Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 20 of 40

Thread: Kenapa Takut Dengan “Liberalisme?”

  1. #1

    Kenapa Takut Dengan “Liberalisme?”

    Apa itu “liberalisme?”

    Tidak perlu dulu obral kutipan literatur sana-sini. Kita coba urai dalam bahasa-bahasa yang sederhana.

    Dalam bahasa Indonesia, arti istilah tersebut sederhana saja; “suatu paham/pandangan tentang kebebasan”.

    Apa itu “kebebasan?” Apakah ada yang salah dengan “kebebasan?” Nah ini dia.

    Kebebasan, menurut hemat saya, adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Berani saya katakan, semua manusia di dunia ini mencintai dan menginginkan kebebasan. Bahkan, kesukarelaan untuk hidup dalam kekangan pun merupakan bagian dari kebebasan. Betul?

    Lantas, apa yang perlu dikhawatirkan dari “kebebasan?” Ya tidak ada. Tapi, kenapa banyak "kelompok kanan" begitu anti terhadap pandangan yang pro-kebebasan?

    Pendapat saya: Mereka tidak anti terhadap paham kebebasan. Mereka hanya ANTI terhadap kebebasan orang lain. Mereka ingin mengekspansi kedaulatan individunya, hingga menerobos kedaulatan individu orang lain.

    Setiap individu pada dasarnya memiliki kebebasan mutlak. Tapi, karena individu tersebut berhubungan dengan individu-individu lain yang memiliki kebebasan sama mutlaknya, maka otomatis kebebasan mutlak ini terbatasi. Apa yang membatasinya? Yaitu kebebasan orang lain. Kan simpel.
    Twitter: @tingnongtingcer
    Blog: http://ishaputra.wordpress.com/

  2. #2
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    yah... ngecap nomor satu lagi

    di Perancis yang menomorsatukan kebebasan, ter
    nyata Jilbab dilarang di sekolah umum

    Tanya kenapa?
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  3. #3
    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    yah... ngecap nomor satu lagi

    di Perancis yang menomorsatukan kebebasan, ter
    nyata Jilbab dilarang di sekolah umum

    Tanya kenapa?
    Tepatnya bukan “jilbab”, tapi “simbol-simbol agama”. Jadi bukan cuma “jilbab” aja yang dilarang. Kalung salib dan topi Yahudi juga dilarang. Dan itu hanya di sekolah-sekolah umum. Di swasta dan ruang publik lainnya nggak.

    Di sekolah negeri yang dibiayai pemerintah dari pajak rakyat, memiliki konsep yang "netral agama". Tujuan pelarangan simbol-simbol agama di sekolah-sekolah negeri adalah untuk menghilangkan sekat-sekat primordial pada anak-anak di sekolah. Supaya mereka bisa berbaur tanpa sekat-sekat primordial di sekolah. Kalo yang agamanya konservatif, ya masuk swasta aja.

    Lagian itu bukan "hukum mutlak" dari liberalisme. Hanya dialektika sekularisme ala Perancis yang boleh saja dikritik, tetapi tidak menunjukkan kejelekan paham liberalisme itu sendiri. Kenapa? Buktinya anda protes! Berarti anda punya asumsi bahwa sebaiknya jilbab (dan simbol-simbol agama apapun) diperbolehkan/di-"liberal"-kan untuk dipakai di sekolah-sekolah negeri, ya kan?

    "Liberalisme" memang bukan berarti bebas liar babar-blas yang memperbolehkan semua hal. Bukan berarti, atas nama HAM dan liberalisme, mempraktekkan agama bisa bebas semaunya. Kebebasan beragama juga ada batasnya. Di Belanda, adzan dilarang. Kenapa? Karena BRISIK. Bukan karena "islam"-nya. Lonceng gereja juga dilarang dan membunyikan klakson tidak bisa sembarangan. Keterangan tsb dari Nicholas Van Dam, dubes Belanda untuk Indonesia dalam wawancara di Koran Tempo beberapa tahun yang lalu.

    Ketika anda mengkritik pelarangan jilbab (simbol-simbol agama) di Perancis, sesungguhnya anda tidak sedang mengkritik liberalisme. Tapi anda mengkritik kebijakan pemerintah Perancis. Karena corak pikir anda yang mengkritik pelarangan pemakaian simbol agama di sekolah-sekolah negeri tsb justru pada dasarnya corak pikir pro-kebebasan/liberalisme.

