Page 3 of 7 FirstFirst 12345 ... LastLast
Results 41 to 60 of 128

Thread: What do u think about Ahok?

  1. #41
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Ud miskin ngeselin lagih.
    Tapi naek busway boleh dong. Artinya lebih miskin lagi boleh.
    Jadi: "Lo ngeselin, jangan lewat sini."

    Yg gw salut ama adek gw itu kerja selalu naek bus, walau di rumah ada mobil.
    Tentu bisa naik TransJakarta. Tapi kebijakan seperti ini kan kadang dilihat dari berbagai segi, ya salah satunya itu.

    Meski gue bukan fenboi Ahok, tapi gue gak mau kalau nanti Pilkada DKI tahun 2017, ada cagub yang didukung sama bodat2 FPI dan berjanji mau menghapuskan larangan kendaraan roda dua di jalan protokol. Kalau gara2 itu jadi menang kan semprul.

    ---------- Post Merged at 10:48 AM ----------

    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    gw di Jakarta dari tahun 2000, jadi bisa ngerasain
    banget bukti kerjanya Jokowi dan sekarang Ahok
    bener banget. kadang memang terlalu sempit kalau berpikir bukti dari kerja itu hanya pembangunan infrastruktur atau fasilitas umum saja (meski memang ini yang paling gampang diukur). Kalau pembangunan fisik didorong, tapi kualitas birokrasi kacangan, ya sebenernya sama dudulnya (kekmana ntar perawatan dan kontinuitas fasilitasnya).

    Ya mungkin itu kualitas Jokowi-Ahok sih, gak mau terjebak hanya dalam pembangunan fisik, karena di saat yang bersamaan mereka juga meningkatkan kualitas birokrasi.

    Gue dua tahun sama Foke, dan dua tahun sama Jokowi-Ahok, bisa ngerasain perbedaan yang kentara. Mulai dari kualitas pelayanan di kantor kelurahan, perbaikan kali biar gak banjir, pembenahan transportasi publik (belum bagus, tapi diupayakan untuk dibenahi kan), dan lain2nya.

    Masalah personal Ahok sih, gue cenderung gak peduli sih. Kalau marah2, tapi kerjanya memang amanah lebih baik daripada sok2 punya komunikasi politik yang bagus tapi nol dalam realisasi.

  2. #42
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Quote Originally Posted by nerve_gas View Post
    Tentu bisa naik TransJakarta. Tapi kebijakan seperti ini kan kadang dilihat dari berbagai segi, ya salah satunya itu.

    Meski gue bukan fenboi Ahok, tapi gue gak mau kalau nanti Pilkada DKI tahun 2017, ada cagub yang didukung sama bodat2 FPI dan berjanji mau menghapuskan larangan kendaraan roda dua di jalan protokol. Kalau gara2 itu jadi menang kan semprul.
    Tapi emang motor2 itu ud kelewat batas om. Gw kalo pulang ke Jakarta aja sekarang takut bawa mobil. Motor kalo disenggol ga berasa, tau2 ternyata ada yg mati kita senggol dijalan. Motor itu sudah seharusnya ga diperbolehkan masuk jalan mobil di jalan2 protokol. Apalagi banyaknya begitu. Percaya deh, motor di jakarta sudah abnormal, seharusnya diganti sepeda semua.

    Anehnya lagi, motor sekecil itu cc nya gede. Kalo di eropa motor2 bebek itu masuk kategori scooter yg kecepatannya paling mentok 30an. Yg namanya motor itu spt honda kawasaki yg besar, sekelas harley.

  3. #43
    Chief Cook ndableg's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    5,910
    Ahok ribut2 dgn DPRD.. ada yg bisa menjelaskan kenapa? E-budgeting, tanda tangan, ahok murka?

  4. #44
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    .... seharusnya diganti sepeda semua. ....
    TROTOAR BUAT SEPEDAH-NYAH NGGA' ADA MAS BRUOOOOOO.... H !!!

    Seriusnya, jangankan sepeda. Di Jakarta, jalur pejalan kaki aja susah.
    Gue tiap hari berusaha ngantor di Depok naik busway trus kereta, atau kalo kena tugas di Salemba, gue naik Busway.
    Ke setopan Busway-nya itu seharusnya gue bisa jalan kaki.
    Tapi yang namanya 'jalur pejalan kaki' itu, .... masyaAlloh... kalo nggak ukurannya nggak lebih lebar dari papan keyboard gue, dan bolong2 brenjolan ngga keruan, berarti dapetnya nggak lebih lebar dari papan keyboard, bolong2 brenjolan, di potong sama pohon akasia penghijauan yang nggak ke urus, di potong asongan juga, di take over sama parkir motor dan/atau mobil liar, dan cuma tanah merah doang .... oh, plus aroma semerbak dari sampahan yang ngga' pernah di angkut sejak ... jaman pleistocene ? soalnya gue mulai liat bagian bawah sampahan itu kayak mulai memfosil...

