[MENTION=26]nerve_gas[/MENTION] belum ada niatan kesono lagi, fokus keluarga dulu
[MENTION=26]nerve_gas[/MENTION] belum ada niatan kesono lagi, fokus keluarga dulu
belajar nge-blog di ferylife.blogspot.com
dulu gak pengen melanjutkan kuliah. karena gak ada motivasi. kerjaan udah menetap dan penghasilan cukup...
terus ketemu phong... sedikit banyak dia mengubah paradigma berfikirku...
sekaranf lagi giat2nya ngejar sekolah lagi sampai bisa dapetin beasiswa s2 ke aussie... tujuannya? cuma pengen ketemu phong dan buktiin kalau gw bisa ke aussi pakai usaha gw sendiri....
[MENTION=62]eve[/MENTION]: saran dikiiit...kalo mau sekolah lagi, apalagi ke luar negeri luruskan niatnya dulu
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
setuju sama [MENTION=253]tuscany[/MENTION]. [MENTION=62]eve[/MENTION]
minimal harus punya endgame setelah gelar itu didapatkan. Jangan sampe pusing setelah pulang dari negeri seberang dan bergelar, tapi gak bingung mau gimana pas balik ke Indonesia. atau emang mau stay di sana?
eh, jangan2 [MENTION=62]eve[/MENTION] udah punya short-term, medium-term, sama long-term plan setelah bergelar dari aussie?
pengin skulah lagi
Supaya dapat kenalan baru
Gambang suling, ngumandhang swarane
tulat tulit, kepenak unine
uuuunine.. mung..nreyuhake ba-
reng lan kentrung ke-
tipung suling, sigrak kendhangane
s4 ya um?
ajak2 um
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Kalau Anda mau ambil S2, segeralah sebelum tahun 2017.
Kelak ambil S2 lebih berat, karena harus ambil 72 SKS (5 semester teori+1 sem tesis),
tadinya 45 SKS (3 semester teori+1 sem tesis).
Paling tidak, akan lebih lama 1 tahun.
Program Profesi juga akan lebih berat. Ini berdasar Permendikbud No 49 tahun 2014.
nemu di FB
iya teman-temin,
emang bener.
Pasal 17 ayat (2) Permendikbud 49/2014
Untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan program sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, mahasiswa wajib menempuh beban belajar
paling sedikit:
a. 36 sks untuk program diploma satu;
b. 72 sks untuk program diploma dua;
c. 108 sks untuk program diploma tiga;
d. 144 sks untuk program diploma empat dan program sarjana;
e. 36 sks untuk program profesi;
f. 72 sks untuk program magister, magister terapan, dan spesialis satu;
dan
g. 72 sks untuk program doktor, doktor terapan, dan spesialis dua.
masa transisinya 2 tahun, jadi sampai 2016.
Gilak berarti S2 bakalan tiga tahun ya. Pertimbangannya apa itu kok dibikin makin lama? Wong yang dua tahun aja banyak yang empot2an kayaknya.
Beberapa hari yang lalu ada kenalan bilang pengen cari peluang S3 dan minta didoakan. Saya langsung transfer sarannya nerve di atas, soal endgame
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
Tapi tidak utk universitas-universitas yg punya otonomi.
---------- Post Merged at 06:24 PM ----------
Tidak begitu pengertiannya. S2 yg normal adalah 2 tahun, max 3 tahun. Permen yg mengubah 40-45 SKS menjadi 72 SKS tidak membuat waktu studi bertambah, tapi 72 SKS tsb utk memberi bobot lebih pada tesis, pembuatan proposal riset, dst. Jika benar S2 menjadi lebih lama, itu jelas sebuah kemunduran dlm dunia pendidikan tinggi Indonesia.
[MENTION=101]purba[/MENTION]
di sebelah mana yang menyatakan ketentuan itu tidak berlaku untuk perguruan tinggi yang punya otonomi pur?
dari ketentuan umum, tidak ada pembedaan jenis perguruan tinggi. Jadi ketentuan ini berlaku untuk semua lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tinggi.
tapi soal bobot SKS, emang jadi lebih ditekankan pada karya ilmiah. Gue belum nemu dasar hukum untuk ketentuan ini ya (panduan dari Ditjen Dikti). Tapi dari akun resmi mereka, jadi seperti ini penjabarannya:
- Perkuliahan : ±32 sks
- Proposal Thesis : ± 5 sks
- Penelitian dan Penulisan Thesis : ±20 sks
- Seminar : ± 5 sks
- Karya Ilmiah : ±10 sks
Nah, Pasal 17 Permendikbud 49/2014 sendiri kan mengatur soal beban normal belajar mahasiswa, yang ada di 18-20 SKS
Dari perhitungan Dikti di atas dan beban belajar, break down untuk kuliah S2 dengan asumsi tetap 2 tahun jadi beginiBeban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari atau 48
(empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas)
sks per semester, sampai dengan 9 (sembilan) jam per hari atau 54 (lima
puluh empat) jam per minggu setara dengan 20 (dua puluh) sks per
semester.
