Ini pikiran yang selalu terbayang setiap kali duduk dan melihat lemari buku.
Ada banyak buku, sebagian besar yang kubeli sudah kubaca terutama yang jumlah halamannya kurang dari 300. Tapi setelah selesai dibaca, lalu apa?
Kujual kembali untuk kemudian tergeletak berbulan-bulan di kios buku bekas? Kusumbangkan ke perpustakaan untuk kemudian diselimuti debu dan menjadi pangan rayap? Disimpan dan memenuhi rumah?
Terpikirkan untuk digitalisasi beberapa buku terutama yang langka dan penulisnya merupakan tokoh berpengaruh.
Tapi kemudian terpikir apakah:
1. perlukah aku minta izin pada keluarga pemegang hak ciptanya?
2. apakah aku tidak mematikan bisnis toko buku bekas? dan yang paling penting
3. memangnya aku punya waktu?
Lalu aku pagi ini memindahkan buku dari folder Downloads ke folder aku biasa menyimpan file-file PDF.
Banyak di antaranya adalah buku2 yang tidak dijual di toko buku di Indonesia.
Sebagian sudah kubaca tetapi lebih banyak yang tidak.
Saya punya kecenderungan untuk lebih memilih membaca yang sudah tercetak, bahkan kadang kubawa untuk hiburan ringan di bus, daripada membaca yang tersimpan di dalam cakram keras.
Tapi kalau kucetak nanti kembali ke masalah pertama dong?