    Kalo jalan kaki, yang relatif lebih mudah bermanuver aja, jadinya lebih kayak free-running, gimana naik sepeda ? jadi downhill competition ?
    A proud SpaceBattler now.

  5. #45
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by ndableg View Post
    Ahok ribut2 dgn DPRD.. ada yg bisa menjelaskan kenapa? E-budgeting, tanda tangan, ahok murka?
    Biasa masalah dana siluman 12 T, dipaksakan dprd jakarta buat masuk apbd, si ahok ga kasih, trus kemaren dia bocorkan posko2 dana silumannya, yah dprd meradang, gw cabut komen gw kemaren, ko ahok emang keyennnn
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  6. #46
    jadi ceritanya banyak dana2 gak njelas yang masuk ke APBD, dan itu asalnya dari DPRD. Soalnya, salah satu kepala dinas ngakuin kalau "dana siluman" yang ada di APBD itu bukan usulan mereka.

    contohnya aja, masalah UPS yang diribut2kan itu, gak pernah sama sekali diusulkan oleh Kadisdik DKI. Dana siluman ini juga termasuk buku "Trilogi Ahok", yang gak tau juga gimana bentuknya itu nanti.

    Ahok ini jangan dilawan deh kalau soal transparansi dan anggaran. Lah, DPRD iseng mau ngelawan. Muke gile kaya Gubernur Ahok begini mau dilawan? ampe kiamat juga gak akan nurut.

    Yang gue herman adalah, banyak orang justru menyoroti gaya komunikasi Gubernur. YA KELEUS MASBRO. Okelah, "komunikasi politik" itu penting untuk ini dan itu, tapi udah masalah anggaran dan duit, dan pencegahan korupsi, trus malah Gubernur yang disorot gaya komunikasinya.

    Ini kaya elu mergokin orang lagi mau ngebobol pintu rumah elo, trus lo teriak dan ngemaki2 itu orang. trus si orang yang mau ngebobol itu malah marah balik, dan tetangga2 malah bilang jangan kaya gitu kalau ngomong. kan semprul.

  7. #47
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by nerve_gas View Post
    jadi ceritanya banyak dana2 gak njelas yang masuk ke APBD, dan itu asalnya dari DPRD. Soalnya, salah satu kepala dinas ngakuin kalau "dana siluman" yang ada di APBD itu bukan usulan mereka.

    contohnya aja, masalah UPS yang diribut2kan itu, gak pernah sama sekali diusulkan oleh Kadisdik DKI. Dana siluman ini juga termasuk buku "Trilogi Ahok", yang gak tau juga gimana bentuknya itu nanti.

    Ahok ini jangan dilawan deh kalau soal transparansi dan anggaran. Lah, DPRD iseng mau ngelawan. Muke gile kaya Gubernur Ahok begini mau dilawan? ampe kiamat juga gak akan nurut.

    Yang gue herman adalah, banyak orang justru menyoroti gaya komunikasi Gubernur. YA KELEUS MASBRO. Okelah, "komunikasi politik" itu penting untuk ini dan itu, tapi udah masalah anggaran dan duit, dan pencegahan korupsi, trus malah Gubernur yang disorot gaya komunikasinya.

    Ini kaya elu mergokin orang lagi mau ngebobol pintu rumah elo, trus lo teriak dan ngemaki2 itu orang. trus si orang yang mau ngebobol itu malah marah balik, dan tetangga2 malah bilang jangan kaya gitu kalau ngomong. kan semprul.
    Wkkk keyenn om, analogy nya


    Btw kok sekarang ga bisa kasih thanks ya via hp::
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  8. #48
    pelanggan setia serendipity's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    4,775
    Quote Originally Posted by nerve_gas View Post

    Yang gue herman adalah, banyak orang justru menyoroti gaya komunikasi Gubernur. YA KELEUS MASBRO. Okelah, "komunikasi politik" itu penting untuk ini dan itu, tapi udah masalah anggaran dan duit, dan pencegahan korupsi, trus malah Gubernur yang disorot gaya komunikasinya.

    Ini kaya elu mergokin orang lagi mau ngebobol pintu rumah elo, trus lo teriak dan ngemaki2 itu orang. trus si orang yang mau ngebobol itu malah marah balik, dan tetangga2 malah bilang jangan kaya gitu kalau ngomong. kan semprul.
    Biasalah, sok mau sopan tapi keliatan bahwa kesopanan itu hanya kedok

    btw ini ada yang lucu dari anggota DPRD Gerindra

    Spoiler for Hak angket:



    Kuliah dimana sik mbaknyaaaa
    You were born with the ability to change someone's life - don't ever waste it.

  9. #49
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    ^^^

    Masak sih seren, waduh kalo gitu udah boleh ikutin politik lagi, lumayan buat joke kalo lagi stress
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  10. #50

  11. #51
    pelanggan setia
    Join Date
    May 2011
    Posts
    4,952


    Akhirnya saya tau persis di mana bedanya hak interpelasi dan hak angket. Abis ini si Nuri boleh balik nyanyi lagi

    Dunia belum berakhir
    Bila kau makzlkan aku
    Masih banyak teman-temanku di sini menemaniku

    Ahok si nyalinya memang gede. Kalo merasa benar kenapa mesti mengkeret. Cuma memang persoalan ini jadi berlarut2 dan APBD tidak diketok2. Yang kesian itu pegawai kelas rendahan yang belom jelas sampe kapan akan digaji. Ini harusnya juga jadi perhatian Ahok juga imho.
    There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.

    Everyone wants happiness, no one wants pain.

    But you can't make a rainbow without a little rain.

  12. #52
    pelanggan sejati surjadi05's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Posts
    9,355
    Quote Originally Posted by tuscany View Post


    Akhirnya saya tau persis di mana bedanya hak interpelasi dan hak angket. Abis ini si Nuri boleh balik nyanyi lagi

    Dunia belum berakhir
    Bila kau makzlkan aku
    Masih banyak teman-temanku di sini menemaniku

    Ahok si nyalinya memang gede. Kalo merasa benar kenapa mesti mengkeret. Cuma memang persoalan ini jadi berlarut2 dan APBD tidak diketok2. Yang kesian itu pegawai kelas rendahan yang belom jelas sampe kapan akan digaji. Ini harusnya juga jadi perhatian Ahok juga imho.
    Menurut ge kerennya si ahok ini bisa membuktikan orang korupsi bahkan dananya belum tersentuh, gw jujur aja ga tahu cara kerja e-budgetin kayak apa, tapi kata ahok dia bisa dibuktikan, Kalo bener itu keren amat, sebagai auditor biasanya gw baru bisa buktikan korupsi telah terjadi, dan uang negara sudah dipakai, nah kita lihat aja bener bisa dibuktikan kaga pernyataan ko ahok
    you meet someone
    you two get close
    its all great for awhile
    then someone stops trying
    Talk less, awkward conversations, the drifting
    No communication whatsoever
    Memories start to fade
    Then the person you know become the person u knew
    That how it goes. Sad isn't it?

  13. #53
    pelanggan setia serendipity's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    4,775
    Lagian ya hari gini informasi bertebaran dimana-mana, kenapa Nuri gak ngecek ke wikipedia atau gugel dulu sih. Kan untuk tau hal-hal sepele kaya gitu gak mesti susah ampe kuliah .

    Ini berita tentang UPS.
    Satu Perusahaan Pemenang Tender UPS Ternyata Toko Fotokopi

    JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan pemenang tender pengadaan uninterruptible power supply (UPS) untuk sekolah-sekolah di DKI Jakarta adalah PT Frislianmar Masyur Mandiri. Saat disambangi, perusahaan itu ternyata adalah toko percetakan sederhana dan memberikan layanan fotokopi.

    Perusahaan itu beralamat di Jalan Pramuka Nomor 19 A, Jakarta Timur. Perusahaan yang memenangkan tender senilai Rp 5,8 miliar itu adalah sebuah toko kecil dengan spanduk bertuliskan PD Wirasaba di atasnya.

    Toko itu hanya terdiri dari satu ruangan berukuran sekitar 5x4 meter yang dipenuhi tumpukan kertas dan map. Bagian depan toko berdinding kaca dengan tulisan berwarna kuning "Sedia alat tulis kantor, terima percetakan".

    Lantai keramik toko itu pun kotor, begitu pula cat temboknya yang berwarna kekuningan. Satu mesin fotokopi dan percetakan di sudut belakang ruangan juga tampak sudah tua.

    Di sisi lainnya, tampak seorang pria sedang mengoperasikan komputer membuat desain amplop. Wajahnya tampak kebingungan saat ditanya soal tender pengadaan UPS.
    "Tender apa? Kami enggak pernah ikut tender," kata pria berkumis itu sambil mengeritkan alisnya

    Pria yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku tidak pernah mendengar nama PT Frislianmar Masyur Mandiri. Pria itu mengatakan, toko tempatnya bekerja sudah lebih dari lima tahun berdiri di tempat itu.

    "Ini sudah lama dan enggak pernah pindah-pindah. Saya malah baru dengar, alamat ini dijadikan digunakan perusahaan yang main tender," ucap dia.

    Tak lama, seorang pria beruban datang membawa setumpukan kertas. Ia tampak kebingungan dengan kedatangan Kompas.com. Pria yang juga tak mau disebutkan namanya itu lantas kagum tempatnya didatangi wartawan.

    "Wah, baru kali ini tempat ini didatangin wartawan. Yang jelas, kami enggak terlibat ya, Mbak," ujar pria itu.

    Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan bahwa data pengadaan perangkat UPS atau pasokan daya bebas gangguan pada APBD 2014 menghabiskan sebanyak Rp 330 miliar dengan harga sekitar Rp 5,8 miliar tiap unitnya.

    Basuki mencurigai perusahaan-perusahaan pemenang tender ini merupakan pihak yang sama.

    SUMBER http://megapolitan.kompas.com/read/2....Toko.Fotokopi
    You were born with the ability to change someone's life - don't ever waste it.

  14. #54
    DPRD biasa main anggaran dulu...sekarang dah ketauan duluan...
    tapi bukannya pemerintan biasanya main anggarana...prakteknya dah jadi darah daging..
    jangakan DPRD..gue rasa ampir semua instansi pemerintah juga pada main anggaran kok..

  15. #55
    pelanggan setia porcupine's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    Bintan
    Posts
    4,132
    Share tulisan nya Pak Rhenald Kasali
    http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...n.Terorganisir

    Tender Siluman, Sebuah Kejahatan Terorganisir

    KOMPAS.com - Mulanya saya tidak percaya sewaktu seseorang yang ikut dalam proses lelang di sebuah pemprov diancam akan ditusuk. Bukan cuma diancam.

    Di Bogor tahun 2008 seorang peserta lelang ditusuk betulan begitu ia memasukkan berkas penawaran (Pikiran Rakyat, 28/7). Lalu di Riau, panitia lelang juga ditusuk mafia lelang. Tetapi begitu membaca berita tentang pemenang-pemenang tender siluman di Pemprov DKI beserta lokasi kantornya beberapa hari ini, menjadi amat jelas.

    Terang saja kita sering merasa pemerintah tidak hadir. Jalan-jalan di kampung diurus warga sendiri-sendiri, swasembada. Supaya kampungnya aman, warga harus mencantol kabel PLN secara ilegal dengan lampu neon urunan warga.

    Kita juga sering melihat betapa “bodohnya” pemerintah memberikan hibah peralatan yang sama sekali tak bisa dipakai. Pengusaha UMKM mendapat alat potong tempe, tetapi pisaunya kebesaran. Rumah sakit mendapatkan alat-alat kesehatan, tetapi jarumnya setebal jarum suntik sapi, sarung tangan operasi untuk ukuran tangan orang Afrika, atau plester operasi yang lengket. Praktik seperti itu sudah lama kita dengar dan lihat sendiri.

    Di kampung tempat saya tinggal di Jatimurni-Bekasi, warga masyarakat menaruh kaleng-kaleng sumbangan untuk merawat para janda dan anak yatim yang seharusnya diurus negara. Keamanan, sampah, penerangan, kegiatan sosial, bahkan pendidikan dan lingkungan hidup, hampir semuanya diurus warga tanpa keterlibatan pemerintah.

    Tapi kalau hal ini ditanyakan pada gubernur atau walikota, mereka tidak terima. Pasalnya, Pak Guberbur atau Pak Wali (merasa) sudah bekerja keras.

    Sekarang borok-borok yang sudah lama kita rasakan itu dibuka oleh Gubernur DKI. Saya berharap kita tidak buru-buru menutup kasus ini. Kita harus memasang lampu terang-terang di tengah-tengah sarang tikus, memasang jerat yang kuat dan memasang sistem pencegahan baru yang tak bisa lagi ditembus oleh siluman-siluman liar. Negeri ini tengah disandera para "mafioso" dari atas sampai ke bawah.

    Penjahat Mengusir Si Baik

    Hampir semua kontraktor tahu persis bahwa sebagian besar (sekitar 90 persen) peserta lelang barang-barang dan jasa pemerintah adalah pengusaha abal-abal. Selain alamat kantornya tidak jelas, pengurusnya pun tak banyak dikenal. Apalagi kehandalan teknisnya. Mereka umumnya punya beberapa bendera (perusahaan) yang dipakai dengan satu tujuan: memenangkan lelang.

    Pada saat memasukkan dan pembukaan dokumen lelang yang dilakukan secara terbuka, mereka pun mengutus orang-orang berwajah garang. Kata-kata mereka sangat pedas, membuat nyali orang-orang baik cepat ciut. Jumlah mereka amat banyak. Kuat membentak, bahkan mengancam peserta lelang baru yang bersusah payah membangun reputasi dan kualitas.

    Tetapi jangan salah, ada juga di antara mereka yang bertugas menggarap orang-orang baik itu agar bersiap-siap menjadi subkontraktor. Kadang mereka bekerjasama dengan panitia lelang. Maksud saya, kalau tak bisa diajak bekerjasama, mereka pun diberi ancaman yang serius.

    Anda mungkin pernah membaca, panitia lelang di Riau yang ditusuk oleh seorang peserta lelang yang merasa terancam karena ia menduga panitia punya jagoan lain.

    Jadi panitia lelang boleh saja punya “jagoan” calon pemenang. Tetapi pemenang yang sebenarnya tidak bisa lain selain para pemain yang sudah memasang pasukan lapangan tadi. Karena kewalahan, tak jarang terbentuklah sebuah persekongkolan. Pengusaha-pengusaha baik dikalahkan mafia, yang mengatur lelang bersama panitia.

    Bila dulu subkontraktor bisa menerima 70 persen dari nilai proyek, maka pengamatan saya, kini mereka hanya menerima sekitar 30 persen saja. Maka tak heran kalau sekolah-sekolah yang tak memerlukan UPS dipaksa menerima barang yang harga sebenarnya hanya beberapa juta rupiah saja yang telah di mark up menjadi Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar.

    Mengapa saya ingin agar kasus yang tengah terjadi di DKI ini dibuat terang benderang? Jawabnya adalah karena penyakit ini sesungguhnya merata terjadi di hampir semua provinsi dan kabupaten.

    Setidaknya ada tiga dampak besar. Pertama, barang-barang yang diberikan negara bukanlah barang yang dibutuhkan rakyat, yang berakibat rakyat tak pernah merasakan kehadiran pemerintahnya.

    Kedua, negara selalu dirugikan. Harga yang dibayar sangat mahal untuk barang berkualitas sangat buruk. Bayangkan saja nilai sebesar Rp 1,302 triliun yang dipakai untuk membangun kawasan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) atlet di Hambalang, akhirnya berakhir dengan terbengkalainya proyek tersebut.

    Ketiga, pemain-pemain itu semakin kuat, semakin membesar akumulasi modalnya dan merasuk ke pusat-pusat pengambilan keputusan di atas. Kalau gubernur/ bupati atau walikota bersih, mereka akan menekan panitia-panitia lelang hingga satu level di bawah kepala dinas. Kalau mereka sudah dikawal oleh e-precurement dan sulit dimanipulasi, maka mereka akan membeli orang-orang di legislatif.

    Kalau e-budgeting sudah terjadi, maka terjadilah upaya-upaya pemakzulan. Tak mustahil pula mereka sudah punya cukup uang untuk "nyaleg" dan terpilih, sehingga banyak yang telah menjadi bagian dari legislator atau pejabat yang sudah sering kita dengar peranannya.

    Inilah sebenarnya musuh besar Republik Indonesia pasca-reformasi yang harus kita perangi bersama-sama. Saya ingin mengajak orang-orang partai politik yang merasa dirinya masih bersih untuk ikut berperang melawan para begal yang merusak nasib jutaan warganya lewat proses lelang.

    Kita, warga negara Indonesia, bukan tengah membela Ahok, melainkan membela kepentingan kita sebagai warganegara. Janganlah kita pura- pura bodoh membaca kejadian ini hanya karena kita melihat dengan kacamata kepentingan atau ideologis. Ini adalah sebuah kejahatan terorganisir.
    ~Radio Kopimaya~

  16. #56
    pelanggan setia serendipity's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    4,775
    Sebenernya kasus tender ini udah lagu lama kok. Cuma baru kebongkar ke public dengan garangnya oleh seorang pejabat juga, yaitu Ahok
    Gw baru inget tahun lalu ada temen yang cerita, dia suka "menangani" tender orang, sampe udah "kebiasaan" keluar masuk penjara.
    Dari jamannya Pak Harto ini tender kotor udah mendarah daging
    Jadi siapa lagi yang mau bilang "enak jamanku tho?"
    You were born with the ability to change someone's life - don't ever waste it.

  17. #57
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Pertama,
    yakin di APBD 2014 ada UPS?
    Teman gue ada yang ngubek2 dan gak ketemu tuh. Jadi UPS itu bisa jadi pengadaannya tanpa APBD. Soalnya gak cuma pendidikan, tetapi di bidang lain juga ada beberapa pengadaan yang tanpa anggaran.
    Temanku bilang mungkin dia kurang teliti, jadi silakan: http://data.go.id/dataset/apbd-dki-j...8-36af7abdfbce

    Kedua,
    Ahok diduga menembuskan anggaran tanpa persetujuan DPRD.
    Mau pakai e-budgeting kek, mau pakai metode apapun kek,
    jika dugaan tersebut benar, maka Ahok telah melanggar Undang-Undang dan berpotensi menjadi diktator.

    ---------- Post Merged at 11:13 AM ----------

    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Pertama,
    yakin di APBD 2014 ada UPS?
    Teman gue ada yang ngubek2 dan gak ketemu tuh. Jadi UPS itu bisa jadi pengadaannya tanpa APBD. Soalnya gak cuma pendidikan, tetapi di bidang lain juga ada beberapa pengadaan yang tanpa anggaran.
    Temanku bilang mungkin dia kurang teliti, jadi silakan: http://data.go.id/dataset/apbd-dki-j...8-36af7abdfbce
    Cuma intip sekilas.
    Kominfo ada anggaran pemeliharaan UPS.
    Tapi pengadaan UPS justru untuk administrasi kependudukan dan kesehatan.
    Belum nemu yang untuk sekolah-sekolah.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  18. #58
    tsu's Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    Rainbow Trout
    Posts
    5,365
    sebenarnya di dunia kontraktor sudah ada perbaikan, untuk pekerjaan fisik (pembangunan gedung, jalan dll) sudah mulai transparan dan ketat
    penggunaan e-proc (lelang online) dan ketat nya pemeriksaan BPK (pusat) rupanya memberi efek yang lumayan dahsyat
    buktinya sekarang banyak pemkab/ pemkot yang lgs putus kontrak begitu pekerjaan rekanan nya ga beres

    anw, tapi itu pekerjaan fisik, nggak tau lagi klo pengadaan wkwkwkwkwk

  19. #59
    pelanggan setia serendipity's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    4,775
    Untuk sekolah-sekolah ada UPS, contohnya si SMA 68. ada ruangan khusus nyimpan UPS


    Hasil Penyelidikan Ahok, 49 Sekolah Terima UPS Anggaran "Siluman"

    Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mulai membuka siasat praktik pemborosan uang rakyat oleh anggota DPRD DKI Jakarta dengan menyelipkan anggaran "siluman". Dia membeberkan data pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) atau pasokan daya bebas gangguan pada APBD 2014 yang menghabiskan sebanyak Rp 330 miliar dengan harga sekitar Rp 5,8 miliar tiap unitnya. Basuki mencurigai perusahaan-perusahaan pemenang tender ini merupakan pihak yang sama.

    "Saya ada bukti 55 sekolah itu dianggarkan Rp 6 miliar untuk UPS. Yang menang tender ini bisa begitu banyak. Sekarang kami lagi selidiki, jangan-jangan pemasoknya sama karena satu sekolah pasang UPS sampai Rp 5,8 miliar," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (26/2/2015) malam.

    Kecurigaan Basuki terhadap adanya praktik mark up (penggelembungan) anggaran itu semakin bertambah ketika ia mengomunikasikan pengadaan UPS pada APBD 2014 ini dengan salah seorang temannya yang juga ahli di bidang tersebut. Temannya memberi gambaran tentang UPS yang digunakan di kantornya.

    UPS dengan kapasitas 40 KVA (kilovolt ampere) bisa dibeli dengan dana sebesar Rp 163 juta dan UPS itu bisa mengamankan data sebanyak 60 unit komputer bila sedang mati listrik sehingga teman Basuki pun merasa heran UPS seperti apa yang harganya mencapai miliaran rupiah yang digunakan untuk sebuah sekolah.

    "Ini fakta. Jadi, saya kira orang Jakarta masih banyak tidak rela uangnya dipakai buat beli UPS sekolah dan ini tidak ada yang tahu loh. Kami juga kecolongan. Karena (anggaran tahun 2014) tidak ada e-budgeting, ini sudah terjadi. Sekarang mereka (anggota DPRD) keenakan cari untung dan sekarang mau main lagi (diusulkan pengadaan UPS pada APBD 2015), sudah saya tolak," kata Basuki.

    Menurut dia, anggaran sebesar itu lebih baik dipergunakan untuk memperbaiki pembangunan sekolah. Sebab, saat ini 46 persen bangunan sekolah di Jakarta masih tidak layak.

    Berikut 49 sekolah yang dibeberkan Basuki menggunakan UPS senilai miliaran rupiah. Sekolah-sekolah itu berada di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Pengadaan UPS di Suku Dinas Pendidikan Tinggi Jakarta Barat tahun anggaran 2014:
    1. PT Vito Mandiri, pengadaan UPS SMK 45 senilai Rp 5.822.608.000
    2. Wiyata Agri Satwa, pengadaan UPS SMKN 42 senilai Rp 5.833.448.500
    3. PT Dinamika Airufindo Persada, pengadaan UPS SMKN 35 senilai Rp 5.832.750.000
    4. PT Debitindo, pengadaan UPS SMKN 17 senilai Rp 5.831.408.000
    5. PT Hamparan Anugerah Sentosa, pengadaan UPS SMKN 13 senilai Rp 5.831.408.000
    6. Lumban Ambar Berbakti, pengadaan UPS SMKN 11 senilai Rp 5.794. 822.000
    7. CV Air Putih, pengadaan UPS SMKN 9 senilai Rp 5.830.044.000
    8. Bentina Agung, pengadaan UPS SMAN 112 senilai Rp 5.831.760.000
    9. CV Padang, pengadaan UPS SMAN 101senilai Rp 5.831.760.000
    10. PT Multi Langgeng, pengadaan UPS SMAN 96 senilai Rp 5.833.410.000
    11. CV Artha Prima Indah, pengadaan UPS SMAN 94 senilai Rp 5.832.035.000
    12. PT Tinada Kuta Dairi, pengadaan UPS SMAN 85 senilai Rp 5.830.880.000
    13. PT Tavia Belva, pengadaan UPS SMAN 84 senilai Rp 5.833.520.000
    14. PT Greace Solusindo, pengadaan UPS SMAN 78 senilai Rp 5.826.810.000
    15. PT Astrasea Pasirindo, pengadaan UPS SMAN 65 Rp 5.833.311.000
    16. PT Elisa Mitra Inovatif, pengadaan UPS SMAN 57 senilai Rp 5.830.858.000
    17. CV Wisanggeni, pengadaan UPS SMAN 56 senilai Rp 5.829.967.000
    18. CV Tunjang Langit, pengadaan UPS SMAN 33 senilai Rp 5.832.618.000
    19. PT Paramitra Multi Prakasa, pengadaan UPS SMAN 23 senilai Rp 5.834.290.000
    20. CV Parameswara, pengadaan UPS SMAN 19 senilai Rp 5.832.200.000
    21. PT Aurel Duta Sarana, pengadaan UPS SMAN 17 senilai Rp 5.832.805.000
    22. CV Anugrah Mandiri Jaya, pengadaan UPS SMAN 16 senilai Rp 5.831.034.000
    23. PT Barkanatas Dharma, pengadaan UPS SMAN 2 senilai Rp 5.837.337.550
    24. Anugrah Cipta Karya, pengadaan UPS SMKN 60 senilai Rp 5.833.300.000
    25. CV Bukit Terpadu Utama, pengadaan UPS SMKN 53 senilai Rp 5.833.289.000.