    Dengan kata lain, anda dan pemerintah Perancis berada dalam satu platform mengenai "liberalisme", cuma beda perspektif.

    Anda boleh mengangkat wacana kritis terhadap pelarangan simbol-simbol agama di sekolah negeri oleh pemerintah Perancis, tapi anda tidak bisa sekaligus mengkritik liberalisme karena kasus tersebut. Karena ketika mengkritik kebijakan tersebut, disadari atau tidak, anda adalah seorang yang berplatform liberal yang menginginkan setiap orang bebas mengekspresikan simbol-simbol agamanya di ruang publik manapun, termasuk disekolah (terlepas dari soal aspek perdebatannya).
    Last edited by ishaputra; 15-06-2014 at 03:09 PM.
    Twitter: @tingnongtingcer
    Blog: http://ishaputra.wordpress.com/

  4. #4
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    yah... Liberalisme cuma jargon

    kenapa loe larang-larang "kelompok kanan"
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  5. #5
    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    yah... Liberalisme cuma jargon

    kenapa loe larang-larang "kelompok kanan"
    Bukan aspek “kanan”-nya yang seharusnya dilarang dan dikecam. Tapi intoleransinya. Di Kanada, kelompok Wahabi, Ahmadiyah, Syiah, muslim liberal, bebas kok ber-koeksistensi, asal akur dan damai. Tapi begitu ada yang mulai bakar tempat ibadah agama lain, ngancem, melakukan kekerasan, sweeping sembarangan dsb ya pasti ditindak. Masa kriminal didiamkan?

    ---------- Post Merged at 02:17 PM ----------

    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    yah... Liberalisme cuma jargon
    Anda mengkritik liberalisme yang anda asumsikan “cuma jargon”. Berarti anda secara implisit menginginkan liberalisme yang bukan sekedar jargon. Bagus! Saya setuju.

    Ya, mari kita bersama-sama wujudkan liberalisme sipil, politik, ekonomi dan teologi yang bukan cuma jargon. Kita hidup bersama, berkoeksistensi dengan damai walaupun berbeda-beda pemikiran, suku dan agama. Bukan begitu?

    ---------- Post Merged at 02:24 PM ----------

    Yang lucu dari “kaum kanan” itu adalah: Mereka menyatakan diri anti terhadap liberalisme, tapi ketika jilbab dilarang dipakai di sekolah-sekolah negeri di Perancis, adzan dilarang di Belanda, dsb, mereka protes. #LOL
    Twitter: @tingnongtingcer
    Blog: http://ishaputra.wordpress.com/

  6. #6
    Quote Originally Posted by ishaputra
    kenapa banyak "kelompok kanan" begitu anti terhadap pandangan yang pro-kebebasan?
    kayak regim orba aja
    suka pake istilah kelompok kiri-kanan, mang lampu sen?
    mbregegeg ugeg-ugeg hemel-hemel sak dulito

  7. #7
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    Quote Originally Posted by ishaputra View Post
    Bukan aspek “kanan”-nya yang seharusnya dilarang dan dikecam. Tapi intoleransinya. Di Kanada, kelompok Wahabi, Ahmadiyah, Syiah, muslim liberal, bebas kok ber-koeksistensi, asal akur dan damai. Tapi begitu ada yang mulai bakar tempat ibadah agama lain, ngancem, melakukan kekerasan, sweeping sembarangan dsb ya pasti ditindak. Masa kriminal didiamkan?

    ---------- Post Merged at 02:17 PM ----------



    Anda mengkritik liberalisme yang anda asumsikan “cuma jargon”. Berarti anda secara implisit menginginkan liberalisme yang bukan sekedar jargon. Bagus! Saya setuju.

    Ya, mari kita bersama-sama wujudkan liberalisme sipil, politik, ekonomi dan teologi yang bukan cuma jargon. Kita hidup bersama, berkoeksistensi dengan damai walaupun berbeda-beda pemikiran, suku dan agama. Bukan begitu?

    ---------- Post Merged at 02:24 PM ----------

    Yang lucu dari “kaum kanan” itu adalah: Mereka menyatakan diri anti terhadap liberalisme, tapi ketika jilbab dilarang dipakai di sekolah-sekolah negeri di Perancis, adzan dilarang di Belanda, dsb, mereka protes. #LOL
    yang lucu dari kaum loe, kerjanya cuma ngulik-ngulik
    ke-adem-an orang lain
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  8. #8
    pelanggan setia kandalf's Avatar
    Join Date
    Feb 2011
    Posts
    6,050
    Di sekolah negeri yang dibiayai pemerintah dari pajak rakyat, memiliki konsep yang "netral agama". Tujuan pelarangan simbol-simbol agama di sekolah-sekolah negeri adalah untuk menghilangkan sekat-sekat primordial pada anak-anak di sekolah. Supaya mereka bisa berbaur tanpa sekat-sekat primordial di sekolah. Kalo yang agamanya konservatif, ya masuk swasta aja.
    Lucu.
    Padahal dulu zaman SMU negeri, aku sama kawan nyantai-nyantai saja tuh pakai simbol-simbol agama seperti tulisan arab, salib, bahkan pernah adu tebal Quran dan Alkitab.
    Aku gak merasa itu sekat tuh.
    Lomba peluk2an di Citos: 30 November 2013
    Lomba dorong2an di Candra Naya (dkt Glodok): 8 Desember 2013

  9. #9
    Quote Originally Posted by kandalf View Post
    Lucu.
    Padahal dulu zaman SMU negeri, aku sama kawan nyantai-nyantai saja tuh pakai simbol-simbol agama seperti tulisan arab, salib, bahkan pernah adu tebal Quran dan Alkitab.
    Aku gak merasa itu sekat tuh.
    Betul. Dalam konteks Indonesia bisa saja ada yang begitu. Tapi bagaimana dengan konteks Eropa atau Perancis? Konteks sosiologisnya kan berbeda. Di Eropa ada imigran muslim, ada komunitas Yahudi, ada potensi “bentrokan kultur” yang sedemikian rupa, dllsb.

    Lagipula, kebijakan pemerintah Perancis tersebut bukan asas utama dalam liberalisme. Artinya, kebijakan tersebut merupakan “ijtihad” pemerintah Perancis dan bisa saja dikritisi. Tetapi mengkritisi kebijakan pemerintah Perancis yang begitu, tidak lantas berarti mengkritisi liberalisme itu sendiri. Tidak lantas ide liberalisme menjadi salah. Dan bukan juga alasan untuk menolak liberalisme.

    Justru kritisisme terhadap kebijakan seperti itu sebenarnya didasari oleh ide/pemahaman lain dari liberalisme. Tersirat, si pengkritik ingin KEBEBASAN/LIBERTY dalam menggunakan simbol-simbol agama di sekolah-sekolah negeri.

    Yang aneh itu, orang yang anti-liberalisme tapi mengkritisi kebijakan pemerintah Perancis yang melarang simbol-simbol agama di sekolah HANYA KARENA yang dilarang adalah simbol agama yang kebetulan dianutnya.

    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    yang lucu dari kaum loe, kerjanya cuma ngulik-ngulik
    ke-adem-an orang lain
    Sebatas kritik (bahkan walau itu sekedar "nyinyiran") tertulis di forum online atau blog, masih menjadi bagian dari kebebasan berpendapat. Sah kok, nggak ada yang dirugikan. Cuma yang merasa kesindir aja yang keki.

    Yang menjijikkan itu ormas agama tertentu yang bener-bener suka NGULIK-NGULIK KEADEMAN ORANG LAIN dengan mensweeping, merusak, menghalangi orang ibadah, mengancam, dan lain sebagainya.

    Tapi untuk kelompok ormas yang satu itu, anda pasti tidak kritis.
    Last edited by ishaputra; 15-06-2014 at 07:37 PM.
    Twitter: @tingnongtingcer
    Blog: http://ishaputra.wordpress.com/

  10. #10
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    kekeke...
    setidaknya gw lebih baik dari loe dah..

    siapa gw dikenal jelas, siapa loe ngga jelas selain
    provokator

    soal sikap kritis?
    sorry deh, nubie kelamaan kaya loe sih bukan kritis,
    masa dari tahun 2004-2005 ngga "move on" dari
    nge-recoki keimanan orang lain
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  11. #11
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    Welp... I am an anarchist... The thought of liberalism will guarantee ones freedom, is so yesterday.
    Last edited by TheCursed; 15-06-2014 at 09:27 PM.
    A proud SpaceBattler now.

  12. #12
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Ini diskusi cuma boleh di tataran filosofi aja ya, gak pake wilayah praktis... secara penerapan oleh Perancis dianggap terpisah dari definisi Liberalisme sendiri... setahu saya sih the devil is in the detail...

    anyway... ikut nanya tanpa perlu PA...

    Dalam pemerintahan yang menganut liberalisme, bagaimana cara menentukan hukum nasional yang mencakup seluruh masyarakat, padahal masyarakatnya memiliki perbedaan pendapat dan sudut pandang? Misalnya keputusan pemerintah Perancis itu, bagaimana mekanismenya pemerintah liberal bisa sampai ke keputusan itu atau misalnya memutuskan bahwa semua agama boleh tampil di tempat umum sesuai kepercayaannya masing-masing, seperti misalnya di Amerika... atau ada versi-versi dari liberalisme?
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  13. #13
    pelanggan setia TheCursed's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    3,231
    ^Lip, ini respon terhadap komentar gue, ya ?

    Kalo iya, maka respon gue itu muncul dari spirit yang gue rasa dari komentar2nya Isha, terutama bagian yang di bold.
    A proud SpaceBattler now.

  14. #14
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    ngga, itu respon ke gw yang jelas-jelas PA
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  15. #15
    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    kekeke...
    setidaknya gw lebih baik dari loe dah..

    siapa gw dikenal jelas, siapa loe ngga jelas selain
    provokator

    soal sikap kritis?
    sorry deh, nubie kelamaan kaya loe sih bukan kritis,
    masa dari tahun 2004-2005 ngga "move on" dari
    nge-recoki keimanan orang lain
    Topiknya soal "liberalisme". Situ setuju apa enggak? Kalo setuju kenapa, gak setuju kenapa.

    Malah mengalihkan wacana.

    Yang penting saya tidak pernah ngancurin tempat ibadah orang dan sejenisnya. Tidak seperti ormas agama damai yang satu itu.

    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    nge-recoki keimanan orang lain
    Saya ngerecoki keimanan orang lain? OOOOOOHHHHHH apa benar? Wkwkwkwk... Kapan saya sweeping orang sembahyang? Kapan saya ngancurin tempat ibadah orang? Kapan saya segel tempat ibadah orang? Kapan saya bunuh orang karena agama?
    Last edited by ishaputra; 16-06-2014 at 07:26 AM.
    Twitter: @tingnongtingcer
    Blog: http://ishaputra.wordpress.com/

  16. #16
    pelanggan setia Ronggolawe's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    5,137
    ngga setuju....
    gw bukan Xavier yang bisa bermain di tataran astral

    Yang penting saya tidak pernah ngancurin tempat ibadah orang dan sejenisnya. Tidak seperti ormas agama damai yang satu itu.
    keknya yang terjadi itu ngancurin bangunan tanpa IMB
    deh
    "And this world of armchair bloggers who created a generation of critics instead of leaders, I'm actually doing something. Right here, right now. For the city. For my country. And I'm not doing it alone. You're damn right I'm the hero."

    --Oliver Queen (Smallville)

  17. #17
    Quote Originally Posted by Alip View Post
    Dalam pemerintahan yang menganut liberalisme, bagaimana cara menentukan hukum nasional yang mencakup seluruh masyarakat, padahal masyarakatnya memiliki perbedaan pendapat dan sudut pandang?

    Misalnya keputusan pemerintah Perancis itu, bagaimana mekanismenya pemerintah liberal bisa sampai ke keputusan itu atau misalnya memutuskan bahwa semua agama boleh tampil di tempat umum sesuai kepercayaannya masing-masing, seperti misalnya di Amerika... atau ada versi-versi dari liberalisme?
    Liberalisme bukan "hukum positip", tapi landasan filosofi di mana suatu hukum positip dibuat. Masalah bagaimana detil implementasi hukum positip yang bercorak liberal itu tergantung dari "ijtihad" masing-masing pemerintah.

    Berhubung saya bukan otoritas pemerintah Perancis, maka tentu saya tidak bisa jawab sempurna mengenai "mekanisme" pemerintahannya sehingga bisa sampe muncul keputusan semacam itu.

    Tetapi, sebagemana telah saya bilang, wacana di atas adalah soal "liberalisme" secara umum, bukan soal "kebijakan pemerintah perancis" yang spesifik.

    Anggaplah kita sama-sama tidak setuju terhadap kebijakan pemerintah Perancis tsb, apakah dengan demikian, berarti kita menolak "liberalisme?" Saya kira logikanya tidak begitu.

    Point saya dalam wacana di atas adalah, bahwa "menghormati kebebasan individu lain" itu penting dan fundamental, karena tiap manusia pasti bertujuan dan menginginkan kebebasan. Ini point dasar yang harus kita tentukan apakah sepakat atau tidak, sebelum masuk ke ranah "kebijakan pemerintah perancis" tsb di atas.

    Yang saya harapkan adalah, anda (dan tiap peserta diskusi di sini) memaparkan bagaimana pandangan anda terhadap individu lain?

    Apa sikap anda (sebagai individu, bukan kelompok masyarkaat) ketika di dekat rumah anda dibangun tempat ibadah minoritas? Menerima atau tidak? Kalo menerima kenapa, kalo tidak kenapa.

    Kalo anda bertetangga dengan ateis, apa yang akan anda lakukan? (dan kenapa?)

    Kalo anak anda setelah dewasa memutuskan pindah agama, apa yang akan anda lakukan? (dan kenapa?)

    Dan seterusnya... (bisa dilanjut).

    Itu adalah point-point dasar yang mesti dibahas dulu, supaya bisa saling paham posisi masing-masing. Jangan belum-belum udah bahas "kebijakan pemerintah perancis".
    Twitter: @tingnongtingcer
    Blog: http://ishaputra.wordpress.com/

  18. #18
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Quote Originally Posted by TheCursed View Post
    ^Lip, ini respon terhadap komentar gue, ya?
    Jangan kuatir, fellow anarchist dilarang saling mendahului ...

    Liberalism is one thing, abusive use of it is very much another thing entirely .. itulah kenapa kita harus takut pada liberalisme (atau segala "isme" yang lain for that matter). Jadi pingin tau jawabannya Isha atas pertanyaan saya... itu kalau niatnya bikin utasan memang pingin diskusiin liberalisme, bukan pingin memuaskan hasratnya ngulak-ngulik golongan kanan...
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  19. #19
    Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
    ngga setuju....
    gw bukan Xavier yang bisa bermain di tataran astral


    keknya yang terjadi itu ngancurin bangunan tanpa IMB
    deh
    Yang ini maksudnya:

    Wakil Ketua I Komnas HAM Imdadun Rahmat mengatakan, apabila pembongkaran rumah ibadah mengacu pada IMB (izin mendirikan bangunan), akan ada banyak rumah ibadah yang bisa dibongkar.

    "Perlu kalian ketahui, 85 persen rumah ibadah di Indonesia itu tak berizin. Mayoritas adalah masjid dan musala. Kalau pakai IMB sebagai acuan, siapin saja buldozer yang banyak," kata Imdadun kepada Tempo, Selasa, 9 April 2013.

    Sumber:
    http://www.tempo.co/read/news/2013/0...adah-Dibongkar

    Note: Saya setuju tiap bangunan harus ada IMB. Tapi untuk kasus gereja, sebenernya soal IMB cuma justifikasi hukum supaya penolakan bangunan terkesan legal. Akar masalahnya adalah kebencian umat Islam fanatik terhadap aktifitas kegiatan Kristen di lingkungan mereka, karena khawatir masyarakat muslim AKAN TERPENGARUH oleh agama Kristen. Tidak semua lingkungan muslim begitu, tapi ketika ada kasus begitu, dasarnya adalah kebencian dan ketakutan akan pengaruh Kristen.

    Okelah, ada gereja gak pake IMB. Laporkan aja ke aparat berwenang/pemda setempat. Issue-nya adalah issue hukum, bukan agama. Lha ini, ada gereja gak pake IMB, tapi yang demo atribut Islam semua. Ketauan tendensinya emang menolak gereja.

    Giliran masjid gak pake IMB, pada diem aja. Giliran ada rumah jadi kantor, toko, dsb, pada diem aja. TANYA KENAPA?
    Twitter: @tingnongtingcer
    Blog: http://ishaputra.wordpress.com/

  20. #20
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Eh, ada jawaban tuh di atas

    Justru rincian penerapan itu yang harus dibahas, karena istilah liberal digunakan juga oleh Hitler, Mussolini, dan manusia-manusia sejenis lainnya untuk membenarkan pandangan politis mereka.

    Atau balik ke pertanyaan paling mendasar: "apa tujuan liberalisme?"
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •