Here comes the Bomb Shell …
Salah satu kawan saya (pas saat sesi kacau) sempat berteriak … “Kenapa nggak pakai teleconference aja sih Pak ?” pada saat itu, Bapak Karding menjawab : “Wah itu kan teknisnya terlalu rumit … “ sontak mendengar jawaban tadi hadirin yang umumnya mahasiswa langsung tertawa … lalu ada lagi yang nyeletuk “Pak mau dibikinin account Skype sama saya nggak Pak ?”
Trus ada beberapa anggota Komisi VIII, yg mengatakan, karena keterbatasan waktu kawan2 bisa menghubungi kami lewat email. Tapi ketika serentak kami menanyakan apa alamat email beliau, yang keluar adalah …
xxxx@yahoo.com . Beberapa hadirin termasuk saya tampak kesal dengan jawaban tersebut, kemudian hadirin menanyakan: “Kami ingin alamat resmi bapak!” , dan dibalas dengan: “nanti ….nanti akan diberikan …. ” pada saat ini penyiar radio PPI Internasional menginterupsi “Tolong disebutkan saja pak disini , jadi semua orang bisa dengar …” , bahkan dengan tantangan itupun sepertinya mereka bapak-bapak/ibu-ibu anggota Komisi VIII itu tidak tahu …apa alamat email resmi mereka … saya lihat ada 1 orang staff ahli yang mendampingi komisi VIII sibuk bolak balik mencoba membagikan kartu nama ( yang itupun dalam kartu nama tersebut tercantum alamat imel Gmail & Yahoo ) … ????
Karena suasana panik dan makin riuh, salah seorang ibu (staff anggota komisi VIII) berteriak, ” KALAU ADA YANG PERLU DITANYAKAN… SILAKAN SAJA KIRIM KE ALAMAT EMAIL : KOMISI DELAPAN AT YAHOO DOT COM.. !!!! ” pada saat itu .. tawa hadirin langsung pecah .. saya sendiri geleng-geleng kepala dan sudah tidak tahu mau bicara apa lagi … (selengkapnya lihat saja disini:
http://www.youtube.com/watch?v=8dEjG...ature=youtu.be)
Ada teman yg bilang : Wah kalo gitu mah gak usah jadi anggota DPR, anak saya yg masih kecil juga udah bisa bikin email yahoo sendiri …
BTW: setelah acara selesai salah seorang kawan mencoba mengirim test mail (via BB) ke :
-
komisiviii@yahoo.com
-
komisi8@yahoo.com
-
komisidelapan@yahoo.com
-
komisiviii@yahoo.co.id
-
komisi8@yahoo.co.id
-
komisidelapan@yahoo.co.id
and guess what, none of them is working …!!! semua email test bouncing back ke sender , alias alamat yang diberikan tidak ada …!!!!
Lagi-lagi karena tidak puas, saya beserta istri & kawan-kawan mendekati ibu salah satu staff ahli pendamping anggota komisi VIII dalam kunjungan kerja ini, sambil menanyakan alamat resmi, saat itu beliau bilang : “Lihat aja di website DPR nanti kan ada daftar masing-masing komisi, nanti dari situ ada alamat imelnya “
Lagi lagi, kita cek via HP , dan …ternyata tidak ada (kalau tidak percaya silakan cek sendiri ke
www.dpr.go.id) , kalau begini mana yang benar ? kalau yang bekerja di DPR saja tidak tahu alamat kontak resmi yang bisa dihubungi, bagaimana dengan orang lain?? Dan jangan salah bahwa, 1 staff DPR memiliki 7 asisten (staf ahli), *Unfortunately* sepertinya tidak satupun dari ke-7 asisten beserta anggota DPR itu sendiri tahu alamat kontak resmi mereka ??? Kalau untuk hal yang sangat mendasar saja mereka tidak kompeten, bagaimana mereka akan membela kepentingan rakyat yang akan mereka wakili ???
Bagaimana tidak, DPR RI, parlemen dari negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia, parlemen dari negara anggota G-20 (negara dengan salah satu kekuatan ekonomi & pangsa pasar terbesar di dunia) serta mempunyai anggaran ber-triliun2 rupiah utk gedung baru, lengkap dgn fasilitas & tunjangan lainnya …. masih memakai alamat email gratis utk kontak terhadap rakyat yg di wakilinya … ????
Tidakkah mereka berpikir, bahwa parlemen kita akan menjadi bahan olok-olok parlemen Australia begitu melihat kartu nama dengan alamat imel dari Yahoo / Gmail ???
Ketika ditanya alamat kontak mereka, umumnya mereka kebingungan menjawabnya, yang menurut saya sangat-sangat aneh bukan?? Bagaimana mereka mau mendengar aspirasi rakyat yang mereka wakili jika alamat kontak untuk dihubungipun mereka kebingungan menjawabnya ??
Setelah acara diskusi selesai, beberapa dari kami yang tidak puas, langsung menyerbu dan bertanya langsung ke anggota komisi VIII, ada dari beberapa diantara mereka tidak membawa kartu nama!!! Bagaimana mereka ingin memperkenalkan diri di hadapan anggota parlemen Australia jika kartu nama saja mereka tidak bawa, dan kalaupun ada, mereka mencantumkan alamat imel gratis (yahoo/gmail) sebagai alamat kontak mereka !!!
Pada saat saya mencoba bertanya ke Bapak Karding tentang kunjungan studi banding, saya tanyakan: “Pak bukankah menjadi paradoks bagi DPR bahwa kunjungan studi banding dalam rangka mengentaskan kemiskinan tapi di saat yang sama DPR menghambur-hamburkan uang rakyat yang akan dientaskan kemiskinannya ???”
Ironis sekali memang ternyata, dan syukur …kalau bukan karena kesempatan ini, saya mungkin hanya bisa mendengar dari media massa tentang perilaku anggota DPR, tapi untuk saat ini saya bisa melihat, mendengar & mengalaminya sendiri di depan mata.
Saat itu kami sempat bingung dan bertanya ke salah satu staff senior KJRI : ” Pak apa memang sudah separah inikah keadaan institusi di negara kita ? ” beliau menjawab ( dan mencoba berdiplomasi ) : “Maaf dik saya sendiri belum berkecimpung di dunia politik, mengenai komentar, saya pikir, adik bisa lihat sendiri apa yg terjadi tadi” … ( kayaknya beliau juga shock )