    Totalnya sebesar Rp 145.763.712.050.

    Pengadaan UPS di Pendidikan Menengah Jakarta Pusat:
    1. CV Bintang Mulia Wisesa, pengadaan UPS SMAN 27 senilai Rp 5.831.375.000
    2. CV Sinar Bunbunan, pengadaan UPS SMAN 25 senilai Rp 5.819.484.000
    3. CV Widya Karya, pengadaan UPS SMAN 24 senilai Rp 5.825.380.000
    4. PT Viento Lavende, pengadaan UPS SMAN 20 senilai Rp 5.834.950.000
    5. PT Frislianmar Masyur Mandiri, pengadaan UPS SMAN 10 senilai Rp 5.832.530.000
    6. Mitra Jaya Perkasa Abadi, pengadaan UPS SMAN 7 senilai Rp 5.837.832.000
    7. CV Wisanggeni, pengadaan UPS SMAN 5 senilai Rp 5.829.967.000
    8. PT Aurel Duta Sarana, pengadaan UPS SMAN 4 senilai Rp 5.832.805.000
    9. CV Parameswara, pengadaan UPS SMAN 1 senilai Rp 5.832.200.000
    10. CV Air Putih, pengadaan UPS SMKN 44 senilai Rp 5.830.044.000
    11. PT Barkanatas Dharma, pengadaan UPS SMKN 16 senilai Rp 5.837.337.550
    12. PT Dearma Pindo, pengadaan UPS SMKN 14 senilai Rp 5.839.174.000
    13. CV Permata Padi Purnama, pengadaan UPS SMKN 3 senilai Rp 5.830.000.000
    14. PT Hamparan Anugerah Sentosa, pengadaan UPS SMKN 39 senilai Rp 5.831.408.000
    15. CV Padang, pengadaan UPS SMKN 1 Rp 5.831.760.000
    16. PT Manggala Apulindo, pengadaan UPS SMKN 34 senilai Rp 5.833.960.000
    17. PT Karunia Lautan Semesta Alam, pengadaan UPS SMKN 31 senilai Rp 5.835.170.000
    18. CV Tunjang Langit, pengadaan UPS SMKN 27 senilai Rp 5.832.618.000
    19. PT Putri Tonggi Mandiri, pengadaan UPS SMKN 21 senilai Rp 5.832.530.000
    20. PT Putri Tonggi Mandiri, pengadaan UPS SMKN 19 senilai Rp 5.834.510.000
    21. CV Anugerah Indah Mahakarya, pengadaan UPS SMAN 77 senilai Rp 5.832.827.000
    22. PT Ladita Berdua Karya, pengadaan UPS SMAN 68 senilai Rp 5.833.058.000
    23. PT Astrasea Pasirindo, pengadaan UPS SMAN 35 senilai Rp 5.833.311.000
    24. PT Berlian Kencana Sejahtera, pengadaan UPS SMAN 30 senilai Rp 5.831.870.000.

    Totalnya mencapai Rp 139.976.100.550
    You were born with the ability to change someone's life - don't ever waste it.

  20. #60
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Quote Originally Posted by serendipity View Post
    Untuk sekolah-sekolah ada UPS, contohnya si SMA 68. ada ruangan khusus nyimpan UPS
    Tapi tahu gak kalau itu ide anggaran justru dari anak buah Ahok?
    Tahu gak kalau anak buah Ahok yang melakukan pengadaan?

    Ada beritanya kok di November tahun lalu.
    http://www.indopos.co.id/2014/11/25-...k-listrik.html
    Alex selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Suku Dinas Menengah Jakarta Barat itu juga menerangkan, kebutuhan UPS itu juga mengingat masih kurangnya kapasitas energi listrik yang ada di gedung sekolah. Seperti perlengkapan laboratorium dan komputer, juga In Focus serta pemasangan Air Conditioner dan sebagainya itu membutuhkan energi listrik yang tidak sedikit.
    Setiap kelas itu, kata Alex, setidak membutuhkan daya listrik hingga 200 ribu Watt. Sementara listrik yang tersedia hanya sekitar 100 ribu Watt. Akibatnya, banyak fasilitas penunjang yang sudah tersedia tidak maksimal digunakan.
    Lebih jauh, kata Alex lagi, akibat pemadaman listrik mendadak cenderung mengakibatkan perlengkapan bertenaga listrik cepat rusak. Sebab, perubahan naik-turun daya listrik itu membuat jaringan elektronik sejumlah peralatan yang digunakan ikut terganggu.
    Tuh.
    Kalau emang itu anggaran siluman yang pemprov DKI tidak tahu menahu, kenapa orang Pemprov membela pengadaan itu di Bulan November?

    Berita serupa:
    http://news.okezone.com/read/2014/11...akbar-byar-pet
    http://harianterbit.com/read/2014/11...-Dikmen-Jakbar


    Trus kepala sekolahnya bilang menolak?
    Coba lihat lagi pernyataan november
    Penambahan fasilitas UPS tersebut ditanggapi baik oleh Kepala Sekolah SMAN 78 Jakarta, Sonny Juhersoni. Sebagai sekolah favorit di Jakarta Barat, tentunya alat penyimpan energi listrik itu sangat penting. Mengingat jam belajar siswa di sekolahnya lebih panjang dari sekolah reguler lainnya. "Saat ini di gedung sekolah (SMAN 78) alatnya sedang proses pemasangan," katanya ketika dihubungi INDOPOS. - See more at: http://www.indopos.co.id/2014/11/25-....xfdtdl05.dpuf
    dan tiba-tiba bulan ini, ngomongnya jadi beda.
    Salah satu sekolah yang ikut mendapatkan UPS ialah SMA Negeri 78 Jakarta Barat. Namun, saat dikonfirmasi terkait pengadaan pasokan daya tersebut, pihak SMA Negeri 78 mengaku tak tahu apa-apa. [Baca: Hasil Penyelidikan Ahok, 49 Sekolah Terima UPS Anggaran "Siluman"]

    Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Bidang Sarana dan Prasarana, Nur Isna Mulyati, mengatakan, pihaknya tidak pernah mengajukan permohonan untuk pengadaan UPS.

    "Pihak sekolah tidak pernah meminta dan mengajukan pengadaan UPS ke Suku Dinas Pendidikan," kata Isna saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (27/2/2015).

    Isna menjelaskan, UPS datang pada November 2014 lalu. Kedatangan UPS pun tidak pernah diminta pihak sekolah. Pihak sekolah hanya menerima alat tersebut dan menganggapnya sebagai barang bantuan.

    Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Bidang Humas, Sumarna, pun mengamini yang dikatakan Isna. Saat itu, kata Sumarna, pihak sekolah dilarang bertanya terkait pengadaan UPS.

    "Kalau barang datang terima saja. Jangan banyak tanya. Kalau enggak mau kami kasih ke sekolah lain," kata Sumarna menirukan gaya bicara petugas yang datang membawa UPS.

    http://megapolitan.kompas.com/read/2...ksa.Terima.UPS

    Ini antara bulan November, kepala sekolahnya dipaksa tersenyum atau justru sekarang kepala sekolahnya pura2 menolak supaya tidak dicap koruptor.

    ---------- Post Merged at 12:52 PM ----------

    Quote Originally Posted by tsu View Post
    sebenarnya di dunia kontraktor sudah ada perbaikan, untuk pekerjaan fisik (pembangunan gedung, jalan dll) sudah mulai transparan dan ketat
    penggunaan e-proc (lelang online) dan ketat nya pemeriksaan BPK (pusat) rupanya memberi efek yang lumayan dahsyat
    buktinya sekarang banyak pemkab/ pemkot yang lgs putus kontrak begitu pekerjaan rekanan nya ga beres

    anw, tapi itu pekerjaan fisik, nggak tau lagi klo pengadaan wkwkwkwkwk

    Biar udah lelang terbuka dan sudah pakai "e" tetap saja, karena tidak diawasi, banyak yang janggal tetapi tak ada yang protes.
    Ngomong2, dari kemarin menyebut soal UPS.
    Kok gak ada yang membahas tentang literatur smart-teaching (entah benda apa itu)?
    http://lpse.jakarta.go.id/eproc/lelang?q=smart+teaching&s=5

    Kok gak ada yang membahas tentang printer 3D? Ya! Printer 3D!
    http://lpse.jakarta.go.id/eproc/lelang?q=Printer+3D&s=0
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

Page 3 of 7 FirstFirst 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •