Tentang laki-laki.
Ini saya dapatkan dari apa yang saya temui, mulai di rumah, ada ayahku, ada adik laki-laki, suami, lalu sekarang ditambah teman2 di kampus, teman-teman di kantor dst.
Kesimpulannya satu, cara pandang mereka benar2 seperti anak kecil, dan yang bisa dilakukan oleh kaum perempuan adalah menerimanya serta memanipulasinya dengan tepat (manipulasi, kesannya negatif banget ya? hihihi).
Mereka memandang sesuatu yang menarik bagi mereka adalah permainan, toys. Apa saja permainan mereka? hobi, pekerjaan, teman-teman, bahkan pasangan dan anak bagi mereka adalah permainan. Saya tidak sedang berpikiran negatif tentang laki2 atau sedang membuat laki2 menjadi lebih rendah posisinya dari perempuan. Sama sekali tidak. Saya hanya berusaha memahami laki-laki sehingga saya tidak sampai kebingungan, atau paling parah sakit hati.
Umur sangat tidak berpengaruh, NO, they are still boys with their toys.
So what must we do about that? change them? if you want to get depressed, just try it.
Dari apa yang saya jalani, hal yang perlu diajarkan pada laki-laki adalah bahwa permainan-permainan itu memiliki konsekuensi. Dalam kenikmatan besar, ada tanggung jawab yang besar pula
Pada pekerjaan jelas, mereka ada aturan dan mereka ada tanggung jawab terhadapnya.
Dalam hobinya, mungkin mereka perlu pula mengelola waktunya, punya hobi menanam? hobi merakit kertas? bahkan hobi main puzzle ada konsekuensinya.
Begitu pula ketika mereka punya pasangan dan anak2. Permainan satu ini memang tidak mudah dikelola, tapi apa yang didapatkan juga ga kalah mendebarkan dan mengasikkan (kalau dikelola dengan benar).
Tinggal mengarahkannya pada jenis-jenis permainan yang tetap mengasikkan baginya, tapi aman dan menguntungkan bagi kita perempuannya
Bisa jadi renungan ini salah, waktu saya mengobservasi bisa jadi masih kurang untuk dapat memahami laki-laki.
coleh dulu sepuh2 [MENTION=249]Alip[/MENTION] [MENTION=912]234[/MENTION] [MENTION=239]ancuur[/MENTION]
~ditulis sambil menunggu ayah yang janji ngajak makan ke luar nanti setelah puas sama permainannya, menekuni bisnis baru