Page 9 of 12 FirstFirst ... 7891011 ... LastLast
Results 161 to 180 of 229

Thread: Percaya Tuhan atau Agama?

  1. #161
    pelanggan tetap
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    1,352
    Quote Originally Posted by hajime_saitoh View Post
    emank gak ada yang bilang masalah tapi anda kan mentertawakan hal tersebut... emank itu lucu ya???
    Ya udah, kalo gak ada yg bilang itu sebuah masalah ya gak usah dipermasalahkan dengan mengatakan bahwa itu masalah.

    Sama halnya anda mempermasalahkan orang yg ketawa lalu nyari tau lucu atau nggaknya.

  2. #162
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    Quote Originally Posted by sedgedjenar View Post
    Ya udah, kalo gak ada yg bilang itu sebuah masalah ya gak usah dipermasalahkan dengan mengatakan bahwa itu masalah.

    Sama halnya anda mempermasalahkan orang yg ketawa lalu nyari tau lucu atau nggaknya.
    jadi anda tertwa karena knapa?? bukan karena lucu ya... kalo setahu saya orang ketawa itu karena dua hal kalo gak ada hal yg lucu atau tu orang stress.....

  3. #163
    pelanggan tetap
    Join Date
    Apr 2011
    Posts
    1,352
    Silakan dilanjut percaya tuhan atau agama?

  4. #164
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    monggo dilanjut aja.....

  5. #165
    pelanggan tetap 234's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Posts
    737
    Quote Originally Posted by hajime_saitoh
    kalo dalam islam sendiri...
    Noted. Kebetulan di tret ini saya tidak sedang dlm kapasitas membahas (substansi ajaran) agama tertentu.

    Quote Originally Posted by 234
    Oleh sebab itu, IMO, beberapa (bahkan pada umumnya) ajaran "spiritual" bahkan khususnya yg berlabel "agama" ujung2nya kebanyakan mengarah pada...dst.
    Berarti mungkin memang ada (beberapa) ajaran "spiritual" dan/atau "agama" yg tidak termasuk dari yg saya garis-bawahi tsb. No problems.

    Quote Originally Posted by hajime_saitoh
    ...tidak dikenal adanya istilah mengalahkan hawa nafsu yang ada adalah mengendalikan atau memanaje hawa nafsu....
    Beda yak? Kalo "melawan, menaklukkan, menguasai,...something like that" itu beda ndak dgn "mengendalikan atau memanaje"? Tapi oke, saya sebenarnya ndak terlalu mempersoalkan kalo soal definisi/istilah kok. Ndak dielaborasi juga ndak apa2.

    Quote Originally Posted by hajime_saitoh
    ...tanpa mematikan apa yang kita sebut nafsu.
    Apa yg anda maksud "mematikan nafsu"?

    (Note: Kalo asumsi saya sih "mematikan nafsu" disitu ya sama aja mati beneran, minimal gejala mati, lha gimana ndak mati kalo misalnya "nafsu makan" aja udah ndak ada sama sekali. Tapi entah kalo "nafsu" disitu diartikan sbg "nafsu negatif" seperti misalnya nafsu korupsi, nafsu nyolong, nafsu membunuh, dll. Kalo nafsu2 seperti iini sih saya memang pengin "bunuh" semua meskipun saya sadar itu bukan hal mudah.)

    BTW...

    Bagaimana dgn "mematikan akal/logika"? Ini yg setahuku, CMIIW, sering terjadi dlm agama. Silahken kalo ingin mengklarifikasi.

    (Note: Sekali lagi, saya bicara agama scr umum lho, bukan merujuk agama tertentu soale disini saya tidak sedang dlm kapasitas berbicara apalagi "mewakili" agama tertentu. Tidak sama sekali. Saya bicara sebatas apa yg ada di otak/akal/logika saya yg memang ndak tunduk, apalagi harus saya "matikan", thd apapun, termasuk thd agama maupun iptek. Tapi "tidak tunduk" itu jgn terus diartikan "melawan" lho. Melawan, tunduk-menundukkan, takluk-menaklukkan, dll itu yg justru ingin saya hindari soale kesannya agak2 gimana gitu. Saya hanya ingin otak/akal/logika saya bisa "bersahabat dan bersenda-gurau" dgn, diantaranya, agama maupun iptek misalnya.)

    Quote Originally Posted by hajime_saitoh
    ...apa yang disebut menyatu dengan Tuhan... dan hal2 yang serupa...
    Kalo masalah itu suwer beneran saya ndak tahu. Saya agnostis.

    Gusti iku dumunung ing atine wong kang becik, mulo iku diarani Gusti... Bagusing Ati.

  6. #166
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    Apa yg anda maksud "mematikan nafsu"?

    (Note: Kalo asumsi saya sih "mematikan nafsu" disitu ya sama aja mati beneran, minimal gejala mati, lha gimana ndak mati kalo misalnya "nafsu makan" aja udah ndak ada sama sekali. Tapi entah kalo "nafsu" disitu diartikan sbg "nafsu negatif" seperti misalnya nafsu korupsi, nafsu nyolong, nafsu membunuh, dll. Kalo nafsu2 seperti iini sih saya memang pengin "bunuh" semua meskipun saya sadar itu bukan hal mudah.)
    mematikan nafsu disini yang dimaksud adalah nafsu2 duniawi yang bukan hanya buruk tapi juga nafsu2 yang lain seperti nafsu ***, nafsu makan dll... seperti yang dilakukan kaum pertapa... karena dalam islam itu diperbolehkan menikah, makan daging menjadi kaya dan lain-lain...

  7. #167
    pelanggan tetap purba's Avatar
    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    1,672
    [MENTION=912]234[/MENTION]

    Mengenai azas manfaat pernah saya ungkapkan di suatu topik di ini di masa lalu. Waktu itu konteksnya menawarkan sebuah parameter alternatif utk menilai kebenaran suatu agama. Biasanya klaim kebenaran sangat penting bagi agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi). Dari pada meributkan kebenaran kitab suci ataupun aqidah agama lain, lebih baik tunjukkan pada dunia bahwa mereka-lah umat yg paling bermanfaat bagi dunia. Dari situ, silakan klaim bahwa agama mereka-lah yg benar. Saya membayangkan seandainya ide tsb diterima, maka umat Islam, Kristen, dan Yahudi akan berlomba-lomba membuat sekolah, universitas, rumah sehat, dan fasilitas sosial lainnya utk menunjukkan bahwa mereka-lah pengikut agama yg benar karena memberikan manfaat yg sebesar-besarnya bagi masyarakat luas. Tapi yg terjadi malah mereka berlomba-lomba mendirikan mesjid dan gereja, yg dipakai hanya hari jumat dan minggu, hari lainnya kosong.


  8. #168
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    ... ada yang tau siapa yang pertama kali hadir dengan konsep agama samawi vs agama ardhi?
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  9. #169
    pelanggan tetap 234's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Posts
    737
    [MENTION=101]purba[/MENTION]

    Saya sepakat. Seperti yg sering saya sampaikan, bagi saya pribadi, bicara agama adalah bicara kebajikan bukan bicara "kebenaran". Kata "kebenaran" sengaja saya beri tanda petik sekedar ingin menekanan bahwa kebenaran ilmiah/empiris/logika itu sejatinya tidak bisa dilepaskan dari "asumsi dan persepsi" akal pikiran manusia, alias asumsi diatas asumsi. No...no..., jgn dikonotasikan itu sbg sesuatu yg negatif. Tidak sama sekali. Tapi memang begitulah nature akal pikiran manusia. Tentu saja dlm ranah ilmiah, "asumsi diatas asumsi" itu bisa diartikan sbg "asumsi yg telah teruji dan teruji dan akan terus diuji..." entah sampe kapan. Semua itulah, tanpa bermaksud menafikan peran agama, yg telah mengantarkan manusia dari peradaban primitif sampe peradaban modern saat ini dan akan terus berkembang entah sampe seperti apa nantinya.

    Mestinya, IMO, agama dan iptek bisa jalan beriringan. Agama bicara kebajikan, iptek bicara kebenaran. Agama itu, saya ibaratkan, hatinya, sedangkan iptek adalah otaknya. Hati (baca: agama) menjaga, mengawasi dan mengontrol otak (baca: iptek) supaya si otak ndak kebablasan mentang2 pintar tapi justru bisa menghancurkan kehidupan umat manusia sendiri. Teknologi senjata kimia dan biologi, ini misalnya aja, kalo terindikasi akan membawa kehancuran ya ndak usah dikembangkan. Cloning manusia, bahkan mungkin cloning dinosaurus, buat apa dikembangkan kalo itu terindikasi bertentangan dgn nilai2 kebajikan dus bisa membawa kehancuran umat manusia. Dst...dsb. Disinilah, menurutku, peran agama mestinya diperlukan, tentu saja tanpa bermaksud menafikan ajaran nilai2 kebajikan lain diluar agama (moral, budaya, kearifan lokal, dll).

    BTW ttg "Kebenaran (Mutlak)" (entah itu apa saya juga agnostis eh ndak tahu)...

    Agama, terutama yg "ber-Tuhan", setahu saya selalu menekankan bahwa "Kebenaran (Mutlak) adalah milik Tuhan", bukan milik manusia.

    SSJ dan al-Hallaj, katanya, pernah bilang "ana al-Haq". Tentu saja saya, dlm kapasitas sbg theist, menolak substansi ucapan tsb. Bagi saya tentu saja SSJ dan al-Hallaj bukan Tuhan. Tapi bagaimanapun, saya sangat2 menghormati "pencapaian spiritual" mereka berdua.

    Sekarang bandingkan dgn orang2 yg sama sekali ndak pernah bilang "ana al-Haq" dari mulutnya tapi lihatlah kelakuannya. Ke-mana2 selalu bawa jargon "kebenaran, kebenaran dan kebenaran", "akulah yg benar, penafsirankulah yg benar, yg beda dengan aku berarti salah", "Akulah Sang Penegak Kebenaran", kalo perlu sambil bawa pentungan, main gebug,...dsb. Sejarah telah mencatat tragedi2 kemanusiaan yg berbalut agama. Perang antar agama, bahkan lebih konyol lagi antar aliran dlm satu agama. Pentung2an gebug2an bahkan bunuh2an saling berebut benar. Dan ini bukan terjadi di agama samawi aja lho, yg non-samawi juga banyak. Bagi saya pribadi, sejatinya orang2 tsb adalah para pengecut yg ndak berani berikrar "ana al-Haq" melalui mulutnya langsung. Mereka berikrar "ana al-Haq" melalui pentungan, gebugan bahkan kalo perlu melalui bom segala. Mereka jelas jauh lebih pengecut dibandingkan dgn SSJ dan al-Hallaj yg dgn "gagah berani" mengucapkan "ana al-Haq" langsung dari ucapan mulut beliau sendiri, bukan lewat pentungan.



    ---------- Post Merged at 08:24 AM ----------

    Sori dobel posting. Udah saya hapus.
    Last edited by 234; 07-04-2014 at 09:27 AM.

  10. #170
    Quote Originally Posted by Alip View Post
    ... ada yang tau siapa yang pertama kali hadir dengan konsep agama samawi vs agama ardhi?


    Konsep agama Bumi (ardhi) dan agama Langit(samawi) bisa dijumpai pada salah satu buku karya Dr. H.M . Rasjidi, “Empat Kuliah Agama Islam Untuk Perguruan tinggi”. Yang terbit tahun 1974, pada bab ketiga.
    Beliau adalah menteri agama RI ke-dua. Menjabat pada tahun 1945-1946.
    Pendidikan beliau :
    -Fakultas Filsafat, Universitas Kairo, Mesir (1938). Sarjana Cairo pertama dari Mahasiswa Indonesia dengan Nilai A.
    -Universitas Sorbonne, Paris (Doktor, 1956)


    Tapi q tidak tau, konsep agama samawi vs agama ardhi ini, merupakan ide orisinal beliau ataukah beliau hanya menyadur dari sumber bacaan terdahulu.
    Saus: ht***tp://hindudamai.blogspot.co***m/2014/02/polemik-agama-bumi-dan-agama-langit.html


    #udah install app scribd untuk android, di app itu buku tsb diatas tersedia. Tapi ntah kenapa barusan app itu cuma loading aja ndak kelar-kelar. Jadi q blum baca juga secara lengkap isi bukunya gimana.





    Tapi sementara dari hasil googling dapat artikel berikut:


    A) AGAMA SAMAWI


    # Pengertiaan Agama Samawi ialah :
    Agama samawi/wahyu disebut juga (agama langit) yang artinya agama yang diterima oleh manusia dari allah sang pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh rasul-nya kepada umat manusia.


    # Contoh Agama Samawi adalah :
    Islam, Kristen, dan Yahudi.


    # Ciri-Ciri Agama Samawi yaitu :
    1)Agamanya tumbuh secara kelahiran dapat ditentukan dari tidak ada menjadi ada.
    2)Agama ini mempunyai kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari tuhan)
    3)Secara pasti dapat ditentukan lahirnya,dan bukan tumbuh dari masyarakat,melainkan diturunkan kepada masyarakat.
    4)Disampaikan oleh manusia yang dipilih allah sebagai utusan-nya.
    5)Ajarannya serba tetap,walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia.
    6)Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid).
    7)Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia,masa dan keadaan.




    B) AGAMA ARDHI


    # Pengertian Agama Ardhi ialah :
    Suatu faham agama yang berasal dari suatu tradisi, adat istiadat yang harus dilestarikan.


    # Contoh Agama Ardhi adalah :
    Hindu, Budha, Konghuchu, dll.


    # Ciri-Ciri Agama Ardhi yaitu :
    1)Konsep ketuhanannya panthaisme, dinamisme, dan animisme.
    2)Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
    3)Tidak disampaikan oleh utusan tuhan (rasul)




    Saus:
    ht***tp://alianismet.blogspot.co***m/2011/12/perbedaan-agama-samawi-dan-agama-ardhi.html




    Tapinya lagi di bagian disqus pada artikel di atas ada yg menulis: "Wah ngawur ini artikelnya,......bukan lagi ngawur tapi fitnah. Saya agama Buddha, tapi yang kamu tuliskan di atas sama sekali tidak sama dengan ajaran Buddha. Hati-hati soal agama itu sensitif, JANGAN MEMANDANG AGAMA ORANG LAIN DARI AGAMA MU."


    Btw klo aq tdk pernah ada minat memandang keyakinan orang lain dari keyakinan q.
    Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

    Tulis komen bukan untuk debat, tapi berbagi informasi.
    Last edited by MoonCying; 07-04-2014 at 11:43 AM.

  11. #171
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    ^ terima kasih keterangannya... soalnya di lingkungan akademis lain cuma disebut sebagai agama revelation atau abrahamik... tidak pake istilah langit bumi segala...
    saya ragu kalau ini temuan orang Indonesia, tapi nyatanya di buku-buku luar istilah ini tidak saya temukan.
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  12. #172
    pelanggan
    Join Date
    May 2011
    Location
    Jakarta
    Posts
    346
    Btw iseng aja mau nambahin mengenai informasi bahwa makna dari kata "agama" adalah "tidak kacau" (a = tidak, gama = kacau).

    Dari kamus online Sansekerta, saya dapatkan bahwa "agama" diartikan sebagai "ajaran tradisional", "tidak dapat dilampaui", "prinsip", "bacaan", "tidak pergi", "mendekat", "kursus/ajaran", "teori", dsb. Secara garis besar saya coba simpulkan bahwa makna "agama" adalah = ajaran klasik/tradisional.

    Tidak ada satupun yang memiliki persamaan makna dengan "tidak kacau".

    Pun ketika saya mencoba mencari makna dari kata "gama", yang muncul adalah "pergi", "ajaran", "pelarian", "jalan", "intercourse dengan wanita", "permainan dadu", dsb.

    Tidak ada satupun yang memiliki persamaan makna dengan "kacau".

    Bagi yang penasaran, silakan cek di sini untuk agama dan gama

    Jadi, apakah informasi bahwa "agama berasal dari Bahasa Sansekerta yang bermakna a = tidak, dan gama = kacau; sehingga agama berarti tidak kacau" itu valid?
    Ini yang tidak bisa saya jawab dengan pasti, karena saya tidak menguasai Bahasa Sansekerta (mungkin ada member di sini yang menguasainya dan bisa membantu?). Berdasarkan kamus online tersebut, memang tidak sesuai dengan informasi di atas.

    Tapi, dengan membaca beberapa sumber dan menduga-duga, kata "agama" memang berasal dari Bahasa Sansekerta dan kemudian diserap ke Bahasa Indonesia.

    Dugaan saya, pada zaman Hindu-Buddha di nusantara, banyak orang-orang yang mengajarkan ajaran Hindu dan Buddha. Kedua agama tersebut menggunakan Bahasa Sansekerta dalam kitabnya (Buddhisme yg berkembang pada zaman tersebut adalah Tantrayana yang menggunakan Sutra Bhs.Sanskrit dari Mahayana).

    Kitab-kitab dalam Buddhisme menggunakan istilah "agama", misalnya "Dirghagama" (dirgha = panjang, agama = panjang/teks --> dirghagama = ajaran panjang, maksudnya khotbah2 Buddha yang panjaaaang uraiannya dan dijadikan teks), "Madhyamagama", dan "agama-agama" lainnya (total ada 5 agama, maaf saya tidak menghafal semua). Demikian juga dengan Hindu, Veda memiliki sinonim dengan "Agama" (adakah member di sini yang beragama Hindu? Mohon konfirmasinya, karena saya kurang banyak membaca literatur Hindu ).

    Di tambah arti dari kata "agama" adalah "ajaran".

    Jadi pada saat itu, ketika seseorang ingin belajar Hindu-Buddha, maka mereka akan berkata "saya ingin belajar agama dulu di sana, ada guru agama" --> maksudnya "saya ingin belajar veda/kitab2 Buddha/ajaran Hindu-Buddha, di sana ada guru veda/kitab2 Buddha/ajaran Hindu-Buddha". Sehingga lama-lama, jadilah agama = religion. Ketika zaman Hindu-Buddha berakhir dan masuklah ajaran2 lain seperti Kristen dan Islam, mereka pun dianggap sebagai "agama" (ya, memang makna dari agama = ajaran, jadi gak salah juga. Agama Islam = ajaran Islam, Agama Kristen = ajaran Kristen).

    Lalu kaitan dengan percaya Tuhan atau percaya agama, gw percaya agama (ajaran) . Tapi juga tidak 100% ajaran agama gw terima, kadang yg berasa gak make sense gw gak ikuti juga, misalnya gw gak memiliki keyakinan terhadap worship/doa. (no offense kpd teman2)

    Demikian pandangan dan pendapat saya.
    Last edited by MoodPecker; 07-04-2014 at 02:00 PM.

  13. #173
    pelanggan setia hajime_saitoh's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    https://t.me/pump_upp
    Posts
    2,005
    Quote Originally Posted by purba View Post
    [MENTION=912]234[/MENTION]

    Mengenai azas manfaat pernah saya ungkapkan di suatu topik di ini di masa lalu. Waktu itu konteksnya menawarkan sebuah parameter alternatif utk menilai kebenaran suatu agama. Biasanya klaim kebenaran sangat penting bagi agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi). Dari pada meributkan kebenaran kitab suci ataupun aqidah agama lain, lebih baik tunjukkan pada dunia bahwa mereka-lah umat yg paling bermanfaat bagi dunia. Dari situ, silakan klaim bahwa agama mereka-lah yg benar. Saya membayangkan seandainya ide tsb diterima, maka umat Islam, Kristen, dan Yahudi akan berlomba-lomba membuat sekolah, universitas, rumah sehat, dan fasilitas sosial lainnya utk menunjukkan bahwa mereka-lah pengikut agama yg benar karena memberikan manfaat yg sebesar-besarnya bagi masyarakat luas. Tapi yg terjadi malah mereka berlomba-lomba mendirikan mesjid dan gereja, yg dipakai hanya hari jumat dan minggu, hari lainnya kosong.

    nabi Muhammad shallohu alaihi wasallam sendiri pernha berkata " orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" sayangnya banyak umat Islam yang ntah gak tau hadits ini atau gak mau tahu tentang hadits ini...

  14. #174
    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    abis diajak diskusi teman (dia terlahir hindu)...dia bilang tuhan tidak menciptakan agama, manusia yang menciptakan agamajadi mana yang harus dipercaya sebenarnya? tuhan atau agama?bagaimana menurut anda?
    Deism berarti percaya kepada Zat yang Maha Agung, tetapi yang tidak mempunyai kekuasaan terhadap alam dan manusia.

    Atheism berarti mengingkari adanya Tuhan sama sekali.

    Agama, apakah sebenarnya agama itu?
    Untuk menemukan definisi agama yang baik, suatu judul umum yang mencakup semua fenomena-fenomena yang kita namakan agama itu sangat sulit dan memerlukan suatu kupasan khusus.Karena kesukaran memberi definisi agama, maka para sarjana mengalihkan persoalan dari definisi agama kepada definisi orang yang beragama.

    Mircea Eliade dalam bukunya "The sacred and the Profane" mengatakan: "A Religious man is one who recognises the essential differences between the sacred and the profane and prefers the sacred".

    Artinya: "Seorang beragama ialah orang yang menyadari perbedaan-perbedaan pokok antara yang suci dan yang biasa (profane), serta mengutamakan yang suci"

    Contoh yg relevan untuk definisi agama menurut Mircea diatas adalah S3X.

    (S3X yg suci = S3X dalam bingkai pernikahan. S3X dg TTM atau beli cabe-cabean=profane).


    Saat seorang sarjana membicarakan agama, ia tidak dapat bersikap obyektif; ia sudah terikat dengan kepercayaannya, dengan kata lain, ia sudah terlibat (involved).
    {Karena tidak mungkin bersikap objektif, maka pertanyaan benar atau salah menjadi tidak relevan}.

    Pengelompokan agama.
    (Ntah saus kecap darimana, bpk. Rasjidi tdk menyebut nama)

    Ada pengelompokan agama dalam dua kelompok, yaitu "natural religions", dan "revealed religion"

    Natural religions atau agama alamiyah (agama ardhi/bumi), adalah agama-agama yang timbul diantara manusia-manusia itu sendiri dan lingkungan dimana mereka hidup.

    Sedangkan "revealed religions" adalah agama-agama yang diwahyukan atau agama-agama samawi, yakni agama-agama yang diturunkan Allah agar menjadi petunjuk bagi manusia.

    Secara konkrit, agama samawi ada 3, yaitu agama Yahudi, agama nasrani dan agama Islam.

    Adapun agama-agama selain tiga itu dapat dinamakan agama alamiyah.


    ~kecuali kalimat yang tercetak miring, uraian diatas plek saya salin kata per kata dari buku karya Dr. H.M . Rasjidi, “Empat Kuliah Agama Islam Untuk Perguruan tinggi”.


    berikutnya saya ingin menjawab ulang pertanyaan teman kak cha_n ahh


    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    Percaya Tuhan atau Agama?
    Apakah harus pilih salah satu. Abis sebagai orang yang beragama saya percaya dua-duanya.

    Dalam menyikapi kepercayaan terhadap Tuhan dan Agama manusia terbagi dalam 3 kelompok.
    1. Atheis
    2. Deist
    3. Manusia yang beragama.

    Orang yang percaya Tuhan tetapi tidak beragama maka disebut dheist.
    Orang yang mengaku bahwa dia beragama tetapi tidak percaya Tuhan, kukira tidak ada orang seperti ini.

    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    dia bilang tuhan tidak menciptakan agama, manusia yang menciptakan agama
    Agama ‘kan tidak cuma satu. Di Indonesia saja secara resmi mengakui 6 agama. Jadi yaa harus diperjelas dulu agama mana yang teman cha_n maksud. Agama yang dikenalkan oleh orang tuanya saat beliau lahir, ataukah agama yang lain.

    Kukira penganut agama apapun akan tersinggung lho, klo kita bilang agama yang dia anut itu buatan manusia.


    Quote Originally Posted by cha_n View Post
    bagaimana menurut anda?
    Klo saya pribadi selaku pemeluk islam, saya percaya bahwa islam bukanlah buatan Muhammad.

    Islam adalah wahyu Tuhan yang disampaikan melalui perantaraan Malaikat Jibril kepada Muhammad. Lalu muhammad menyampaikan wahyu tersebut kepada segenap manusia tanpa ada penambahan dan pengurangan. Dan sampai hari ini wahyu ini tetap terjaga, tiap kata, tidak berubah dari yang terucap dari bibir Rasululah Muhammad sampai hari ini. Wahyu ini telah dibukukan yang sekarang dikenal dengan sebutan Al-Qur’an.

    Quote Originally Posted by 234 View Post

    Bagaimana dgn "mematikan akal/logika"? Ini yg setahuku, CMIIW, sering terjadi dlm agama. Silahken kalo ingin mengklarifikasi.

    Kalau dalam islam, wahyu “tidak mematikan akal/logika”. Justru wahyu memerintahkan manusia agar mendayagunakan akal dan logika yang dianugerahkan Tuhan untuk berpikir.

    Hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat yg berbunyi :
    - tidakkah kau lihat … .
    - tidakkah manusia berpikir …
    - dsb.

    q sedang di kantor. Tapi di rumah q ada buku karya pak M. Natsir yang di dalamnya ada uraian yang lugas perihal wahyu yang tidak mematikan, malahan justru memerintahkan agar manusia mendayagunakan akalnya.

    Insya44ll4h nanti q copas disini uraian dari buku pak M. Natsir tsb.
    Last edited by MoonCying; 08-04-2014 at 09:07 AM.

  15. #175
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    [MENTION=256]MoodPecker[/MENTION], terima kasih atas penjelasannya soal definisi agama.

    Saya belajar istilah "a-gama" ketika berguru Tantra, dan disitu dijelaskan bahwa asal usul sebutan "agama" adalah karena di awal masa sebelum ajaran-ajaran dibakukan, para penghulu (baik agama maupun masyarakat) fokus pada pencegahan-pencegahan perilaku tidak terpuji yang biasanya berakibat kekacauan. Entah apa saja yang dimaksud perilaku tidak terpuji itu karena mungkin definisinya sudah berbeda dengan saat ini, tapi kalau mengingat di Jawa kita mengenal istilah "Mo-Limo", mungkin salah duanya adalah berjudi dan main perempuan (keduanya memiliki akar kata "gama"). Jadi dalam bentuknya yang paling purba, agama adalah tindakan mencegah manusia dari melakukan tindakan tercela yang bisa merusak tatanan kemasyarakatan.

    Kalau dikembalikan ke topik, berarti agama memang layak dipercaya tuntunannya...
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  16. #176
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    Membahas hubungan agama dan Tuhan,

    Yang saya pahami, jaman purba dulu, agama-agama klasik tidak menempatkan Tuhan dalam posisi penting. Mereka jauh dari agama mistis penyembah berhala yang menempatkan sosok Tuhan sebagai suatu kepribadian yang diktator. Tuhan memang ada dan menjadi sentral dalam kehidupan beragama, tapi pencapaian Tuhan, pendefinisian tentang Tuhan, atau bahkan diskusi teologis tidak pernah masuk dalam ranah kehidupan mereka.

    Pada masa klasik, agama tidak dibuat (atau diturunkan, whatever) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, mencari kebenaran, apalagi mencari kebenaran sejati. Peran agama dalam kehidupan adalah seperti peran seni, yaitu memberi ruang bagi pertumbuhan perasaan dan pemikiran, agar manusia bisa hidup secara baik, gembira, kreatif, dan tercerahkan, meskipun dalam kenyataan hidup selalu dihadapkan kepada realitas tanpa penjelasan atau tanpa harapan, mengalami kepahitan, kesedihan, dan kekecewaan. Manusia yang beragama dengan baik adalah mereka yang bisa melepaskan diri dari cengkeraman penderitaan dan merasa bahagia. Meski hidupnya tanpa harapan, ia tetap menjalani hidup yang bermakna. Seperti ujaran Romo Mudji dalam pemilihan Kick Andy Heroes pada 1 Maret lalu "inilah manifestasi dari iman yang sejati, orang-orang yang menghadapi kesukaran dan kemustahilan, tapi memilih untuk terus bertindak, percaya bahwa kebaikan akan memberi jalan".

    Namun seperti bisa kita lihat seperti kasus Kick Andy Heroes di atas, agama tidak membawa hasil secara sim-salabim. Agama adalah tentang keyakinan yang mendalam dan kerja keras terus menerus. Agama bukanlah spekulasi abstrak, tapi disiplin diri dan dedikasi. Proses itu mungkin disebut sebagai "pencarian Tuhan", tapi seandainya itu sebuah pencarian, maka agama adalah suatu pencarian yang tak akan pernah berhenti. Seseorang yang menekuni agama adalah seseorang yang terus menerus mengembangkan dirinya, sampai pada tahapan di mana tujuan sudah tidak lagi penting.

    Karenanya Tuhan menjadi tujuan yang tidak penting dalam kehidupan beragama. Ia adalah konsep abstrak yang akan selalu abstrak, sehingga pencarian kepada-Nya tidak akan pernah berakhir dan manusia bisa terus menerus ada di dalam perjalanan menuju kebaikan yang lebih tinggi.

    Segini dulu... kita lanjut dalam moda dialog... silakan saya diubah dan diajari...
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  17. #177
    ^ Itu kesimpulan Mbah [MENTION=249]Alip[/MENTION] pribadi bukan?

  18. #178
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    ^pertanyaan menarik
    ... tapi sebelum menjawab, boleh saya tanya dulu why does it matter?
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

  19. #179
    Quote Originally Posted by Alip View Post
    ^pertanyaan menarik
    ... tapi sebelum menjawab, boleh saya tanya dulu why does it matter?
    Kalo pribadi ya saya maklum. Kalo bukan, mari kita lihat lagi.

  20. #180
    pelanggan tetap Alip's Avatar
    Join Date
    May 2011
    Posts
    1,635
    wkwkwkwkkkk...

    Bukannya suatu kesimpulan baru bisa ditelaah lebih lanjut kalau itu merupakan pendapat pribadi? Jadi ditelaah bagaimana ceritanya dia bisa sampai ke pendapat itu...

    Jika pendapatnya merupakan salinan dari pendapat dari orang lain atau kitab suci tertentu, tidak banyak yang bisa kita gali kecuali cuma manggut-manggut ...


    ... dan saya gagal memahami bagaimana orang bisa tidak punya pendapat pribadi. Kalau dia mengatakan "itu bukan pendapat saya lho, itu kata Qur'an/Bible dll." saya akan bertanya, "Lah, terus pendapatmu sendiri gimana?" Jika ia setuju dengan apa yang ditulis di kitab sucinya, maka itu menjadi pendapat dia. Kalau tidak, itu namanya munafiq...
    Last edited by Alip; 09-04-2014 at 10:34 AM.
    "Mille millions de mille milliards de mille sabords!"

Page 9 of 12 FirstFirst ... 7891011 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •