^ entah sekarang, tapi saya dulu naik dari Bogor ke Dukuh Atas makan waktu satu jam. Istri naik sampai Jakarta Kota (jarak terjauh saat itu sebelum ada commuter line) butuh satu jam dengan kereta Ekspress yang hanya berhenti di beberapa stasiun, dan sekitar dua jam kurang kalau pakai ekonomi. Dan istri sampai dua kali berstatus ibu hamil ketika naik kereta-kereta tersebut.
Kami sebenarnya tinggal di Depok, tapi mengingat istri yang hamil dan harga dirinya terlalu tinggi untuk minta tempat duduk, kami naik kereta subuh dulu ke Bogor, dari sana kami duduk manis berdua sampai ke tujuan masing-masing.
Waktu tempuh bukan satu-satunya faktor, tapi penuh sesaknya itu. Saya sendiri lebih memilih repot ke Bogor ketimbang harus ikut-ikutan jadi bandeng presto. Sementara buat ibu hamil, ya jelas bahaya sekali kalau nggak duduk...
cuma sih... saya gak pernah ketemu tuh ibu hamil yang gak kebagian duduk. Pasti ada yang ngasih. Sebaliknya, saya juga ketemu orang-orang yang menolak memberikan tempat duduknya ke si ibu hamil tanpa pernah jadi masalah, karena ada orang lain yang mau ngasih.
***
Ajaran orang tua is one thing, tapi nyatanya Dinda sudah bersikap begitu... jadi ya faktor itu given, tidak menambah informasi berguna buat kita...