah !!?
    apa lu mau nunggu panen racun kalajengking dulu ?



    dari awal tujuan investasi asing yg dibangun diindon adalah untuk menguntungkan kedua belah pihak, skrg apa keuntungan yg bisa didapat indon jika investasi asing yg dibangun disinipun tenaga kerjanya juga ngimpor dari negara asing !?

    dan kalopun ada keuntungan dari investasi ini, rakyat yg berharap jadi tenaga kerja (baik skilled maupun unskilled) bisa kebagian jatah lapangan kerja ga !?

    kalo keuntungannya ga signifikan bagi tenaga kerja kita yah jgn salahkan mereka jika berdemo bilang perpres ini lebih memihak asing PRO ASENG

    dan lebih ironisnya lagi, skrg lu malah kabur nyari kerja ke negeri belanda, dibelain jadi BABU penjajah disono, berarti sdh jelas ini menunjukkan kalo tingkat kesejahteraan dan lapangan kerja diindon masih kurang.



    point ada di menit 5:25

    rezim saat ini berhasil terpilih supaya rakyat berharap agar pemerintah dpt menyelesaikan masalah, tapi faktanya ? perpres doang diurusin tanpa ada pengawasan di lapangan, adapun paling cuma buat formalitas biar dikiranya keliatan kerja...kerja...kerja.

    preett...


    "telling lies is sometimes acceptable,
    when the truth is too difficult to believe"

Page 3 of 3 FirstFirst 123

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •