Gak bisa buka yutub, bleg...
Gak bisa buka yutub, bleg...
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
ngelunasin hutang ya? Habis ini mau off dulu...
Semua orang happy... tapi ternyata tidak berlangsung selamanya. Ternyata memang ada perbandingan antara kegunaan (utilitas) dan nilai uang (harga). Ketika rumah kecil mungil harganya sudah selangit, angin mulai berbalik. Dimulai dengan rumah-rumah baru di beberapa tempat yang tidak kunjung terjual. Awalnya orang masih mengira itu hanya masalah lokasi, dan pengalaman mengatakan bahwa seiring dengan waktu, lokasi tidak akan lagi jadi masalah.
Ternyata penyakitnya meluas. Banyak sekali rumah gagal terjual di seluruh negeri, dan orang-pun akhirnya sadar bahwa industri perumahan sedang ambruk. Masyarakat sudah berhenti membeli rumah.
Ketika banyak rumah dijual, tapi tidak ada orang yang beli, maka hukum ekonomi lagi-lagi bernyanyi. Harga rumah-pun turun. Bukan sekedar turun pelan-pelan, tapi betul-betul terjun bebas. Ini karena orang-orang yang membeli rumah untuk spekulasi buru-buru ingin melepas stock rumah mereka sebelum harga turun jauh, maka terjadilah diskon besar-besaran. Setelah lama tidak terjual, makin besarlah diskonnya. Lebih baik jual rugi daripada jual luar biasa rugi. Pokoknya rumah harus dilepas.
Orang-orang yang membeli rumah memang betul-betul untuk ditinggali jadi korban yang hanya bisa melongo. Mereka terlanjur membeli rumah dengan harga mahal, jadi ketika harga rumah jatuh, mereka harus membayar cicilan mahal untuk rumah yang harganya tidak seberapa. Rumah 1M sekarang harganya cuma 100 juta-an. Mau dijual sekalipun, mereka tidak akan bisa menutupi utang KPR yang besarnya 1M.
Yang menjengkelkan, para rakyat kecil yang minta dibela justru yang paling kurang ajar. Mereka dengan entengnya menyatakan bangkrut dan menyilakan bank dan lembaga penjamin untuk menyita saja rumah yang mereka beli. Mereka sendiri melenggang kangkung keluar dari rumah tersebut. Habis bagaimana, mereka pada dasarnya memang tidak punya kemampuan untuk menyicil KPR dan membeli rumah dengan semangat nothing to loose. Kalau nanti rumahnya mau disita, ya ambil sanah...
Jadilah si lembaga penjamin akhirnya ikut-ikutan bangkrut. Apa gunanya rumah sitaan yang gak bisa dijual lagi? Bank juga jadi bermasalah karena banyak pengembang mengalami kredit macet.
Terjadilah krisis terhadap dunia keuangan di pulau besar itu. Mata uangnya merosot di pasar dunia, dan jadilah lebih banyak lagi industri ikut-ikut bangkrut, misalnya industri otomotif. Banyak orang kehilangan pekerjaan di tengah hutang yang menumpuk.
Saat ini sudah delapan tahun berlalu sejak puncak meletusnya gelembung ekonomi di pulau besar itu, tapi angka-angka yang dilaporkan setiap tahun belum juga menunjukkan perbaikan total.
Sayangnya, dua presiden yang kebagian getah untuk membereskan ide cemerlang pro-rakyat yang diambil sebelum mereka menjabat, justru sibuk mencetak uang baru untuk menutupi masalah keuangan yang ada. Melawan racun dengan racun yang sama. Presiden yang lalu, pewaris dinasti semak belukar yang terkenal, punya cara mengobarkan perang dengan sebuah negara di daerah berpadang pasir. Setidaknya perang (yang selalu makan banyak biaya) akan menyerap banyak uang beredar (trik yang sudah dipakai ratusan tahun, economy is always between bread and gun). Presiden berikutnya, seorang keturunan budak yang dipuja sebagai pemerhati rakyat kecil, mencetak luar biasa banyak uang ke sektor kesehatan yang dinilai sangat pro-rakyat, padahal industri kesehatan di sana tergolong yang mafia-nya paling keji. Ketika sebagian kecil anggota DPR menentang rencana ini karena kuatir terhadap jumlah uang beredar, malah mereka kena dibenci masyarakat. Selain karena mereka menentang presiden yang sangat populer dan pro-rakyat, mereka juga punya dua dosa besar, yaitu (1) kaya, dan (2) beberapa berdarah yahudi.
Demikianlah pulau besar itu masih terlibat masalah sampai sekarang.
Lunas yaaa... see you after lebaran...
"Mille millions de mille milliards de mille sabords!"
wow dongengnya menarik...
akhirnya, gimana caranya mengontrol uang beredar?
...bersama kesusahan ada kemudahan...
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― -Mohammad Hatta
“Aku Rela di Penjara asalkan bersama akses internet, karena dengan internet aku bebas.” ― -cha_n
My Little Journey to India
Twitter: @tingnongtingcer
Blog: http://ishaputra.wordpress.com/
...makanya, jangan tergiur bunga bank.
Mari kita rampok dan manfaatkan perbankan di sektor riil.
cita2 gw dari dulu. Ternyata dah keduluan...OJK. kampret...modal pen and paper, dapet 2-3 trilyun setahun.
Any views or opinions presented above are solely those of the author. Thus the author may disclaim accuracy on warranties and liabilities they may cause including loss of intellectual properties, economical benefit, and coordinated mental responses.