Sem. 1 = 18 SKS teori
Sem. 2 = 14 SKS teori + 5 SKS proposal thesis
Sem. 3 = 20 SKS penelitian
Sem. 4 = 5 SKS seminar + 10 SKS karya ilmiah
ini memang doable, sepanjang yang kuliah S2 full time kuliah dan gak sambil kerja.
yang sambil kerja, emang harus siap2 untuk lebih dari 2 tahun (penelitian makan waktu dan tenaga dan biaya dan konsentrasi)
btw pur, maksimal magister itu 4 tahun, bukan 3 tahun
Pasal 17 ayat (3) huruf f
1,5 (satu koma lima) sampai 4 (empat) tahun untuk program magister,
program magister terapan, dan program spesialis satu setelah
menyelesaikan program sarjana atau diploma empat
Last edited by nerve_gas; 14-03-2015 at 10:13 PM.
Universitas-universitas yg memiliki Statuta (=PP) mengklaim Statuta lebih tinggi dari Permendikbud. Untuk mendirikan program studi saja, univ2 tsb tidak perlu pengesahan Dikti.
Karena itu, 72 SKS jadi debatabel. Universitas-universitas dgn Statuta, masih menolak Permendikbud tsb.tapi soal bobot SKS, emang jadi lebih ditekankan pada karya ilmiah. Gue belum nemu dasar hukum untuk ketentuan ini ya (panduan dari Ditjen Dikti). Tapi dari akun resmi mereka, jadi seperti ini penjabarannya:
- Perkuliahan : ±32 sks
- Proposal Thesis : ± 5 sks
- Penelitian dan Penulisan Thesis : ±20 sks
- Seminar : ± 5 sks
- Karya Ilmiah : ±10 sks
Nah, Pasal 17 Permendikbud 49/2014 sendiri kan mengatur soal beban normal belajar mahasiswa, yang ada di 18-20 SKS
Dari perhitungan Dikti di atas dan beban belajar, break down untuk kuliah S2 dengan asumsi tetap 2 tahun jadi begini
Sem. 1 = 18 SKS teori
Sem. 2 = 14 SKS teori + 5 SKS proposal thesis
Sem. 3 = 20 SKS penelitian
Sem. 4 = 5 SKS seminar + 10 SKS karya ilmiah
ini memang doable, sepanjang yang kuliah S2 full time kuliah dan gak sambil kerja.
yang sambil kerja, emang harus siap2 untuk lebih dari 2 tahun (penelitian makan waktu dan tenaga dan biaya dan konsentrasi)
Betul. Tapi yg saya sebutkan sebelumnya (masa studi S2 normal selama 2 thn) adalah standar BAN-PT. Jika standar tsb tidak diikuti, univ tsb akan mendapatkan nilai akreditasi yg jelek. Konsekuensinya, mhs univ tsb sulit utk mendapatkan beasiswa2.btw pur, maksimal magister itu 4 tahun, bukan 3 tahun
Pasal 17 ayat (3) huruf f
Last edited by purba; 15-03-2015 at 02:19 AM.
Contohnya kampus mana tuh?
Ud pada kuliah di sini aja.. ada yg setaun loh..
cari beasiswa nerve. banyak kok ke belanda
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Wah.. malah jerman itu bisa gratis. Yah bayar administrasi 500 rebuan lah. Tapi ya musti bahasa jerman. Kalo belanda memang mahal, tapi ga jauh lebih mahal dari kampus swasta di indo, bahkan mungkin ada yg murahan.
Kalo S3 mungkin beasiswa banyak, bahkan dibayar yah..
Coba saja cari sponsor (beasiswa) utk LLM di Belanda. Teman saya lulus LLM dari Groningen dgn lama studi sekitar 1,5 tahun.
---------- Post Merged at 09:16 AM ----------
Betul. Saran saya, S2 saja dulu di Indonesia. Kemudian S3 di luar negeri. Beasiswa lebih banyak utk S3 karena sbg PhD student dipekerjakan oleh supervisor utk melakukan riset. Malaysia sangat potensial utk beasiswa S3 (contoh Yusril Ihza Mahendra dapat doktor dari Malaysia). Juga sistem pendidikan tinggi di Malaysia sudah jauh lebih baik dari pada Indonesia. Tapi kalo bisa dapet di Eropa ataupun Jepang, itu bisa memperluas wawasan non akademik.
Cuman bisa ngiler nyimak di pojokan sambil ngudud...::
*kali2ajaadamanfaatnyauntukanakkukelak
Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.
LLM apaan ya?
There is no comfort under the grow zone, and there is no grow under the comfort zone.
Everyone wants happiness, no one wants pain.
But you can't make a rainbow without a little rain.
LL.M = Legum Magister a.k.a. Master of Laws
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." - Mark Twain